إنَّ اللّهَ أَوْحَىٰ إِلَيَّ أَنْ تَوَاضَعُوا حَتَّىٰ لاَ يَفْخَرَ أَحَدٌ علىٰ أَحَدٍ، وَلاَ يَبْغِيَ أَحَدٌ عَلَىٰ أَحَدٍ

"Sesungguhnya Allah telah mewahyukan kepadaku untuk menyuruh kalian bersikap rendah hati, sehingga tidak ada seorang pun yang membanggakan dirinya di hadapan orang lain, dan tidak seorang pun yang berbuat aniaya terhadap orang lain." [HR Muslim]

أَرْفَعُ النَّاسِ قَدْرًا : مَنْ لاَ يَرَى قَدْرَهُ ، وَأَكْبَرُ النَّاسِ فَضْلاً : مَنْ لَا يَرَى فَضْلَهُ

“Orang yang paling tinggi kedudukannya adalah orang yang tidak pernah melihat kedudukannya. Dan orang yang paling mulia adalah orang yang tidak pernah melihat kemuliannya (merasa mulia).” [Syu’abul Iman]

الإخلاص فقد رؤية الإخلاص، فإن من شاهد في إخلاصه الإخلاص فقد احتاج إخلاصه إلى إخلاص

"Ikhlas itu tidak merasa ikhlas. Orang yang menetapkan keikhlasan dalam amal perbuatannya maka keihklasannya tersebut masih butuh keikhlasan (karena kurang ikhlas)." [Ihya’ Ulumuddin]

عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِى إِلَى الْبِرِّ وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِى إِلَى الْجَنَّةِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ صِدِّيقًا

"Hendaklah kalian senantiasa berlaku jujur, karena sesungguhnya kejujuran akan megantarkan pada kebaikan dan sesungguhnya kebaikan akan mengantarkan pada surga. Jika seseorang senantiasa berlaku jujur dan berusaha untuk jujur, maka dia akan dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur." [HR Muslim]

يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوْبِ، ثَبِّتْ قَلْبِيْ عَلَى دِيْنِكَ.

“Ya Allah, Dzat yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku pada agamaMu.”[HR Ahmad]

Friday, September 13, 2024

SAHABAT NABIPUN GUYON

 

ONE DAY ONE HADITH

 

Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, Rasul SAW bersabda :

إِنِّي لَا أَقُولُ إِلَّا حَقًّا

“Sesungguhnya aku tidak bicara kecuali dengan perkataan yang benar.” [HR Tirmidzi]

 

Catatan Alvers

 

Satu ketika para sahabat bertanya:

يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّكَ تُدَاعِبُنَا

“Wahai Rasulullah, apakah engkau juga bersenda gurau bersama kami?”

Maka Rasulullah SAW menjawab dengan redaksi hadits di atas yaitu “Sesungguhnya aku tidak bicara kecuali dengan perkataan yang benar (meskipun ketika bergurau).” [HR Tirmidzi]

 

Bergurau yang dalam istilah hadits tadi disebut dengan kata “Du’abah” yang didefinisikan oleh Ibnu Hajar sebagai :

اَلْمُلَاطَفَةُ فِي الْقَوْلِ بِالْمِزَاحِ وَغَيْرِهِ

“Perilaku berlemah lembut dalam ucapan dengan bersenda gurau dan lainnya.”

Selanjutnya beliau berkata : “Jika dapat mendatangkan kebaikan seperti menghibur hati orang lain maka bergurau itu dianjurkan”. [Fathul Bari]

 

Al-Munawi berkata : “Bergurau itu dibutuhkan dan dianjurkan, akan tetapi pada tempat-tempat tertentu saja. Maka tidak semua waktu itu baik untuk bergurau dan tidak semua waktu itu dinilai baik untuk serius”. Penyair (Dalam Bahar Thawil) berkata :

أُهَازِلُ حَيْثُ الْهَزْلُ يَحْسُنُ بِالْفَتَى * وَإِنِّي إِذَا جَدَّ الرِّجَالُ لَذُو جِدٍّ

Aku bergurau diwaktu yang mana bergurau dengan pemuda dinilai baik dan jika orang-orang sedang serius maka akupun juga serius. [Faidlul Qadir]

Hadits utama di atas menegaskan bahwa bergurau itu boleh saja namun sekiranya tidak melanggar syariat agama. Inilah yang dimaksud dengan perkataan Ibnu Mas’ud RA :

