ONE DAY ONE HADITH
Diriwayatkan
dari Abdullah bin Amru RA, Rasul SAW
bersabda :
إِنَّ مَثَلَ الْمُؤْمِنِ لَكَمَثَلِ
النَّحْلَةِ أَكَلَتْ طَيِّبًا وَوَضَعَتْ طَيِّبًا وَوَقَعَتْ فَلَمْ تُكْسرْ
وَلَمْ تفْسدْ
“Sesungguhnya perumpamaan mukmin itu bagaikan
lebah. Ia selalu memakan yang baik dan mengeluarkan yang baik. Ia hinggap (di
ranting) namun tidak membuatnya patah dan rusak.” [HR Ahmad]
Catatan
Alvers
Lebah
dijadikan perumpamaan dari kondisi seorang mukmin. Dalam hadits di atas, Rasul
SAW menyebutkan dua perkara. Pertama, lebah selalu memakan yang baik. Lihatlah
lebah, Ia hanya mendatangi bunga-bunga atau tempat bersih lainnya yang
mengandung madu atau nektar. Ia tidak pernah terlihat hinggap di tempat sampah
atau kotoran. Seperti itu pula seharusnya seorang mukmin, ia hanya memakan
makanan yang halal lagi baik yang dihasilkan dari pekerjaan yang halal dan baik
serta menjauhi makanan haram. Allah SWT
berfirman :
فَكُلُوا مِمَّا رَزَقَكُمُ اللَّهُ حَلَالًا
طَيِّبًا
“Makanlah
kalian semua dari rezeki Allah yang halal lagi baik” [QS An-Nahl: 114]
Kedua,
lebah itu tatkala hinggap di pohon dan bunga ia tidak membuat kerusakan di
sana, ia tidak membuat ranting patah ataupun bunga menjadi rusak. Bahkan
kedatangannya membawa manfaat, ia membantu bunga-bunga untuk proses penyerbukan
sehingga tumbuhan bisa berkembang biak. Seorang mukminpun hendaknya demikian,
ia tidak melakukan kerusakan di muka bumi yang mendatangkan kerugian baik
material maupun non-material, hal ini sebagaimana dilarang oleh Allah SWT :
وَلَا تُفْسِدُوْا فِى الْاَرْضِ بَعْدَ
اِصْلَاحِهَا
"Janganlah
kamu berbuat kerusakan di bumi setelah diatur dengan baik. ..." [QS
Al-A'raf: 56]
Sebaliknya,
ia harus menjadi pribadi yang bermanfaat untuk orang lainnya. Nabi SAW bersabda
:
خَيْرُ النَّاسِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ
Sebaik-baik
manusia adalah yang paling bermanfaat untuk orang lainnya. [HR Thabrani]
Lebih
dari itu, lebah menghasilkan madu yang bisa menjadi obat. Allah SWT berfirman :
يَخْرُجُ مِنْ بُطُونِهَا شَرَابٌ مُخْتَلِفٌ
أَلْوَانُهُ فِيهِ شِفَاءٌ لِلنَّاسِ
“Dari
perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di
dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia...” [QS An-Nahl : 69]
Dahulu
ada seseorang datang kepada Rasul SAW seraya berkata, “Sesungguhnya saudaraku
perutnya mulas (diare).” Maka beliau bersabda, “Minumkan madu kepadanya,”
kemudian orang itu memberinya madu. Kemudian orang itu datang lagi seraya
berkata, “Ya Rasul aku telah memberinya madu, tetapi perutnya bertambah mulas.”
Rasul bersabda, “Pergilah dan minumkan lagi madu kepadanya.” Maka orang itu
pergi dan memberinya lagi madu, kemudian orang itu datang lagi seraya berkata,
“Ya Rasul, perutnya justru bertambah mulas,” kemudian Rasul bersabda :
صَدَقَ اللّٰهُ وَكَذَبَ بَطْنُ اَخِيْكَ
“Allah
benar dan perut saudaramu berdusta”.
