إنَّ اللّهَ أَوْحَىٰ إِلَيَّ أَنْ تَوَاضَعُوا حَتَّىٰ لاَ يَفْخَرَ أَحَدٌ علىٰ أَحَدٍ، وَلاَ يَبْغِيَ أَحَدٌ عَلَىٰ أَحَدٍ
"Sesungguhnya Allah telah mewahyukan kepadaku untuk menyuruh kalian bersikap rendah hati, sehingga tidak ada seorang pun yang membanggakan dirinya di hadapan orang lain, dan tidak seorang pun yang berbuat aniaya terhadap orang lain." [HR Muslim]
أَرْفَعُ النَّاسِ قَدْرًا : مَنْ لاَ يَرَى قَدْرَهُ ، وَأَكْبَرُ النَّاسِ فَضْلاً : مَنْ لَا يَرَى فَضْلَهُ
“Orang yang paling tinggi kedudukannya adalah orang yang tidak pernah melihat kedudukannya. Dan orang yang paling mulia adalah orang yang tidak pernah melihat kemuliannya (merasa mulia).” [Syu’abul Iman]
الإخلاص فقد رؤية الإخلاص، فإن من شاهد في إخلاصه الإخلاص فقد احتاج إخلاصه إلى إخلاص
"Ikhlas itu tidak merasa ikhlas. Orang yang menetapkan keikhlasan dalam amal perbuatannya maka keihklasannya tersebut masih butuh keikhlasan (karena kurang ikhlas)." [Ihya’ Ulumuddin]
عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِى إِلَى الْبِرِّ وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِى إِلَى الْجَنَّةِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ صِدِّيقًا
"Hendaklah kalian senantiasa berlaku jujur, karena sesungguhnya kejujuran akan megantarkan pada kebaikan dan sesungguhnya kebaikan akan mengantarkan pada surga. Jika seseorang senantiasa berlaku jujur dan berusaha untuk jujur, maka dia akan dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur." [HR Muslim]
يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوْبِ، ثَبِّتْ قَلْبِيْ عَلَى دِيْنِكَ.
“Ya Allah, Dzat yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku pada agamaMu.”[HR Ahmad]
Friday, December 27, 2019
SALAH KAPRAH ISTIKHARAH
Monday, December 16, 2019
MENINGGAL DI MADINAH
Sunday, December 15, 2019
UMRAH YUK
Saturday, December 14, 2019
DAFTAR ISI SERIAL BUKU ONE DAY 1-4
DAPATKAN BUKUNYA
BISA KIRIM KE SULURUH DUNIA
HUBUNGI ANNUR 2 STORE
+62-858 5895 9765
Friday, December 6, 2019
MEMBULLY NABI SAW
ONE DAY ONE HADITH
Diriwayatkan oleh As-Sya’bi dari Sayyidina Ali KW, ia berkata :
أَنَّ يَهُودِيَّةً كَانَتْ تَشْتُمُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَتَقَعُ فِيهِ ، فَخَنَقَهَا رَجُلٌ حَتَّى مَاتَتْ ، فَأَبْطَلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ دَمَهَا
Salah seorang wanita yahudi mencela menghina Nabi SAW. Kemudian ada salah seorang yang mencekik wanita itu sampai mati, dan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak menuntut darahnya (artinya tidak diqishah).” [HR Abu Daud]
Catatan Alvers
Beliau adalah manusia yang sangat sangat mulia. Betapa tidak, Allah saja yang menciptakan jagat raya memuliakannya. Lihatlah bagaimana cara Allah memanggil beliau yang berbeda dengan cara Allah memanggil nabi yang lain. Coba baca ayat-ayat berikut : Wa Ya Adam uskun anta wa zaujukal jannah... [QS Al-A’raaf: 19]. Ya Nuh ihbith bisalamim minna... [QS Hud: 48]. Wanadaynahu Ay Ya Ibrahim... [QS Ash-Shaaffaat: 104]. Ya Yahya khudzil Kitab biQuwwah... [QS Maryam: 12]. Di situ Allah memanggil para nabi langsung dengan nama-namanya. Bandingkan ketika memanggil Nabi Muhammad SAW maka Allah berfirman :
Tuesday, November 19, 2019
BIANG KORUPSI
Diriwayatkan dari Ka’b Bin Malik Al-Anshari RA, Rasul SAW bersabda :
مَا ذِئْبَانِ جَائِعَانِ أُرْسِلَا فِي غَنَمٍ بِأَفْسَدَ لَهَا مِنْ حِرْصِ الْمَرْءِ عَلَى الْمَالِ وَالشَّرَفِ لِدِينِهِ
Dua serigala yang lapar yang dilepas di tengah kumpulan kambing, tidaklah lebih merusak daripada sifat tamaknya seseorang terhadap harta dan kedudukan, keduanya sangat merusak agamanya.