خَالِطِ النَّاسَ وَدِينَكَ لَا تَكْلِمَنَّهُ

Bergaullah kalian dengan manusia namun jangan buat agama kalian rusak. [Shahih Bukhari]

 

Demikian pula para sahabat. Qurrah bertanya “Apakah para sahabat Nabi juga bercanda?” Maka Ibnu Sirin berkata :

مَا كَانُوا إِلا كَالنَّاسِ , كَانَ ابْنُ عُمَرَ يَمْزَحُ

Mereka tak ubahnya seperti orang-orang lainnya (dalam bercanda) dan Ibnu Umar juga bercanda. [HR Thabrani]

 

Ibnu Umar ditanya : Apakah Para sahabat Nabi tertawa?. Ia menjawab:

نَعَمْ ، وَالْاِيْمَانُ فِي قُلُوْبِهِمْ أَعْظَمُ مِنَ الْجِبَالِ

Ya, padahal Iman yang ada dalam hati mereka lebih besar dari gunung. [Mushannaf Abdur Razzaq]

 

Nabi SAW bukanlah orang yang selalu serius dan tegang, akan tetapi beliau juga berlemah lembut dengan para sahabat dengan mengajak mereka bersenda gurau. Dikisahkan dari Anas bin Malik RA bahwasannya satu ketika Rasul SAW pergi ke pedalaman untuk menemui seseorang di sana yang bernama Zahir bin Haram. Ketika itu Zahir sedang sibuk menjual dagangannya. Tiba-tiba Rasul merangkul dari arah belakang tanpa diketahui oleh Zahir. Ia berkata : “Lepaskan aku, siapa ini?”. Zahir segera menoleh ke arah belakang dan ketika zahir mengetahui bahwa orang yang memeluknya adalah Rasul SAW maka ia menempelkan punggungnya ke dada beliau. Rasul berteriak :”Ayo, silakan siapa yang mau membeli budak ini?” Zahir berkata : “Wahai Rasul, Aku ini tidak akan laku kalo dijual”. Rasul menjawab : “Tapi engkau ini disisi Allah tidaklah demikian” dalam riwayat lain Rasul SAW bersabda :

بَلْ أَنْتَ عِنْدَ اللهِ غَالٍ

“Bahkan engkau di sisi Allah harganya mahal” [HR Ibnu Hibban]

 

Di antara banyak teman, tentunya ada teman yang suka bersenda gurau, bahkan terkadang sampai berbuat usil. Tak terkecuali di kalangan sahabat nabi dan Nabipun pernah menjadi korban keusilannya. Siapakah yang berani usil kepada Nabi? Dialah yang bernama Nu’aiman Al-Anshari, sahabat yang suka bercanda. Ia senang untuk memberi hadiah kepada Nabi. Satu ketika Ia menghadap nabi membawa hadiah (sebotol madu) dan ia berkata  : “Wahai Rasul, aku membeli ini untukmu sebagai hadiah”. Tidak berselang lama, penjual madu datang dan Nu’aiman mengarahkan kepada Nabi dan memintanya untuk membayarnya. Rasulpun memprotes Nu’aiman : “Bukankah ini hadiah darimu?”. Nua’iman berkata :

يَا رَسُولَ اللهِ إِنَّهُ لَمْ يَكُنْ عِنْدِي ثَمَنُهُ وَأَحْبَبْتُ أَنْ تَأْكُلَ مِنْهُ

“Wahai Rasulullah, Aku sedang tidak punya uang untuk membayarnya namun aku ingin engkau memakan madu tersebut”.

Mendengar jawaban ini maka Rasul tertawa lalu membayar uang madu tersebut. [Ihya Ulumiddin]

 

Di lain waktu, Abu bakar bepergian ke Bushra bersama dengan Nua’iman dan suwaybith bin Harmalah. Di perjalanan itu Nua’iman meminta bekal makanan ding dibawa oleh suwaybith namun suwaybith menyuruhnya untuk menunggu Abu bakar datang. Nua’imanpun ingin memberi pelajaran kepada suwaybith. Ia pergi  ke tempat kumpulnya pedagang unta dan berkata “ Silahkan siapa yang mau membeli budak Arab yang cekatan namun ia banyak bicara, jika dia berkata aku orang merdeka maka jangan pedulikan ucapannya”.  Ada seseorang yang membeli dengan harga sepuluh ekor unta muda. Maka Nua’iman menunjuk sambil berkata “Itu dia budak yang aku jual”. Maka sang pembeli menangkapnya. Suwaybith berkata : “Aku ini orang merdeka, dia bohong”. Pembeli menjawab : “Penjual tadi telah mengatakan bahwa kamu akan ngomong demikian padahal kau adalah budaknya”. Maka pembeli membawa suwaibith pergi. Ketika Abu bakar datang dan mencari suwaibith maka Nua’iman menceritakan apa yang terjadi. Abu bakar membawa unta-unta muda tadi untuk membawa pulang suwaibith. Cerita ini akhirnya sampai kepada Nabi SAW. Ummu salamah yang meriwayatkan hadits ini lalu berkata :

