إنَّ اللّهَ أَوْحَىٰ إِلَيَّ أَنْ تَوَاضَعُوا حَتَّىٰ لاَ يَفْخَرَ أَحَدٌ علىٰ أَحَدٍ، وَلاَ يَبْغِيَ أَحَدٌ عَلَىٰ أَحَدٍ

"Sesungguhnya Allah telah mewahyukan kepadaku untuk menyuruh kalian bersikap rendah hati, sehingga tidak ada seorang pun yang membanggakan dirinya di hadapan orang lain, dan tidak seorang pun yang berbuat aniaya terhadap orang lain." [HR Muslim]

أَرْفَعُ النَّاسِ قَدْرًا : مَنْ لاَ يَرَى قَدْرَهُ ، وَأَكْبَرُ النَّاسِ فَضْلاً : مَنْ لَا يَرَى فَضْلَهُ

“Orang yang paling tinggi kedudukannya adalah orang yang tidak pernah melihat kedudukannya. Dan orang yang paling mulia adalah orang yang tidak pernah melihat kemuliannya (merasa mulia).” [Syu’abul Iman]

الإخلاص فقد رؤية الإخلاص، فإن من شاهد في إخلاصه الإخلاص فقد احتاج إخلاصه إلى إخلاص

"Ikhlas itu tidak merasa ikhlas. Orang yang menetapkan keikhlasan dalam amal perbuatannya maka keihklasannya tersebut masih butuh keikhlasan (karena kurang ikhlas)." [Ihya’ Ulumuddin]

عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِى إِلَى الْبِرِّ وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِى إِلَى الْجَنَّةِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ صِدِّيقًا

"Hendaklah kalian senantiasa berlaku jujur, karena sesungguhnya kejujuran akan megantarkan pada kebaikan dan sesungguhnya kebaikan akan mengantarkan pada surga. Jika seseorang senantiasa berlaku jujur dan berusaha untuk jujur, maka dia akan dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur." [HR Muslim]

يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوْبِ، ثَبِّتْ قَلْبِيْ عَلَى دِيْنِكَ.

“Ya Allah, Dzat yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku pada agamaMu.”[HR Ahmad]

Wednesday, September 11, 2024

HUMOR DALAM KELUARGA

 

ONE DAY ONE HADITH

 

Diriwayatkan dari A’isyah RA, Rasul SAW bersabda :

خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ لِأَهْلِهِ وَأَنَا خَيْرُكُمْ لِأَهْلِي

“Lelaki terbaik diantara kalian adalah yang terbaik kepada keluarganya dan aku adalah lelaki terbaik untuk keluarganya” [HR Turmudzi]

 

Catatan Alvers

 

Dari hadits tersebut diketahui bahwa Beliau adalah suami terbaik yang memperlakukan istri dan keluarga dengan perlakuan yang terbaik. Dalam hal ini Ibnu Katsir berkata : “Sebagian dari Akhlak Nabi SAW adalah beliau baik dalam bergaul, selalu berseri-seri, bersenda gurau dengan keluarganya dan berlemah lembut dengan mereka, meluaskan belanja dan membuat tertawa istri-istrinya sehingga beliau pernah mengajak Aisyah untuk berlomba lari sebagai bentuk kemesraan beliau dengannya.” [Tafsir Ibnu Katsir]

 

Ada seseorang bertanya kepada Ibnu Abbas RA. Apakah Rasul itu juga bergurau? Maka ia menjawab: Iya. Orang itu bertanya lagi : Bagaimana gurauan beliau? Anas berkata : Suatu ketika Rasul SAW membelikan baju untuk istrinya namun ternyata baju itu kebesaran maka Beliau bersabda :

اِلْبَسِيْهِ وَاحْمَدِي وَجُرِّي مِنْهُ ذَيْلاً كَذَيْلِ الْعَرُوْسِ

“Pakailah baju ini dan bersyukurlah. Seretlah ujung bawah baju ini sebagaimana ujung bawah baju pengantin”. [HR Ibnu Asakir]

 

Dan Anas RA berkata :

إِنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كاَنَ مِنْ أَفْكَهِ النَّاسِ مَعَ نِسَائِهِ

Sesungguhnya Nabi SAW adalah orang yang paling lucu (humoris) bersama para istri beliau. [Ihya Ulumiddin]

 

Contoh lain adalah ketika Aisyah bersama Rasul SAW dan Saudah binti Zam’ah (Istri Nabi). Aisyah membuat makanan Hazirah (Semacam jenang berkuah yang berisi irisan daging kecil-kecil) dan ia menghidangkan makanan tersebut. Aisyah berkata kepada Saudah : Makanlah. Saudah berkata : Tidak, aku tidak suka dengan makanan ini. Aisyah berkata :

وَاللهِ لَتَأْكُلنَّ أَوْ لَأَلْطَخَنَّ بِهِ وَجْهَكِ

“Demi Allah, Makanlah atau aku akan mengoleskan makanan ini ke wajahmu”.

 

Saudah berkata : “Tidak, aku tidak akan mencicipinya”. Aisyah lalu mengambil sebagian makanan dengan tangannya lalu ia mengoleskan ke wajah saudah sementara Rasul berada di tengah-tengah antara Aisyah dan Saudah. Rasul menurunkan kedua lutut beliau agar dengan mudah Saudah membalasnya. Lalu saudah mengambil sebagian makanan dan mengoleskannya ke wajah Aisyah. Melihat apa yang terjadi Rasul SAW tertawa. [Ihya Ulumiddin]

 

Bahkan dalam satu riwayat disebutkan bahwa beliaulah yang menyuruh Saudah membalas aisyah. Aisyah RA berkata :

فَوَضَعَ بِيَدِهِ لَهَا، وَقَالَ لَهَا: «الْطَخِي وَجْهَهَا»، فَضَحِكَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَهَا

Beliau memegang tangan Saudah dan berkata : “Lumurilah wajah Aisyah”. Maka Rasul SAW pun tertawa dibuatnya. [Musnad Abi Ya’la Al-Maushili]

Pernah juga satu ketika Rasul melihat koleksi boneka milik 'Aisyah. Beliau lalu bertanya: "Wahai 'Aisyah, ini apa?" 'Aisyah menjawab, "Anak-anak bonekaku." Lalu beliau juga melihat boneka kuda yang mempunyai dua sayap dari kain. Beliau bertanya: "Lalu apa itu yang ada di tengah-tengah boneka itu?" 'Aisyah menjawab, "Boneka Kuda." Beliau bertanya lagi: "Lalu apa yang ada di bagian atas kuda itu?" 'Aisyah menjawab, "Dua sayap." Beliau bertanya lagi: "Apakah kuda mempunyai dua sayap?" 'Aisyah menjawab,

أَمَا سَمِعْتَ أَنَّ لِسُلَيْمَانَ خَيْلًا لَهَا أَجْنِحَةٌ

"Tidakkah engkau pernah mendengar bahwa Nabi Sulaiman mempunyai kuda yang punya banyak sayap?"

 

Mendengar jawaban ini, Nabi SAW tertawa hingga terlihat gigi belakangnya. Terang 'Aisyah. [HR Abu Dawud]

 

Para sahabat juga bercanda dengan istri mereka. Tsabit bin Ubayd berkata :

كاَنَ زَيْدُ بْنُ ثَابِتٍ مِنْ أَفْكَهِ النَّاسِ إِذَا خَلَا مَعَ أَهْلِهِ وَأَرْصَنَهُمْ إِذَا جَلَسَ مَعَ الْقَوْمِ.

