Friday, August 9, 2024

HOARDING DISORDER

ONE DAY ONE HADITH

 

Diriwayatkan dari Sa’id Ibnul Musayyab RA, Rasul SAW bersabda :

إِنَّ اللَّهَ طَيِّبٌ يُحِبُّ الطَّيِّبَ نَظِيفٌ يُحِبُّ النَّظَافَةَ كَرِيمٌ يُحِبُّ الْكَرَمَ جَوَادٌ يُحِبُّ الْجُودَ فَنَظِّفُوا أَفْنِيَتَكُمْ

Sesungguhnya Allah SWT itu suci (dari segala aib dan kekurangan), lagi menyukai hal-hal yang suci, Dia Maha Bersih lagi menyukai kebersihan, Dia Maha Mulia lagi menyukai kemuliaan, Dia Maha dermawan lagi menyukai kedermawanan, maka bersihkanlah halaman kalian." [HR Turmudzi]

 

Catatan Alvers

 

Baru-baru ini, viral di media sosial sebuah video terlihat sebuah kamar kos di Jatiwaringin, Bekasi, Jawa Barat yang dipenuhi dengan sampah dan barang-barang bekas pakai yang berserakan. Pemilik kos datang untuk memeriksa kondisi kamar itu bahkan harus mengenakan masker karena bau menyengat dari dalam kamar kos itu. Dalam video tersebut, pemilik kos mengungkapkan bahwa dia baru mengetahui kondisi kamar setelah mencurigai bau tidak sedap yang berasal dari salah satu kamar. [cnnindonesia com]

 

Tahun lalu juga viral Video rumah seorang dokter (58 tahun) di Karawang, Jawa Barat, yang dianggap tidak wajar karena di dalamnya penuh dengan sampah dan barang-barang bekas yang berserakan padahal rumah itu dulunya megah dan besar, dengan kondisi bersih dan indah. Banyak bunga-bunga di sekeliling rumah dan terdapat aquarium besar dengan pintu yang lebar dan tinggi. Kondisi kumuh itu dimulai sejak dua tahun lalu setelah sang dokter ditinggal oleh istrinya. Sang dokter beralasan kalau hewan (serangga) yang datang ke rumahnya juga butuh untuk hidup. Jadi rumahnya dibiarkan kotor dan pohon-pohon yang ada di sekitar rumahnya tidak ditebang agar buahnya bisa dimakan kelelawar.[ republika co id]

 

Suka menimbun barang-barang yang sering kali merupakan sampah dan dianggap berharga merupakan ganguan mental yang disebut dengan “hoarding disorder”. Penderita hoarding disorder mungkin merasa nyaman dikelilingi oleh tumpukan barang-barang berbagai jenis tersebut. Penderita hoarding disorder tidak selalu menimbun satu jenis barang saja, tetapi beragam, mulai dari pakaian, bungkus makanan, kaleng bekas, koran, perlengkapan rumah tangga, atau benda lain yang cenderung kotor dan rusak. Mereka menganggap barang-barang tersebut akan berguna di masa depan. Para tetangga yang berdekatan biasanya merasa tidak nyaman karena timbulnya bau menyengat dan banyaknya lalat atau serangga yang ada di sekitar rumah penderita. [Radarsampit com]

 

Dalam islam, sebenarnya menimbun barang milik sendiri yang tidak menjadi kebutuhan primer yang sedang dibutuhkan masyarakat merupakan hal yang tidak dilarang. Namun dalam kasus “hoarding disorder” peyimpanan barang-barang cenderung membuat rumah menjadi kumuh karena barang yang disimpan tak ubahnya sampah yang kotor dan tidak diperlukan. Belum lagi efek mendatangkan bau yang tidak sedap dan mengundang lalat, nyamuk dan serangga datang ke rumah tersebut. Hal inilah yang menjadikan “hoarding disorder” bermasalah.

