إنَّ اللّهَ أَوْحَىٰ إِلَيَّ أَنْ تَوَاضَعُوا حَتَّىٰ لاَ يَفْخَرَ أَحَدٌ علىٰ أَحَدٍ، وَلاَ يَبْغِيَ أَحَدٌ عَلَىٰ أَحَدٍ

"Sesungguhnya Allah telah mewahyukan kepadaku untuk menyuruh kalian bersikap rendah hati, sehingga tidak ada seorang pun yang membanggakan dirinya di hadapan orang lain, dan tidak seorang pun yang berbuat aniaya terhadap orang lain." [HR Muslim]

أَرْفَعُ النَّاسِ قَدْرًا : مَنْ لاَ يَرَى قَدْرَهُ ، وَأَكْبَرُ النَّاسِ فَضْلاً : مَنْ لَا يَرَى فَضْلَهُ

“Orang yang paling tinggi kedudukannya adalah orang yang tidak pernah melihat kedudukannya. Dan orang yang paling mulia adalah orang yang tidak pernah melihat kemuliannya (merasa mulia).” [Syu’abul Iman]

الإخلاص فقد رؤية الإخلاص، فإن من شاهد في إخلاصه الإخلاص فقد احتاج إخلاصه إلى إخلاص

"Ikhlas itu tidak merasa ikhlas. Orang yang menetapkan keikhlasan dalam amal perbuatannya maka keihklasannya tersebut masih butuh keikhlasan (karena kurang ikhlas)." [Ihya’ Ulumuddin]

عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِى إِلَى الْبِرِّ وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِى إِلَى الْجَنَّةِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ صِدِّيقًا

"Hendaklah kalian senantiasa berlaku jujur, karena sesungguhnya kejujuran akan megantarkan pada kebaikan dan sesungguhnya kebaikan akan mengantarkan pada surga. Jika seseorang senantiasa berlaku jujur dan berusaha untuk jujur, maka dia akan dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur." [HR Muslim]

يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوْبِ، ثَبِّتْ قَلْبِيْ عَلَى دِيْنِكَ.

“Ya Allah, Dzat yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku pada agamaMu.”[HR Ahmad]

Wednesday, January 22, 2025

NAMA PANGGILAN KUCING

 

ONE DAY ONE HADITH

 

Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, Rasul SAW bersabda:

اَلْهِرَّةُ مِنْ مَتَاعِ الْبَيْتِ

Kucing itu adalah sebagian dari perbendaharaan rumah. [HR Ibnu Khuzaimah]

 

Catatan Alvers

 

Bobby Kertanegara, berhasil menyabet penghargaan kategori "Siapa" dari Google Indonesia pada 2024 (12/12). Dalam acara Top Trending Searches Google di Jakarta, Bobby dinobatkan sebagai salah satu nama paling banyak dicari di mesin pencarian Google Indonesia. Ia juga hadir di Istana Negara selepas pelantikan Bapak Prabowo Subianto sebagai Presiden. Siapakah dia? Ia adalah nama dari kucing peliharaan Presiden Prabowo. Kucing itu awalnya merupakan kucing liar yang singgah di rumah Prabowo di Jalan Kertanegara Jakarta yang sedang direnovasi. Namun, kehadirannya yang konsisten membuat Prabowo memutuskan untuk mengadopsinya. Ia adalah ras kucing domestik yang memiliki warna bulu putih dengan corak belang abu hitam. [liputan6 com]

 

Masyhur dalam berbagai cerita bahwa Nabi SAW memiliki kucing yang bernama Muezza. Namun ternyata hal ini tidak ditemukan keterangannya dalam kitab hadits baik mengenai Rasul memiliki hewan peliharaan kucing maupun penamaan Muezza. Yang jelas Rasul SAW menyayangi binatang termasuk kucing. Dalam hadits utama diatas, Kucing dinyatakan oleh Nabi SAW sebagai bagian dari perbendaharaan rumah. [HR Ibnu Khuzaimah] Kucing adalah hewan yang mudah kita temukan bersliweran di sekeliling rumah kita, sehingga Nabi SAW bersabda :

إِنَّهَا لَيْسَتْ بِنَجَسٍ إِنَّهَا مِنْ الطَّوَّافِينَ عَلَيْكُمْ وَالطَّوَّافَاتِ

"Sesungguhnya kucing itu tidak najis. Ia merupakan hewan yang biasa berkeliaran di sekelilingmu." [HR Abu Dawud]

Syeikh Syamsul Haq Abady mengomentari hadits ini dan berkata :

وَفِيهِ التَّنْبِيه عَلَى الرِّفْق بِهَا وَاحْتِسَاب الْأَجْر فِي مُوَاسَاتهَا

Dalam hadits tersebut terdapat peringatan untuk berbuat lembut kepada kucing dan mengharapkan pahala dengan berbuat baik kepadanya. [Aunul Ma’bud]

 

Di zaman Nabi, ada sahabat yang menyayangi kucing, hingga ia dikenal dengan kucingnya dan namanya sendiri tidak begitu dikenal, siapakah dia? Ya, Abu Hurairah, bapaknya kucing. Abu Hurairah RA berkata : Pada zaman jahiliyah namaku adalah Abdu Syams bin Shakhr kemudian setelah islam aku (bernama Abdurrahman) dan dijuluki dengan Abu Hurairah… Aku dijuluki demikian karena aku menemukan beberapa anak kucing liar lalu aku gendong di dalam lengan bajuku. Ada orang yang bertanya “Apa itu?” Maka aku menjawab “kucing” maka orang itu berkata “berarti engkau adalah Abu hurairah (Bapaknya kucing)”. [Tadribur Rawy]

 

