Saturday, October 12, 2024

ULAMA VS PENCERAMAH

 

ONE DAY ONE HADITH

 

Diriwayatkan dari Hakim bin Hizam RA, Rasul SAW bersabda :

وَسَيَأْتِي زَمَانٌ قَلِيلٌ فُقَهَاؤُهُ ، كَثِيرٌ خُطَبَاؤُهُ ، كَثِيرٌ سُؤَّالُهُ ، قَلِيلٌ مُعْطُوهُ ، الْعِلْمُ فِيهِ خَيْرٌ مِنَ الْعَمَلِ

“Akan datang satu masa dimana orang-orang faqih-nya sedikit, sementara banyak para penceramahnya, banyak para peminta-minta dan sedikit orang-orang yang memberi, ketika itu ilmu lebih baik dari pada amal”. [HR Thabrani]

 

Catatan Alvers

 

Pada zaman sekarang kita dengan mudah menemukan penceramah di mana-mana. Mulai yang tua maupun yang muda bahkan anak-anak. Ajang lomba ceramah semacam PILDACIL (pemilihan da’i cilik) pun di gelar di berbagai tempat dan banyak sekali pesertanya. Sementara orang yang faham ilmu agama (Faqih) dan ulama yang benar-benar mengamalkan ilmunya semakin sulit untuk ditemukan. Banyak di antara mereka meninggal dunia lalu banyak diantara mereka tidak memiliki generasi penerus dalam keilmuan dan amalihah mereka. Hal ini sebagaimana sabda Rasul SAW :

إِنَّ اللَّهَ لَا يَقْبِضُ الْعِلْمَ انْتِزَاعًا يَنْتَزِعُهُ مِنْ الْعِبَادِ وَلَكِنْ يَقْبِضُ الْعِلْمَ بِقَبْضِ الْعُلَمَاءِ حَتَّى إِذَا لَمْ يُبْقِ عَالِمًا اتَّخَذَ النَّاسُ رُءُوسًا جُهَّالًا فَسُئِلُوا فَأَفْتَوْا بِغَيْرِ عِلْمٍ فَضَلُّوا وَأَضَلُّوا

Sesungguhnya Allah tidak mengangkat ilmu dengan sekali cabutan dari para hamba-Nya, akan tetapi Allah mengangkat ilmu dengan mewafatkan para ulama. Ketika tidak tersisa lagi seorang ulama pun, manusia merujuk kepada para pemuka-pemuka yang bodoh. Ketika ditanya, maka mereka itu berfatwa dengan tanpa ilmu. mereka itu sesat dan menyesatkan. [HR Bukhari]

 

Dengan demikian secara perlahan namun pasti akhirnya kita sampai pada zaman yang disebutkan oleh baginda Nabi SAW dalam hadits utama di atas “Akan datang satu masa dimana orang-orang faqih-nya sedikit, sementara banyak para penceramahnya. banyak para peminta-minta dan sedikit orang-orang yang memberi, ketika itu ilmu lebih baik dari pada amal”. [HR Thabrani].

 

“Faqih adalah orang yang faham agama dengan hatinya itu berbeda dengan khatib (penceramah) yang mana ia berceramah dengan lisannya. Terkadang hati itu memiliki pengetahuan dan ilmu yang agung namun orangnya tidak mengungkapkannya kepada orang lain. Dan sebaliknya, terkadang seseorang berbicara banyak ilmu pengetahuan hati dan hal ihwalnya sementara hatinya kosong. Hal ini seperti perumpamaan Nabi SAW mengenai orang munafiq yang membaca Qur’an, ia seperti tumbuhan Rayhanah. Baunya wangi namun rasanya pahit. Disini Rasul SAW menjelaskan bahwa ada orang yang membaca Qur’an dan berbicara mengenai kalam Allah namun ia dalah orang munafik yang mana di dalam hatinya tidak terdapat iman. Dan disisi lain, beliau memberikan perumpamaan orang mukmin yang tidak membaca al-Quran ialah seperti buah kurma, tidak ada baunya, tetapi rasanya manis. Jadi ada orang yang hatinya beriman dan didalam hatinya terdapat tauhid, mahabbah dan khashyah yang agung namun dia tidak membicarakan hal itu kepada orang lain”. [Da’ru Ta’arudil Aql Wan Naql]

