ONE DAY ONE HADITH
Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, Rasulullah
SAW bersabda:
يَقُولُ الْعَبْدُ مَالِي مَالِي
إِنَّمَا لَهُ مِنْ مَالِهِ ثَلَاثٌ مَا أَكَلَ فَأَفْنَى أَوْ لَبِسَ فَأَبْلَى
أَوْ أَعْطَى فَاقْتَنَى وَمَا سِوَى ذَلِكَ فَهُوَ ذَاهِبٌ وَتَارِكُهُ لِلنَّاسِ
"Seseorang berkata : Hartaku, hartaku,
sesungguhnya hartanya hanya ada tiga bagian : harta yang dimakan akan menjadi
habis, harta yang dipakai akan menjadi usang, harta yang disedekahkan itu akan
menjadi miliknya, dan selain tiga bagian itu maka akan lenyap dan akan ia
tinggalkan untuk orang lain”. [HR Muslim]
Catatan Alvers
Pasca wafatnya Ratu Elizabeth II pada 8
September 2022 lalu di Skotlandia pada usia 96 tahun, beredar potret gudang
yang penuh dengan emas 24 karat milik ratu terlama (70 tahun) di inggris itu
yang berada di ruang bawah tanah. Diketahui tumpukan emas batangan itu disimpan
di ruang penyimpanan Bank Of England. Dalam foto terlihat potret sang Ratu
tengah melihat ruang penyimpanan ribuan emas batangan miliknya. [Tribunnews
com]
Begitu banyak harta sang ratu, namun ketika sang
ratu meninggal dunia lantas apakah ada manfaat untuk pribadinya? Itu adalah
pelajaran untuk kita bahwa memiliki harta yang banyak itu tidak akan ada
artinya jika orangnya sudah meninggal karena hartanya tidak bisa dibawa mati
atau mendatangkan kesenangan untuknya. Kiranya itulah yang diingatkan oleh Nabi
SAW dalam hadits utama di atas. "Manusia berkata : Hartaku, hartaku,
sesungguhnya hartanya hanya ada tiga bagian : harta yang dimakan akan menjadi
habis, harta yang dipakai akan menjadi usang atau harta yang disedekahkan itu
akan menjadi miliknya, dan selain tiga bagian itu maka akan lenyap dan akan ia
tinggalkan untuk orang lain”. [HR Muslim]
Harta akan dinikmati di dunia sebentar saja dan
ia akan segera lenyap seperti air hujan yang menggenang di atas tanah lalu
dengan cepatnya ia meresap dan hilang dari permukaan tanah. Manusia dan harta
dunia tidaklah bersama-sama selamanya karena hanya ada dua pilihan bagi
manusia, dunia meninggalkan manusia atau manusia meninggal dunia. Allah SWT
berfirman :
إِنَّمَا مَثَلُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا
كَمَاءٍ أَنْزَلْنَاهُ مِنَ السَّمَاءِ
Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi itu,
hanyalah seperti air (hujan) yang Kami turunkan dari arah langit.
Dalam lanjutan ayat : lalu tumbuhlah
tanaman-tanaman bumi dengan subur (karena air itu), di antaranya ada yang
dimakan manusia dan hewan ternak. Hingga apabila bumi itu telah sempurna
keindahannya, dan berhias, dan pemiliknya mengira bahwa mereka pasti
menguasainya (memetik hasilnya), datanglah kepadanya azab Kami pada waktu malam
atau siang, lalu Kami jadikan (tanaman)nya seperti tanaman yang sudah dibabat
habis, seakan-akan belum pernah tumbuh kemarin. Demikianlah Kami menjelaskan
tanda-tanda (kekuasaan Kami) kepada orang yang berpikir. [QS Yunus: 24]
Pada ayat tersebut, Allah menyerupakan harta
dengan air hujan. Mengapa air hujan dan bukan air sumur?. Karena Air hujan itu
didapat dengan tanpa usaha manusia sementara air sumur didapat dengan kerja
kerasnya dengan menggali tanah dengan alat bor. Syeikh Muhammad bin Ahmad
As-Shawy dalam tafsirnya berkata :
إِنَّ الدُّنْيَا تَأْتِي بِلَا كَسْبٍ
مِنْ صَاحِبِهَا وَلَا تُعَانُ مِنْهُ كَمَاءِ السَّمَاءِ بِخِلَافِ مَاءِ
الْاَرْضِ فَيُنَالُ بِالْاَلَاتِ
Harta itu diperoleh bukan dengan usaha dari
pemiliknya (manusia), dan tidak didapatkan darinya seperti halnya air hujan.