فَضَحِكَ مِنْهَا النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَصْحَابُهُ حَوْلًا

Nabi dan para sahabat tertawa dengan kejadian tersebut selama satu tahun. [HR Ahmad]

 

Demikianlah kehidupan Nabi dan para sahabatnya yang dihiasi sesekali dengan senda gurau. Namun demikian Imam Ghazali memberi catatan akan hal ini. Ia berkata :

مِنَ الْغَلَطِ الْعَظِيْمِ أَنْ يَتَّخِذَ الْإِنْسَانُ الْمِزَاحَ حِرْفَةً يُوَاظِبُ عَلَيْهِ وَيُفْرِطُ فِيْهِ ثُمَّ يَتَمَسَّكُ بِفِعْلِ الرَّسُوْلِ صلى الله عليه وسلم

Merupakan kesalahan besar jika seseorang menjadikan guyonan sebagai pekerjaan sehari-hari dan ia bergurau melampaui batas kemudian ia berhujjah dengan apa yang dilakukan oleh Rasul SAW. [Ihya Ulumiddin]

Sebagai tambahan, saya menggaris bawahi bahwa yang dilakukan Nu’ayman di atas tidak boleh dilakukan karena sudah terdapat larangan menjual orang merdeka. Allah SWT telah berfirman dalam hadits qudsy: Tiga orang yang mana Aku memusuhi mereka pada hari kiamat, yaitu (1) orang yang bersumpah atas namaku lalu ia mengingkarinya,

وَرَجُلٌ بَاعَ حُرًّا فَأَكَلَ ثَمَنَهُ

“(2) orang yang menjual orang merdeka lalu memakan (uang dari) harga jualnya”,

dan (3) seseorang yang memperkerjakan pekerja namun selesai pekerjaannya, ia tidak juga membayarkan upahnya ". [HR Bukhari]

 

Wallahu A’lam. Semoga Allah al-Bari membuka hati dan fikiran kita untuk serius di waktu serius dan sesekali bercanda di waktu yang sesuai sehingga kehidupan menjadi lebih berwarna bersama-sama orang-orang di sekeliling kita.

 

Salam Satu Hadits

Dr.H.Fathul Bari.,SS.,M.Ag

 

Pondok Pesantren Wisata

AN-NUR 2 Malang Jatim

Ngaji dan Belajar Berasa di tempat Wisata

Ayo Mondok! Mondok Itu Keren!

 

NB.

“Ballighu Anni Walau Ayah” Silahkan Share sebanyak-banyaknya kepada semua grup yang ada supaya sabda Nabi SAW  menghiasi dunia maya dan menjadi amal jariyah kita semua.

Wednesday, September 11, 2024

HUMOR DALAM KELUARGA

 

ONE DAY ONE HADITH

 

Diriwayatkan dari A’isyah RA, Rasul SAW bersabda :

خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ لِأَهْلِهِ وَأَنَا خَيْرُكُمْ لِأَهْلِي

“Lelaki terbaik diantara kalian adalah yang terbaik kepada keluarganya dan aku adalah lelaki terbaik untuk keluarganya” [HR Turmudzi]

 

Catatan Alvers

 

Dari hadits tersebut diketahui bahwa Beliau adalah suami terbaik yang memperlakukan istri dan keluarga dengan perlakuan yang terbaik. Dalam hal ini Ibnu Katsir berkata : “Sebagian dari Akhlak Nabi SAW adalah beliau baik dalam bergaul, selalu berseri-seri, bersenda gurau dengan keluarganya dan berlemah lembut dengan mereka, meluaskan belanja dan membuat tertawa istri-istrinya sehingga beliau pernah mengajak Aisyah untuk berlomba lari sebagai bentuk kemesraan beliau dengannya.” [Tafsir Ibnu Katsir]

 

Ada seseorang bertanya kepada Ibnu Abbas RA. Apakah Rasul itu juga bergurau? Maka ia menjawab: Iya. Orang itu bertanya lagi : Bagaimana gurauan beliau? Anas berkata : Suatu ketika Rasul SAW membelikan baju untuk istrinya namun ternyata baju itu kebesaran maka Beliau bersabda :