 

“Banyak diantara para penceramah saat ini tidak memilah milih kisah dan cerita yang disampaikan, yang penting bagi mereka kisahnya menarik perhatian bahkan tak jarang menyampaikan hadits palsu dan cerita bohong dengan niatan motivasi amal shalih ataupun sekedar biar tenar dan banyak mendapat job”. [Majalah Al-Bayan 98 Maktabah Syamilah]

Maka di zaman akhir dimana banyak penceramahnya, Ibnu Rajab Al-Hambali berkata :

فَمَنْ كَثُرَ عِلْمُهُ وَقَلَّ قَوْلُهُ فَهُوَ الْمَمْدُوحُ، وَمَنْ كاَنَ بِالْعَكْسِ فَهُوَ مَذْمُوْمٌ

Barang siapa yang banyak ilmunya dan sedikit bicaranya maka dialah orang yang terpuji. Dan orang yang sebaliknya (Sedikit ilmu namun banyak bicara) dialaha orang yang tercela.  [Majmu’ Rasa’il Ibni Rajab]

 

Dalam konteks ini pula, Ibnu Mas’ud berkata :

اِعْلَمُوا أَنَّ حُسْنَ الْهَدْيِ فِي آخِرِ الزَّمَانِ خَيْرٌ مِنْ بَعْضِ الْعَمَلِ

Ketahuilah bahwa baiknya perilaku (teladan) di akhir zaman itu lebih baik daripada sebagian amalan. [Adabul Mufrad]

 

Kondisi sekarang ini berbanding terbalik dengan kondisi di zaman Nabi SAW. Pada hadits yang sama, sebelumnya Rasul SAW menjelaskan :

إِنَّكُمْ قَدْ أَصْبَحْتُمْ فِي زَمَانٍ كَثِيرٍ فُقَهَاؤُهُ ، قَلِيلٍ خُطَبَاؤُهُ ، كَثِيرٍ مُعْطُوهُ ، قَلِيلٍ سُؤَّالُهُ ، الْعَمَلُ فِيهِ خَيْرٌ مِنَ الْعِلْمِ

Kalian sekarang berada pada masa orang-orang faqih-nya banyak, sedangkan para khathib (penceramah)nya sedikit, banyak orang yang memberi dan dan sedikit para peminta-minta, amal itu lebih baik daripada ilmu.  [HR Thabrani]

 

Al-Qari menjelaskan bahwa makna dari “amal itu lebih baik daripada ilmu” adalah di zaman tersebut menampakkan amal itu lebih baik daripada menampakkan ilmu supaya orang-orang mudah untuk meneladaninya. Hal ini tentu tidak bertentangan dengan keutamaan ilmu secara mutlak. [Al-Iraqy, Takhrij Ahaditsil Ihya]

 

Dalam hadits tersebut terdapat tigal hal yang berbanding terbalik dengan berbedanya zaman yaitu Ulama VS penceramah, Pemberi VS peminta-minta, Ilmu VS Amal. Dan terdapat tambahan penjelasan mengenai Hal ini. Suatu ketika ada orang Yaman mendatangi Ibnu Mas’ud dan berkata : Tolong ajarkan Al-Qur’an kepadaku. Ibnu Mas’ud menyuruhnya pulang. Di perjalanan, orang itu bertemu dengan satu kaum yang mendengarkan kisah tadi maka mereka menganjurkannya untuk belajar “kalam” (berpidato). Orang yaman itu kembali kepada Ibnu Mas’ud. Lalu Ibnu Mas’ud berkata :  “Engkau sekarang berada pada masa dimana orang-orang faqih-nya banyak, sedangkan para penceramahnya sedikit, banyak orang yang memberi dan sedikit para peminta-minta”

الْعَمَلُ فِيهِ قَائِدٌ لِلْهَوَى

saat ini amal bisa menuntun hawa nafsu. dan sebentar lagi akan datang satu masa dimana para khathib (penceramah)nya banyak sedangkan ulama’nya sedikit. Banyak orang yang meminta-minta dan sedikit orang yang memberi.