[HR Tirmidzi]
Catatan Alvers
Kata korupsi begitu familier di telinga kita sebab setiap hari hampir tidak luput layar kaca dan mass media memberitakan pejabat yang tertangkap karena melakukan tindak pidana korupsi. Korupsi dalam bahasa inggris “corruption” memiliki arti : jahat, busuk, mudah disuap. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Korupsi didefinisikan sebagai penyelewengan atau penyalahgunaan uang negara (perusahaan dan sebagainya) untuk keuntungan pribadi atau orang lain. [KBBI web id]
Dalam literature Islam, Korupsi diidentikkan dengan Ghulul. Di Zaman Rasul, Ghulul (Korupsi) pernah terjadi selepas perang khaibar dimana budak beliau yang bernama Mid’am tewas terkena sebuah anak panah nyasar. Orang-orangpun berkata, “Selamat! Dia meraih syahid”. Maka Rasul SAW bersabda,
بَلْ وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ إِنَّ الشَّمْلَةَ الَّتِي أَصَابَهَا يَوْمَ خَيْبَرَ مِنَ المَغَانِمِ لَمْ تُصِبْهَا المَقَاسِمُ لَتَشْتَعِلُ عَلَيْهِ نَارًا
“Tidak! Demi Allah yang jiwaku di tanganNya! Sesungguhnya selimut yang dia korupsi dari ghanimah Khaibar, yang belum dibagi, akan menyalakan api padanya. [HR. Al-Bukhari]
Orang se-shalih apapun jika di masih korupsi maka dia akan masuk neraka, bahkan yang mati syahid sekalipun seperti kasus mid’am di atas. Jikapun harta korupsi dibuat sedekah maka sedekahnya tertolak. Rasul SAW bersabda:
لَا تُقْبَلُ صَلَاةٌ بِغَيْرِ طُهُورٍ وَلَا صَدَقَةٌ مِنْ غُلُولٍ
Shalat tanpa bersuci tidak akan diterima, demikian juga sedekah dari korupsi. [HR Muslim]
Dan di hari kiamat akan di adzab dengan harta korupsinya, Allah SWT berfirman:
وَمَنْ يَغْلُلْ يَأْتِ بِمَا غَلَّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
Barangsiapa meng-korupsi dalam urusan rampasan perang itu, maka pada hari kiamat ia akan datang membawa apa yang dikorupsinya (untuk dikalungkan dilehernya) [QS Ali Imran : 161]
Jika ditelisik, korupsi disebabkan oleh dua faktor yaitu internal dan eksternal. Inilah biang korupsi. Yang pertama, Faktor internal seperti tamaknya seseorang terhadap harta dan tidak pernah mensyukurinya. Allah SWT berfirman :
وَإِنَّهُ لِحُبِّ الْخَيْرِ لَشَدِيدٌ
Dan sesungguhnya cintanya kepada harta benar-benar berlebihan. [QS Al-‘Adiyat :8]
Mulai yang muda hingga yang tua, semua cinta harta. Rasul SAW bersabda:
قَلْبُ الشَّيْخِ شَابٌّ عَلَى حُبِّ اثْنَتَيْنِ طُولُ الْحَيَاةِ وَحُبُّ الْمَالِ
Hati orang yang tua renta senantiasa muda dalam mencintai dua perkara: hidup yang panjang dan cinta terhadap harta.[HR Muslim]
Kecintaan terhadap harta akan semakin menjadi di akhir zaman ini. Nabi SAW bersabda:
اِقْتَرَبَتِ السَّاعَةُ وَلَا يَزْدَادُ النَّاسُ عَلَى الدُّنْيَا إِلَّا حِرْصًا وَلَا يَزْدَادُوْنَ مِنَ اللهِ إِلَّا بُعْدًا
Hari Kiamat semakin dekat, dan tidak bertambah (kemauan) manusia kepada dunia melainkan semakin rakus, dan tidak bertambah (kedekatan) mereka kepada Allâh melainkan semakin jauh. [HR Al-Hakim]