Zaid bin Tsabit adalah orang yang paling humoris ketika bersama dengan keluarganya namun ia menjadi orang yang paling serius ketika duduk bersama kaum. [Mushannaf Ibnu Abi Syaibah]

 

Rasul SAW juga bersenda gurau dengan anak-anak kecil untuk menghibur mereka. Suatu ketika, Beliau membariskan Abdullah , Ubaidillah dan katsir dari keluarga Abbas lalu beliau bersabda :

مَنْ سَبَقَ إِلَيَّ فَلَهُ كَذَا وَكَذَا

“Barang siapa yang tercepat lari kearahku maka ia akan mendapatkan hadiah”

Maka mereka berlarian dengan cepat menuju Nabi SAW lalu mereka menimpakan tubuh mereka ke punggung dan ada yang ke dada beliau lelu beliau menciumi mereka dan memeluknya. [HR Ahmad]

 

Ibnu Abbas RA berkata : Suatu ketika Rasul SAW membawa Husein bin Ali di atas pundak beliau maka ada seseorang yang melihat ada seorang anak naik di atas Nabi yang mulia maka ia berkata :

نِعْمَ الْمَرْكَبُ رَكِبْتَ يَا غُلَامُ

“Sebaik-baik kendaraan adalah yang kau naiki nak”.

Rasul SAW bersabda : “dan sebaik-baik penumpang adalah dia (husein)”. [HR Turmudzi]

 

Contoh lagi adalah apa yang disampaikan oleh Abu hurairah RA, Ia berkata :

أنَّهُ عليه الصلاة والسلام كَانَ يُدْلِعُ لِسَانَهُ لِلْحَسَنِ بْنِ عَلِيٍّ وَيَرَى الصَّبِيُّ لِسَانَهُ فَيَهُشُّ إِلَيْهِ

Rasul SAW pernah menjulurkan lidah beliau kepada Hasan bin Ali (sewaktu masih kecil) dan tatkala anak kecil melihat lidah beliau maka anak itu akan menggeliat senang. [Bariqah Mahmudiyah]

 

Anas bin Malik RA berkata :

كان النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ أَفْكَهِ النَّاسِ مَعَ الصَّبِيِّ

Sesungguhnya Nabi SAW adalah orang yang paling lucu (humoris) bersama anak kecil. [HR Thabrani]

 

Rasul SAW juga pernah bermain air dengan anak kecil. Mahmud ibnur Rabi’ berkata :

عَقَلْتُ مِنَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَجَّةً مَجَّهَا فِي وَجْهِي وَأَنَا ابْنُ خَمْسِ سِنِينَ مِنْ دَلْوٍ

Aku masih ingat akan semburan air yang disemburkan oleh Rasul SAW dari suatu ember ke wajahku saat usiaku lima tahun. [HR Bukhari]

 

Mengomentari hadits ini, Imam Nawawi berkata :

وَفِي هَذَا مُلَاطَفَةُ الصِّبْيَانِ وَتَأْنِيْسُهُمْ وَإِكْرَامُ آبَائِهِمْ بِذَلِكَ

Dalam hadits ini terdapat pelajaran yaitu berlemah lembut dengan anak-anak kecil, menghibur mereka dan memuliakan orang tua mereka dengan hal tersebut. [Al-Minhaj Syarah An-Nawawi]

 

Nabi SAW lebih banyak bersenda gurau bersama istri dan anak kecil. Mengapa demikian? Imam Ghazali berkata :

وَكَانَ ذَلِكَ مِنْهُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  مُعَالَجَةً لِضُعْفِ قُلُوْبِهِمْ مِنْ غَيْرِ مَيْلٍ إِلَى هَزْلٍ

Bersenda gurau dengan istri dan anak sebagaimana di atas dilakukan oleh Nabi SAW dengan sengaja untuk mengobati kelemahan hati (akal) mereka tanpa senang (hobby) bersenda gurau. [Ihya Ulumiddin]

 

Demikianlah kondisi Nabi SAW bersama Istri dan anak-anak. Beliau begitu jenaka dan menyenangkan sehingga pantaslah beliau menobatkan diri sebagai “Ana Khoirukum Li Ahli (Aku adalah orang terbaik untuk keluargaku) sebagaimana hadits utama di atas.

 

Wallahu A’lam. Semoga Allah al-Bari membuka hati dan fikiran kita untuk menjadi pribadi yang menyenangkan di tengah-tengah keluarga sehingga keluarga kita dipenuhi dengan kebahagiaan dan keceriaan.

