ONE DAY ONE HADITH
Diriwayatkan Abu
Hurairah RA, Rasul SAW bersabda :
ثَلَاثُ دَعَوَاتٍ يُسْتَجَابُ لَهُنَّ لَا شَكَّ فِيهِنَّ دَعْوَةُ
الْمَظْلُومِ وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ وَدَعْوَةُ الْوَالِدِ لِوَلَدِهِ
"Tiga macam
doa yang dikabulkan tanpa ada keraguan, yaitu:
doa orang yang
dizhalimi, doa orang yang sedang bepergian dan
doa (baik) dari
orang tua kepada anaknya [HR Ibnu Majah]
Catatan Alvers
Doa ibu begitu dahsyat. Imam Bukhari pernah membuktikan kedahsyatan doa ibunya. Ayahnya yang bernama Isma’il wafat ketika bukhari masih kecil. Iapun diasuh oleh ibunya secara single parent. Bukhari kecil terkena penyakit mata yang menyebabkan kebutaan pada kedua matanya. Tiada dokter yang berhasil menyembuhkannya. Hal ini membuat ibunya gundah gulana dan terus berdoa memohon kepada Allah agar penglihatan anaknya dikembalikan hingga pada satu malam ia bermimpi melihat Khalilullah, Nabi Ibrahim AS. Ia berkata :
يَا هَذِهِ قَدْ رَدَّ اللهُ عَلىَ ابْنِكِ بَصَرَهُ بِكَثْرَةِ
دُعَائِكِ
Wahai perempuan,
Sungguh Allah telah mengembalikan penglihatan anakmu sebab bayaknya do’amu.
[Hadyus Sariy]
Lantas di pagi
hari itu ternyata benar, Bukhari kecil bisa melihat lagi dan semubh dari
kebutaan berkat doa ibunya.
Doa ibu itu
mustajabah sebagaimana disebutkan pada hadits utama : "Tiga macam doa yang
dikabulkan tanpa ada keraguan, yaitu: doa orang yang dizhalimi, doa orang yang
sedang bepergian dan doa (baik) dari orang tua kepada anaknya [HR Ibnu Majah]
Meskipun dalam redaksi hadits disebutkan “Dua’ul Walid” (doanya bapak) namun
hal ini juga mencakup “dua’ul Walidah” (doa’nya ibu) bahkan ulama Mufti Qatar
berkata :
بَلْ هِيَ أَوْلَى مِنْهُ لِأَنَّ حَقَّهَا أَعْظَمُ
Bahkan doa ibu itu
lebih mustajabah karena haknya ibu itu lebih besar (atas anaknya). [islamweb
net]
Hak ibu yang lebih
besar daripada ayah tergambar pada hadits dimana ada seorang lelaki (bernama
Muawiyah bin Haydah) [Fathul Bari] bertanya:
يَا رَسُولَ اللَّهِ مَنْ أَحَقُّ النَّاسِ بِحُسْنِ صَحَابَتِي
“Wahai Rasulullah,
siapa yang paling berhak aku perlakukan dengan baik?”
Nabi menjawab:
“Ummuka” (Ibumu). “Lalu siapa lagi?” Nabi menjawab: “Ummuka” (Ibumu).” “Lalu
siapa lagi?” Nabi menjawab: “Ummuka” (Ibumu). “Lalu siapa lagi?” Nabi menjawab:
“Abuka” (Ayahmu). [HR Bukhari]
Ibnu Batthal
berkata :
مُقْتَضَاهُ أَنْ يَكوُنَ لِلْأُمِّ ثَلَاثَةُ أَمْثَالِ مَا
لِلْأَبِ مِنَ الْبِرِّ
Hadits ini
menunjukkan bahwa ibu itu memiliki hak untuk mendapat kebaktian anak yang lebih
besar tiga kali lipat dari pada haknya ayah. [Fathul Bari]
Ibnu Batthal
menjelaskan bahwa hal itu dikarenakan seorang ibu mengalami kesulitan ketika
hamil, melahirkan dan menyusui. Lalu bapak dan ibu mendidik dan membesarkan
bersama-sama. [Fathul Bari]
Inilah rupanya
yang menjadi dasar dari lagu jadul berjudul ibu yang dipopulerkan oleh nasidah
ria yang berbunyi : “Ibu... Ibu kaulah wanita yang mulia. Derajatmu tiga
tingkat di banding ayah. Kau mengandung melahirkan menyusui. Mengasuh dan merawat
Lalu membesarkan putra-putrimu Ibu...”. [smule com]
Hal ini juga
diperkuat dengan adanya hadits yang mengisahkan Jahimah As-Sulami yang bertanya : “Wahai Rasulullah, aku ingin
ikut jihad dan aku datang untuk memohon nasihatmu.” Rasul SAW lalu bertanya:
“Kamu masih punya ibu?” Jahimah menjawab: “Ya, masih.” Lalu Rasul SAW bersabda:
فَالْزَمْهَا فَإِنَّ الْجَنَّةَ تَحْتَ رِجْلَيْهَا
“Berbaktilah
kepada ibumu, karena sesungguhnya surga itu berada di bawah kedua kakinya”.”