Syekh Nawawi al-Bantani menceritakan bahwa seorang sufi besar bernama Abu Bakar al-Syibli setelah wafatnya hadir dalam mimpi temannya, berdialog dengan Allah SWT. “Apa yang menyebabkan dosamu diampuni?” Tanya Allah SWT pada Syibli. “Sebab Amal Shalehku” jawab Syibli.  “Bukan,” Allah SWT menimpali. “Karena keikhlasan ibadahku” jawab Syibli.  “Bukan,” Allah SWT menimpali. “Haji, puasa, dan shalatku” jawab Syibli.  “Bukan,” Allah SWT menimpali.  “Hijrahku menuju orang-orang sholeh dan mencari ilmu” jawab Syibli.  “Bukan,” Allah SWT menimpali.  Lantas karena apakah wahai tuhanku? Tanya Syibli. Kemudian Allah memberitahukannya : “Ingatkah kau ketika berjalan di jalanan baghdad, kau menemukan anak kucing yang kedinginan dan lemah maka kau mengambilnya karena rasa sayangmu kepadanya dan kau memasukkannya ke jubah bulu untuk menghangatkannya”.

بِرَحْمَتِكَ لِتِلْكَ الْهِرَّةِ رَحِمْتُكَ

“Maka karena kasih sayangmu kepada kucing itu, Aku memberikan kasih sayangku kepadamu!”. [Nasha’ih al- Ibad]

 

Adapun memberi nama pada kucing adalah merupakan hal yang diperbolehkan. Rasul SAW sendiri memberi nama pada hewan-hewan peliharaan beliau. Diriwayatkan dari Sahl Ibn Sa’d RA, Ia berkata :

كَانَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي حَائِطِنَا فَرَسٌ يُقَالُ لَهُ اللُّحَيْفُ

Nabi SAW memiliki seekor kuda yang ada di pekarangan kami yang bernama “Luhayf”. [HR Bukhari]

 

Ali bin Abi Thalib KW berkata :

كاَنَ لِرَسُوْلِ اللهِ صلى الله عليه وسلم فَرَسٌ يُقَالُ لَهُ الْمُرْتَجِزُ ، وَنَاقَتُهُ الْقَصْوَى ، وَبَغْلَتُهُ دُلْدُلٌ ، وَحِمَارُهُ عُفَيْرٌ ، وَدِرْعُهُ الْفُصُوْلُ ، وَسَيْفُهُ ذُو الْفقَارِ

Rasul SAW memiliki kuda yang dinamai “Al-Murtajiz”, Unta yang bernama “Al-Qashwa”, Bighal yang bernama “Duldul”, Himar bernama “Ufair”, Baju besi yang dinamai dengan “Al-Fushul” dan pedang yang dinamai dengan “Dzul Fiqar”. [HR Al-Hakim]

 

Lebih detail lagi, banyak hewan bahkan benda-benda yang dimiliki beliau yang dikasih nama. Ibnu Abbas RA berkata : Rasul SAW memiliki Busur yang bernama “As-Sadaad”, Kinanah (Wadah yang terbuat dari kulit untuk menyimpan busur) yang bernama “Al-Jum’a”, Harbah (tombak kecil) yang bernama “An-Nab’a’ ”, Perisai yang bernama “Ad-Dzaqan” dan yang berwarna putih bernama “Al-Mujaz”, Kuda hitam yang bernama “As-Sakba”, Pelana yang bernama “Ad-Daaj”, Bighal berwarna abu-abu yang bernama “Duldul”, Unta yang bernama “Qashwa”, Himar yang bernama Ya’fur, karpet alas yang bernama “Al-Kurr”, Anazah (tombak) yang bernama “An-Namir”, Gelas dari kulit yang bernama “As-Shadir”, cermin yang bernama “Al-Mudillah”, Gunting yang bernama “Al-Jami’ “, dan tongkat kayu yang bernama “Musyawwiq”. [HR Thabrani]

 

Penamaan pada binatang itu merupakan bentuk memperlakukan mereka sesuai dengan haknya. Allah SWT berfirman :

وَمَا مِن دَآبَّةٍ فِى ٱلْأَرْضِ وَلَا طَٰٓئِرٍ يَطِيرُ بِجَنَاحَيْهِ إِلَّآ أُمَمٌ أَمْثَالُكُم

Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat (juga) seperti kalian. [QS Al-An’am : 38]

 

Menafsiri ayat ini “melainkan umat (juga) seperti kalian” Mujahid berkata :

أَصْنَافٌ لَهُنَّ أَسْمَاءٌ تُعْرَفُ بِهَا كَمَا تُعْرَفُونَ

(binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung) itu adalah segolongan (dari makhluk Allah) yang memiliki nama-nama yang dikenal dengan nama itu sebagaimana kalian dikenali (dengan nama). [Tafsir Al-Qurtubi]

 

Anas RA berkata: "Di Madinah pernah terjadi kegaduhan (kabar kedatangan musuh menyerang), lalu Nabi SAW meminjam kuda milik Abu Thalhah yang bernama Al-Mandub, lalu Beliau pacu kudanya (menuju suara itu). Ketika kembali, beliau bersabda :

مَا رَأَيْنَا مِنْ شَيْءٍ وَإِنْ وَجَدْنَاهُ لَبَحْرًا

"Kami tidak melihat sesuatupun, dan sungguh aku dapatkan kuda ini sedemikian cepat larinya”. [HR Bukhari]

 

Al-Baghawy berkata :

وَفِيهِ إِبَاحَةُ تَسْمِيَةِ الدَّوَابِّ، وَكَانَ مِنْ عَادَةِ الْعَرَبِ تَسْمِيَةِ الدَّوَابِّ، وَأَدَاةُ الْحَرْبِ، بِاسْمٍ يُعْرَفُ بِهِ إِذَا طُلِبَ سِوَى الاسْمِ الْجَامِعِ.

