ONE DAY ONE HADITH
Diriwayatkan dari Abu Dzarr RA, Nabi SAW
bersabda :
اتَّقِ اللَّهَ
حَيْثُمَا كُنْتَ وَأَتْبِعْ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقْ النَّاسَ
بِخُلُقٍ حَسَنٍ
”Takutlah kepada Allah di manapun engkau
berada. Iringilah perbuatan jelek dengan perbuatan baik niscaya kebaikan itu
akan menghapuskan kejelekan. Dan pergaulilah manusia dengan akhlak yang baik.” [HR
Tirmidzi]
Catatan Alvers
Tak ada manusia yang terlepas dari kesalahan
dan dosa tak terkecuali sahabat nabi. Seorang sahabat bernama Abul Yasar menceritakan
kisahnya : “Suatu ketika ada seorang perempuan yang suaminya sedang diutus oleh
Nabi SAW dalam suatu peperangan. Wanita itu berkata kepadanya: “Juallah kurmamu
kepadaku dengan satu dirham”. Aku terpesona dengannya. Aku berkata : Di rumah
ada kurma yang lebih bagus dari ini, ikutilah aku. Maka wanita itu masuk ke
rumahku kemudian akupun senang kepadanya dan aku menciumnya. (Karena merasa
bersalah) Aku datang kepada Abu Bakar untuk menceritakan kejadian itu. Abu
bakar berkata :
اسْتُرْ عَلَى نَفْسِكَ وَتُبْ وَلَا تُخْبِرْ أَحَدًا
“Tutuplah aibmu dan bertaubatlah. Jangan kau ceritakan hal ini
kepada siapapun”.
Aku tidak bersabar untuk mendatangai Umar dan
meminta pendapatnya. Umar berkata )seperti perkataan Abu Bakar( “Tutuplah aibmu dan bertaubatlah. Jangan kau
ceritakan hal ini kepada siapapun". Aku tidak bersabar untuk mendatangi Rasul SAW dan
menceritakan hal ini. Rasul SAW bersabda :
أَخُنْتَ رَجُلاً
غاَزِياً فِي سَبِيْلِ اللهِ فِي أَهْلِهِ بِمِثْلِ هَذَا
Apakah kau mengkhianati orang yang berperang
di jalan Allah dengan melakukan hal yang tidak senonoh kepada istrinya?
Abul Yasarpun menyesal hingga ia berandai-andai
baru masuk islam saat itu dan iapun mengira bahwa dirinya akan masuk neraka. Rasul
SAW menunduk lama hingga turun Surat Hud ayat 112 sampai ayat
berikut :
وَأَقِمِ الصَّلَاةَ طَرَفَيِ النَّهَارِ وَزُلَفًا مِنَ اللَّيْلِ إِنَّ الْحَسَنَاتِ
يُذْهِبْنَ السَّيِّئَاتِ ذَلِكَ ذِكْرَى لِلذَّاكِرِينَ
Dan dirikanlah sholat
pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bahagian permulaan daripada
malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu bisa menghapuskan (dosa)
perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang menerima
peringatan. [QS Hud : 114]
Rasul SAW membacakan ayat tersebut. Dan para sahabat
bertanya : Apakah hal ini (kebaikan dapat menghapus kejelekan) berlaku secara khusus
(untuk Abul Yasar) ataukah berlaku umum untuk semua orang? Rasul SAW menjawab :
hal ini berlaku umum untuk semua orang. [HR Tirmidzi] Hadits yang semisal ini juga diriwayatkan oleh
Imam Bukhari dengan redaksi yang ringkas.
Dosa merupakan aib yang hendaknya tidak
diceritakan kepada orang lain sebagaimana perkataan Abu bakar dan Umar pada kisah
tadi. Rasulullah SAW bersabda :
كُلُّ أُمَّتِي مُعَافًى إِلَّا الْمُجَاهِرِينَ
‘Setiap umatku akan mendapat ampunan,
kecuali orang-orang yang berbuat dosa dengan terang-terangan”.
