ONE DAY ONE HADITH
Diriwayatkan dari Jabir bin
Abdillah RA, Rasul SAW bersabda :
مَاءُ زَمْزَمَ لمِاَ شُرِبَ لَهُ
Air zam-zam itu tergantung
niat orang yang meminumnya. [HR Al-Hakim]
Catatan Alvers
Air zam-zam bukanlah air biasa.
Air zam-zam adalah air terbaik di muka bumi. Baginda Nabi SAW bersabda :
خَيْرُ مَاءٍ عَلَى وَجْهِ الْأَرْضِ
مَاءُ زَمْزَمَ فِيْهِ طَعَامٌ مِنَ الطُعْمِ وَشِفَاءٌ مِنَ السَّقَمِ
"Sebaik-baik air di muka
bumi adalah air zamzam. Air tersebut mengandung makanan yang mengenyangkan dan obat dari segala
penyakit." [HR Thabrani].
Bahkan Air zam-zam lebih baik
dari air telaga kautsar. Imam Tajuddin As-Subky berkata:
وَأَفْضَلُ الْمِيَاهِ مَاءٌ قَدْ
نَبَعْ :: مِنْ بَيْنِ أَصَابِعِ النَّبِيِّ الْمُتَّبَعْ
يَلِيْهِ مَاءُ زَمْزَمَ فَالْكَوْثَرِ
:: فَنِيْلُ مِصْرَ ثُمَّ بَاقِي الْأَنْهُرِ
Air terbaik adalah air yang
terpancar dari jari jemari Nabi SAW, lalu air zam-zam, kemudian air dari telaga
kautsar, lalu air dari sungai nil mesir dan kemudian air dari sungai-sungai
yang lainnya. [Ianatut Thalibin]
Sebagai air terbaik, Air
zam-zam memiliki khasiat yang luar biasa sebagaimana disabdakan dalam hadits di
atas “Air zam-zam itu tergantung niat orang yang meminumnya”. [HR Al-Hakim]
Didalam lanjutan hadits tersebut,
Rasul SAW menjelaskan :
فَإِنْ شَرِبْتَهُ تَسْتَشْفِي بِهِ
شَفَاكَ اللهُ ، وَإِنْ شَرِبْتَهُ مُسْتَعِيْذًا عَاذَكَ اللهُ ، وَإِنْ
شَرِبْتَهُ لِيَقْطَعَ ظَمْأَكَ قَطَعَهُ
Jika engkau meminumnya agar
supaya disembuhkan maka Allah akan menyembuhkan, Jika engkau meminumnya agar
supaya meminta perlindungan maka Allah akan melindungimu, engkau meminumnya
untuk supaya melegakan dahagamu maka Allah akan melegakan dahagamu. [HR
Al-Hakim]
Lebih lanjut As-Syaukani menjelaskan :
فِيهِ دَلِيلٌ عَلَى أَنَّ مَاءَ
زَمْزَمَ يَنْفَعُ الشَّارِبَ لِأَيِّ أَمْرٍ شَرِبَهُ لِأَجْلِهِ سَوَاءٌ كَانَ
مِنْ أُمُورِ الدُّنْيَا أَوْ الْآخِرَةِ ؛ لِأَنَّ مَا فِي قَوْلِهِ : لِمَا
شُرِبَ لَهُ مِنْ صِيَغِ الْعُمُومِ
Hadits tersebut menunjukkan
bahwa air zam-zam akan mendatangkan manfaat kepada seseorang sesuai dengan
tujuan meminumnya, baik urusan dunia maupun urusan akhirat karena kata “Ma”
(sesuatu) pada hadits “Lima Syuriba Lahu” itu bermakna umum. [Naylul Awthar]
Al-Hakim At-tirmidzi berkata :
Orang yang meminum air zam-zam jika ia meminumnya agar kenyang maka Allah akan
menjadikannya kenyang. jika ia meminumnya untuk mencari kesegaran maka Allah
akan menjadikan badannya segar. jika ia meminumnya agar sembuh dari penyakitnya
maka Allah akan menyembuhkannya. jika ia meminumnya supaya akhlak jeleknya
(menjadi bagus) maka Allah akan membaguskan akhlaknya. jika ia meminumnya
karena hatinya yang sempit maka Allah akan melapangkannya. jika ia meminumnya
karena hatinya yang gelap maka Allah akan menjadikan hatinya terang. jika ia
meminumnya supaya kaya hatinya maka Allah akan menjadikannya kaya. jika ia
meminumnya karena ada satu hajat maka Allah akan memenuhi hajatnya. jika ia
meminumnya karena ada satu perkara yang menimpanya maka Allah akan
mencukupinya. jika ia meminumnya karena sempit hidupnya maka Allah akan
melapangkannya. jika ia meminumnya karena menginginkan pertolongan maka Allah
akan menolongnya.