 

Salam Satu Hadits

Dr.H.Fathul Bari.,SS.,M.Ag

 

Pondok Pesantren Wisata

AN-NUR 2 Malang Jatim

Ngaji dan Belajar Berasa di tempat Wisata

Ayo Mondok! Mondok Itu Keren!

 

NB.

“Ballighu Anni Walau Ayah” Silahkan Share sebanyak-banyaknya kepada semua grup yang ada supaya sabda Nabi SAW  menghiasi dunia maya dan menjadi amal jariyah kita semua.

Friday, August 9, 2024

HOARDING DISORDER

ONE DAY ONE HADITH

 

Diriwayatkan dari Sa’id Ibnul Musayyab RA, Rasul SAW bersabda :

إِنَّ اللَّهَ طَيِّبٌ يُحِبُّ الطَّيِّبَ نَظِيفٌ يُحِبُّ النَّظَافَةَ كَرِيمٌ يُحِبُّ الْكَرَمَ جَوَادٌ يُحِبُّ الْجُودَ فَنَظِّفُوا أَفْنِيَتَكُمْ

Sesungguhnya Allah SWT itu suci (dari segala aib dan kekurangan), lagi menyukai hal-hal yang suci, Dia Maha Bersih lagi menyukai kebersihan, Dia Maha Mulia lagi menyukai kemuliaan, Dia Maha dermawan lagi menyukai kedermawanan, maka bersihkanlah halaman kalian." [HR Turmudzi]

 

Catatan Alvers

 

Baru-baru ini, viral di media sosial sebuah video terlihat sebuah kamar kos di Jatiwaringin, Bekasi, Jawa Barat yang dipenuhi dengan sampah dan barang-barang bekas pakai yang berserakan. Pemilik kos datang untuk memeriksa kondisi kamar itu bahkan harus mengenakan masker karena bau menyengat dari dalam kamar kos itu. Dalam video tersebut, pemilik kos mengungkapkan bahwa dia baru mengetahui kondisi kamar setelah mencurigai bau tidak sedap yang berasal dari salah satu kamar. [cnnindonesia com]

 

Tahun lalu juga viral Video rumah seorang dokter (58 tahun) di Karawang, Jawa Barat, yang dianggap tidak wajar karena di dalamnya penuh dengan sampah dan barang-barang bekas yang berserakan padahal rumah itu dulunya megah dan besar, dengan kondisi bersih dan indah. Banyak bunga-bunga di sekeliling rumah dan terdapat aquarium besar dengan pintu yang lebar dan tinggi. Kondisi kumuh itu dimulai sejak dua tahun lalu setelah sang dokter ditinggal oleh istrinya. Sang dokter beralasan kalau hewan (serangga) yang datang ke rumahnya juga butuh untuk hidup. Jadi rumahnya dibiarkan kotor dan pohon-pohon yang ada di sekitar rumahnya tidak ditebang agar buahnya bisa dimakan kelelawar.[ republika co id]

 

Suka menimbun barang-barang yang sering kali merupakan sampah dan dianggap berharga merupakan ganguan mental yang disebut dengan “hoarding disorder”. Penderita hoarding disorder mungkin merasa nyaman dikelilingi oleh tumpukan barang-barang berbagai jenis tersebut. Penderita hoarding disorder tidak selalu menimbun satu jenis barang saja, tetapi beragam, mulai dari pakaian, bungkus makanan, kaleng bekas, koran, perlengkapan rumah tangga, atau benda lain yang cenderung kotor dan rusak. Mereka menganggap barang-barang tersebut akan berguna di masa depan. Para tetangga yang berdekatan biasanya merasa tidak nyaman karena timbulnya bau menyengat dan banyaknya lalat atau serangga yang ada di sekitar rumah penderita. [Radarsampit com]

 

Dalam islam, sebenarnya menimbun barang milik sendiri yang tidak menjadi kebutuhan primer yang sedang dibutuhkan masyarakat merupakan hal yang tidak dilarang. Namun dalam kasus “hoarding disorder” peyimpanan barang-barang cenderung membuat rumah menjadi kumuh karena barang yang disimpan tak ubahnya sampah yang kotor dan tidak diperlukan. Belum lagi efek mendatangkan bau yang tidak sedap dan mengundang lalat, nyamuk dan serangga datang ke rumah tersebut. Hal inilah yang menjadikan “hoarding disorder” bermasalah.