 

Pertama, Islam sangat memperhatikan kebersihan termasuk kebersihan rumah. Baginda Nabi SAW dalam hadits utama bersabda : “Sesungguhnya Allah SWT itu suci (dari segala aib dan kekurangan), lagi menyukai hal-hal yang suci, Dia Maha Bersih lagi menyukai kebersihan, Dia Maha Mulia lagi menyukai kemuliaan, Dia Maha dermawan lagi menyukai kedermawanan,

فَنَظِّفُوا أَفْنِيَتَكُمْ

maka bersihkanlah halaman rumah kalian." [HR Turmudzi]

 

Perintah Nabi ini secara ekplisit memang memerintahkan kebersihan halaman rumah namun dipahami secara implisit sebagai perintah membersihkan rumah itu sendiri bahkan pemilik rumahnya. As-Shan’ani berkata :

وَإِذَا أَمَرَ بِتَنْظِيْفِ مَا يَتَّصِلُ بِالدَّارِ؛ فَبِالْأَوْلَى الدَّارُ، وَأَوْلَى مِنْهَا صَاحِبُ الدَّارِ

Jika Nabi memerintahkan kita untuk membersihkan satu tempat yang bersambung dengan rumah (yakni halaman rumah) maka tentunya akan lebih ditekankan lagi perintah untuk membersihkan rumah itu sendiri bahkan pemilik rumahnya. [islamweb net] 

 

Diriwayatkan dari Jabir bin Abdillah RA, ia berkata, "Suatu ketika Rasulullah SAW mengunjungi rumah kami, lalu beliau melihat seorang laki-laki yang rambutnya acak-acakkan. Maka beliau bersabda: "Tidakkah orang ini mendapatkan sesuatu yang dapat digunakan untuk merapikan rambutnya?" kemudian beliau juga mendapati seorang laki-laki yang bajunya kotor, beliau bersabda:

أَمَا كاَنَ هَذَا يَجِدُ مَا يَغْسِلُ بِهِ ثَوْبَهُ

"Tidakkah orang itu memiliki sesuatu (detergent) yang dapat digunakan untuk mencuci bajunya?" [HR Ibnu Hibban]

 

Allah SWT juga memerintahkan Nabi SAW demikian. Allah SWT berfirman :

وَثِيَابَكَ فَطَهِّرْ

Dan sucikanlah pakaianmu [QS Al-Mudatstsir : 4]

 

Al-Razi dalam tafsir mengatakan bahwa diantara beberapa penafsirannya adalah :

أنَّهُ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلاَمُ أُمِرَ بِتَطْهِيْرِ ثِيَابِهِ مِنَ الْأَنْجَاسِ وَالْأَقْذَارِ

Nabi SAW diperintahkan untuk mensucikan pakaiannya dari najis dan kotoran. [Tafsir Al-Razi]

 

Tidak hanya bersih dan suci namun juga indah. Rasulullah berpesan :

إِنَّكُمْ قَادِمُونَ عَلَى إِخْوَانِكُمْ فَأَصْلِحُوا رِحَالَكُمْ وَلِبَاسَكُمْ حَتَّى تَكُونُوا فِي النَّاسِ كَأَنَّكُمْ شَامَةٌ

"Sesungguhnya kalian akan menemui saudara-saudara kalian, maka perindahlah kendaraan dan pakaian kalian hingga kalian tampak indah (menjadi panutan) di tengah-tengah manusia. [HR Ahmad]

 

Namun demikian, setan banyak memalingkan manusia dari kebersihan. Di dalam kitab Faidlul Qadir, Al-Munawi berkata :  Setan merayu manusia supaya tidak menjaga kebersihan dengan rayuannya :

نَظِّفْ قَلْبَكَ قَبْلَ ثَوْبِكَ

“Bersihkan hatimu terlebih dahulu, sebelum kau membersihkan bajumu”

 