اِلْبَسِيْهِ وَاحْمَدِي وَجُرِّي مِنْهُ ذَيْلاً كَذَيْلِ الْعَرُوْسِ

“Pakailah baju ini dan bersyukurlah. Seretlah ujung bawah baju ini sebagaimana ujung bawah baju pengantin”. [HR Ibnu Asakir]

 

Dan Anas RA berkata :

إِنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كاَنَ مِنْ أَفْكَهِ النَّاسِ مَعَ نِسَائِهِ

Sesungguhnya Nabi SAW adalah orang yang paling lucu (humoris) bersama para istri beliau. [Ihya Ulumiddin]

 

Contoh lain adalah ketika Aisyah bersama Rasul SAW dan Saudah binti Zam’ah (Istri Nabi). Aisyah membuat makanan Hazirah (Semacam jenang berkuah yang berisi irisan daging kecil-kecil) dan ia menghidangkan makanan tersebut. Aisyah berkata kepada Saudah : Makanlah. Saudah berkata : Tidak, aku tidak suka dengan makanan ini. Aisyah berkata :

وَاللهِ لَتَأْكُلنَّ أَوْ لَأَلْطَخَنَّ بِهِ وَجْهَكِ

“Demi Allah, Makanlah atau aku akan mengoleskan makanan ini ke wajahmu”.

 

Saudah berkata : “Tidak, aku tidak akan mencicipinya”. Aisyah lalu mengambil sebagian makanan dengan tangannya lalu ia mengoleskan ke wajah saudah sementara Rasul berada di tengah-tengah antara Aisyah dan Saudah. Rasul menurunkan kedua lutut beliau agar dengan mudah Saudah membalasnya. Lalu saudah mengambil sebagian makanan dan mengoleskannya ke wajah Aisyah. Melihat apa yang terjadi Rasul SAW tertawa. [Ihya Ulumiddin]

 

Bahkan dalam satu riwayat disebutkan bahwa beliaulah yang menyuruh Saudah membalas aisyah. Aisyah RA berkata :

فَوَضَعَ بِيَدِهِ لَهَا، وَقَالَ لَهَا: «الْطَخِي وَجْهَهَا»، فَضَحِكَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَهَا

Beliau memegang tangan Saudah dan berkata : “Lumurilah wajah Aisyah”. Maka Rasul SAW pun tertawa dibuatnya. [Musnad Abi Ya’la Al-Maushili]

Pernah juga satu ketika Rasul melihat koleksi boneka milik 'Aisyah. Beliau lalu bertanya: "Wahai 'Aisyah, ini apa?" 'Aisyah menjawab, "Anak-anak bonekaku." Lalu beliau juga melihat boneka kuda yang mempunyai dua sayap dari kain. Beliau bertanya: "Lalu apa itu yang ada di tengah-tengah boneka itu?" 'Aisyah menjawab, "Boneka Kuda." Beliau bertanya lagi: "Lalu apa yang ada di bagian atas kuda itu?" 'Aisyah menjawab, "Dua sayap." Beliau bertanya lagi: "Apakah kuda mempunyai dua sayap?" 'Aisyah menjawab,

أَمَا سَمِعْتَ أَنَّ لِسُلَيْمَانَ خَيْلًا لَهَا أَجْنِحَةٌ

"Tidakkah engkau pernah mendengar bahwa Nabi Sulaiman mempunyai kuda yang punya banyak sayap?"

 

Mendengar jawaban ini, Nabi SAW tertawa hingga terlihat gigi belakangnya. Terang 'Aisyah. [HR Abu Dawud]

 

Para sahabat juga bercanda dengan istri mereka. Tsabit bin Ubayd berkata :

كاَنَ زَيْدُ بْنُ ثَابِتٍ مِنْ أَفْكَهِ النَّاسِ إِذَا خَلَا مَعَ أَهْلِهِ وَأَرْصَنَهُمْ إِذَا جَلَسَ مَعَ الْقَوْمِ.