Dalam hadits tersebut terdapat pemahaman akan bolehnya memberi nama hewan tunggangan. Termasuk kebiasaan orang arab adalah menamai hewan tunggangan dan alat perang dengan nama tertentu yang dikenali ketika ia dicari. [Syarhus Sunnah]

 

Maka penamaan yang demikian adalah hal yang lumrah dan bukan suatu kesunnahan. al-Mardawi al-Hanbali memberikan penjelasan : “Perbuatan Nabi SAW yang bersifat tabiat manusia seperti berdiri, duduk, pergi, kembali, makan, minum, tidur bangun dan lainnya maka itu adalah perkara mubah. Karena hal itu tidak dimaksudkan untuk syariat dan ibadah. Akan tetapi jika hal itu dijadikan teladan maka tidaklah mengapa, sebagaimana dilakukan oleh Ibnu Umar.  Dan jika hal itu tidak dilakukan bukan karena benci atau kesombongan maka juga tidak apa-apa”. [At-Tahbir Syarah At-Tahrir]

 

Wallahu A’lam. Semoga Allah Al-Bari membuka hati dan pikiran kita agar berusaha memperdalam ilmu agama sehingga dapat mengetahui mana yang syarat mana yang adat, mana yang sunnah dan mana yang mubah.

 

Salam Satu Hadits,

Dr. H. Fathul Bari, SS., M.Ag

 

Pondok Pesantren Wisata

AN-NUR 2 Malang Jatim

Sarana Santri ber-Wisata Rohani Wisata Jasmani

Ayo Mondok! Mondok itu Keren!

WhatsApp Center :  0858-2222-1979

 

NB.

“Ballighu Anni Walau Ayah” Silahkan Share sebanyak-banyaknya kepada semua grup yang ada. Al-Hafidz Ibnul Jawzi berkata : _Barang siapa yang ingin amalnya tidak terputus setelah ia wafat maka sebarkanlah ilmu._ [At-Tadzkirah Wal Wa’dh]

Friday, January 17, 2025

DAFTAR TEMA KAJIAN YOUTUBE ODOH 2025

Aturan Membuat Nama Islami

https://www.youtube.com/watch?v=CgRwQ7w2YYU&t=54s

Menakar Pahala dan Tingkatan Sabar

Thursday, January 16, 2025

KEKUATAN PSIKIS

 

ONE DAY ONE HADITH

 

Diriwayatkan dari Sahl bin Mu’adz dari bapaknya, Rasul SAW bersabda:

مَنْ كَظَمَ غَيْظًا وَهُوَ قَادِرٌ عَلَى أَنْ يُنْفِذَهُ دَعَاهُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ عَلَى رُءُوسِ الْخَلَائِقِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُخَيِّرَهُ اللَّهُ مِنْ الْحُورِ الْعِينِ مَا شَاءَ

Barang siapa menahan emosinya padahal ia sanggup untuk melampiaskannya, maka kelak Allah Azza wa jalla akan memanggilnya pada hari kiamat di hadapan semua makhluk untuk diberi kesempatan memilih bidadari yang disukainya. [HR Abu Dawud]

 

Catatan Alvers

 

Khabib menjadi tranding topic lagi. Ya, Khabib Nurmagomedov, Mantan juara kelas ringan Ultimate Fighting Championship (UFC) dengan rekor tak terkalahkan terpanjang di MMA. Dahulu ia viral dengan kemarahannya saat agama dan ayahnya diolok-olok sehingga ia melakukan penyerangan hingga ia lompat ke luar pagar oktagon. Dan sekarang ia viral dengan kesabarannya. Khabib dikeluarkan dari pesawat Frontier Airlines pada (12/1/25).  Maskapai mengklaim bahwa tindakan terhadap Khabib didasarkan pada ketidakpatuhan terhadap aturan FAA. Namun, Khabib merasa diperlakukan tidak adil, bahkan mempertanyakan apakah keputusan itu terkait dengan ras atau kebangsaannya. Dan pasca kejadian tersebut, Instagram milik maskapai dibanjiri komentar pedas dan kecaman dari pengguna karena dinilai bersikap diskriminatif. [liputan6 com]

 

Sebagai petarung MMA, Khabib tidak hanya memiliki kekuatan fisik, namun ia juga memiliki kekuatan fiskal. Ia memiliki kekayaan sebesar RP.626 Milyar. Khabib yang dikenal sebagai pegulat, ia menjadi pembicara dalam sebuah acara dengan bayaran US$300 ribu (setara Rp4,6 miliar). Kekayaannya juga dari dari sponsorship dan ia juga pebisnis. Ia memiliki Eagle FC (promotor MMA), dan rumah makan cepat saji dengan 14 gerai.  [cnnindonesia com] dan Pasca kejadian tersebut, teman-temannya berpesan agar tidak lagi menggunakan maskapai murah itu, dan ia diberitahu bagaimana caranya menyewa pesawat pribadi. [cnnindonesia com]

 

Memiliki harta yang banyak tidak membuatnya semena-mena bahkan ia tetap rendah hati tatkala diusir dari pesawat. Ia juga tidak suka menghambur-hamburkan uangnya untuk perkara yang tidak bermanfaat. Sungguh pasangan yang pas. Rasul SAW bersabda :

نِعْمَ الْمَالُ الصَّالِحُ لِلْمَرْءِ الصَّالِحِ

Sebaik-baik harta yang baik itu adalah harta yang dimiliki orang yang baik. [HR Ahmad]

 

Memiliki fisik yang kuat seperti khabib adalah hal yang baik pula. Rasul SAW bersabda:

اَلْـمُؤْمِنُ الْقَـوِيُّ خَـيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَـى اللهِ مِنَ الْـمُؤْمِنِ الضَّعِيْفِ، وَفِـيْ كُـلٍّ خَـيْـرٌ

Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada Mukmin yang lemah; dan pada keduanya terdapat kebaikan. [HR Muslim]

 