الْهَوَى فِيهِ قَائِدٌ لِلْعَمَلِ

Saat itu hawa nafsu akan mengendalikan amal seseorang. [Al-Ibanah Al-Kubra Libni Batthah]

 

Di dalam riwayat lain, Ibnu Mas’ud berkata : “Kalian sekarang berada pada masa dimana para khathib (penceramah)nya sedikit sedangkan ulama’nya banyak,

يُطِيلُونَ الصَّلَاةَ، وَيُقَصِّرُونَ الْخُطْبَةَ

“mereka memanjangkan shalat dan memendekkan khutbah”.

Dan akan datang satu masa dimana ulama’nya sedikit namun para khathib (penceramah)nya banyak.

يُطِيلُونَ الْخُطْبَةَ، وَيُؤَخِّرُونَ الصَّلَاةَ

Mereka itu memanjangkan khutbah dan mengakhirkan shalat”.  [HR Thabrani]

 

Kapan itu terjadi? Ibnu Mas’ud menjelaskan : “(dan itu semua terjadi) Jika kalian sudah melihat orang-orang meninggikan bangunan, berlaku tidak adil dalam hukum, menerima suap, semoga semua selamat dan selamat. Orang yaman itu bertanya : Lantas perkara apakah  yang bisa menyelamatkan kami? Ibnu Mas’ud menjawab :

تَأْخُذُ حِلْسًا مِنْ أَحْلَاسِ بَيْتِكَ فَتَلْبَسهُ , وَتَكُفُّ لِسَانَكَ وَيَدَكَ

“Hendaknya engkau mengambil alas rumahmu dan memakainya, menahan mulut dan tanganmu”. [Al-Ibanah Al-Kubra Libni Batthah]

 

Begitu beratnya mengamalkan ilmu di akhir zaman ini maka Rasul SAW bersabda :

إِنَّكُمْ الْيَوْمَ فِي زَمَانٍ كَثِير عُلَمَاؤُه ، قَلِيلُ خُطَباَؤُه ، مَنْ تَرَكَ عُشْرَ مَا يَعْرِفْ هَوَى ، وَيَأْتِي مِنْ بَعْدُ زَمَانٌ كَثْير خُطَبَاؤُه ، قَلِيلُ عُلَمَاؤُه ، مَنْ اسْتَمْسَكَ بِعُشْرِ مَا يَعْرِفُ فَقَدْ نَجَا».

Sesungguhnya kalian hari ini berada pada suatu zaman banyak ulamanya, dan sedikit penceramahnya. Barangsiapa yang meninggalkan sepuluh persen dari yang dia ketahui maka dia akan tergelincir. Dan akan datang setelahnya zaman dimana banyak penceramahnya, dan sedikit ulama’nya. Barangsiapa yang berpegang teguh dengan sepeuluh persen saja dari apa yang dia ketahui maka sungguh dia telah selamat. [Al-Amal As-Shalih]

 

Wallahu A’lam. Semoga Allah al-Bari membuka hati dan fikiran kita untuk terus belajar ilmu dan berusaha mengamalakannya semampu kita supaya kita menjadi orang yang selamat di zaman akhir ini.

 

Salam Satu Hadits

Dr.H.Fathul Bari.,SS.,M.Ag

 

Pondok Pesantren Wisata

AN-NUR 2 Malang Jatim

Ngaji dan Belajar Berasa di tempat Wisata

Ayo Mondok! Mondok Itu Keren!

 

NB.

“Ballighu Anni Walau Ayah” Silahkan Share sebanyak-banyaknya kepada semua grup yang ada supaya sabda Nabi SAW  menghiasi dunia maya dan menjadi amal jariyah kita semua.

0 komentar:

Post a Comment