KATA SAMBUTAN
BUKU “JANGAN TINGALKAN SHALAT”
الحمدُ للهِ الذي جعلَ الصلاةَ عمادَا لهذا
الدِّينِ المتين, وكِتَاباً مَوقُوتَاً على عباده المؤمنينَ, وحثَّنا عليها في
الذِّكرِ المُبينِ فَقالَ: حَافِظُوا عَلَى الصَّلَوَاتِ وَالصَّلَاةِ الْوُسْطَى
وَقُومُوا لِلَّهِ قَانِتِينَ. وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا
شريك له الملك الحق المبين، وأشهد أن نبينا محمدا عبده ورسوله النَّاصِحُ الصَّادِقُ الوعد الأمينُ. اللهم صل وسلم
وبارك على سيدنا محمد خاتم الانبياء وإمام المرسلين وعلى آله وأصحابه أجمعين وعلى التابعين لهم
بإحسان إلى يوم الدين. وبعد.
Buku dengan judul “Jangan Tinggalkan Shalat” merupakan karya
terjemah dari Al-Maghfurlah KHM Badruddin Anwar. Buku ini merupakan terjemah
dari kitab “Az-Zajr An Tark As-Shalat” karya Syeikh Zayni Dahlan.
Al-Maghfurlah KHM
Badruddin Anwar semasa hidupnya sangat concern terhadap urusan shalat terutama
shalat berjamaah. Semasa beliau mengasuh santri, beliau sendiri mengabsen para
santri yang ikut shalat berjamaah sehingga beliau mengetahui siapa yang ikut
shalat berjamaah dan siapa yang tidak.
Tidak berhenti di
situ, beliau lalu memberikan punishment kepada para santri yang tidak ikut
shalat berjamaah dengan berbagai macam cara seperti memanggil mereka untuk
diberikan nasehat dan motivasi, menghukum mereka dengan berdiri, membaca burdah
dan lain sebagainya.
Pemilihan kitab “Az-Zajr
An Tark As-Shalat” sebagai karya terjemahan beliau merupakan bukti pendukung bahwa
beliau sangat memperhatikan urusan shalat berjamaah. Dan beliau menyatakan harapan
dari karya buku terjemah ini yang dinyatakan dalam kata pengantar yaitu agar dapat
menjadi pendorong dan pembangkit ke arah istiqomah dalam mendirikan shalat.
Maka dari itu kita
pahami secara implisit bahwa dalam pemilihan kitab sebagai karya terjemah bukan
atas dasar ketenaran suatu kitab atau kehebatan dan keindahannya namun beliau
memilih kitab untuk diterjemah atas dasar dibutuhkannya materi kandungan satu
kitab atau “anfa’u” (yang lebih bermanfaat) dan atas dasar bantu membantu (Ta’awanu
alal birri wat taqwa) sebagaimana beliau tegaskan dalam kata pengantar.
Dengan demikian seakan-akan
beliau mengingatkan kepada kita bahwa yang orang terbaik bukanlah orang yang
memiliki jabatan tinggi, sawah yang luas, rekening dengan sederet digit ataupun
prestasi yang wah, namun ia adalah “Anfa’uhum Lin Nas” orang yang paling banyak
memberikan manfaat kepada sesama. Dan dengan niatan menolong maka beliau
mengajarkan agar dalam setiap aktifitas yang kita kerjakan agar senantiasa
diniati untuk menolong orang lain agar kita mendapat pertolongan dari Allah SWT
“Wallahu Fi Awnil Abdi Ma Kanal Abdu Fi Awni Akhihi”.
Dengan memahami latar
belakang ini maka kita tidak lagi memandang karya terjemah ini sebagai karya kitab
yang kecil namun sebaliknya kita akan memahami bahwa dibalik buku yang kecil ini
ada niat yang besar dan mulia dari beliau sebagaimana hadits Nabi SAW menyatakan
bahwa satu amal itu tergantung kepada niatnya.
Selanjutnya kami
memberikan apresiasi sebesar-besarnya kepada tim dan semua yang berpastisipasi dalam
penerbitan ulang buku terjemah yang disertai dengan kitab asal serta tahqiqnya.
Semoga hal ini menjadi suatu usaha mulia yang bisa menghidupkan kembali ruh dan
nilai-nilai teladan yang telah diajarkan oleh Al-Maghfurlah KHM Badruddin di masyarakat
pada umumnya dan kalangan para santri pada khususnya.
Semoga ini semua
menjadi “ilmin yuntafa’u bih” yang akan terus mengalir pahalanya kepada semua
yang turut andil dalam penerbitan buku ini terutama kepada Al-Maghfurlah KHM
Badruddin dan Syeikh Zayni Dahlan. Amin.
Bululawang, 11 Desember
2023
Dr.H.Fathul Bari,
SS.,M.Ag
0 komentar:
Post a Comment