Namun kuat fisik saja tidaklah cukup karena kekuatan secara psikis lebih pentingnya dari kuatnya fisik. Rasul SAW bersabda:

لَيْسَ الشَّدِيدُ بِالصُّرَعَةِ ، إِنَّمَا الشَّدِيدُ الَّذِى يَمْلِكُ نَفْسَهُ عِنْدَ الْغَضَبِ

“Bukanlah orang kuat (yang sebenarnya) itu dengan (selalu mengalahkan lawannya dalam) gulat, tetapi orang kuat adalah yang mampu mengendalikan dirinya tatkala ia marah.” [HR Bukhari]

 

Dan gabungan dari kekuatan fisik, fiskal dan psikis akan mendatangkan kemuliaan baik di dunia maupun di akhirat. Sebagaimana hadits di atas, Rasul SAW bersabda: Barang siapa kuat menahan emosinya (kuat psikis) padahal ia sanggup untuk melampiaskannya (kuat fisik), maka kelak Allah Azza wa jalla akan memanggilnya pada hari kiamat di hadapan semua makhluk untuk diberi kesempatan memilih bidadari yang disukainya. [HR Abu Dawud]

 

Al-Qurthubi menceritakan mengenai Maimun bin Mahran. Suatu ketika ia kedatangan beberapa tamu, ia menyuruh budak perempuannya untuk menyiapkan hidangan. Ketika sang budak membawa kuah yang panas, tiba-tiba ia terpeleset sehingga kuah panas itu menimpa badan sang Majikan yang tak lain adalah Maimun. Maimunpun marah dan ketika ia hendak memukulnya maka sang budak ia berkata: "Tuanku, laksanakanlah ajaran Allah (yang berbunyi) "Walkadhiminal ghaidha” (Orang yang taqwa itu mereka yang menahan marah). Maimun berkata: "Baik, Aku akan menahan amarah." Maka budak itu berkata: "Kerjakan lanjutannya (ayat yang berbunyi) "Wal afina aninnas” (dan mereka yang memaafkan). Maimun berkata: " Aku maafkan engkau". Budak itu berkata lagi: "Kerjakanlah lanjutan ayatnya “Wallahu yuhibbul muhsinin” (dan Allah mengasihi orang yang berbuat kebaikan). Maimun pun berkata:

قَدْ أَحْسَنْتُ إِلَيْكِ، فَأَنْتَ حُرَّةٌ لِوَجْهِ اللهِ تَعَالَى

"Sungguh, Aku berbuat baik kepadamu, maka engkau kini merdeka karena ridla Allah Ta'ala". [Tafsir Al-Jami’ Li Ahkamil Qur’an]

 

Ibnul Mubarak berkata : satu ketika aku duduk di samping Khalifah Al-Manshur. Ia memerintahkan untuk menjatuhkan hukuman mati kepada seseorang lalu aku berkata : wahai Amirul Mukminin, Rasul SAW bersabda :

إِذَا كَانَ يَوْمُ الْقِيَامَةِ نَادَى مُنَادٍ بَيْنَ يَدَيِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ مَنْ كاَنَتْ لَهُ يَدٌ عِنْدَ اللهِ فَلْيَتَقَدَّمْ فَلَا يَتَقَدَّمُُ إِلَّا مَنْ عَفَا عَنْ ذَنْبٍ

“Nanti di hari kiamat, ada yang berseru di hadapan Allah Azza wa Jalla bahwa siapa saja yang memiliki kebaikan kepada Allah maka majulah (untuk mendapatkan balasan kebaikan) dan tidak ada yang maju saat itu kecuali orang yang memaafkan kesalahan orang lain.”

Maka Khalifah Al-Manshur menyuruh algojo membebaskan tahanan tersebut. [Tafsir Al-Jami’ Li Ahkamil Qur’an]

 

Muqatil bin hayyan berkata : Telah sampai kepada kami bahwa saat itu (ketika turun ayat “Walkadhiminal Ghayth” orang-orang yang menahan amarah pada QS Ali Imran : 134) Rasul SAW bersabda : “Mereka itu sedikit dari ummatku kecuali orang yang dijaga oleh Allah dan banyak dari ummat-ummat terdahulu”. Allah Ta’ala memuji orang-orang yang memaafkan tatkala marah dan memuji mereka dengan firman-Nya :

وَإِذَا مَا غَضِبُوا هُمْ يَغْفِرُونَ

“Dan tatkala marah mereka itu memaafkan”. [QS 37]

Allah juga memuji orang-orang yang kuat menahan amarah dengan firman-Nya “Wal afina Anin Nas” (dan orang-orang yang memaafkan orang lain) dan Allah mengabarkan bahwa Allah mencintai mereka sebab perbuatan baik mereka. [Tafsir Al-Jami’ Li Ahkamil Qur’an]

 

Menahan marah adalah hal yang baik namun marah sendiri tidak selamanya merupakan perbuatan jelek. Marah jika pada tempatnya maka akan menjadi perilaku yang baik. Maka marah perlu dikaji dulu motivasinya. Jika marahnya karena Agama maka marah merupakan kebaikan. ‘Aisyah RA berkata :

وَمَا انْتَقَمَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِنَفْسِهِ فِي شَيْءٍ قَطُّ إِلَّا أَنْ تُنْتَهَكَ حُرْمَةُ اللَّهِ فَيَنْتَقِمَ بِهَا لِلَّهِ

“Tidaklah sama sekali Rasul SAW membalas dendam karena urusan pribadinya, melainkan jika kemuliaan Allah dilanggar, maka beliau akan membalas dengan hukuman. [HR Bukhari]

 

Rasul SAW pernah memarahi imam shalat karena laporan jamaah bahwa ia memanjangkan sholat. Beliau sangat sangat marah dan bersabda :

