إنَّ اللّهَ أَوْحَىٰ إِلَيَّ أَنْ تَوَاضَعُوا حَتَّىٰ لاَ يَفْخَرَ أَحَدٌ علىٰ أَحَدٍ، وَلاَ يَبْغِيَ أَحَدٌ عَلَىٰ أَحَدٍ

"Sesungguhnya Allah telah mewahyukan kepadaku untuk menyuruh kalian bersikap rendah hati, sehingga tidak ada seorang pun yang membanggakan dirinya di hadapan orang lain, dan tidak seorang pun yang berbuat aniaya terhadap orang lain." [HR Muslim]

أَرْفَعُ النَّاسِ قَدْرًا : مَنْ لاَ يَرَى قَدْرَهُ ، وَأَكْبَرُ النَّاسِ فَضْلاً : مَنْ لَا يَرَى فَضْلَهُ

“Orang yang paling tinggi kedudukannya adalah orang yang tidak pernah melihat kedudukannya. Dan orang yang paling mulia adalah orang yang tidak pernah melihat kemuliannya (merasa mulia).” [Syu’abul Iman]

الإخلاص فقد رؤية الإخلاص، فإن من شاهد في إخلاصه الإخلاص فقد احتاج إخلاصه إلى إخلاص

"Ikhlas itu tidak merasa ikhlas. Orang yang menetapkan keikhlasan dalam amal perbuatannya maka keihklasannya tersebut masih butuh keikhlasan (karena kurang ikhlas)." [Ihya’ Ulumuddin]

عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِى إِلَى الْبِرِّ وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِى إِلَى الْجَنَّةِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ صِدِّيقًا

"Hendaklah kalian senantiasa berlaku jujur, karena sesungguhnya kejujuran akan megantarkan pada kebaikan dan sesungguhnya kebaikan akan mengantarkan pada surga. Jika seseorang senantiasa berlaku jujur dan berusaha untuk jujur, maka dia akan dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur." [HR Muslim]

يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوْبِ، ثَبِّتْ قَلْبِيْ عَلَى دِيْنِكَ.

“Ya Allah, Dzat yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku pada agamaMu.”[HR Ahmad]

Sunday, February 23, 2025

RETRET ISLAMI

 

ONE DAY ONE HADITH

 

Diriwayatkan dari Aisyah RA, ia berkata :

كَانَ يَأْتِي حِرَاءً فَيَتَحَنَّثُ فِيهِ وَهُوَ التَّعَبُّدُ اللَّيَالِيَ ذَوَاتِ الْعَدَدِ

Nabi SAW pergi ke Gua Hira’ kemudian beliau melakukan “tahannuts”yaitu ibadah selama beberapa malam.[HR Bukhari]

 

Catatan Alvers

 

Retret menjadi istilah yang ramai diperbincangkan seusai Presiden Prabowo Subianto memberi amanat usai melantik 961 kepala daerah beserta para wakilnya di Istana Kepresidenan. (20/2/2025). Sebanyak 505 kepala daerah akan mengikuti acara Retret di Akademi Militer (Akmil), Magelang selama sepekan dengan tujuan membangun soliditas serta kesiapan kepala daerah dalam menjalankan pemerintahan daerah masing-masing. [detik com]

 

Retret? Apa itu? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), retret/ret·ret/ /retrét/ n Kris khalwat mengundurkan diri dari dunia ramai untuk mencari ketenangan batin [kbbi web id] Istilah retreat ini banyak dikenal oleh gereja. Dalam Jurnal Landasan Konseptual PPR Retret Pemuda Kristen, rangkaian kegiatan retret bisa seperti berdoa dan beribadah, refleksi diri, bimbingan rohani, diskusi kasus, pemberian motivasi, permainan, maupun jalan-jalan. Maka tak heran jika lokasi kegiatan retret sering berada di pedesaan yang tenang atau di pegunungan yang sejuk dengan waktu pelaksanaan sekitar 2-3 hari. [Kompas com]

 

Retret juga diambil dari bahasa Prancis "La retraite" dengan makna yang sama, yaitu pengunduran diri, menyepi, dan menjauhkan diri dari kesibukan sehari-hari. Dengan kata lain retret adalah kegiatan penggemblengan dan pembekalan calon-calon pemimpin sehingga mereka nantinya siap menjalankan tugas dengan baik. Pak Prabowo berkata : "Mudah-mudahan Saudara akan kuat digembleng. Yang ragu-ragu boleh mundur." [detik com]

 