[HR An-Nasa’i]
Suatu ketika ada
ada seorang lelaki datang kepada
Ibnu ‘Abbas RA. Ia
berkata : “aku melamar seorang wanita, namun ia enggan menikah denganku. Lalu
ada orang lain yang melamarnya, lalu si wanita itu menerimanya. Akupun cemburu
lalu aku bunuh wanita itu. Apakah aku masih bisa bertaubat?” Ibnu Abbas
menjawab: “Apakah ibumu masih hidup?” Lelaki tadi menjawab: “Tidak, sudah
meninggal.” Lalu Ibnu Abbas mengatakan: “Kalau begitu bertobatlah kepada Allah
dan dekatkanlah diri kepada-Nya sedekat-dekatnya.” Perawi (Atha’) bertanya
kepada Ibnu Abbas: “Kenapa Anda bertanya kepada lelaki itu tentang ibunya masih
hidup atau tidak?” Ibnu Abbas RA menjawab:
إِنِّي لَا أَعْلَمُ عَمَلاً أَقْرَبَ إِلَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ
مِنْ بِرِّ الْوَالِدَةِ
“Aku tidak tahu
amalan yang paling bisa mendekatkan diri kepada Allah daripada berbakti kepada
ibu.” [HR Bukhari dalam Al-Adabul Mufrad]
Tidak hanya doa
baik dari ibu yang akan mustajabah, namun doa jelekpun demikian. Hal ini sesuai
dengan hadits yang serupa dengan hadits utama namun dalam riwayat ini disebutkan
dengan redaksi “Ala” :
دُعَاءُ الْوَالِدِ عَلَى وَلَدِهِ
doa (jelek) dari
orang tua kepada anaknya. [HR Baihaqi]
Hal ini
sebagaimana terjadi menimpa Juraij, seorang laki-laki Bani Isra'il, yang
dipanggil oleh ibunya ketika sedang melaksanakan shalat (sunnah) di mihrabnya namun
ia enggan menjawab panggilan ibunya. Dua kali ibunya datang memanggil “Wahai
juraij, aku adalah ibumu, jawablah!” namun ia tetap tidak menjawabnya dan
memilih untuk meneruskan shalatnya. Akhirnya ibunya kesal seraya berkata :
"Ya Allah, dia adalah Juraij anakku. Aku telah berbicara dengannya namun
ia enggan menjawabku”. Lalu iapun berdoa jelek untuk anaknya :
اللَّهُمَّ فَلَا تُمِتْهُ حَتَّى تُرِيَهُ الْمُومِسَاتِ
Ya Allah, janganlah
Engkau matikan dia kecuali setelah engkau tampakkan (musibah) pelacur kepadanya".
[HR Ahmad]
Wallahu A’lam.
Semoga Allah al-Bari membuka hati dan fikiran kita untuk terus berbakti kepada
kedua orang tua khususnya ibu hingga mendapatkan doa kebaikan dan ridlo mereka.
Salam Satu Hadits
Dr.H.Fathul
Bari.,SS.,M.Ag
Pondok Pesantren
Wisata
AN-NUR 2 Malang
Jatim
Ngaji dan Belajar
Berasa di tempat Wisata
Ayo Mondok! Mondok
Itu Keren!
NB.
“Ballighu Anni
Walau Ayah” Silahkan Share sebanyak-banyaknya kepada semua grup yang ada supaya
sabda Nabi SAW menghiasi dunia maya dan
menjadi amal jariyah kita semua.