Ini bukanlah nasehat akan tetapi rayuan yang bisa menjadikan seseorang tidak menjalankan perintah Allah dan Rasul-Nya (dalam menjaga kebersihan) dan mengabaikan hak teman dan lingkungannya yang mana ia diperintahkan untuk menjaga kebersihannya. Seandainya ia berpikir secara mendalam niscaya ia akan menemukan fakta bahwa kebersihan lahiriyah itu akan membantu kepada kebersihan bathin. Untuk itulah, baju Rasul SAW sama sekali tidak pernah kotor. [Faidlul Qadir]

 

Kedua, Islam melarang kita mengganggu orang lain. Menumpuk sampah akan menyebabkan bau yang tak sedap dan ini akan mengganggu orang lain bahkan mailakatpun akan terganggu. Jika demikian maka malaikat tidak akan mendekati rumah tersebut dan itu artinya rumah itu menjadi rumah yang tak berkah. Nabi SAW bersabda :

مَنْ أَكَلَ الْبَصَلَ وَالثُّومَ وَالْكُرَّاثَ فَلَا يَقْرَبَنَّ مَسْجِدَنَا فَإِنَّ الْمَلَائِكَةَ تَتَأَذَّى مِمَّا يَتَأَذَّى مِنْهُ بَنُو آدَمَ

Barangsiapa makan bawang merah dan putih serta bawang bakung maka janganlah dia mendekati masjid kami, karena malaikat akan terganggu dengan bau yang tidak sedap yang bisa mengganggu manusia. [HR Muslim]

 

Imam Al-Khatthabi berkata :

يُرِيْدُ الْمَلَائِكَةَ الَّذِيْنَ يَنْزِلُوْنَ بِالْبَرَكَةِ وَالرَّحْمَةِ دُوْنَ الْمَلَائِكَةِ الَّذِيْنَ هُمُ الْحَفَظَةُ

Maksud dari malaikat (yang enggan masuk rumah) itu adalah malaikat yang menurunkan berkah dan rahmat, bukan malaikat hafadzah (pencatat amal). [Aunul ma’bud]

 

Terakhir untuk direnungkan bahwa apa yang seseorang kumpulkan, yang ia tumpuk-tumpuk disangka akan bermanfaat namun ketahuilah bahwa hal itu akan sia-sia. Rasulullah SAW bersabda:

يَقُولُ الْعَبْدُ مَالِي مَالِي إِنَّمَا لَهُ مِنْ مَالِهِ ثَلَاثٌ مَا أَكَلَ فَأَفْنَى أَوْ لَبِسَ فَأَبْلَى أَوْ أَعْطَى فَاقْتَنَى وَمَا سِوَى ذَلِكَ فَهُوَ ذَاهِبٌ وَتَارِكُهُ لِلنَّاسِ

"Seseorang berkata : Hartaku, hartaku, sesungguhnya hartanya hanya ada tiga bagian : harta yang dimakan akan menjadi habis, harta yang dipakai akan menjadi usang, harta yang disedekahkan itu akan menjadi miliknya, dan selain tiga bagian itu maka akan lenyap dan akan ia tinggalkan untuk orang lain”. [HR Muslim]

 

Wallahu A’lam. Semoga Allah al-Bari membuka hati dan fikiran kita untuk tidak menimbun harta dunia apalagi yang bersifat remeh seperti sampah. Disamping ia akan menjadi beban diri sendiri, hal itu akan mengganggu kesehatan dan kenyamanan tetangga.

 

Salam Satu Hadits

Dr.H.Fathul Bari.,SS.,M.Ag

 

Pondok Pesantren Wisata

AN-NUR 2 Malang Jatim

Ngaji dan Belajar Berasa di tempat Wisata

Ayo Mondok! Mondok Itu Keren!

 

NB.

“Ballighu Anni Walau Ayah” Silahkan Share sebanyak-banyaknya kepada semua grup yang ada supaya sabda Nabi SAW  menghiasi dunia maya dan menjadi amal jariyah kita semua.


0 komentar:

Post a Comment