ONE DAY ONE HADITH
Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, Rasulullah ﷺ bersabda:
الْحُجَّاجُ وَالْعُمَّارُ وَفْدُ
اللَّهِ إِنْ دَعَوْهُ أَجَابَهُمْ وَإِنْ اسْتَغْفَرُوهُ غَفَرَ لَهُمْ
Orang-orang yang berhaji dan yang ber-umrah adalah utusan
Allah, jika mereka berdo'a kepada-Nya, niscaya Ia akan mengabulkan, dan jika
mereka meminta ampun, niscaya Ia akan mengampuni." [Ibnu Majah]
Catatan Alvers
Orang-orang yang berhaji dan yang ber-umrah dalam hadits di atas
disebut sebagai “Wafdullah”. Kata “Wafd”
merupakan bentuk jamak dari mufrad “Wafid” seperti kata “shahb” dan “shahib." Wafada berarti warada yaitu (dia) datang.
Maka Wafdullah artinya
السَّائِرُوْنَ
إِلَى اللهِ الْقَادِمُوْنَ عَلَيْهِ مِنَ الْمُسَافِرِيْنَ
orang-orang yang
berjalan menuju Allah dan para musafir yang datang kepada-Nya. [Syarah Sunan
An-Nasai]
As-Sindy berkata :
أَيْ إِنَّهُمْ
بِسَفَرِهِمْ قَاصِدُوْنَ التَّقَرُّبَ إِلَى اللهِ تَعَالَى
Maksudnya : Mereka menyengaja
dengan perjalanannya untuk mendekat kepada Allah SWT. [Hasyiyah As-Sindy]
Singkat kata, orang-orang yang berhaji dan yang ber-umrah adalah tamu-tamu yang
mendatangi undangan atau panggilan Allah SWT. Hal ini sebagaimana firman Allah
SWT :
وَأَذِّنْ فِي
النَّاسِ بِالْحَجِّ يَأْتُوكَ رِجَالًا وَعَلَى كُلِّ ضَامِرٍ يَأْتِينَ مِن كُلِّ فَجٍّ عَمِيقٍ
Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji,
niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta
yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh. [QS Al-Hajj : 27]
Ibnu Abbas RA berkata
: ketika Nabi Ibrahim AS selesai membangun baitullah (Ka’bah) maka diperintahkanlah
kepadanya agar menyerukan manusia untuk berhaji ke baitullah. Nabi Ibrahim AS
berkata : wahai tuhanku, suaraku tidak sampai kepada semua manusia. Allah SWT
menjawab : Panggillah dan aku yang akan menyampaikan (seruanmu kepada mereka).
Maka Nabi Ibrahim AS berseru :
يَا أَيُّهَا
النَّاسُ كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْحَجَّ إِلَى الْبَيْتِ الْعَتِيْقِ
“Wahai sekalian manusia, telah
diwajibkan haji ke baitullah atas kalian semua.”
Lalu seruan itu didengar oleh
semua makhluk yang ada di antara langit dan bumi. Maka kalian tidak melihat
bahwasannya manusia berdatangan dari belahan bumi yang sangat jauh untuk
memenuhi panggilannya. [Fathul Bari]
Maka dari itu, orang
yang berhaji dan umroh disyariatkan untuk membaca talbiyah. Diriwayatkan dari
Abdullah ibnu Umar RA bahwasannya talbiyahnya Rasul SAW adalah :
لَبَّيْكَ
اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ لَبَّيْكَ لَا شَرِيكَ لَكَ لَبَّيْكَ إِنَّ الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ
لَكَ وَالْمُلْكَ لَا شَرِيكَ لَكَ
Aku memenuhi
panggilanmu Ya Allah Aku memenuhi panggilanmu. Tiada sekutu bagimu. Aku
memenuhi panggilanmu. Sesungguhnya segala puji dan nikmat hanya milik-Mu,
Kerajaan ( juga milik-Mu). Tiada sekutu bagimu. [HR Bukhari]
Ibnu Abdil Barr berkata
: Segolongan ulama berpendapat bahwa makna “talbiyah” adalah :
إِجَابَةُ
دَعْوَةِ إِبْرَاهِيْمَ حِيْنَ أَذَّنَ فِي النَّاسِ بِالْحَجِّ
memenuhi panggilannya
Nabi Ibrahim AS ketika ia menyerukan kewajiban haji kepada semua manusia. [Fathul
Bari]
Renungkanlah
jika anda punya hajatan
maka pastilah anda akan mengundang orang-orang pilihan, bukan mengundang orang sembarangan.
Itu artinya, di satu sisi jika anda berhaji dan berumroh maka anda telah dipilih
Allah dan anda bukan orang sembarangan. Ibnul Munir berkata : Disyariatkannya
talbiyah itu mengingatkan bahwasannya Allah memuliakan para hambanya yang datang
ke baitullah, Hal itu tidak lain dikarenakan memenuhi panggilan Allah SWT
semata. [Fathul Bari]
Dan di sisi lain, sadarilah
status anda sebagai tamu. Jika ada orang diundang orang terpandang, maka ia akan
menyesuaikan dengan semua aturannya orang yang mengundang, baik dalam pakaian
dan maupun tatacaranya. Karena Allah tidak melihat dhahir kita, tetapi bathin
kita maka perbaikilah bathin kita sebelum mendatangi panggilan-Nya. Jika bisa
demikian, dosa kita akan diampuni-Nya. Rasul SAW bersabda :
مَا رَاحَ مُسْلِمٌ فِي سَبِيْلِ اللهِ مُجَاهِدًا أَوْ حَاجًّا
مُهِلًّا أَوْ مُلَبِّيًا إِلَّا غَرَبَتِ الشَّمْسُ بِذُنُوْبِهِ وَخَرَجَ مِنْهَا
Tidaklah seorang
muslim berangkat di jalan Allah, Berjihad atau berhaji, mengeraskan suaranya
dengan bacaan talbiyah melainkan matahari tenggelam dengan membawa dosa-dosa muslim tersebut dan iapun keluar dari dosanya.
[HR Thabrani]
Maka niatkan umroh
dan haji untuk memenuhi panggilan-Nya, bukan untuk berselfi ria, bukan untuk
share foto, atau untuk bercerita bangga ke
teman-teman dan tetangga. Wal iyadu billah, orang yang demikian ia tidak merasa
menjadi tamu Allah bahkan umrohnya akan menambah kesombongannya.
Salam Satu Hadits
Dr.H.Fathul
Bari.,SS.,M.Ag
Pondok Pesantren
Wisata
AN-NUR 2 Malang Jatim
Ngaji dan Belajar
Berasa di tempat Wisata
Ayo Mondok! Mondok
Itu Keren!
NB.
“Ballighu Anni Walau
Ayah” Silahkan Share sebanyak-banyaknya kepada semua grup yang ada. Al-Hafidz
Ibnul Jawzi berkata : _Barang siapa yang ingin amalnya tidak terputus setelah
ia wafat maka sebarkanlah ilmu (agama)._ [At-Tadzkirah Wal Wa’dh].
Miliki koleksi serial
Buku
One day one hadith
Bisa kirim, hub :
0858-5895-9765
0 komentar:
Post a Comment