ONE DAY ONE HADITH
Dari
‘Abdullah bin ‘Amr bin Al-‘Ash RA, Rasulullah SAW bersabda:
قَدْ
أَفْلَحَ مَنْ أَسْلَمَ وَرُزِقَ كَفَافًا وَقَنَّعَهُ اللَّهُ بِمَا آتَاهُ
“Sungguh
sangat beruntung orang yang telah masuk Islam, diberikan rizki yang cukup dan
Allah mengaruniakannya sifat qana’ah (merasa puas) dengan apa yang Allah
berikan kepadanya.” [HR. Muslim]
Catatan
Alvers
Seorang
bapak-bapak mengaku pusing karena istrinya banyak menuntut ini dan itu, sering
minta ini dan itu. Di tengah kegalauannya, sang bapak menirukan lirik lagu yang
sedang viral “Yo ndak mampu aku, Dudu spec idamanmu, Nuruti karepmu, Aku ninu,
ninu, ninu” (Aku tidak mampu menuruti semua permintaanmu karena aku bukanlah
pria idamanmu. Aku pusing!).
Istri
semacam itu, dikenal dengan istilah “Al-Haddaqah”. Dia adalah tipe wanita dari
4 tipe yang sebaiknya dijauhi. Al-Haddaqah adalah wanita yang suka
melihat-lihat barang (katalog online) dan mudah tertarik lalu memaksa suami
untuk membelinya atau barang yang semisalnya. Dengan kata lain, wanita yang
boros dan konsumtif (shopaholic). [Ihya’ Ulumuddin]
Istri
yang tidak mau bersyukur atas pemberian suaminya seperti itu sebagaimana yang digambarkan
dalam sabda Nabi SAW : Neraka telah diperlihatkan kepadaku dan aku melihat
kebanyakan penghuninya adalah kaum wanita karena mereka kufur.” Para Sahabat
bertanya: “Apakah disebabkan kufurnya mereka kepada Allah?” Rasul menjawab:
يَكْفُرْنَ الْعَشِيرَ وَيَكْفُرْنَ
الْإِحْسَانَ لَوْ أَحْسَنْتَ إِلَى إِحْدَاهُنَّ الدَّهْرَ ثُمَّ رَأَتْ مِنْكَ
شَيْئًا قَالَتْ مَا رَأَيْتُ مِنْكَ خَيْرًا قَطُّ
“(Tidak), mereka kufur kepada suaminya dan
mereka kufur kepada kebaikan. Seandainya seorang suami dari kalian berbuat
kebaikan kepada isterinya selama setahun, kemudian isterinya melihat (sedikit)
perbuatan jelek pada diri suaminya, maka dia mengatakan, ‘Aku tidak pernah
melihat kebaikan pada dirimu sama sekali.’” [HR Bukhari]
Para
isteri hendaklah tidak terjebak pada keinginan yang bukan merupakan kebutuhan. Bedakanlah
mana keinginan (wants) dan mana kebutuhan (needs). Orang bijak berkata :
“Belilah barang-barang sesuai kebutuhan, bukan keinginan. Pikirkan baik-baik,
apakah kamu benar-benar butuh?” Banyak orang mudah tergiur dengan
tulisan-tulisan SALE yang terpampang di
mall-mall, tanpa disadari bahwa kata SALE itu adalah strategi marketing dari sebuah perusahaan
dibidang penjualan. Pada akhirnya mereka menjadi “korban” marketing.
Istri
yang terus menuntus suami untuk memenuhi kebutuhannya bahkan diatas kemampuan
suami akan mendorong suami untuk menghalalkan segala cara dalam ushanya. Boleh
jadi korupsi para pejabat berawal dari istri yang memiliki gaya hidup glamour,
hedonis dan shopaholic. Dan sebaliknya, suami yang baik dalam pekerjaannya
boleh jadi karena motivasi istri yang sholihah.
