ONE DAY ONE HADITH
Diriwayatkan dari
Sahl bin Hunaif RA, Rasul SAW bersabda :
مَنْ تَطَهَّرَ فِي بَيْتِهِ ثُمَّ أَتَى مَسْجِدَ قُبَاءَ فَصَلَّى فِيهِ
صَلَاةً كَانَ لَهُ كَأَجْرِ عُمْرَةٍ
“Barang siapa bersuci
di rumahnya (hotel) lalu datang ke Masjid Quba, lalu dia mendirikan shalat di
sana, maka dia mendapatkan pahala umrah.” [HR Ibnu Majah]
Catatan Alvers
Masjid Quba’
merupakan masjid yang sangat istimewa, bukan karena bangunan dan arsitekturnya
namun karena sejarah dan pahala beribadah di sana. Shalat sunnah di sana setara
dengan pahala umrah sebagaimana keterangan hadits utama di atas.
Rasul SAW sering
datang ke masjid quba. Abdullah bin Umar RA berkata:
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَأْتِي مَسْجِدَ
قُبَاءٍ كُلَّ سَبْتٍ، مَاشِيًا وَرَاكِبًا فَيُصَلِّي فِيْهِ رَكْعَتَيْنِ
Dahulu Nabi SAW
mendatangi Masjid Quba setiap hari Sabtu dengan berjalan kaki atau naik
kendaraan kemudian Beliau shalat dua rekaat. [HR Bukhari]
Dalam sejarah, masjid
quba adalah lokasi peribadatan umat islam yang pertama dibangun rasulullah SAW
saat hijrah ke Madinah. Tepatnya pada tahun 1 hijriah (622 masehi). Letak
masjid ini berada di pinggir kota Madinah, kurang lebih 3 kilometer arah
selatan masjid nabawi.
Masjid Quba adalah masjid
yang di sebutkan dalam ayat suci al-quran sebagai masjid yang dibangun dengan
dasar ketaatan dan ketaqwaan. Allah SWT berfriman :
لَمَسْجِدٌ أُسِّسَ عَلَى التَّقْوَى مِنْ أَوَّلِ يَوْمٍ أَحَقُّ أَنْ
تَقُومَ فِيهِ فِيهِ رِجَالٌ يُحِبُّونَ أَنْ يَتَطَهَّرُوا وَاللَّهُ يُحِبُّ
الْمُطَّهِّرِينَ
“Sesungguhnya mesjid
yang didirikan atas dasar takwa (mesjid Quba), sejak hari pertama adalah lebih
patut kamu sholat di dalamnya. Di dalamnya masjid itu ada orang-orang yang
ingin membersihkan diri. Dan sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang
bersih. [QS At-Taubah : 108]
Ayat tersebut terpampang
dalam sebuah tulisan di pintu masuk masjid Quba. Begitupula hadits yang menyebutkan jika nabi selalu
mendatangi masjid quba pada hari sabtu seperti keterangan hadits di atas.
Ibnu Katsir dalam
Tafsirnya meriwayatkan bahwasannya di Madinah ada seorang pendeta yang bernama
Abu Amir dari Khazraj. Dia adalah seorang pemeluk nasrani yang memiliki posisi
penting di kalangan kaum Khazraj. Ketika Rasulullah SAW masuk ke Madinah,
menghimpun kekuatan islam dan membangun peradaban kaum muslimin disana, Abu
Amir merasa tidak suka dengan keberadaan Rasulullah SAW. Kemudian dia pergi ke
Mekkah untuk mengumpulkan dukungan kaum Kafir Quraisy untuk melawan Rasulullah
SAW. Dia juga pergi mencari dukungan kepada Raja Romawi, Heraclius. Dan Heraclius
menyambut baik kedatangan Abu Amir dan menjanjikan apa yang diinginkannya.
Kaum Munafik kemudian
membangun sebuah masjid di dekat masjid Quba’ yang diberi nama Masjid Dhirar. Lalu
mereka meminta nabi untuk Shalat di masjid Dhirar sebagai legitimasi. Mereka
berdalih masjid ini didirikan untuk orang-orang yang sakit, atau orang yang tidak
dapat keluar saat hujan atau ketika hawa dingin. Pada waktu itu Rasul hendak
berangkat ke Tabuk, dan beliau mengatakan : “Kami sekarang mau berangkat, Insya
Allah nanti setelah pulang”.
H-1 sebelum
Rasulullah SAW kembali ke Madinah, Jibril turun membawa berita tentang masjid
Dhirar yang sengaja dibuat untuk memecah belah kaum muslimin. Rasulullah SAW
kemudian mengutus dua orang sahabat untuk menghancurkan masjid tersebut. Beliau
bersabda :
اِنْطَلِقَا إِلَى
هَذَا الْمَسْجِدِ الظَّالِمِ أَهْلُهُ، فَاهْدِمَاهُ وَحَرِّقَاهُ
Pergilah kalian
berdua ke masjid yang penghunminya berlaku dzalim itu, robohkan dan bakar saja.
[Tafsir Ibnu Katsir]
Berkenaan dengan
Masjid ini turunlah Firman Allah SWT :
وَالَّذِينَ اتَّخَذُوا
مَسْجِدًا ضِرَارًا وَكُفْرًا وَتَفْرِيقًا بَيْنَ الْمُؤْمِنِينَ وَإِرْصَادًا لِمَنْ
حَارَبَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ مِنْ قَبْلُ وَلَيَحْلِفُنَّ إِنْ أَرَدْنَا إِلَّا الْحُسْنَى
وَاللَّهُ يَشْهَدُ إِنَّهُمْ لَكَاذِبُونَ (107) لَا تَقُمْ فِيهِ أَبَدًا
“Dan (diantara orang-orang munafik itu) ada orang-orang yang
mendirikan masjid untuk menimbulkan kemudharatan (pada orang-orang mukmin), dan
karena kekafirannya, dan untuk memecah belah orang-orang mukmin serta menunggu
kedatangan orang-orang yang memerangi Allah dan RasulNya sejak dahulu. Mereka
sesungguhnya bersumpah, ‘kami tidak menghendaki selain kebaikan. ‘Dan Allah
menjadi saksi bahwa sesungguhnya mereka adalah pendusta (dalam sumpahnya).
Janganlah kamu shalat dalam masjid itu selama-lamnya...” [QS At-taubah :
107-108]
Wallahu A’lam.
Semoga Allah Al-Bari membuka hati kita untuk bersemangat
mendatangi masjid Quba ketika berada di madinah dan melaksanakan shalat di sana
dengan meneladani prilaku Nabi SAW.