Berbicara tentang retret dalam artian menyepi, dan menjauhkan diri dari kesibukan sehari-hari, maka dalam islam ada istilah “uzlah” (menjauh dari keramaian), “khalwat” (menyepi), dan “tahannuts” (beribadah). Rasul SAW sendiri juga pernah melakukan tahannuts di gua hira yaitu gua yang terdapat di puncak gunung yang dikenal dengan jabal nur sebagaimana dalam hadits utama disebutkan : Nabi SAW pergi ke Gua Hira’ kemudian beliau melakukan tahannuts, yaitu ibadah selama beberapa malam.[HR Bukhari] Menurut Ibnu Ishaq, Beliau melakukannya selama satu bulan yaitu pada bulan Ramadhan. [Fathul Bari]

 

Sayyed Qutub berkata : Rasul SAW ber”tahannuts” di gua hira tiga tahun sebelum beliau dilantik menjadi nabi. Beliau melakukannya selama sebulan setiap tahunnya, yaitu pada bulan ramadhan... Uzlah atau retret yang dilakukan Nabi merupakan pengaturan Allah Ta’ala supaya Nabi beribadah untuk menunggu urusan besar (dilantik menjadi nabi). Dan setiap orang yang terpilih seharusnya memiliki kepekaan sosial sehingga ia bisa melihat satu peristiwa dari sudut pandang yang lain. [Fi Dzilalil Qur’an]

 

Retret dari sudut pandang mempersiapkan calon pemimpin dengan membekali ilmu-ilmu yang dibutuhkan termasuk juklaknya (petunjuk pelaksanaan) merupakan hal yang dibutuhkan. Dalam hal ini terdapat contoh dalam islam yaitu ketika Muadz bin Jabal hendak dijadikan wali (penguasa) dan qadli (hakim) di daerah Yaman. [Aunul Ma’bud] Sebelum itu, Nabi SAW hendak mengetesnya. Nabi SAW bertanya : “Bagaimana kamu jika dihadapkan dengan permasalahan hukum? Muadz menjawab : “Saya berhukum dengan kitab Allah”. Nabi bertanya : “Jika tidak terdapat dalam kitab Allah” ?, Muadz menjawab : “Saya berhukum dengan sunnah Rasul SAW”. Nabi bertanya : “Jika tidak terdapat dalam sunnah Rasul SAW” ? Muadz menjawab : “Saya akan berijtihad dan tidak akan mundur”. Maka Rasul menepuk dada Muadz dan bersabda : “Segala puji bagi Allah yang telah memberikan petunjuk kepada utusan dari Rasulullah terhadap apa yang diridhai oleh Rasulullah SAW”. [HR Abu Dawud]

 

Retret sebagai upaya membekali calon pemimpin untuk memperkuat mental mereka dan membekali publik speaking yang baik adalah sangatlah diperlukan. Nabi Musa AS ketika berada di “Wadil Muqaddasi Thuwa” (lembah suci, Thuwa) ia diperintahkan oleh Allah untuk berdakwah kepada Fir’aun maka Nabi Musa meminta kepada Allah SWT agar dilapangkan hatinya (mental) dan dilancarkan pembicaraannya supaya mudah untuk menyampaikan dakwah kepada Firaun dan kaumnya. Dalam Al-Qur’an, dikisahkan bahwa Nabi Musa berkata :  

رَبِّ اشْرَحْ لِي صَدْرِي. وَيَسِّرْ لِي أَمْرِي. وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِنْ لِسَانِي. يَفْقَهُوا قَوْلِي.

"Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku. dan mudahkanlah untukku urusanku. dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku. supaya mereka mengerti perkataanku, [QS Thaha : 25-28]

 

Sebelum itu, Allah telah memberikan juknis (petunjuk teknis) kepada Nabi Musa tentang penggunaan tongkat yang berubah menjadi ular dan tangan yang bisa mengeluarkan cahaya yang berkilau sebagai piranti dan sarana untuk menghadapi Firaun. Hal ini sebagaimana dikisahkan oleh Allah SW dalam Surat Thaha : 19-23. Hal ini kalau diterjemahkan di era zaman sekarang bisa berupa pelatihan calon-calon kepala daerah atau pemimpin mengenai penggunaan dan pemanfaatan internet, medsos bahkan AI sebagai sarana untuk memaksimalkan tugas-tugas dan pekerjaan.

 

Dan ada yang tak kalah penting ketika retret menurut hemat saya, hendaknya para calon-calon pemimpin daerah yang muslim khususnya diwajibkan untuk melakukan shalat arbain, yaitu melaksanakan shalat wajib lima waktu secara berjamaah selama 40 hari. Mengapa demikian? Karena shalat arbain bisa menjadikan terapi agar seseorang terhidar dari sifat munafik, yaitu berbicara bohong, mengingkari janji dan berkhianat atas amanat. Rasul SAW bersabda :

مَنْ صَلَّى لِلَّهِ أَرْبَعِينَ يَوْمًا فِي جَمَاعَةٍ يُدْرِكُ التَّكْبِيرَةَ الأُولَى كُتِبَ لَهُ بَرَاءَتَانِ: بَرَاءَةٌ مِنَ النَّارِ، وَبَرَاءَةٌ مِنَ النِّفَاقِ.

