ONE DAY ONE HADITH
Diriwayatkan dari Kharijah, bahwasannya ayahnya yaitu Zaid
bin tsabit RA berkata :
أَمَرَنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ أَتَعَلَّمَ السُّرْيَانِيَّةَ
"Rasulullah SAW memerintahkanku untuk mempelajari bahasa
Suryani." [HR Turmudzi]
Catatan Alvers
Jagat medsos digegerkan dengan viralnya bahasa yang aneh,
yaitu “Maqali Inna kalima kitab fa alayya qum, fa qal alaihi Inna kalimat ummat
fi Inna kalima fimallah, la syidi inn kalima Makkah Madinah, la qola Inna
rahmatan ya Rasulullah SAW, wa maqoli.... “ Orangnya mengaku bahwa ini adalah
bahasa suryani. Ia mengaku telah mengarang kitab sebanyak 500 jilid dalam
Bahasa Suryani dan dia menjelaskan bahwasannya bahasa suryani adalah bahasa
yang dipakai malaikat di dalam kubur untuk menanyai setiap mayit sehingga
penting untuk dipelajari.
Berbicara mengenai bahasa Suryani, ternyata Rasul SAW pernah
memerintah seorang sahabat untuk belajar bahasa suryani. Sahabat itu adalah
Zaid bin Tsabit RA. Ia berkata :
أَمَرَنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ أَتَعَلَّمَ لَهُ كَلِمَاتٍ مِنْ كِتَابِ يَهُودَ
Rasulullah SAW memerintahkanku agar mempelajari bahasa dari
tulisan surat orang-orang Yahudi untuk beliau.
Dan dalam riwayat Al-A'masy, Zaid menjelaskan apa yang
dimaksud dengan bahasa tersebut. Ia berkata :
أَمَرَنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ أَتَعَلَّمَ السُّرْيَانِيَّةَ
"Rasulullah SAW memerintahkanku untuk mempelajari bahasa
Suryani." [HR Turmudzi]
Dan ia menjelaskan alasan dibalik perintah tersebut. Rasl SAW
bersabda:
إِنِّي وَاللَّهِ مَا آمَنُ يَهُودَ
عَلَى كِتَابِي
"Demi Allah, aku tidak percaya Yahudi atas
suratku." [HR Turmudzi]
Al-Mubarakfuri menjelaskan maksudnya adalah ketika Rasul
mendapatkan surat dengan memakai bahasa Suryani dari orang Yahudi maka beliau
kesulitan membacanya karena beliau tidak bisa bahasa suryani. Jika beliau
meminta bantuan orang Yahudi terdekat untuk menterjemahkan isi surat itu maka
beliau khawatir nanti terjemahnya ada yang dikurangi atau ditambahi. Begitu pula kekhawatiran yang sama ketika
beliau ingin membalas surat tersebut dengan meminta orang Yahudi untuk
menuliskannya. Supaya aman dari kekhawatiran tersebut maka beliau memerintahkan
sahabat kepercayaan beliau untuk belajar bahasa suryani. [Tuhfatul Ahwadzi]
Zaid berkata; "Setengah bulan berlalu hingga aku dapat
menguasainya untuk beliau." [Sunan At-Tirmidzi] Dalam riwayat lain, Rasul
SAW bertanya kepada Zaid : apakah engkau bisa bahasa Suryaniyah, karena aku
mendapat beberapa surat berbahasa suryaniyah? Maka ia menjawab saya tidak bisa.
Dan saat itu beliau memerintahkan zaid agar belajar bahasa Suryani. Zaid
berkata :
فَتَعَلَّمْتُهَا
فِي سَبْعَةَ عَشَرَ يَوْمًا
Maka aku memperlajari Bahasa Suryaniyah selama 17 hari. [HR
Ahmad]
Setelah itu, Zaid menjalankan perintah Nabi SAW. Zaid berkata
:
فَلَمَّا تَعَلَّمْتُهُ كَانَ إِذَا
كَتَبَ إِلَى يَهُودَ كَتَبْتُ إِلَيْهِمْ وَإِذَا كَتَبُوا إِلَيْهِ قَرَأْتُ
لَهُ كِتَابَهُمْ
Saat aku sudah mengusainya (bahasa Suryani) maka apabila
beliau hendak mengirim surat kepada orang-orang Yahudi, aku menulisnya kepada
mereka dan apabila mereka mengirim surat kepada beliau, maka aku membacakan
surat mereka untuk beliau." [HR Turmudzi]
Mulla Ali Al-Qari (Al-Hanafi) berkata :
قِيْلَ فِيْهِ دَلِيْلٌ عَلَى جَوَازِ
تَعَلُّمِ مَا هُوَ حَرَامٌ فِي شَرْعِنَا لِلتَّوَقِّي وَالْحَذَرِ عَنِ
الْوُقُوعِ فِي الشَّرِّ
Ada yang mengatakan bahwa dalam hadits tersebut terdapat
dalil yang menunjukkan bolehnya mempelajari sesuatu yang hukumnya haram dalam
syariat kita dengan tujuan mengantisipasi dan waspada agar tidak jatuh pada
kejelekan (manipulasi dan tipuan orang lain). [Tuhfatul Ahwadzi]
Jadi menurut “Qil” (Satu pendapat) yang dinukil oleh Al-Qari
tersebut bahwa mempelajari Bahasa Suryaniyah itu hukum asalnya adalah haram
namun hukumnya berubah menjadi boleh dikarenakan ada hajat (keperluan) yaitu
supaya Nabi terhindar dari kekhawatiran yang mungkin saja terjadi karena adanya
manipulasi transliterasi (rekayasa terjemah) dari orang yang Yahudi yang
dimintai bantuan untuk menterjemah surat-surat yang sampai kepada beliau.