وَبِأَيَّةِ نِيَّةٍ شَرِبَهَا مِنْ
أَبْوَابِ الْخَيْرِ وَالصَّلَاحِ وَفَّى اللهُ لَهُ بِذَلِكَ؛ لِأنَّهُ
اسْتَغَاثَ بِمَا أَظْهَرَهُ اللهُ تَعَالَى مِنْ جَنَّتِهِ غِيَاثاً
Dan dengan niat baik apa saja
ketika seseorang meminum air zam-zam maka Allah akan memberikannya karena ia
telah meminta pertolongan kepada Allah dengan sarana benda surgawi yang
ditampakkan-Nya. [Nawadirul Ushul Fi Ahaditsir Rasul]
Diriwayatkan dari suwayd bin
sa’id bahwasannya Ibnul mubarak mendatangi sumur zam-zam kemudian ia mengisi
bejana dengan air zam-zam hingga penuh lalu ia menghadap kiblat dan berkata “Ya
Allah, sesungguhnya Ibnu Abil Mawali meriwayatkan dari ibnul munkadir dari
jabir RA bahwa Nabi SAW bersabda : Air zam-zam itu tergantung niat orang yang
meminumnya.
وَهُوَ ذَا أَشْرَبُ هَذَا لِعَطَشِ
يَوْمِ الْقِيَامَةِ
“Maka inilah, Aku meminumnya
agar aku tidak kehausan di hari kiamat”.
Kemudian iapun meminumnya.
[Syu’abul Iman]
Ibnu Khuzaimah adalah ulama
yang dijuluki sebagai Al-Hujjah, Al-Faqih, Syaikhul Islam, Imamul A’immah, Ahli
hadits dan fiqih hingga dikatakan:
صَارَ يُضْرَبُ بِهِ الْمَثَلُ فِي
سَعَةِ الْعِلْمِ وَالْاِتْقَانِ
Ia dibuat peribahasa dalam
keluasan ilmu dan kesempurnaan.
Abu Bakar Muhammad bin Ja’far
pernah mendengar bahwa ibnu khuzaimah satu ketika ia ditanya dari mana ia
mendapatkan ilmu (nya yang luas) ? Maka ia menjawab : Nabi SAW bersabda : Air
zam-zam itu tergantung niat orang yang meminumnya.
وَإِنِّي لَمَّا شَرِبْتُ مَاءَ زَمْزَمَ
سَأَلْتُ اللهَ عِلْماً نَافِعاً
Maka ketika meminum air
zam-zam aku meminta kepada Allah agar diberikan ilmu yang bermanfaat. [Siyar
A’lamin Nubala’]
Imam Ahmad Ad-Dinawary berkata
: Ketika kami bersama Imam Sufyan Ibnu Uyainah (107 H - 197 H) maka ada seorang
lelaki yang datang dan berkata : Wahai Aba Muhammad, Apakah hadits yang engkau
riwayatkan mengenai air zam-zam itu derajatnya shahih? Beliau menjawab : iya.
Lalu orang itu berkata:
فَإِنِّي شَرِبْتُهُ الْآنَ لِتُحَدِّثْنِي
مِائَةَ حَدِيثٍ
“Sungguh aku meminum air
zam-zam sekarang dengan tujuan agar engkau menyampaikan kepadaku 100 hadits”.
Beliau berkata : “Duduklah”.
Lalu ibnu uyainah menyampaikan kepadanya 100 hadits sebagaimana yang diminta.