“Barang siapa yang shalat karena Allah selama empat puluh hari secara berjamaah tanpa ketinggalan takbir yang pertama, maka dicatatkan baginya dua kebebasan; kebebasan dari neraka dan kebebasan dari kemunafikan. [HR Turmudzi]

 

Dengan demikian, pasca retret para pemimpin tersebut bisa menjadi pemimpin yang jujur, menepati janji-janji yang telah disampaikan saat kampanye, dan bisa amanah dengan jabatannya sehingga terhindar dari korupsi dan perilaku tidak terpuji lainnya.

 

Wallahu A’lam. Semoga Allah Al-Bari membuka fikiran kita untuk terus berusaha menjadi yang terbaik di bidangnya masing-masing. Terbaik menjadi pemimpin daerah maupun pemimpin keluarga bahkan pemimpin untuk diri sendiri.

 

Salam Satu Hadits

Dr.H.Fathul Bari.,SS.,M.Ag

 

Pondok Pesantren Wisata

AN-NUR 2 Malang Jatim

Ngaji dan Belajar Berasa di tempat Wisata

Ayo Mondok! Mondok Itu Keren!

 

 NB.

“Ballighu Anni Walau Ayah” Silahkan Share sebanyak-banyaknya kepada semua grup yang ada. Al-Hafidz Ibnul Jawzi berkata : _Barang siapa yang ingin amalnya tidak terputus setelah ia wafat maka sebarkanlah ilmu._ [At-Tadzkirah Wal Wa’dh]

Wednesday, February 12, 2025

Penghargaan "JEJAK PRESTASI"


Alhamdulillah, Eksistensi One Day One Hadits Alvers semakin dirasakan oleh masyarakat dan semakin banyak manfaatnya. Berdiri sejak 2016 menebar artikel hadits via WA dan FB hingga merambah ke Web dan Versi video toutube bahkan terbit dalam buku cetak ber ISBN. Kini di awal 2025 kami diberitahu jurnalis bahwa kami mendapatkan penghargaan pada program "Jejak Prestasi". semoga keberadaan tulisan demi tulisan bisa semakin meluas kemanfataannya... Amin. Terimakasih Atas perhatian anda semua, Alvers.


Berikut cuplikannya :  





33 Tokoh Pupuler di Media Massa Peraih Cendra Mata “Jejak Prestasi” Dari Jurnalis Independen Bersatu

 

Reporter: Tim Publikasi HPN 2025

(Bandung)-, Kepala Pusat Pengembangan Relasi Media Massa Organisasi Profesi Jurnalis Independen Bersatu, Dwi Arifin menjelaskan pada Hari Pers Nasional tahun 2025, Jurnalis Independen Bersatu memilih tema “Membangkitkan Eksistensi Media Cetak, Melestarikan Reputasi & Memperluas Relasi”.

“Acaranya berlangsung 3 hari, mulai dari Tasyakuran Bulan Media Massa, Dialog Bersama Rektor dan Profesor, serta pemberian cendra mata digital atau cetak bertema “Jejak Prestasi”, khusus narasumber dan relasi organisasi” jelasnya kepada media cetak dan online (12/2/2025)

 

Tahun ini kegiatan unggulan yang telah terlaksana dalam rangka memperingati HPN / Hari Pers Nasional 2025 bersama organisasi profesi Jurnalis Independen Bersatu ialah menghadirkan 2 narasumber dialog jarak jauh atau online. Pertama Prof. Dr. Mite Setiansah, S.IP., M.Si, Profesor Bidang Ilmu Media dan Komunikasi Universitas Jenderal Soedirman, membahas “Strategi Membangkitkan Eksistensi Media Cetak di Era Digital”. Narasumber ke dua Rektor Institut Agama Islam An-Nawawi, Hj. Ashfa Khoirun Nisa`, S.Pd.I, M.S.I membahas “Peran Perguruan Tinggi Mewujudkan Target Pembangunan Pendidikan Dalam Kabinet Merah Putih”. Dialog jarak jauh atau online bersama ke dua narasumber tersebut, sebagai upaya memberikan kontribusi informasi khusus kepada media massa.

 

Menurutnya sesuai tema Hari Pers Nasional tahun ini, “Membangkitkan Eksistensi Media Cetak, Melestarikan Reputasi & Memperluas Relasi”. Tujuannya ialah kembali membangkitkan eksistensi media cetak sebagai bahan bacaan masyarakat. Hal itu penting di tengah pengaruh media sosial yang mulai terlihat kurang baik, jika berlebihan dikonsumsi publik, khususnya remaja.