 

Pertama, Islam sangat memperhatikan kebersihan termasuk kebersihan rumah. Baginda Nabi SAW dalam hadits utama bersabda : “Sesungguhnya Allah SWT itu suci (dari segala aib dan kekurangan), lagi menyukai hal-hal yang suci, Dia Maha Bersih lagi menyukai kebersihan, Dia Maha Mulia lagi menyukai kemuliaan, Dia Maha dermawan lagi menyukai kedermawanan,

فَنَظِّفُوا أَفْنِيَتَكُمْ

maka bersihkanlah halaman rumah kalian." [HR Turmudzi]

 

Perintah Nabi ini secara ekplisit memang memerintahkan kebersihan halaman rumah namun dipahami secara implisit sebagai perintah membersihkan rumah itu sendiri bahkan pemilik rumahnya. As-Shan’ani berkata :

وَإِذَا أَمَرَ بِتَنْظِيْفِ مَا يَتَّصِلُ بِالدَّارِ؛ فَبِالْأَوْلَى الدَّارُ، وَأَوْلَى مِنْهَا صَاحِبُ الدَّارِ

Jika Nabi memerintahkan kita untuk membersihkan satu tempat yang bersambung dengan rumah (yakni halaman rumah) maka tentunya akan lebih ditekankan lagi perintah untuk membersihkan rumah itu sendiri bahkan pemilik rumahnya. [islamweb net] 

 

Diriwayatkan dari Jabir bin Abdillah RA, ia berkata, "Suatu ketika Rasulullah SAW mengunjungi rumah kami, lalu beliau melihat seorang laki-laki yang rambutnya acak-acakkan. Maka beliau bersabda: "Tidakkah orang ini mendapatkan sesuatu yang dapat digunakan untuk merapikan rambutnya?" kemudian beliau juga mendapati seorang laki-laki yang bajunya kotor, beliau bersabda:

أَمَا كاَنَ هَذَا يَجِدُ مَا يَغْسِلُ بِهِ ثَوْبَهُ

"Tidakkah orang itu memiliki sesuatu (detergent) yang dapat digunakan untuk mencuci bajunya?" [HR Ibnu Hibban]

 

Allah SWT juga memerintahkan Nabi SAW demikian. Allah SWT berfirman :

وَثِيَابَكَ فَطَهِّرْ

Dan sucikanlah pakaianmu [QS Al-Mudatstsir : 4]

 

Al-Razi dalam tafsir mengatakan bahwa diantara beberapa penafsirannya adalah :

أنَّهُ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلاَمُ أُمِرَ بِتَطْهِيْرِ ثِيَابِهِ مِنَ الْأَنْجَاسِ وَالْأَقْذَارِ

Nabi SAW diperintahkan untuk mensucikan pakaiannya dari najis dan kotoran. [Tafsir Al-Razi]

 

Tidak hanya bersih dan suci namun juga indah. Rasulullah berpesan :

إِنَّكُمْ قَادِمُونَ عَلَى إِخْوَانِكُمْ فَأَصْلِحُوا رِحَالَكُمْ وَلِبَاسَكُمْ حَتَّى تَكُونُوا فِي النَّاسِ كَأَنَّكُمْ شَامَةٌ

"Sesungguhnya kalian akan menemui saudara-saudara kalian, maka perindahlah kendaraan dan pakaian kalian hingga kalian tampak indah (menjadi panutan) di tengah-tengah manusia. [HR Ahmad]

 

Namun demikian, setan banyak memalingkan manusia dari kebersihan. Di dalam kitab Faidlul Qadir, Al-Munawi berkata :  Setan merayu manusia supaya tidak menjaga kebersihan dengan rayuannya :

نَظِّفْ قَلْبَكَ قَبْلَ ثَوْبِكَ

“Bersihkan hatimu terlebih dahulu, sebelum kau membersihkan bajumu”