[Al-Mujalasah wa jawahirul Ilm]
Adapun doa yang familier kita
baca ketika minum zam-zam itu adalah doa dari Ibnu Abbas RA. Mujahid berkata:
Ibnu Abbas RA ketika meminum air zam-zam ia berdoa :
اللهم أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا
وَرِزْقًا وَاسِعًا وَشِفَاءً مِنْ كُلِّ دَاءٍ
“Ya Allah aku memohon pada-Mu
ilmu yang bermanfaat, rizqi yang luas, dan kesembuhan dari segala macam
penyakit“. [Al-Mustadrak Alas Shahihayn]
Karena bukan air biasa maka ada
tatacara khusus ketika hendak meminum air zam-zam. Dikisahkan bahwa ada seorang
laki-laki datang kepada Ibnu Abbas lalu Ibnu Abbas bertanya : kamu barusan dari
mana? Ia menjawab : aku habis minum air zam-zam. Ibnu Abbas berkata : Sudahkah
kamu meminumnya dengan cara yang semestinya? Ia menjawab : bagaimana caranya?.
Ibnu Abbas berkata : Jika kau hendak meminum air zam-zam maka menghadaplah ke
kiblat, bacalah basmalah, (di sela-sela minum) bernafaslah sebanyak tiga kali
lalu minumlah dengan tadlallu’ (banyak) dan setelah selesai bacalah hamdalah
karena Rasul SAW bersabda :
آيَةُ مَا بَيْنَنَا وَبَيْنَ
الْمُنَافِقِينَ أَنَّهُمْ لَا يَتَضَلَّعُونَ مِنْ زَمْزَمَ
Tanda yang membedakan antara
kita dan orang munafik adalah mereka tidak mau minum air zam-zam dengan banyak
[HR Ibnu Majah]
As-Sindy menjelaskan : maksud
dari bernafas sebanyak tiga kali dalam atsar ibnu Abbas tadi adalah bernafas di
sela-sela minum dengan menjauhkan gelas dari mulut. Dan yang dimaksud dengan
perintah tadallu’ adalah :
أَكْثِرْ مِنَ الشُّرْبِ حَتَّى
يَمْتَلِئَ جَنْبُكَ وَأَضْلاَعُكَ
Perbanyaklah minum air zam-zam
sehingga ia memenuhi lambungmu dan tulang rusukmu. [Hasyiyah As-Sindy]
Tidak hanya sunnah meminum air
zam-zam, Imam Al-mawardi berkata :
وَيُسَنُّ أَنْ يَنْضَحَ مِنْهُ عَلَى
رَأْسِهِ وَوَجْهِهِ وَصَدْرِهِ وَأَنْ يَتَزَوَّدَ مِنَ مَائِهَا وَيَسْتَصْحِبَ
مِنْهُ مَا أَمْكَنَهُ
Disunnahkan pula untuk
memercikkan air zam-zam ke bagian kepala, wajah dan dada. Dan berbekal dengan
air zam-zam serta membawanya kemanapun seseorang pergi jika dimungkinkan.
[I’anatut Thalibin]
Al-Fakihy meriwayatkan bahwa Sayyidah
A’isyah RA membawa air zam-zam dalam botol dan ia memberitahukan bahwa Nabi SAW
juga membawa air zam-zam. Beliau menyimpannya dalam geriba (wadah air yang
terbuat dari kulit) dan Sayyidah A’isyah RA berkata :
وَكَانَ يَصُبُّهُ عَلَى الْمَرْضَى
وَيَسْقِيهِمْ
Nabi SAW menuangkan air zam-zam
kepada orang-orang yang sakit dan memberi mereka minum air zam-zam. [Akhbar
Makkah]
Wallahu A’lam
Semoga Allah al-Bari membuka hati dan fikiran kita untuk mengetahui
kelebihan dari Air Zam-zam sehingga kita mengistimewakannya dari air biasa lainnya
dan memperlakukannya dengan tata cara khusus yang telah diajarkan.
Salam Satu
Hadits
Dr.H.Fathul
Bari.,SS.,M.Ag
Pondok
Pesantren Wisata
AN-NUR 2 Malang
Jatim
Ngaji dan
Belajar Berasa di tempat Wisata
Ayo Mondok!
Mondok Itu Keren!
NB.
“Ballighu Anni
Walau Ayah” Silahkan Share sebanyak-banyaknya kepada semua grup yang ada.
Al-Hafidz Ibnul Jawzi berkata : _Barang siapa yang ingin amalnya tidak terputus
setelah ia wafat maka sebarkanlah ilmu (agama)._ [At-Tadzkirah Wal Wa’dh]
0 komentar:
Post a Comment