Selain itu sebagai upaya melestarikan reputasi & memperluas relasi media massa, khususnya media cetak. Dengan merumuskan solusi untuk menghadapi berbagai peluang atau tantangan yang diprediksi ada di masa depan. Serta membuat konsep baru tentang strategi memproduksi bahan bacaan yang terbaik bagi publik bacanya.

Dwi Arifin menyatakan mereka yang terpilih sebagai tokoh populer (dikenal dan disukai oleh banyak orang) dari karya jurnalistik di media massa yang ada di organisasi atau di jurnalisindependenbersatu.com. Sebelumnya dinilai secara khusus dengan 7 indikator. Seperti prestasi yang diraihnya, jejak keteladannya, keistimewaan dalam dirinya, sikap religiusnya, kriteria terproduktif hingga terinspiratif dan pancasilaisnya. Serta jumlah publik baca di media online atau bahan bacaan (Koran, Majalah & Tabloid) saat menjadi narasumber berita.

Untuk pemberian cendra mata “Jejak Presatasi” bagi narasumber atau relasi organisasi. Ada 33 tokoh pupuler peraih cendra mata “Jejak Prestasi” dari Jurnalisindependenbersatu.com, mereka adalah

·       Dr. KH. Fathul Bari, S.S., M.Ag, (Pengasuh Pondok Pesantren Wisata An-Nur II Al-Murtadlo di Bululawang, Malang, Ulama Penulis )


Kesibukan mengelola pesantren tidak menjadi halangan untuk tetap menghasilkan karya tulis keagamaan bagi masyarakat di luar pesantren. Menghasilkan tulisan berbagai tema keagamaan dalam kesehariannya menjadi rutinitas yang seolah-olah wajib. Sebagai upaya melanjukan metode berdakwah melalui tulisan yang menjadi kebiasaan ulama terdahulu.

 Selengkapnya klik : 

33 Tokoh Pupuler di Media Massa Peraih Cendra Mata “Jejak Prestasi” Dari Jurnalis Independen Bersatu | Jurnalis Independen Bersatu

 

 

Wednesday, February 5, 2025

MANFAAT ZUHUD

 

ONE DAY ONE HADITH

 

Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar RA, Rasul SAW bersabda :

كُنْ فِي الدُّنْيَا كَأَنَّكَ غَرِيبٌ أَوْ عَابِرُ سَبِيلٍ

”Jadilah engkau di dunia ini seperti orang asing atau pengembara”. [HR Bukhari]

 

Catatan Alvers

 

Rasul SAW ingin menyadarkan kita selaku manusia bahwa hidup kita didunia ini tak ubahnya seperti orang asing atau pengembara yang sedang berhenti sejenak, atau layaknya tamu yang menginap.  Seorang tamu akan mendapatkan layanan dari tuan rumah. Hendaknya ia sadar bahwa semua fasilitas yang disediakan adalah pinjaman dan setiap pinjaman akan dikembalikan. Apakah itu rumah yang disinggahi, kendaraan dan fasilitas lainnya. Dan tentunya menginap ketika bertamu itu tidak akan selamanya.

 

Banyak sekali manusia yang tidak sadar akan hal itu. Ketika Naik Buraq, Nabi melihat wanita tua di seberang jalan. Rasul SAW bertanya : Siapakah itu Jibril? ... Lalu Malaikat Jibril menjawab :

أَمَّا الْعَجُوْزُ الَّتِي رَأَيْتَ عَلَى جَانِبِ الطَّرِيْقِ فَلَمْ يَبْقَ مِنَ الدُّنْيَا إِلَّا مَا بَقِيَ مِنْ عُمْرِ تِلْكَ الْعَجُوْزِ

Wanita tua yang engkau lihat di seberang jalan itu adalah (permisalan umur dunia), tidaklah tersisa dari dunia melainkan seperti umur wanita tua tersebut. [HR Baihaqi]

 

Banyak diantara manusia melupakan hakikat dunia yang fana sehingga mereka terpesona ketika mereka melihat orang yang bergelimang harta. Allah SWT menceritakan tentang Qarun : “Maka keluarlah Qarun kepada kaumnya dalam kemegahannya. Berkatalah orang-orang yang menghendaki kehidupan dunia:

يَٰلَيْتَ لَنَا مِثْلَ مَآ أُوتِىَ قَٰرُونُ إِنَّهُۥ لَذُو حَظٍّ عَظِيمٍ

"Moga-moga kiranya kita mempunyai seperti apa yang telah diberikan kepada Qarun; sesungguhnya ia benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar". [QS Al-Qashash : 79]

 

Di sinilah Rasul SAW mengajarkan zuhud tidak hanya dengan retorika saja. Abu Hurairah RA berkata: Jibril pernah duduk di samping Nabi SAW lalu ia melihat ke langit dan mendadak ada malaikat yang turun dari langit. Maka Jibrilpun berkata: "Sesungguhnya malaikat ini belum pernah turun sejak diciptakan beberapa sa'at yang lalu", kemudian ketika ia turun, dia berkata: "Wahai Muhammad, Rabbmu telah mengutusku kepadamu." Dia berkata:

أَفَمَلِكًا نَبِيًّا يَجْعَلُكَ أَوْ عَبْدًا رَسُولًا

"Apakah kamu ingin Rabbmu menjadikanmu seorang raja dan seorang Nabi ataukah seorang hamba dan seorang utusan."