Dan yang termasuk
terang-terangan dalam berbuat dosa adalah seseorang berbuat (dosa) pada malam
hari, kemudian pada pagi hari dia menceritakannya, padahal Allah telah menutupi
perbuatannya tersebut. Dia berkata, ‘Hai Fulan, tadi malam aku telah berbuat
begini dan begitu. Sebenarnya pada malam hari Rabb-nya telah menutupi perbuatan
jeleknya itu, tetapi pada pagi harinya dia sendiri menyingkap perbuatannya yang
telah ditutupi oleh Allah tersebut.” [HR Bukhari]
Selanjutnya hendaklah setiap orang yang
melakukan dosa, ia melakukan kebaikan setelahnya karena perbuatan
baik itu bisa menghapuskan (dosa kecil) dari perbuatan yang buruk. Kebaikan-kebaikan
yang dilakukan seperti shalat dll akan menjadi pelebur dosa sebagaimana
Rasulullah SAW pernah bertanya kepada para sahabat
: "Seandainya ada sungai di depan pintu rumah salah seorang kalian sehingga
ia bisa mandi 5 kali dalam sehari, menurutmu apakah masih akan ada kotoran yang
tersisa pada orang tersebut?” Para sahabat menjawab, 'Tidak akan ada kotoran
yang tersisa sedikitpun.” Lalu Nabi bersabda :
فَذَلِكَ مِثْلُ
الصَّلَوَاتِ الْخَمْسِ ، يَمْحُو اللَّهُ بِهَا الْخَطَايَا
“Itulah perumpamaan shalat 5 waktu, Allah
akan menghapus dosa-dosa dengan shalat 5 waktu tersebut." [HR Bukhari]
Perbuatan baik itu
bisa menghapuskan dosa kejelekan sebagaimana disebutkan dalam surat Hud Ayat 114
dan tegaskan lagi dalam hadits utama diatas. Namun yang perlu dicermati bahwa
hal itu berlaku untuk dosa kecil saja mengingat dalam hadits lain berbunyi :
الصَّلَوَاتُ
الخَمْسُ ، وَالجُمُعَةُ إِلَى الجُمُعَةِ ، وَرَمَضَانُ إِلَى رَمَضَانَ ،
مُكَفِّراتٌ مَا بَيْنَهُنَّ إِذَا اجْتُنِبَتِ الكَبَائِرُ
"Shalat 5 waktu, dari Jum’at ke Jum’at
berikutnya, dan dari Ramadlan ke Ramadlan berikutnya merupakan penghapus
dosa-dosa yang dilakukan di antara keduanya jika dosa-dosa besar dijauhi."
[HR Muslim].
Apakah dosa besar itu? Ibnu Abbas RA berkata
:
اَلْكَبَائِرُ كُلُّ ذَنْبٍ خَتَمَهُ اللهُ بِنَارٍ أَوْ غَضَبٍ أَوْ عَذَابٍ
Dosa-dosa besar adalah setiap dosa yang (pelakunya)
diancam oleh Allah dengan neraka, murka atau siksa. [Al-Hidayah ila bulughin
Nihayah]
Seperti syirik yang merupakan “Akbarul kaba’ir”
(dosa terbesar di antara dosa-dosa besar), membunuh, makan riba, zina, durhaka
kepada orang tua, sumpah palsu, menuduh zina kepada wanita baik-baik,
persaksian palsu, lari dari medan perang, makan harta anak yatim, terus-terusan
minum khamr dan semisalnya. Terkadang dosa itu kecil namun karena dilakukan
terus menerus maka dosa tersebut menjadi besar, tanpa diiringi taubat dan berhenti
dari melakukannya. [Al-Hidayah ila bulughin Nihayah] Ada seseorang bertanya : apakah
benar dosa besar itu ada tujuh? Ibnu Abbas RA menjawab : Dosa besar itu hampir ada
700 (dalam riwayat lain 70) karena (dalam kaidah disebutkan) :
لَا صَغِيرَةَ مَعَ الْإِصْرَارِ وَلَا كَبِيرَةَ مَعَ الِاسْتِغْفَارِ
Tidak ada dosa kecil jika disertai melakukannya
terus menurus, dan tidak ada dosa besar jika disertai dengan istighfar. [Tafsir
Al-Kassyaf]
Namun demikian, bukan berarti kita boleh menganggap
remeh dosa kecil. Para Ulama berkata : Melakukan dosa besar itu lebih ringan (resikonya)
daripada meremehkan dosa kecil karena orang yang melakukan dosa besar itu
kemungkinan akan segera kembali kepada Allah dan segera bertaubat. Adapun orang
yang meremehkan dosa kecil maka jarang sekali ia akan berhenti dari perbuatan
dosanya karena ia menganggapnya hal itu kecil dan bukan apa-apa. [Al-Madkhal
ila tanmiyatil A’mal]
Maka sebenarnya satu dosa dinilai besar atau kecil
itu dilihat dari dari perbuatan dan sanksinya namun jika dilihat bahwa setiap
dosa itu berarti pelanggaran kepada Allah yang maha besar maka tidak ada dosa
yang kecil. Bilal bin Sa’ad, Seorang Tabi’in berkata :
لَا تَنْظُرْ إِلَى صِغَرِ الْخَطِيئَةِ، وَلَكِنِ انْظُرْ إِلَى مَنْ عَصَيْتَ
“Janganlah melihat kepada
kecilnya maksiat, tapi lihatlah kepada siapa engkau bermaksiat. [Syu’abul Iman]
Wallahu
A’lam. Semoga Allah al-Bari membuka hati dan fikiran kita untuk menjauhi
dosa-dosa besar dan tidak meremehkan dosa-dosa kecil serta bersemangat untuk
melakukan kebaikan secara istiqamah sehingga diri kita bersih dari noda-noda
dosa dihadapan Allah SWT.
Salam
Satu Hadits
Dr.H.Fathul
Bari.,SS.,M.Ag
Pondok
Pesantren Wisata
AN-NUR
2 Malang Jatim
Ngaji
dan Belajar Berasa di tempat Wisata
Ayo
Mondok! Mondok Itu Keren!
NB.
“Ballighu
Anni Walau Ayah” Silahkan Share sebanyak-banyaknya kepada semua grup yang ada.
Al-Hafidz Ibnul Jawzi berkata : _Barang siapa yang ingin amalnya tidak terputus
setelah ia wafat maka sebarkanlah ilmu (agama)._ [At-Tadzkirah Wal Wa’dh]
0 komentar:
Post a Comment