Hal ini berbeda dengan air sumber yang bisa didapatkan dengan alat (bor).
[Hasyiyah As-Shawy]
Menyadari akan hakikat ini, Nabi sulaiman AS berkata :
هٰذَا مِنْ فَضْلِ رَبِّيْ
لِيَبْلُوَنِيْٓ ءَاَشْكُرُ اَمْ اَكْفُرُ
وَمَنْ شَكَرَ فَاِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِه
وَمَنْ كَفَرَ فَاِنَّ رَبِّيْ غَنِيٌّ كَرِيْمٌ
“Ini termasuk karunia Tuhanku untuk mengujiku,
apakah aku bersyukur atau mengingkari (nikmat-Nya). Barangsiapa bersyukur, maka
sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri, dan barangsiapa
ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Mahakaya, Mahamulia.” [QS An-Naml : 40]
Lain halnya dengan Qarun, Ia berkata :
اِنَّمَآ اُوْتِيْتُه عَلٰى عِلْمٍ
عِنْدِيْ
Sesungguhnya aku diberi (harta itu), semata-mata
karena ilmu yang ada padaku.” [QS Al-Qashash : 78]
Dalam sebuah quote di medsos yang viral
disebutkan : “Rezeki datang bukan semata-mata karena kerja keras. Sebab, jika
rezeki datang karena kerja keras, maka kulit bangunan menjadi orang paling kaya
di dunia. Jika rezeki datang karena kepintaran, maka dosen, guru, dan mereka
yang berilmu tinggi, menjadi orang yang paling kaya. Jika rezeki datang karena pangkat
dan kedudukan, maka presiden dan raja -raja merupakan orang paling kaya dan
berada pada urutan pertama terkaya di dunia. Jika rezeki datang karena lamanya
waktu kerja, maka warung kopi yang buka 24 jam menjadi orang terkaya di dunia.
Rezeki itu datang bukan karena semua itu, melainkan karena kasih sayang Allah.
Karenanya, mengejar rezeki bukan mengejar karena banyaknya atau jumlahnya yang
besar, tetapi kejarlah berkah”. [republika.co.id]
Maka bekerja itu adalah ikhtiyar (usaha)
sementara rizki itu tetaplah merupakan anugerah dari Allah SWT. Usaha bisa
ditiru namun rezeki tidak demikian. Maka untuk mendapatkan keberkahan seseorang
haruslah berusaha dengan pekerjaan yang halal dan membelanjakannya dalam kebaikan.
Ingat harta akan dipertanggugjawabkan di akhirat dengan dua pertanyaan, Yaitu :
عَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيمَ أَنْفَقَهُ
Ditanyakan perihal hartanya; Dari mana harta
didapatkan dan dalam hal apa ia dibelanjakan. [HR Turmudzi]
Suatu ketika para sahabat bertanya kepada
Sayyidina Ali KW. Wahai Abul Hasan, ceritakan kepadaku pandanganmu mengenai
dunia. Ali KW bertanya : Dengan panjang
lebar ataukah dengan perkataan yang singkat? Para sahabat berkata : dengan
singkat saja. Ali KW berkata :
حَلَالُهَا حِسَابٌ وَحَرَامُهَا
عَذَابٌ
Halalnya dunia akan dihisab dan haramnya akan
mendatangkan adzab. [Kanzul Ummal]
Wallahu A’lam Semoga Allah al-Bari membuka hati
dan fikiran kita untuk terus berikhtiyar mencari rizki dengan penuh keyakinan
bahwa rizki itu merupakan anugerah dari Allah SWT sehingga kita senantiasa bisa
mensyukurinya.
Salam Satu Hadits
Dr.H.Fathul Bari.,SS.,M.Ag
Pondok Pesantren Wisata
AN-NUR 2 Malang Jatim
Ngaji dan Belajar Berasa di tempat Wisata
Ayo Mondok! Mondok Itu Keren!
NB.