Lalu Jibril menyela: "Bertawadhu'lah kamu kepada Rabbmu wahai Muhammad." Beliau berkata:

بَلْ عَبْدًا رَسُولًا

"Seorang hamba dan seorang utusan." [HR Ahmad]

 

Allah juga pernah menawari beliau untuk menjadikan gunung-gunung di Makkah menjadi emas untuk dimiliki. Maka beliau menjawab :

لَا يَا رَبِّ وَلَكِنْ أَشْبَعُ يَوْمًا وَأَجُوعُ يَوْمًا ... فَإِذَا جُعْتُ تَضَرَّعْتُ إِلَيْكَ وَذَكَرْتُكَ وَإِذَا شَبِعْتُ حَمِدْتُكَ وَشَكَرْتُكَ

‘Tidak! wahai Tuhanku. Aku lebih menginginkan lapar sehari, dan kenyang sehari.’ Jika aku lapar, maka aku merendah kepada-Mu dan mengingat Engkau. Sedangkan ketika aku kenyang, aku memuji Engkau dan mensyukuri nikmat-Mu. [HR Ahmad]

 

Mengisahkan hal ini, Al-Bushiri dalam burdahnya berkata :

وَرَاوَدَتْهُ الْجِبَالُ الشُّمّ مِنْ ذَهَبٍ ۞ عَنْ نَفْسِهِ فَأَرَاهَا أَيَّمَا شَمَمِ

“Kendati gunung emas menjulang menawarkan dirinya, beliau menolak dengan perasaan tidak butuh”

وَأَكَّدَتْ زُهْدَهُ فِيْهَا ضَرُورَتُهُ ۞ إِنَّ الضَرُورَةَ لَا تَعْدُوْ عَلىَ الْعِصَمِ

“Sungguh menambah kezuhudan Kanjeng Nabi, butuh harta namun tidak menerimanya. Meskipun ketika butuh harta, tidaklah merusak nilai kesuciannya” [Al-Burdah]

 

Zuhud dalam urusan duniawi akan mendatangkan banyak manfaat. Zuhud bisa menjadikan seseorang disukai banyak orang bahkan Allah SWT. Dahulu ada orang bertanya : Wahai Rasulullah, tunjukkanlah kepadaku sebuah amalan yang apabila aku mengamalkannya maka Allah SWT dan manusia mencintaiku maka beliau bersabda :

ازْهَدْ فِي الدُّنْيَا يُحِبَّكَ اللَّهُ، وَازْهَدْ فِيمَا فِيْمَا عِنْدَ النَّاسِ يُحِبَّكَ النَّاسُ

”Bersikaplah zuhud terhadap dunia, niscaya Allah mencintaimu dan bersikaplah zuhud engkau terhadap apa yang ada pada manusia niscaya mereka akan mencintaimu.” [HR Baihaqi]

 

Zuhud juga bisa menjadikan seseorang tenang hati dan badannya. Al-Hasan berkata :

اَلزُّهْدُ فِي الدُّنْيَا يُرِيْحُ الْقَلْبَ وَالْبَدَنَ

Zuhud di dunia bisa menjadikan tenangnya hati dan badan. [Jamiul Ulum Wal Hikam]

 

Zuhud menjadikan seseorang terhidar dari segala macam kesalahan. Korupsi, Kolusi, Nepotisme semuanya berpangkal dari cinta dunia. Imam Ghazali dalam Ihya’ ulumuddin menyebutkan hadits :

حُبُّ الدُّنْيَا رَأْسُ كُلِّ خَطِيئَةٍ

Cinta dunia adalah pangkal dari setiap kesalahan (dosa). [HR Baihaqi]

 

Zuhud juga akan bermanfaat di akhirat. Rasul SAW bersabda :

وَيُحِبُّ الْإِنْسَانُ كَثْرَةَ الْمَالِ وَقِلَّةُ الْمَالِ أَقَلُّ لِحِسَابِهِ

Manusia senang dengan banyaknya harta padahal harta yang sedikit akan meringankan hisabnya. [HR Baihaqi]

 