Hal ini akan terus berlangsung hingga ajalnya tiba. RAsul SAW bersabda :
لَوْ أَنَّ لِابْنِ آدَمَ وَادِيًا مِنْ ذَهَبٍ أَحَبَّ أَنْ يَكُونَ لَهُ وَادِيَانِ وَلَنْ يَمْلَأَ فَاهُ إِلَّا التُّرَابُ وَيَتُوبُ اللَّهُ عَلَى مَنْ تَابَ
Sungguh, seandainya anak Adam memiliki satu lembah dari emas, niscaya ia sangat ingin mempunyai dua lembah (emas). Dan tidak akan ada yang memenuhi mulutnya kecuali tanah.’ Kemudian Allâh mengampuni orang yang bertaubat [HR Bukhari]
Maka supaya kita selamat, hendaklah kita senantiasa sadar bahwa hidup di dunia ini hanya sebentar saja dan kematian selalu mengintai kita. RAsul SAW bersabda :
أَكْثِرُوا ذِكْرَ هَاذِمِ اللَّذَّاتِ يَعْنِي الْمَوْتَ
Perbanyaklah mengingat pemutus kenikmatan, yaitu kematian. [HR Ibnu Majah]
Faktor kedua adalah ekstrernal , yaitu faktor lingkungan diantaranya seperti istri yang banyak menuntut. Hasan al-Bashri mengisahkan bahwa ada seorang pedagang kain di Mekkah yang dulunya menghalalkan segala cara demi melariskan dagangannya namun beberapa tahun kemudian ia berubah menjadi penjual yang shalih. Ia pun bercerita:”Dulu aku punya istri yang jika aku datang kepadanya dengan sedikit rizki, ia meremehkannya dan jika aku datang dengan rizki yang banyak ia menganggapnya sedikit. Lalu Allah mewafatkan istriku tersebut, dan akupun menikah lagi dengan seorang wanita. Jika aku hendak pergi ke pasar, ia memegang bajuku lalu berkata:
يا فلان ! اتَّقِ الله ولا تطعمنا إلاّ طيّباً إن جئتنا بقليلٍ كثّرناه وإن لم تأتنا بشيءٍ أعنّاك بمغزلنا .
’Wahai suamiku, bertaqwalah kepada Allah, jangan engkau beri makan aku kecuali dengan yang thayyib (halal). Jika engkau datang dengan sedikit rezeki, aku akan menganggapnya banyak, dan jika kau tidak dapat apa-apa aku akan membantumu memintal (kain)’. [al-Mujaalasah wa Jawaahirul ‘Ilm]
Maka sesayang apapun kepada istri, hendaklah suami tidak menuruti kemauan yang jelek dari istrinya. Allah SWT berfirman :
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّ مِنْ أَزْوَاجِكُمْ وَأَوْلَادِكُمْ عَدُوًّا لَكُمْ فَاحْذَرُوهُمْ
“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya di antara istri-istrimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka.” [QS At-Taghabun : 15]
Justru kewajiban suami sebagai imam haruslah bisa menasehatinya dan menuntunnya ke jalan yang diridloi Allah SWT. Wallahu A’lam. Semoga Allah Al-Bari membuka hati kita agar selalu waspada akan harta dunia dan bujuk rayuannya.
Salam Satu Hadits,
Dr. H. Fathul Bari Alvers
NB.
Hak Cipta berupa Karya Ilmiyah ini dilindungi oleh Allah SWT. Mengubah dan menjiplaknya akan terkena hisab di akhirat kelak. Silahkan Share tanpa mengedit artikel ini. Sesungguhnya orang yang copas perkataan orang lain tanpa menisbatkan kepadanya maka ia adalah seorang pencuri atau peng-ghosob dan keduanya adalah tercela [Imam Abdullah Alhaddad]
Pondok Pesantren Wisata
AN-NUR 2 Malang Jatim
Sarana Santri ber-Wisata Rohani Wisata Jasmani
Ayo Mondok! Mondok itu Keren!
Friday, November 15, 2019
GUNUNG SURGA