 

Ini bukanlah nasehat akan tetapi rayuan yang bisa menjadikan seseorang tidak menjalankan perintah Allah dan Rasul-Nya (dalam menjaga kebersihan) dan mengabaikan hak teman dan lingkungannya yang mana ia diperintahkan untuk menjaga kebersihannya. Seandainya ia berpikir secara mendalam niscaya ia akan menemukan fakta bahwa kebersihan lahiriyah itu akan membantu kepada kebersihan bathin. Untuk itulah, baju Rasul SAW sama sekali tidak pernah kotor. [Faidlul Qadir]

 

Kedua, Islam melarang kita mengganggu orang lain. Menumpuk sampah akan menyebabkan bau yang tak sedap dan ini akan mengganggu orang lain bahkan mailakatpun akan terganggu. Jika demikian maka malaikat tidak akan mendekati rumah tersebut dan itu artinya rumah itu menjadi rumah yang tak berkah. Nabi SAW bersabda :

مَنْ أَكَلَ الْبَصَلَ وَالثُّومَ وَالْكُرَّاثَ فَلَا يَقْرَبَنَّ مَسْجِدَنَا فَإِنَّ الْمَلَائِكَةَ تَتَأَذَّى مِمَّا يَتَأَذَّى مِنْهُ بَنُو آدَمَ

Barangsiapa makan bawang merah dan putih serta bawang bakung maka janganlah dia mendekati masjid kami, karena malaikat akan terganggu dengan bau yang tidak sedap yang bisa mengganggu manusia. [HR Muslim]

 

Imam Al-Khatthabi berkata :

يُرِيْدُ الْمَلَائِكَةَ الَّذِيْنَ يَنْزِلُوْنَ بِالْبَرَكَةِ وَالرَّحْمَةِ دُوْنَ الْمَلَائِكَةِ الَّذِيْنَ هُمُ الْحَفَظَةُ

Maksud dari malaikat (yang enggan masuk rumah) itu adalah malaikat yang menurunkan berkah dan rahmat, bukan malaikat hafadzah (pencatat amal). [Aunul ma’bud]

 

Terakhir untuk direnungkan bahwa apa yang seseorang kumpulkan, yang ia tumpuk-tumpuk disangka akan bermanfaat namun ketahuilah bahwa hal itu akan sia-sia. Rasulullah SAW bersabda:

يَقُولُ الْعَبْدُ مَالِي مَالِي إِنَّمَا لَهُ مِنْ مَالِهِ ثَلَاثٌ مَا أَكَلَ فَأَفْنَى أَوْ لَبِسَ فَأَبْلَى أَوْ أَعْطَى فَاقْتَنَى وَمَا سِوَى ذَلِكَ فَهُوَ ذَاهِبٌ وَتَارِكُهُ لِلنَّاسِ

"Seseorang berkata : Hartaku, hartaku, sesungguhnya hartanya hanya ada tiga bagian : harta yang dimakan akan menjadi habis, harta yang dipakai akan menjadi usang, harta yang disedekahkan itu akan menjadi miliknya, dan selain tiga bagian itu maka akan lenyap dan akan ia tinggalkan untuk orang lain”. [HR Muslim]

 

Wallahu A’lam. Semoga Allah al-Bari membuka hati dan fikiran kita untuk tidak menimbun harta dunia apalagi yang bersifat remeh seperti sampah. Disamping ia akan menjadi beban diri sendiri, hal itu akan mengganggu kesehatan dan kenyamanan tetangga.

 

Salam Satu Hadits

Dr.H.Fathul Bari.,SS.,M.Ag

 

Pondok Pesantren Wisata

AN-NUR 2 Malang Jatim

Ngaji dan Belajar Berasa di tempat Wisata

Ayo Mondok! Mondok Itu Keren!

 

NB.

“Ballighu Anni Walau Ayah” Silahkan Share sebanyak-banyaknya kepada semua grup yang ada supaya sabda Nabi SAW  menghiasi dunia maya dan menjadi amal jariyah kita semua.