Perlu diketahui dari berbagai keterangan bahwa zuhud yang secara bahasa berarti “i’radl” (berpaling), itu adalah menjadikan harta dunia di tangan dan tidak di dalam hati. Hal ini sebagaimana dilakukan oleh sahabat Abu bakar, Ustman, Abdurrahman bin Auf dan sahabat lainnya, mereka bekerja hingga menjadi kaya raya namun kekayaannya digunakan untuk bersedekah, jihad fi sabilillah dan untuk kepentingan dakwah Islam. Bisyr Ibnu Harits berkata :

لَيْسَ الزُّهْدُ فِي الدُّنْيَا تَرْكَهَا ، إِنَّمَا الزُّهْدُ أَنْ يزْهدَ فِي كُلِّ مَا سِوَى اللهِ تَعَالَى

“(Bukanlah zuhud itu meninggalkan dunia akan tetapi zuhud itu meninggalkan segala sesuatu selain Allah Ta’ala)”. Lihatlah Nabi Daud dan Sulaiman, Keduanya memiliki harta dunia yang banyak namun di sisi Allah mereka termasuk orang-orang yang zuhud. [Az-Zuhd Al-kabir]

 

Al-Qurthubi berkata : Adapun perkataan yang disebut sebagai hadits “Sesungguhnya nabi yang paling terakhir masuk surga adalah Nabi Sulaiman karena kerajaannya di dunia dan hadits lain, ia masuk surga setelah para nabi semuanya dengan jarak 40 tahun” maka hadits itu tidak berdasar... Allah sendiri berfirman :

وَإِنَّ لَهُ عِنْدَنا لَزُلْفى وَحُسْنَ مَآبٍ

Dan sesungguhnya dia (nabi Sulaiman) mempunyai kedudukan yang dekat pada sisi Kami dan tempat kembali yang baik.  [QS Shad : 40] [Tafsir Al-Qurthubi]

 

Yunus bin Maysarah berkata : Zuhud dunia itu bukan dengan mengharamkan perkara yang halal, juga bukan dengan menyia-nyiakan harta akan tetapi (1) Apa yang disisi Allah lebih kita yakini dari pada apa yang dimiliki manusia, (2) kondisi ketika tertimpa musibah dunia ataupun selamat itu sama saja, (3) Pujian dan celaan dalam kebenaran adalah hal yang sama. [Jamiul Ulum Wal Hikam] Ibnu Rajab berkata : Ketiga-tiganya indikator zuhud tersebut berupa perbuatan hati bukan perbuatan badan, maka dari itu Abu Sulaiman berkata :

لَا تَشْهَدُ لِأَحَدٍ بِالزُّهْدِ فَإِنَّ الزُّهْدَ فِي الْقَلْبِ

Engkau tidak bisa melihat zuhud seseorang dengan pandangan mata karena zuhud itu berada dalam hati. [Jamiul Ulum]

 

Wallahu A’lam. Semoga Allah Al-Bari membuka fikiran kita untuk menjadikan dunia sebagai sarana bukan tujuan sehingga kita menjadi zuhud dan mendapatkan manfaatnya dunia dan akhirat

 

Salam Satu Hadits

Dr.H.Fathul Bari.,SS.,M.Ag

 

Pondok Pesantren Wisata

AN-NUR 2 Malang Jatim

Ngaji dan Belajar Berasa di tempat Wisata

Ayo Mondok! Mondok Itu Keren!

 

 NB.

“Ballighu Anni Walau Ayah” Silahkan Share sebanyak-banyaknya kepada semua grup yang ada. Al-Hafidz Ibnul Jawzi berkata : _Barang siapa yang ingin amalnya tidak terputus setelah ia wafat maka sebarkanlah ilmu._ [At-Tadzkirah Wal Wa’dh]

 

Tuesday, February 4, 2025

PROGRAM MAKAN GRATIS

 

ONE DAY ONE HADITH

 

Diriwayatkan dari Syuhaib RA, Rasul SAW bersabda :

خِيَارُكُمْ مَنْ أَطْعَمَ الطَّعَامَ وَرَدَّ السَّلَامَ

“Orang terbaik di antara kalian adalah orang yang memberi makan dan menjawab salam.” [HR Ahmad]

 

Catatan Alvers

 

Alhamdulillah program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang di cetuskan presiden Prabowo telah mulai di realisasikan. Menurut Badan Gizi Nasional (BGN) program tersebut telah mencakup 730 ribu penerima manfaat di 34 provinsi Per 3 Februari 2025. Dengan target penerima manfaat MBG sebesar 82,9 juta orang pertahun 2025 ini dengan anggaran APBN sebesar Rp 71 triliun. [TEMPO CO] Meskipun sempat mendapat penolakan ketika rencana MBG dicetuskan namun ternyata di lapangan banyak kisah yang memilukan, yang semakin menegaskan bahwa program ini sangatlah dibutuhkan.