إِنَّ مِنْكُمْ مُنَفِّرِينَ

“Wahai manusia, sesungguhnya di antara kalian ada orang-orang yang membuat manusia lari (dari agama islam)!” [HR Muslim]

 

Beliau juga marah ketika tokoh Bani Makhzumiyah menyuruh Usamah bin Zaid, untuk melobi beliau agar perempuan dari kabilahnya yang telah mencuri tidak dijatuhi hukum potong tangan. Rasul SAW marah sembari bersabda :

أَتَشْفَعُ فِي حَدٍّ مِنْ حُدُودِ اللَّهِ

“Apakah Engkau akan memberi syafa’at kepada orang yang melanggar hukum Allah?’. [HR Muslim]

 

Wallahu A’lam. Semoga Allah Al-Bari membuka hati dan pikiran kita agar berusaha menjadi pribadi yang kuat fisik dan kuat fiskal dan juga kuat psikis, sehingga menjadi kebanggaan Rasul dan lebih dicintai Allah SWT.

 

Salam Satu Hadits,

Dr. H. Fathul Bari, SS., M.Ag

 

Pondok Pesantren Wisata

AN-NUR 2 Malang Jatim

Sarana Santri ber-Wisata Rohani Wisata Jasmani

Ayo Mondok! Mondok itu Keren!

WhatsApp Center :  0858-2222-1979

 

NB.

“Ballighu Anni Walau Ayah” Silahkan Share sebanyak-banyaknya kepada semua grup yang ada. Al-Hafidz Ibnul Jawzi berkata : _Barang siapa yang ingin amalnya tidak terputus setelah ia wafat maka sebarkanlah ilmu._ [At-Tadzkirah Wal Wa’dh]

 

Monday, January 13, 2025

WASPADAI KEBAKARAN

 

ONE DAY ONE HADITH

 

Diriwayatkan dari Abu Musa RA, Rasulullah SAW bersabda :

إِنَّ هَذِهِ النَّارَ إِنَّمَا هِيَ عَدُوٌّ لَكُمْ فَإِذَا نِمْتُمْ فَأَطْفِئُوهَا عَنْكُمْ

“Sesungguhnya api itu adalah musuh kalian maka padamkanlah api jika kalian hendak tidur. [HR Bukhari]

 

Catatan Alvers

 

Kebakaran yang melanda Los Angeles yang dikenal sebagai tempat tinggal para artis papan atas dengan rumah yang menjulang tinggi pada (7/1/2025) menarik perhatian dunia karena luasnya lahan dan bangunan yang terbakar. Diduga dipicu oleh hembusan angin santa ana dan periode kering. Tercatat, ada belasan korban jiwa dan puluhan ribu orang yang terpaksa mengungsi. [detik com]

 

Terlepas dari kebakaran dahsyat tersebut, maka kebakaran bisa terjadi di negara manapun dan kapanpun dengan skala yang berbeda-beda. Bahkan kebakaran pernah terjadi menimpa satu rumah pada malam hari di Madinah di zaman Nabi SAW. Lalu orang-orang berbicara mengenai kebakaran tersebut dan Nabi bersabda dengan hadits utama di atas : “Sesungguhnya api itu adalah musuh kalian maka padamkanlah api jika kalian hendak tidur”. [HR Bukhari]

 

Setiap kita pasti tidak berharap mengalami kebakaran bahkan Rasul-pun demikian sehingga beliau berlindung kepada Allah dari kebakaran. Beliau berdoa  :

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ التَّرَدِّي وَالْهَدْمِ وَالْغَرَقِ وَالْحَرِيقِ

“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari jatuh dari tempat tinggi, tertimpa reruntuhan, tenggelam dan dari kebakaran. [HR An-Nasa’i]

 

Rasul SAW juga mengajarkan satu doa agar kita terhindar dari kebakaran. Imam Nawawi mengemukakan satu riwayat dimana ada seorang datang kepada Abud Darda dan berkata : “Sungguh rumahmu terbakar”. Abud Darda berkata : Rumahku tidak akan terbakar karena aku tahu Allah tidak akan meimpakan hal itu sebab beberapa kalimat doa yang aku dapat dari Rasul SAW. Barang siapa yang membacanya di pagi hari maka tidak akan tertimpa musibah sehingga sore hari dan Barang siapa yang membacanya di sore hari maka tidak akan tertimpa musibah sehingga pagi hari. Doa itu adalah :

اللهم أَنْتَ رَبِّي لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ عَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ وَأَنْتَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ  مَا شَاءَ اللهُ كَانَ ، وَمَا لَمْ يَشَأْ لَمْ يَكُنْ ، لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ ، أَعْلَمُ أَنَّ اللهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ ، وَأَنَّ اللهَ قَدْ أَحَاطَ بِكُلِّ شَيْءٍ عِلْمًا ، اَللهم إِنِّي أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ نَفْسِي ، وَمِنْ شَرِّ كُلِّ دَابَّةٍ أَنْتَ آخِذٌ بِنَاصِيَّتِهَا ، إِنَّ رَبِّي عَلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيْمٍ

Ya Allah Engkau adalah tuhanku, tiada Tuhan selain Engkau. Hanya kepada-Mu aku pasrah dan Engkau adalah pemilik Arasy yang agung. Apa yang kau kehendaki akan terwujud dan apa yang tidak Engkau kehendaki maka tidak akan terwujud. Tiada daya dan kekuatan melainkan atas pertolongan Allah yang maha tinggi dan agung. Aku yakin bahwa Allah maha kuasa atas segala sesuatu dan Allah maha mengetahui. Ya Allah Aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan nafsuku, dan kejelekan setiap hewan atau kendaraan yang mana semua ada pada kekuasaan-Mu. Sesungguhnya tuhanku berada pada jalan yang lurus. [Al-Adzkar]

 