Zaid bin Tsabit adalah orang yang paling humoris ketika bersama dengan keluarganya namun ia menjadi orang yang paling serius ketika duduk bersama kaum. [Mushannaf Ibnu Abi Syaibah]

 

Rasul SAW juga bersenda gurau dengan anak-anak kecil untuk menghibur mereka. Suatu ketika, Beliau membariskan Abdullah , Ubaidillah dan katsir dari keluarga Abbas lalu beliau bersabda :

مَنْ سَبَقَ إِلَيَّ فَلَهُ كَذَا وَكَذَا

“Barang siapa yang tercepat lari kearahku maka ia akan mendapatkan hadiah”

Maka mereka berlarian dengan cepat menuju Nabi SAW lalu mereka menimpakan tubuh mereka ke punggung dan ada yang ke dada beliau lelu beliau menciumi mereka dan memeluknya. [HR Ahmad]

 

Ibnu Abbas RA berkata : Suatu ketika Rasul SAW membawa Husein bin Ali di atas pundak beliau maka ada seseorang yang melihat ada seorang anak naik di atas Nabi yang mulia maka ia berkata :

نِعْمَ الْمَرْكَبُ رَكِبْتَ يَا غُلَامُ

“Sebaik-baik kendaraan adalah yang kau naiki nak”.

Rasul SAW bersabda : “dan sebaik-baik penumpang adalah dia (husein)”. [HR Turmudzi]

 

Contoh lagi adalah apa yang disampaikan oleh Abu hurairah RA, Ia berkata :

أنَّهُ عليه الصلاة والسلام كَانَ يُدْلِعُ لِسَانَهُ لِلْحَسَنِ بْنِ عَلِيٍّ وَيَرَى الصَّبِيُّ لِسَانَهُ فَيَهُشُّ إِلَيْهِ

Rasul SAW pernah menjulurkan lidah beliau kepada Hasan bin Ali (sewaktu masih kecil) dan tatkala anak kecil melihat lidah beliau maka anak itu akan menggeliat senang. [Bariqah Mahmudiyah]

 

Anas bin Malik RA berkata :

كان النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ أَفْكَهِ النَّاسِ مَعَ الصَّبِيِّ

Sesungguhnya Nabi SAW adalah orang yang paling lucu (humoris) bersama anak kecil. [HR Thabrani]

 

Rasul SAW juga pernah bermain air dengan anak kecil. Mahmud ibnur Rabi’ berkata :

عَقَلْتُ مِنَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَجَّةً مَجَّهَا فِي وَجْهِي وَأَنَا ابْنُ خَمْسِ سِنِينَ مِنْ دَلْوٍ

Aku masih ingat akan semburan air yang disemburkan oleh Rasul SAW dari suatu ember ke wajahku saat usiaku lima tahun. [HR Bukhari]

 

Mengomentari hadits ini, Imam Nawawi berkata :

وَفِي هَذَا مُلَاطَفَةُ الصِّبْيَانِ وَتَأْنِيْسُهُمْ وَإِكْرَامُ آبَائِهِمْ بِذَلِكَ

Dalam hadits ini terdapat pelajaran yaitu berlemah lembut dengan anak-anak kecil, menghibur mereka dan memuliakan orang tua mereka dengan hal tersebut. [Al-Minhaj Syarah An-Nawawi]

 

Nabi SAW lebih banyak bersenda gurau bersama istri dan anak kecil. Mengapa demikian? Imam Ghazali berkata :

وَكَانَ ذَلِكَ مِنْهُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  مُعَالَجَةً لِضُعْفِ قُلُوْبِهِمْ مِنْ غَيْرِ مَيْلٍ إِلَى هَزْلٍ

Bersenda gurau dengan istri dan anak sebagaimana di atas dilakukan oleh Nabi SAW dengan sengaja untuk mengobati kelemahan hati (akal) mereka tanpa senang (hobby) bersenda gurau. [Ihya Ulumiddin]

 

Demikianlah kondisi Nabi SAW bersama Istri dan anak-anak. Beliau begitu jenaka dan menyenangkan sehingga pantaslah beliau menobatkan diri sebagai “Ana Khoirukum Li Ahli (Aku adalah orang terbaik untuk keluargaku) sebagaimana hadits utama di atas.

 

Wallahu A’lam. Semoga Allah al-Bari membuka hati dan fikiran kita untuk menjadi pribadi yang menyenangkan di tengah-tengah keluarga sehingga keluarga kita dipenuhi dengan kebahagiaan dan keceriaan.

 

Salam Satu Hadits

Dr.H.Fathul Bari.,SS.,M.Ag

 

Pondok Pesantren Wisata

AN-NUR 2 Malang Jatim

Ngaji dan Belajar Berasa di tempat Wisata

Ayo Mondok! Mondok Itu Keren!

 

NB.

“Ballighu Anni Walau Ayah” Silahkan Share sebanyak-banyaknya kepada semua grup yang ada supaya sabda Nabi SAW  menghiasi dunia maya dan menjadi amal jariyah kita semua.