 

Ada kisah menarik ketika program MBG mulai dijalankan. Terdapat beberapa siswa di tanah karo SUMUT memilih untuk menyisakan makanan dan membungkusnya untuk dibawa pulang. Sementara di SD Negeri Ketaren, tak sedikit siswa yang makan sambil meneteskan air mata saat menikmati makanan bergizi. Saat ditanya mengapa, dia menyatakan senang mendapatkan makanan gratis, tetapi sedih mengingat orang tuanya di rumah. [kompas com] 

 

Fakta semacam ini menyadarkan kita bahwa di zaman modern sekarang ini ternyata masih ada saudara kita yang masih kesulitan untuk mencari makan. Kelaparan boleh jadi akan terus ada sepanjang masa, karena kelaparan merupakan salah satu ujian yang diberikan oleh Allah kepada manusia. Allah berfirman :

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ

“Sungguh, Kami akan menguji kalian dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikan kabar gembira bagi orang-orang yang bersabar” [QS. Al Baqarah: 155]

 

Keberadaan sebagian besar kita yang terjamin dalam urusan makan namun masih merasa berat untuk ibadah bahkan bermalas-malasan dalam bekerja sungguh merupakan suatu perilaku yang tidak baik. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Al-Bushiri yang merasa dirinya dzalim ketika melihat betapa beratnya kehidupan Nabi SAW hingga tidak makan tiga hari namun tetap beribadah dan melakukan pekerjaan berat. Al-Bushiri berkata dalam burdahnya :

وَشَدَّ مِنْ سَغَبٍ أَحْشَاءَهُ وَطَوٰى ۞ تَحْتَ الْحِجَارَةِ كَشْحًا مُتْرَفَ الْاَدَمِ

“(aku dzalim kepada) Nabi SAW yang mengikat perutnya sebab lapar dan melipatnya di bawah batu pada pinggul yang halus kulitnya” [Burdah]

 

Meskipun dalam keadaan lapar, Rasul SAW tetaplah menunaikan tugas untuk mengajar. Abu Thalhah berkata :

مَرَرْتُ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ يُقِرئُ أَصْحَابَ الصُّفَّةِ سُورَةَ النِّسَاءِ، وَقَدَ رَبَطَ عَلَى بَطْنِهِ حَجَرًا مِنَ الْجُوعِ

Aku berjalan dan melihat Rasul SAW sedang mengajarkan Surat An-Nisa kepada para sahabat Ashabus Shuffah dan saat itu beliau mengikatkan batu ke perut beliau karena rasa lapar. [HR Thabrani]

 

Bahkan dalam kondisi tiga hari belum makan, beliau masih mengangkat kapak untuk memecah batu dalam perbuatan parit. Kejadian tersebut terjadi saat akan terjadi Perang Khandaq. Jabir bin Abdillah berkata : "Ketika kami menggali parit pada peristiwa khandaq, sebongkah batu yang sangat keras menghalangi kami, lalu para sahabat menemui Nabi SAW, mereka berkata, "Batu yang sangat keras ini telah menghalangi kami dalam menggali parit, lalu beliau bersabda: "Aku sendiri yang akan turun."

Jabir berkata :

ثُمَّ قَامَ وَبَطْنُهُ مَعْصُوبٌ بِحَجَرٍ

“Kemudian beliau berdiri (di dalam parit), sementara perut beliau tengah diganjal dengan batu (karena lapar)”.

Semenjak tiga hari lalu kami tidak menemukan makanan yang dapat kami rasakan, lalu Nabi SAW mengambil kapak dan memukulkan pada batu tersebut hingga ia menjadi pecah berantakan atau hancur. [HR Bukhari]

 

Kelaparan pernah menimpa para sahabat dan merekapun mengadukan kepada Nabi SAW. Abu Thalhah berkata :

شَكَوْنَا إِلَى رَسُولِ اللهِ صلى الله عليه وسلم الْجُوْعَ ، وَرَفَعْنَا عَنْ بُطُوْنِنَا حَجَرًا حَجَرًا ، فَرَفَعَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم عَنْ بَطْنِهِ حَجَرَيْنِ

Kami mengadukan kelaparan yang menimpa kami kepada Rasul SAW dan kami mengangkat dari perut kami satu batu satu batu. Kemudian Rasulpun mengangkat dari perut beliau sebanyak dua batu. [HR Thabrani]

 

Al-Mulla Al-Qari berkata :

فَيُفِيدُ أَنَّ شَدَّ الْحَجَرِ عَلَى قَدْرِ أَلَمِ الْجُوعِ فَكُلَّمَا زِيدَ زِيدَ