Dan dalam riwayat lain disebutkan orang tadi memaksa dan berkata : “ayo berangkat bersamaku” (untuk melihat kondisi rumahmu). Maka mereka berangkat bersama-sama dan setelah sampai, mereka melihat terjadi kebakaran di sekeliling rumah namun rumahnya sendiri tidak terbakar. [Al-Adzkar]

 

Selamat dari kebakaran juga didapatkan oleh As-Sariy as-Saqathi (W 257 H). Saat itu terjadi kebakaran di satu pasar di baghdad. Saat itu ada orang tergopoh-gopoh mengabarkan bahwa pasar baghdad dilanda kebakaran namun toko As-Sariy selamat. Maka secara spontan As-Sariy mengucap “Alhamdulillah”. Namun setelah dipikir-pikir olehnya, ternyata ucapan “hamdalah” tersebut merupakan satu kesalahan karena bak pepatah “menari-nari diatas penderitaan orang lain” sehingga khawatir menyakitkan hati orang-orang yang tokonya terbakar. Maka As-Sary berkata :

حَمِدْتُ اللهَ مَرَّةً فَأَنَا أَسْتَغْفِرُ مِنْ ذَلِكَ الْحَمْدِ مُنْذُ ثَلَاثِيْنَ سَنَةً

“Aku pernah membaca “Alhamdulillah” satu kali namun aku beristighfar dari hamdalah tersebut sejak 30 tahun yang lalu”. [Siyar A’lamin Nubala’]

 

Jika terjadi kebakaran maka hendaklah memperbanyak untuk membaca takbir sambil berusaha memadamkannya. Dalam hadits disebutkan :

إِذَا رَأيْتُمُ الحَرِيقَ فَكَبِّرُوا فَإِنَّ التَّكْبِيرَ يُطْفئُهُ

“Jika kalian melihat kebakaran maka bertakbirlah karena takbir akan memadamkannya”. [Al-Adzkar]

 

Al-Munawi berkata : Dalam Tafsir At-Thabari disebutkan bahwa Nama-nama Ashabul Kahfi jika ditulis di satu media lalu dilemparkan ke kobaran api maka bisa memadamkannya. Dan hendaknya seseorang membaca bacaan berikut supaya terhindar dari malapetaka. Yaitu :

بسم الله الرحمن الرحيم وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ

“Dengan nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang. Tiada daya dan kekuatan melainkan atas pertolongan Allah yang maha tinggi dan maha agung”. [Faidlul Qadir]

 

Dan ada baiknya pula ia membaca doa yang dibaca oleh Nabi Ibrahim ketika dilemparkan kedalam api, yaitu :

حَسْبُنَا اللهُ وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ

“Cukuplah bagi kami Allah sebagai penolong dan Dia adalah sebaik-baik pelindung”. [Faidlul Qadir]

 

Kebakaran juga dikisahkan di dalam Al-Quran. Allah SWT mengisahkan mengenai kisah“Ashabul Jannah” (beberapa pemilik kebun) dalam Surat Al-Qalam ayat 17-33. Ibnu Katsir berkata : Sebagian Ulama salaf menyebutkan bahwa mereka adalah penduduk Yaman. Said bin Jubair berkata : mereka berasal dari desa Dlarawan yang terletak 6 Mil dari kota shan’a. Mereka adalah Ahlu kitab. Ayah mereka itu kaya dan dermawan. Ia memiliki kebun yang luas. Setiap kali panen, ia mengambil sebagian untuk keperluan tanam berikutnya, dan sebagian ia menyimpannya untuk keperluan keluarganya selama setahun, dan selebihnya ia sedekahkan. Ketika sang ayah wafat maka anak-anaknya berkata :

لَقَدْ كَانَ أَبُونَا أحمقَ إِذْ كَانَ يَصْرِفُ مِنْ هَذِهِ شَيْئًا لِلْفُقَرَاءِ، وَلَوْ أنَّا مَنَعْنَاهُمْ لَتَوَفَّرَ ذَلِكَ عَلَيْنَا.

“Sungguh ayah kita itu bodoh karena memberikan hasil panen kepada fakir miskin. Jika kita tidak memberikannya niscaya kita akan mendapatkan hasil panen secara utuh tanpa dikurangi”.

Ketika mereka berniat demikian maka mereka diberi hukuman oleh Allah dengan kondisi sebaliknya (dengan kebakaran). Allah menghilangkan semua tanamannya, baik modal, keuntungan, dan sedekahnya sehingga tak tersisa apapun. [Tafsir Ibnu Katsir]

 

Mengenai apa yang menimpa kebun mereka, Allah SWT berfirman : 

فَطَافَ عَلَيْهَا طَائِفٌ مِنْ رَبِّكَ وَهُمْ نَائِمُونَ. فَأَصْبَحَتْ كَالصَّرِيمِ.

Lalu kebun itu ditimpa bencana dari Tuhanmu ketika mereka sedang tidur. Maka jadilah kebun itu hitam seperti malam yang gelap gulita. [QS Al-Qalam : 19-20]

 

Di dalam Tafsir Jalalain disebutkan bahwa bencana tersebut berupa api yang membakarnya pada malam hari. [Tafsir Jalalain] Dan “Nabi SAW melarang untuk memanen hasil kebun pada malam hari” (seperti rencana dan tujuan mereka). [HR Baihaqi]

 

Ketika menafsiri ayat tersebut, Ibnu Mas’ud berkata :

إِيَّاكُمْ وَالْمَعَاصِيَ، إِنَّ الْعَبْدَ لَيُذْنِبُ الذَّنْبَ فَيُحْرَمُ بِهِ رِزْقًا قَدْ كَانَ هُيِّئ لَهُ

“Jauhilah maksiat, karena seungguhnya seorang hamba yang melakukan dosa itu akan terhalang dari rizkinya yang telah siap sedia untuknya”.