Pergilah
dan beri madu lagi saudaramu itu.” Lalu orang itu pergi dan memberinya lagi
madu, kemudian ia pun sembuh.” [HR Bukhari]
Dalam
hadits lain disebutkan :
اَلشِّفَاءُ فِي ثَلَاثَةٍ: فِي شَرْطَةِ
مَحْجَمٍ اَوْ شُرْبَةِ عَسَلٍ اَوْ كَيَّةٍ بِنَارٍ وَأَنَا أَنْهَى اُمَّتِي
عَنِ الْكَيِّ
“Obat itu ada tiga perkara yaitu mengeluarkan
darah dengan bekam, minum madu dan Kayya (membakar kulit dengan panas), dan aku
melarang umatku melakukan kayy.” [HR Bukhari]
Karena
ada ayat yang menyatakan bahwa madu menjadi obat maka Ibnu umar tidaklah
terkena borok atau lainnya melainkan ia mengobatinya dengan madu. Ia pernah
memiliki bisul dan iapun mengolesinya dengan madu. [Hasyiyah As-Shawi] Madu
menjadi obat, baik secara murni ataupun dengan dicampur. Auf bin Malik
al-Asyja’iy ketika sakit, ada orang yang menawarkan obat. Orang itu berkata :
Datangkanlah air kepadaku karena Allah berfiman : “Aku menurunkan dari langit
air yang berkah”. Lalu datangkan lagi madu karena Allah berfirman : “Di
dalamnya terdapat obat”. Dan datangkan pula minyak zaitun, karena Allah
berfirman : “ia berasal dari pohon yang diberkahi”. Setelah semua didatangkan
maka orang itu mencampurkannya. Lalu racikan itu diminum oleh Auf dan iapun
sembuh dari sakitnya. [Al-Jami’ Li Ahkamil Qur’an]
Jika
lebah mengeluarkan madu yang menjadi obat maka orang mukmin harus mengeluarkan
perkataan yang menjadi obat untuk orang lain. Perkataan yang menyejukkan,
menentramkan dan menjadikan pendengarnya berlapang hati dan bahagia terlepas
apapun yang menimpanya. Tidak semestinya orang mukmin berkata-kata kecuali yang
baik. Rasul SAW bersabda :
مَنْ كَانَ يُؤمِنُ بِاللهِ وَاْليَوْمِ
الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْراً أَو لِيَصْمُتْ
“Barang
siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah dia berkata baik atau
diam.” [HR Bukhari]
Lebah
dijadikan salah satu nama surat dalam Al-Qur’an yaitu An-Nahl. Lebah memiliki
keajaiban bukan hanya karena madu yang dihasilkannya yang bisa menjadi makanan
dan obat namun masih ada lainnya. Prof. Qurais Shihab mengemukakan diantaranya
(1) jenis lebah ada yang jantan dan betina bahkan ada yang bukan jantan dan
bukan betina. (2) sarang-sarangnya tersusun dalam bentuk lubang-lubang yang
sama bersegi enam dan diselubungi oleh selaput yang sangat halus menghalangi
udara atau masuknya bakteri, (3) sistem kehidupannya yang penuh disiplin dan
dedikasi di bawah pimpinan seekor "ratu" (4) Ratu tidak hubungan
seksual dengan salah satu anggotanya yang berjumlah sekitar tiga puluh ribu
ekor. Hal ini dikarenakan sang ratu memiliki rasa "malu". (5) Lebah
memiliki bentuk bahasa dan cara berkomunikasi yang unik, Sebagaimana dipelajari
oleh seorang ilmuwan Austria, Karl Van Fritch. [Membumikan Al-Qur’an]
Lebih
lanjut Al-Munawi menjelaskan sisi kesamaan anatara mukmin dan lebah, beliau
berkata : “Sisi kesamaannya adalah bahwa lebah itu cerdas, ia jarang menyakiti,
rendah (tawadlu), bermanfaat, selalu merasa cukup (qona’ah), bekerja di waktu
siang, menjauhi kotoran, makanannya baik, ia tak mau makan dari hasil kerja
pihak lain, amat taat kepada pemimpinnya. [Faidlul Qadir]
Wallahu
A’lam. Semoga Allah al-Bari membuka hati dan fikiran kita untuk meniru kebaikan
lebah sehingga kita menjadi mukmin yang diharapkan Nabi SAW.
Salam
Satu Hadits
Dr.H.Fathul
Bari.,SS.,M.Ag
Pondok
Pesantren Wisata
AN-NUR
2 Malang Jatim
Ngaji
dan Belajar Berasa di tempat Wisata
Ayo
Mondok! Mondok Itu Keren!
NB.
“Ballighu
Anni Walau Ayah” Silahkan Share sebanyak-banyaknya kepada semua grup yang ada
supaya sabda Nabi SAW menghiasi dunia
maya dan menjadi amal jariyah kita semua.
0 komentar:
Post a Comment