Namun demikian, “Qil” tersebut dinilai “Ghairu Dzahir” (tidak
jelas landasan hukumnya) dikarenakan dalam syariat tidak ada pengharaman untuk
mempelajari satu bahasa apapun baik itu bahasa Suryani, Ibrani, Hindia, Turki,
Persi dlsb. Bukankah Allah SWT berfirman :
وَمِنْ آيَاتِهِ خَلْقُ السَّمَاوَاتِ
وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافُ أَلْسِنَتِكُمْ
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah penciptaan
langit dan bumi dan berbeda-bedanya bahasa kalian...[QS Ar-Rum : 22]
Sehingga dengan demikian mempelajari bahasa apapun termasuk
bahasa Suryani, hukumnya adalah mubah (boleh). Al-Mubarakfuri berkata :
نَعَمْ يُعَدُّ مِنَ اللَّغْوِ وَممَّا
لَا يَعْنِي وَهُوَ مَذْمُوْمٌ عِنْدَ أَرْبَابِ الْكَمَالِ
Ya memang demikian, namun hal itu dinilai sebagai “Lagwun”
(main-main) dan termasuk perkara yang tak ada guna manfaatnya sehingga hal itu
adalah perbuatan tercela di kalangan orang-orang yang memiliki kesempurnaan.
[Tuhfatul Ahwadzi]
Mengenai statement bahwa bahasa suryani adalah bahasa yang
dipakai malaikat di dalam kubur untuk menanyai setiap mayit. Apakah ini benar?
Syeikh Jalaluddin As-Suyuthi pada Faidah ke tiga belas berkata : Ada keterangan
dalam kumpulan fatwa guru kami, syaikhul Islam Alamuddin Al-Bulqini yaitu
أَنَّ الْمَيِّتَ يُجِيْبُ السُّؤَالَ
فِي الْقَبْرِ بِالسُّرْيَانِيَّةِ
“Bahwasannya mayit akan menjawab pertanyaan dalam kubur
dengan bahasa Suryani”.
Namun aku tidak menemukan dasar hukumnya. Al-Hafidz Ibnu
Hajar berkata : Yang jelas dari keterangan hadits bahwasannya tanya jawab dalam
kubur itu dengan memakai bahasa Arab. Dan boleh jadi dengan memakai bahasa
setiap mayit. [Syarhis Shudur Bisyarhil Mawta Wal Qubur]
Hadits yang dimaksud oleh Ibnu Hajar adalah hadits shahih
Bukhari , sebagaimana disebutkan dalam Al-Imta’ Bil Arbain Al-Mutabayinatis
Sama’ yaitu : Nabi SAW bersabda: "Tidak ada sesuatu yang belum
diperlihatkan kepadaku, kecuali aku sudah melihatnya dari tempatku ini hingga
surga dan neraka, lalu diwahyukan kepadaku: bahwa kalian akan terkena fitnah
dalam kubur kalian seperti atau hampir seperti fitnah dajjal. Dan akan
ditanyakan kepada seseorang (didalam kuburnya);
مَا عِلْمُكَ بِهَذَا الرَّجُلِ
"Apa yang kamu ketahui tentang laki-laki ini?"
Adapun orang beriman akan menjawab:
هُوَ مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ
جَاءَنَا بِالْبَيِّنَاتِ وَالْهُدَى فَأَجَبْنَا وَاتَّبَعْنَا
“Dia adalah Muhammad Rasulullah telah datang kepada kami
membawa penjelasan dan petunjuk. Maka kami sambut dan kami ikuti. diucapkannya
tiga kali”.
Maka kepada orang itu dikatakan:
نَمْ صَالِحًا قَدْ عَلِمْنَا إِنْ
كُنْتَ لَمُوقِنًا بِهِ
“Tidurlah dengan tenang, sungguh kami telah mengetahui bahwa
kamu adalah orang yang yakin”. [Bukhari]
Ibnu Hajar berkata :
وَيُلْهِمُ اللهُ جَمِيْعَ مَن
يُفْتَنُ فِي قَبْرِهِ فَهْمَ هَذِهِ اللُّغَةِ وَالْجَوَابَ بِهَا
Allah akan mengilhamkan kepada semua mayit di dalam kubur,
berupa kemampuan bahasa Arab untuk memahami dan menjawab pertanyaan malaikat.
[Al-Imta’ Bil Arbain Al-Mutabayinatis Sama’]
Dengan demikian maka kita tidak perlu mempermasalahkan dengan
bahasa yang dipakai di dalam kubur karena dengan memakai bahasa apapun, baik
bahasa Ibrani, bahasa Arab atau lainnya maka Allah akan menjadikan kita
menguasai bahasa yang dipakai.
Wallahu A’lam. Semoga Allah al-Bari membuka hati dan fikiran
kita untuk senantiasa berpegang teguh kepada para ulama yang mengajarkan ajaran
yang benar dari Nabi SAW.
Salam Satu Hadits
Dr.H.Fathul Bari.,SS.,M.Ag
Pondok Pesantren Wisata
AN-NUR 2 Malang Jatim
Ngaji dan Belajar Berasa di tempat Wisata
Ayo Mondok! Mondok Itu Keren!
NB.
“Ballighu Anni Walau Ayah” Silahkan Share sebanyak-banyaknya
kepada semua grup yang ada supaya sabda Nabi SAW menghiasi dunia maya dan menjadi amal jariyah
kita semua.
0 komentar:
Post a Comment