Lalu ia membaca ayat tersebut dan berkata : “mereka (ashabul jannah) terhalang dari hasil kebunnya karena dosa yang mereka perbuat”.  [Tafsir Ibnu Katsir]

 

Wallahu A’lam. Semoga Allah Al-Bari membuka hati dan pikiran kita untuk selalu memohon pertolongan dan perlindungan kepada-Nya dari semua musibah sehingga kita semua bisa selamat baik di dunia maupun di akhirat.

 

Salam Satu Hadits

Dr.H.Fathul Bari.,SS.,M.Ag

 

Pondok Pesantren Wisata

AN-NUR 2 Malang Jatim

Ngaji dan Belajar Berasa di tempat Wisata

Ayo Mondok! Mondok Itu Keren!

 

 NB.

“Ballighu Anni Walau Ayah” Silahkan Share sebanyak-banyaknya kepada semua grup yang ada. Al-Hafidz Ibnul Jawzi berkata : _Barang siapa yang ingin amalnya tidak terputus setelah ia wafat maka sebarkanlah ilmu._ [At-Tadzkirah Wal Wa’dh]

Friday, January 10, 2025

SYAHIDNYA SANTRI

ONE DAY ONE HADITH

Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, Rasul SAW bersabda :
الشُّهَدَاءُ خَمْسَةٌ : المَطْعُوْنُ، وَالمَبْطُوْنُ، وَالغَرِيْقُ، وَصَاحِبُ الهَدْمِ وَالشَّهِيْدُ فِي سَبِيْلِ اللَّه
Orang yang mati syahid itu ada lima macam, yaitu orang yang mati karena 1. wabah penyakit,  2. penyakit perut, 3. tenggelam, 4. tertimpa reruntuhan atau benturan, dan 5. syahid dalam peperangan fi-sabilillah. [HR Bukhari Muslim]

Catatan Alvers

Hari ini, sabtu tanggal 11 Januari 2025 Pesantren Wisata berduka cita atas wafatnya Ust Irvan Izzul Haqq, santri pengurus yang wafat akibat kecelakaan di jalan raya. Semoga beliau Husnul Khatimah, diterima amal ibadahnya serta mendapat ampunan dan rahmat dari Allah SWT.

Almarhum masih berstatus sebagai seorang santri, penuntut ilmu dan penuntut ilmu itu seperti orang jihad fi sabilillah. Rasulullah SAW bersabda:
مَنْ خَرَجَ فِي طَلَبِ الْعِلْمِ كَانَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ حَتَّى يَرْجِعَ
“Barang siapa yang keluar untuk mencari ilmu (syar’i) maka ia berada di jalan Allah hingga ia pulang (kembali ke rumahnya)”. [HR Turmudzi]

Karena santri terbilang berjihad, maka ketika meninggal di pesantren maka ia berpredikat mati syahid (akhirat) sebagaimana dalam hadits disebutkan :
إِذَا جَاءَ الْمَوْتُ لِطَالِبِ الْعِلْمِ وَهُوَ عَلىَ هَذِهِ الْحَالَةِ مَاتَ وَهُوَ شَهِيْدٌ
Ketika kematian menghampiri penuntut ilmu ketika sedang menuntut ilmu maka ia mati syahid. [HR Al-Bazzar]

Bahkan Ibnu Abbas RA meriwayatkan bahwa Rasul SAW bersabda :
مَنْ جَاءَ أَجَلُهُ وَهُوَ يَطْلُبُ الْعِلْمَ لَقِيَ اللهَ وَلَمْ يَكُنْ بَيْنَهُ وَبَيْنَ النَّبِيِّيْنَ إِلَّا دَرَجَةُ النُّبُوَّةِ
Barang siapa ajalnya datang ketika ia sedang menuntut ilmu maka ia akan bertemu dengan Allah dalam keadaan tiada jarak diantara derajat dia dan para Nabi melainkan pangkat kenabian saja. [HR Thabrani]

Jenazah almarhum di shalati di masjid pesantren yang diikuti oleh ribuan santri. Dan Rasul SAW bersabda : 
مَنْ صَلَّى عَلَيْهِ ثَلاَثَةُ صُفُوفٍ فَقَدْ أَوْجَبَ 
“Barangsiapa jenazahnya dishalati oleh tiga barisan shaf, maka ia telah wajib  (mendapatkan surga)”. [HR Ibnu Majah]

Di sisi yang lain, almarhum meninggal karena benturan keras di kepala saat kecelakaan. Meninggal karena kecelakaan juga berpredikat syahid (akhirat). Suatu ketika Rasul SAW bertanya : Siapakah Syahid menurut kalian? Para sahabat menjawab : Orang yang tewas ketika berperang di jalan Allah. Maka Rasul SAW bersabda : 
إِنَّ شُهَدَاءَ أُمَّتِي إِذًا لَقَلِيلٌ
Kalau demikian, maka orang mati syahid  di kalangan ummatku berjumlah sedikit. [HR Muslim]

Dan Rasul SAW bersabda:
الشُّهَدَاءُ خَمْسَةٌ : المَطْعُوْنُ، وَالمَبْطُوْنُ، وَالغَرِيْقُ، وَصَاحِبُ الهَدْمِ وَالشَّهِيْدُ فِي سَبِيْلِ اللَّه
Orang yang mati syahid itu ada lima macam, yaitu orang yang mati karena 1. wabah penyakit,  2. penyakit perut, 3. tenggelam, 4. tertimpa reruntuhan atau benturan, dan 5. syahid dalam peperangan fi-sabilillah. [HR Bukhari Muslim]