Hasan
al-Bashri mengisahkan bahwa ada seorang pedagang kain di Mekkah yang dulunya
menghalalkan segala cara demi melariskan dagangannya namun beberapa tahun
kemudian ia berubah menjadi penjual yang shalih. Ia pun bercerita:”Dulu aku punya istri yang
jika aku datang kepadanya dengan sedikit rizki, ia meremehkannya dan jika aku
datang dengan rizki yang banyak ia menganggapnya sedikit. Lalu Allah mewafatkan
istriku tersebut, dan akupun menikah lagi dengan seorang wanita. Jika aku
hendak pergi ke pasar, ia memegang bajuku lalu berkata:
يَا فُلَانُ ! اِتَّقِ اللهَ وَلَا
تُطْعِمُنَا إِلاَّ طَيِّباً إِنْ
جِئْتَنَا بِقَلِيْلٍ كَثَّرْنَاهُ وَإِنْ لَمْ تَأْتِنَا بِشَيْءٍ أَعَنَّاكَ
بِمَغْزَلِنَا
’Wahai
suamiku, bertaqwalah kepada Allah, jangan engkau beri makan aku kecuali dengan
yang thayyib (halal). Jika engkau datang dengan sedikit rezeki, aku akan
menganggapnya banyak, dan jika kau tidak dapat apa-apa aku akan membantumu
memintal (kain)’. [al-Mujaalasah wa Jawaahirul ‘Ilm]
Para
istri hendaklah menghargai jerih payah sang suami yang setiap hari membanting
tulang mencari rizki halal, berapapun hasilnya. Allah saja memberikan
penghargaan yang tinggi kepada para suami yang bekerja keras. Rasul SAW
bersabda :
مَنْ
اَمْسَى كَالًّا مِنْ عَمَلِ يَدَيْهِ اَمْسَى مَغْفُوْرًا لَهُ
Barangsiapa
yang di waktu sore merasakan capek (lelah) lantaran pekerjaan kedua tangannya
(mencari nafkah) maka di saat itu diampuni dosanya. [HR. Thabrani]
Perbanyaklah
bersyukur, jauhi kufur nikmat. Kalau buka medsos jangan melulu buka belanja online,
sering-seringlah buka situs bantuan kemanusiaan dimana disana dirilis banyak
penderitaan orang yang malang. Rasulullah SAW bersabda :
انْظُرُوا
إِلَى مَنْ أَسْفَلَ مِنْكُمْ وَلاَ تَنْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ فَهُوَ
أَجْدَرُ أَنْ لاَ تَزْدَرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ
Pandanglah
orang yang (strata sosila dan ekonominya) berada di bawahmu dan janganlah
engkau pandang orang yang berada di atasmu. Dengan demikian, hal itu akan
membuatmu tidak meremehkan nikmat Allah padamu. [HR Muslim]
Terimalah
rizki Allah melalui tangan suami dengan penuh syukur dan qana’ah. Sebab kebahagiaan
itu didapat dengan syukur dan qana’ah serta membatasi keinginan bukan dengan menuruti
semua kemauan karena kemauan itu akan terus ada dan silih berganti sesuai
dengan situasi dan kondisi hati. Jadilah orang yang qana’ah niscaya kita akan
menjadi orang yang bahagia nan beruntung sebagaimana hadits utama di atas.
Wallahu
A’lam Semoga Allah al-Bari membuka hati dan fikiran kita untuk terus bersyukur
atas anugerah-Nya serta menerima dengan lapang dada apapun yang diberikan-nya
kepada kita dan keluarga. Semoga kita berikut keluarga menjadi keluarga yang
beruntung dan bahagia dunia akhirat.
Salam
Satu Hadits
Dr.H.Fathul
Bari.,SS.,M.Ag
Pondok
Pesantren Wisata
AN-NUR
2 Malang Jatim
Ngaji
dan Belajar Berasa di tempat Wisata
Ayo
Mondok! Mondok Itu Keren!
NB.
“Ballighu
Anni Walau Ayah” Silahkan Share sebanyak-banyaknya kepada semua grup yang ada.
Al-Hafidz Ibnul Jawzi berkata : _Barang siapa yang ingin amalnya tidak terputus
setelah ia wafat maka sebarkanlah ilmu (agama)._ [At-Tadzkirah Wal Wa’dh]