Wednesday, January 1, 2025

SUAMI BAKHIL ?

ONE DAY ONE HADITH

 

Diriwayatkan dari Abu Hatim al-Muzani RA, Rasulullah SAW bersabda :

إِذَا جَاءَكُمْ مَنْ تَرْضَوْنَ دِينَهُ وَخُلُقَهُ فَأَنْكِحُوهُ إِلَّا تَفْعَلُوا تَكُنْ فِتْنَةٌ فِي الْأَرْضِ وَفَسَادٌ

Jika datang kepada kalian (untuk meminang puteri kalian) seseorang yang kalian ridhai agama dan akhlaknya, maka nikahkanlah ia (dengan putri kalian). Jika tidak, maka akan terjadi fitnah di bumi dan kerusakan. [HR Turmudzi]

 

Catatan Alvers

 

Viral di Medsos, seorang syeikh berceramah dalam bahasa Arab ”Jangan kau nikahkan putrimu dengan lelaki yang bakhil meskipun dia suka qiyamul lail di malam hari, berpuasa di siang hari, sujudnya lama, menangisnya (ketika bermunajat) sangat lama. Orang bakhil akan dimusuhi bahkan oleh binatang, ia tidak punya teman kecuali dirinya snediri. Jangan kau nikahkan putrimu dengannya karena itu akan menyebabkan engkau memasukkan putrimu ke dalam neraka (dunia) sebelum neraka (akhirat). Ini benar. Ini adalah nasehat kepada sesama muslim. Sebagian orang tua hanya menanyakan tentang agama saja kepada calon menantu dan tidak menanyakan dan meneliti bagaimana akhlaknya. Padahal Nabi SAW menyebutkan dua perkara yaitu agama dan akhlaknya. (sebagaimana terdapat pada hadits utama di atas). Ada lelaki yang bagus sekali agamanya namun akhlaknya jelek, ia suka memutus tali silaturahmi, pelit. Lelaki seperti ini akan membuat putrimu sengsara maka jangan sampai lelaki seperti ini menjadi suami dari putrimu”.

https://youtu.be/i5RgodUJ2Tg?si=g4q8ztCRY1WraFWe

Berbicara tentang bakhil, maka kita sepakat bahwa bakhil atau kikir adalah sifat yang tak terpuji bahkan Rasul SAW sendiri sangat menghindari sifat kikir sehingga memerintahkan kita agar berlindung kepada Allah dari sifat bakhil. Beliaupun juga berdoa :

 اللَّهمَّ إنِّي أعوذُ بِكَ منَ البُخلِ

Ya Allah, Aku berlindung kepada-Mu dari sifat bakhil. [HR Bukhari]

 

Kiranya diperlukan komitmen dalam diri agar kita menjauhi sifat bakhil. Jangan sampai kita melarang orang lain bakhil sementara kita sendiri bakhil. Ummul Banin, Saudarinya Umar bin Abdul Aziz berkata :

أُفٍّ لِلْبَخِيْلِ لَوْ كَانَ الْبُخْلُ قَمِيْصًا مَا لَبِسْتُهُ, وَلَوْ كَانَ طَرِيْقًا مَا سَلَكْتُهُ

Sungguh jelek orang bakhil, Jika sifat bakhil itu berupa baju maka aku tidak akan memakainya. Jika ia berupa jalan maka aku tidak akan melewatinya. [Ihya Ulumiddin]

 

Dari buruknya sifat bakhil maka ia bisa menutupi kebaikan-kebaikan. Suatu ketika orang-orang memuji dengan menceritakan seorang wanita kaya yang ahli ibadah namun ia bakhil. Maka Rasul SAW bersabda :

فَمَا خَيْرُهَا إِذَنْ؟

Lantas, apa kebaikannya dia? [Makarimul Akhlaq]

 

Sifat kikir akan menjadi lebih buruk lagi jika dimiliki oleh seorang pemimpin. Makanya Rasul SAW tidak merestui pemimpin yang bakhil. Satu ketika Rasul SAW bertanya : “Siapa pemimpin kalian wahai Bani Salimah?” Mereka menjawab: Juddu bin Qais, hanya saja kami menganggapnya seorang yang kikir. Rasul SAW bersabda:

 وَأَيُّ دَاءٍ أَدْوَى مِنَ الْبُخْلِ؟ بَلْ سَيِّدُكُمْ عَمْرُو بْنُ الْجَمُوحِ

“Tiada penyakit yang lebih buruk daripada sifat kikir. Jadikan saja ‘Amr bin Al-Jamuu’ sebagai pemimpin kalian”. [Al-Adab Al-Mufrad]

 

Sifat bakhil jika dimiliki oleh seorang pemimpin maka kebakhilannya akan merugikan orang banyak, demikian pula sifat bakhilnya pemimpin dalam skala keluarga akan merugikan anak istri. Diriwayatkan dari Aisyah RA, bahwa Hindun binti Utbah datang kepada Rasulullah SAW dan bertanya :  “Wahai Rasulullah, Abu Sufyan (suami) itu adalah orang yang pelit, ia tidak memberi nafkah yang cukup untukku dan anakku sehingga aku mengambil hartanya tanpa sepengetahuannya. (Apakah boleh) ?