Mengapa lima orang tersebut masuk kategori syahid? Abul Walid Al-Baji berkata :
هَذِهِ كُلّهَا مِيتَات فِيهَا شِدَّة الالم فتَفَضَّلَ اللَّه عَلَى أُمَّة مُحَمَّد صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ جَعَلَهَا تَمْحِيصًا لِذُنُوبِهِمْ وَزِيَادَة فِي أُجُورهمْ يُبَلِّغهُمْ بِهَا مَرَاتِب الشُّهَدَاء
Ini semua merupakan kematian yang didalamnya terdapat rasa sakit yang keras, maka Allah karuniakan itu kepada ummat Nabi Muhammad SAW sebagai penghapus dosa-dosa dan tambahan pahala bagi mereka yang mengantarkan mereka mencapai derajat para syuhada’ [Tanwirul Hawalik]

Kenapa mereka di sebut “syahid” yang artinya dipersaksikan?. An-Nadlr bin Syumail : Dinamakan syahid (dari kata syahadah artinya persaksian) karena ruh mereka menyaksikan surga darus salam sementara ruh orang lainya baru menyaksikan surga kelak di ahri kiamat. Ibnul Ambari berkata : dinamakan syahid karena karena Allah ta’ala dan malaikatnya ‘alaihimus salam memberikan kesaksian bahwa orang tersebut mendapatkan surga. Dan ada pula pendapat yang menyatakan bahwa orang yang mati syahid, mereka itu dipersaksikan dengan iman dan husnul khatimah. [Syarah An-Nawawi]

Mati Syahid adalah satu kemuliaan yang mendatangkan berbagai keistimewaan. Rasul SAW bersabda:
لِلشَّهِيدِ عِنْدَ اللَّهِ سِتُّ خِصَالٍ يَغْفِرُ لَهُ فِي أَوَّلِ دُفْعَةٍ مِنْ دَمِهِ وَيُرَى مَقْعَدَهُ مِنْ الْجَنَّةِ وَيُجَارُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَيَأْمَنُ مِنْ الْفَزَعِ الْأَكْبَرِ وَيُحَلَّى حُلَّةَ الْإِيمَانِ وَيُزَوَّجُ مِنْ الْحُورِ الْعِينِ وَيُشَفَّعُ فِي سَبْعِينَ إِنْسَانًا مِنْ أَقَارِبِهِ
"Orang yang mati syahid mendapatkan enam hal di sisi Allah: Diampuni dosa-dosanya sejak pertama kali darahnya mengalir, diperlihatkan kedudukannya di surga, diselamatkan dari siksa kubur, dibebaskan dari ketakutan yang besar, dihiasi dengan perhiasan iman, dikawinkan dengan bidadari dan dapat memberikan syafaat kepada tujuh puluh orang kerabatnya. [HR Ibnu Majah].

Selanjutnya kemuliaan bisa juga didapatkan oleh keluarga almarhum, yaitu dengan bersabar atas musibah yang menimpa. Allah SWT berfirman :
وَبَشِّرِ الصّٰبِرِيْنَ . اَلَّذِيْنَ اِذَآ اَصَابَتْهُمْ مُّصِيْبَةٌ  قَالُوْٓا اِنَّا لِلّٰهِ وَاِنَّآ اِلَيْهِ رٰجِعُوْنَ
Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata “Inna lillahi wa inna ilaihi raji‘un” (sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali). [QS Al-Baqarah 155-156]

Selanjutnya dengan meng-ikhlaskan musibah yang terjadi. Dalam hadits qudsy, Allah SWT berfirman :
مَا لِعَبْدِي الْمُؤْمِنِ عِنْدِي جَزَاءٌ إِذَا قَبَضْتُ صَفِيَّهُ مِنْ أَهْلِ الدُّنْيَا ثُمَّ احْتَسَبَهُ إِلَّا الْجَنَّةُ
Tidak ada balasan bagi hamba-Ku yang mu'min di sisi-Ku, di waktu Aku mengambil (mewafatkan) kekasihnya dari ahli dunia, kemudian ia meng-ikhlaskannya (dengan mengharapkan ridlo Allah), melainkan ia akan mendapatkan surga.[HR Bukhari]

Dan dalam hadits lain diriwayatkan :  Jika anak dari seorang hamba meninggal dunia maka Allah berfirman kepada para malaikatNya: Kalian telah mencabut anak dari hamba-Ku. Mereka menjawab; Ya. Allah berfirman; Kalian telah mencabut buah hatinya. Mereka menjawab; Ya. Allah bertanya: Apa yang dikatakan hambaKu?. Mereka menjawab;  Dia memujiMu dan mengucapkan istirja (Innalillah). Allah berfirman:
ابْنُوا لِعَبْدِي بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ وَسَمُّوهُ بَيْتَ الْحَمْدِ
Bangunlah untuk hambaKu satu rumah di surga, dan berilah nama dengan Baitulhamdi. [HR Tirmidzi]


Tulisan ini bukanlah tazkiyah (sanjungan untuk mensucikan diri), namun takziyah (menghibur) kepada keluarga yang tertimpa musibah agar sabar dan menerima ketentuan Allah dengan lapang dada sehingga akan mendatangkan kebaikan dunia dan akhirat serta merupakan doa semoga Almarhum termasuk orang-orang yang mendapat kemuliaan sebagaimana keterangan di atas.

Wallahu A’lam. Semoga Allah Al-Bari menjadikan kita semua sebagai orang yang bersabar tatkala tertimpa musibah dan mengharap balasan kebaikan dari Allah SWT.

Salam Satu Hadits
Dr.H.Fathul Bari.,SS.,M.Ag

Pondok Pesantren Wisata
AN-NUR 2 Malang Jatim
Ngaji dan Belajar Berasa di tempat Wisata
Ayo Mondok! Mondok Itu Keren!

 NB.
“Ballighu Anni Walau Ayah” Silahkan Share sebanyak-banyaknya kepada semua grup yang ada. Al-Hafidz Ibnul Jawzi berkata : _Barang siapa yang ingin amalnya tidak terputus setelah ia wafat maka sebarkanlah ilmu._ [At-Tadzkirah Wal Wa’dh]