Hadits tersebut memberikan pengertian bahwa mengikat batu itu sesuai kadar lapar seseorang, jika laparnya bertambah maka batunyapun ditambah. [Jam’ul Wasa’il Fi Syarhis Syama’il]

 

Ada beberapa catatan mengenai mengikat batu pada perut. (1) Hal itu berlaku khusus bebatuan kota madinah yang disebut dengan “musbi’ah” (yang dapat mengenyangkan). Para sahabat ketika lapar mereka mengikat batu di perut mereka. Dengan dinginnya batu itu Allah meringankan rasa lapar dan panasnya perut karenanya. (2) Sebagian ulama berkata : ketika menasehati orang untuk bersabar maka dikatakan kepadanya

ارْبُطْ عَلَى قَلْبِكَ حَجَرًا

“Ikatlah batu pada hatimu”.

Seakan-akan Nabi SAW berpesan untuk bersabar. Beliau memerintah umatnya agar bersabar baik dalam ucapan maupun tingkah laku. [Jam’ul Wasa’il]

 

Ada pernyataan yang sering di share di medsos yaitu khutbah Syeikh Abdul Qadir Al-Jilani yang merupakan khitbah terpendek dalam sejarah. yaitu :

لُقْمَةٌ فِي بَطْنِ جَاِئِعٍ خَيْرٌ مِنْ بِنَاءِ أَلْفِ جَامِعٍ

“Satu suap kau masukkan dalam perut orang yang lapar lebih baik dari membangun seribu Masjid jami’.

Dan lebih baik dari memberi Ka’bah dengan kiswah dari kain sutera. Dan lebih baik dari orang yang ruku’ untuk qiyamul lail. Dan lebih baik dari berjihad dengan pedang yang terhunus. Dan lebih baik dari berpuasa sepanjang tahun yang panas. Jika tepung itu masuk ke dalam perut orang yang lapar, maka ia akan bercahaya seperti cahaya matahari yang terang benderang. Sungguh beruntung bagi orang yang memberi makan orang yang lapar.” [Tanpa rujukan]

 

Namun ternyata kisah tersebut tidak ditemukan datanya dalam berbagai referensi, ia hanya beredar di medsos tanpa disertai rujukan yang jelas. Maka cukuplah keterangan berikut menjelaskan keutamaan memberi makan kepada orang yang lapar. Dikalangan sahabat ada yang suka memberi makan, ia bernama syuhaib. Iapun ditanya mengenai motivasinya maka ia menjawab dengan sabda Nabi SAW : “Orang terbaik di antara kalian adalah orang yang memberi makan dan menjawab salam.” Itulah yang membuatku suka memberi makanan. [HR Ahmad] sebagaimana tersebut dalam hadits utama di atas.

 

Demikian pula. Rasul SAW bersabda : “Sesungguhnya di surga terdapat kamar-kamar yang bagian luarnya bisa dilihat dari dalamnya dan bagian dalamnya terlihat dari luarnya.” Orang badui bertanya, “Untuk siapa itu ya Rasul?” Beliau menjawab,

لِمَنْ أَطَابَ الْكَلَامَ وَأَطْعَمَ الطَّعَامَ وَصَلَّى لِلَّهِ بِاللَّيْلِ وَالنَّاسُ نِيَامٌ

“Untuk orang yang berbicara baik, memberi makan, dan melaksanakan shalat malam sementara orang-orang sedang tidur.” [HR Ahmad]

 

Maka dari itu mari kita memberi makan atau mendukung orang untuk memberi makan dan jangan sebaliknya karena hal itu akan membuat kita masuk dalam kategori firman Allah :

أَرَأَيْتَ الَّذِي يُكَذِّبُ بِالدِّينِ . فَذَلِكَ الَّذِي يَدُعُّ الْيَتِيمَ . وَلَا يَحُضُّ عَلَى طَعَامِ الْمِسْكِينِ

Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin. [QS Al Ma’un: 1-3]

 

Wallahu A’lam. Semoga Allah Al-Bari membuka fikiran kita untuk memberi makan kepada orang yang lapar atau mendukung mereka yang memberi makan dan jangan sampai kita menjadi orang yang mendustakan agama.

 

Salam Satu Hadits

Dr.H.Fathul Bari.,SS.,M.Ag

 

Pondok Pesantren Wisata

AN-NUR 2 Malang Jatim

Ngaji dan Belajar Berasa di tempat Wisata

Ayo Mondok! Mondok Itu Keren!

 

 NB.

“Ballighu Anni Walau Ayah” Silahkan Share sebanyak-banyaknya kepada semua grup yang ada. Al-Hafidz Ibnul Jawzi berkata : _Barang siapa yang ingin amalnya tidak terputus setelah ia wafat maka sebarkanlah ilmu._ [At-Tadzkirah Wal Wa’dh]