Beliau menjawab :

خُذِي مَا يَكْفِيكِ وَوَلَدَكِ بِالْمَعْرُوفِ

“Ambillah darinya harta yang bisa mencukupi untukmu dan anakmu dengan ma'ruf (sewajarnya)."  [HR Bukhari]

 

Suami yang tidak menunaikan kewajiban untuk menafkahi anak istrinya maka ia berdosa. Rasul SAW bersabda : 

كَفَى بِالْمَرْءِ إِثْمًا أَنْ يُضَيِّعَ مَنْ يَقُوتُ

"Cukuplah seseorang itu berdosa jika ia menyia-nyiakan orang-orang yang berada dalam tanggungannya." [HR Nasa'i].

 

Maka benarlah statemen Syeikh di atas yang melarang orang tua menikahkan putrinya dengan lelaki yang bakhil meskipun dia banyak beribadah mengingat besarnya bahaya yang akan terjadi dalam rumah tangganya. Jauh sebelum itu, Bisyr Ibnu Harits Al-Hafi Rahimahullah (Wafat 227 H) telah mengingatkan kepada para orang tua. Ia berkata :

لَا تُزَوِّجِ الْبَخِيْلَ وَلَا تُعَامِلْهُ

Jangan kau menikahkan putrimu dengan lelaki yang bakhil dan jangan pula engkau bergaul dengannya. [Al-Adab As-Syar’iyyah]

 

Benarkah orang yang beriman itu bisa bersifat bakhil? Pertanyaan ini pernah diajukan kepada Nabi SAW. Sabahat bertanya : “Apakah seorang mukmin ada kemungkinan menjadi penakut?” Beliau menjawab: “Iya”. Lalu ditanyakan lagi kepada beliau:

أَيَكُوْنُ الْمُؤْمِنُ بَخِيْلًا

“Apakah seorang mukmin ada kemungkinan bersifat kikir?”

Beliau menjawab: “Iya”. Lalu ditanyakan lagi kepadanya: “Apakah seorang mukmin ada kemungkinan menjadi tukang bohong?” Beliau menjawab: “Tidak”. [HR Baihaqi]

 

Dalam riwayat lain disebutkan :

إِنَّ الْمُؤْمِنَ ليُطبع عَلَى خلالٍ شَتَّى: عَلَى الْجُودِ، وَالْبُخْلِ، وَحُسْنِ الْخُلُقِ

“Sesungguhnya seorang mukmin itu diberi tabi’at dari segala sifat: Diberi tabi’at dermawan, kikir, dan juga akhlak mulia”. [HR Ibnu Adi]

 

Untuk memperjelas status keberadaan ahli ibadah namun kikir maka saya ajak alvers untuk mencermati beberapa redaksi dari riwayat hadits yang menceritakan wanita ahli ibadah yang bakhil di atas. Dalam satu riwayat disebutkan :

اِمْرَأَةٌ مُتَعَبِّدَةٌ غَنِيَّةٌ غَيْرُ أَنَّهَا بَخِيْلَةٌ

Wanita yang ahli ibadah lagi kaya namun ia bakhil . [Makarimul Akhlaq]

Dan dalam riwayat lain disebutkan :

صَوَّامَةٌ قَوَّامَةٌ إِلَّا أَنَّ فِيْهَا بُخْلًا

Wanita yang banyak puasa dan banyak qiyamul lail hanya saja ia bakhil. [Mawsu’atul Akhlaq Al-Islamiyah]

 

Redaksi ini menyatakan bahwa wanita itu adalah ahli ibadah, suka puasa dan suka shalat malam namun ia bakhil. Jadi jelaslah bahwa mungkin saja orang yang ahli ibadah itu memiliki sifat bakhil. Hal ini tidak menafikan bahwa dalam prakteknya yang banyak ditemukan adalah orang yang ahli ibadah itu kebanyakan tidak bakhil. Hubaiys bin Mubassyir berkata : “Aku pernah duduk di majlisnya Imam Ahmad bin Hambal dan Yahya bin Ma’in yang dihadiri banyak orang. Mereka bersepakat bahwa mereka tidak menemukan orang yang shalih namun bakhil”. [Mawsu’atul Akhlaq Al-Islamiyah]

 

Dengan demikian, penting sekali bagi seseorang agar ia menjauhi sifat bakhil. Yahya bin Muadz berkata :

مَا فِي الْقَلْبِ لِلْأَسْخِيَاءِ إِلَّا حُبٌّ وَلَوْ كَانُوا فُجَّارًا وَلِلْبُخَلَاءِ إِلَّا بُغْضٌ وَلَوْ كَانُوا أَبْرَارًا

Tidak ada sesuatu di dalam hati orang dermawan melainkan cinta meskipun mereka orang-orang jelek dan sebaliknya, tidak ada sesuatu di dalam hati orang bakhil melainkan kebencian meskipun mereka orang-orang baik. [Mawsu’atul Akhlaq Al-Islamiyah]

 

Wallahu A’lam. Semoga Allah Al-Bari membuka fikiran kita untuk menjauhi sifat bakhil dan berusaha menjadi orang yang dermawan sehingga kita bisa mengumpulkan agama dan akhlak dalam satu kepribadian.

 

Salam Satu Hadits

Dr.H.Fathul Bari.,SS.,M.Ag

 

Pondok Pesantren Wisata

AN-NUR 2 Malang Jatim

Ngaji dan Belajar Berasa di tempat Wisata

Ayo Mondok! Mondok Itu Keren!

 

 NB.

“Ballighu Anni Walau Ayah” Silahkan Share sebanyak-banyaknya kepada semua grup yang ada. Al-Hafidz Ibnul Jawzi berkata : _Barang siapa yang ingin amalnya tidak terputus setelah ia wafat maka sebarkanlah ilmu._ [At-Tadzkirah Wal Wa’dh]

0 komentar:

Post a Comment