ONE DAY ONE HADITH
Diriwayatkan dari Ibnu Umar RA, Rasulullah SAW bersabda :
إِنَّ مِنْ الْبَيَانِ لَسِحْرًا
“Sesungguhnya sebagian dari Al-bayan (susunan kata-kata yang indah)
adalah sihir” [HR Bukhari]
Catatan Alvers
Banyak wanita yang dibuat “klepek-klepek” hanya dengan kata-kata indah
dari seorang pria yang pada hakikatnya kata-kata itu adalah rayuan gombal
semata. Ada kejadian dimana wanita menjadi terbuai dengan kata-kata indah
laki-laki di dunia maya, padahal keshalihahnya belum tentu nyata. Begitu
menikah, wanita itu baru sadar bahwa kenyatannya tidak seperti mimpi indahnya.
Kata-kata indah seperti itu layaknya sihir yang bisa memikat. Maka benarlah apa
yang disabdakan Nabi di atas : “Sesungguhnya sebagian dari Al-bayan (susunan
kata-kata yang indah) adalah sihir” [HR Bukhari]
Ibnu at-Tin berkata : Bayan (penjelasan) itu ada dua macam. Pertama,
perkataan yang menjelaskan maksud. Kedua, merangkai kata-kata yang indah untuk
menarik perhatian. Bayan yang kedua inilah yang diserupakan dengan sihir. Bayan
akan menjadi tercela jika digunakan untuk tujuan keburukan. Diserupakan dengan
sihir karena sihir itu bisa memalingkan sesuatu dari hakikatnya. [Fathul Bari]
Suatu ketika datanglah dua orang utusan dari bani Tamim, yaitu Zibriqan
bin badr dan Amru Ibnul Ahtam menghadap Nabi SAW. Zibriqan dengan bangga
memperkenalkan diri: Ya Rasulallah, Aku adalah pemimpin bani tamim, orang yang
ditaati dan dipatuhi di kalangan mereka, aku mencegah mereka dari kedzaliman
dan aku pula yang menunaikan hak-hak mereka. Itu semua diketahui oleh orang ini (yakni Amru
Ibnul Ahtam). Amru berkata : Sungguh dia pandai berbicara, Dia mencegah kedzaliman
dari orang-orang dekatnya saja dan dia ditaati di kedua telinganya saja.
Zibriqan berkata : Demi Allah, Wahai Rasulullah sungguh dia mengetahui dariku
tidak seperti yang diucapkannya. Tidaklah ia enggan mengatakan yang
sesungguhnya melainkan karena sifat hasud. Amru berkata : Apakah Aku hasud
padamu? Demi Allah, Wahai Rasulullah sungguh dia itu tercela pamannya, baru
menjadi orang kaya, bodoh orang tuanya, menyia-nyiakan keluarganya. Demi Allah,
Wahai Rasulullah Aku jujur pada perkataan pertama dan tidak bohong pada
perkataan yang terakhir.
وَلَكِنِّي رَجُلٌ إِذَا رَضِيْتُ قُلْتُ أَحْسَنَ مَا
عَلِمْتُ، وَإِذَا غَضِبْتُ قُلْتُ أَقْبَحَ مَا وَجَدْتُ
“Hanya saja aku adalah orang yang jika senang maka akan mengatakan yang
terbaik dari apa yang aku ketahui dan jika aku marah maka aku akan mengatakan
yang terburuk dari apa yang aku temukan”.
Mendengar perkataan tadi lalu Rasul SAW bersabda dengan hadits utama di
atas yaitu : “Sesungguhnya sebagian dari Al-bayan (susunan kata-kata yang
indah) adalah sihir”[Fathul Bari]
Maka kata-kata itu bisa menghipnotis. Perkataan yang jelek akan menjadi lebih
jahat melebihi sihir dalam merusak keadaan. Sebutlah contoh ilustrasi berikut. Si A (Ani)
bertanya saat kunjungan seminggu setelah Si B (Bumil) melahirkan : "Hadiah apa yang diberikan
suamimu setelah engkau melahirkan ?" "tidak ada" jawab Si B. Si A berkata
lagi : "Masa sih, apa engkau tidak berharga disisinya ? aku bahkan sering
diberi hadiah walau tanpa alasan yang istimewa". Siang itu, ketika sang suami lelah pulang dari kantor tiba tiba
menemukan istrinya (si B) merajuk di rumah, keduanya lalu terlibat
pertengkaran. Sebulan kemudian, antara Si B dan suaminya bercerai. Dari mana
sumber masalahnya ? Dari kalimat sederhana yang diucapkan Si A kepada Si B. Perkataan
demikian layaknya perkataan istri Abu Lahab yang digelari “Hammalatal Hathab” (provokator).
Dan sebaliknya, perkataan yang baik bisa jadi lebih dahsyat melebihi ruqyah dalam memperbaiki keadaan. Dalam satu kisah disebutkan bahwa ada seorang raja
memiliki cincin bertuliskan “these too, will pass” (yang inipun akan berlalu). Tulisan inilah yang ajaib, bukan cincinnya. Tatkala menghadapi
persoalan kerajaan yang pelik, ia membaca tulisan di cincin itu dan ia pun
menjadi lebih tenang karena ia menyadari bahwa “inipun akan
berlalu.”. Dan tatkala ia sedang bersenang-senang, ia pun tak sengaja membaca
tulisan di cincin itu, dan merenung “inipun akan
berlalu“ lantas
ia menjadi rendah hati kembali. Dan begitulah seterusnya, dalam
kondisi apapun sang raja menyikapinya dengan lebih baik berkat kata-kata
tersebut. [Annasindonesia com]
Wallahu A’lam Semoga Allah al-Bari membuka hati dan fikiran kita
untuk bisa berkata-kata yang baik sehingga menimbukan efek yang baik pula serta
menjauhi kata-kata yang jelek sehingga tidak menimbukan efek yang jelek bagi
lingkungan kita.
Salam Satu Hadits
Dr.H.Fathul Bari.,SS.,M.Ag
Pondok Pesantren Wisata
AN-NUR 2 Malang Jatim
Ngaji dan Belajar Berasa di tempat Wisata
Ayo Mondok! Mondok Itu Keren!
NB.
“Ballighu Anni Walau Ayah” Silahkan Share sebanyak-banyaknya
kepada semua grup yang ada. Al-Hafidz Ibnul Jawzi berkata : _Barang siapa yang
ingin amalnya tidak terputus setelah ia wafat maka sebarkanlah ilmu (agama)._
[At-Tadzkirah Wal Wa’dh]