ONE DAY ONE HADITH
Diriwayatkan dari Aisyah RA, ia berkata :
كَانَ يَأْتِي حِرَاءً فَيَتَحَنَّثُ
فِيهِ وَهُوَ التَّعَبُّدُ اللَّيَالِيَ ذَوَاتِ الْعَدَدِ
Nabi SAW pergi ke Gua Hira’ kemudian beliau melakukan
“tahannuts”yaitu ibadah selama beberapa malam.[HR Bukhari]
Catatan Alvers
Retret menjadi istilah yang ramai diperbincangkan seusai
Presiden Prabowo Subianto memberi amanat usai melantik 961 kepala daerah
beserta para wakilnya di Istana Kepresidenan. (20/2/2025). Sebanyak 505 kepala
daerah akan mengikuti acara Retret di Akademi Militer (Akmil), Magelang selama
sepekan dengan tujuan membangun soliditas serta kesiapan kepala daerah dalam
menjalankan pemerintahan daerah masing-masing. [detik com]
Retret? Apa itu? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),
retret/ret·ret/ /retrét/ n Kris khalwat mengundurkan diri dari dunia ramai
untuk mencari ketenangan batin [kbbi web id] Istilah retreat ini banyak dikenal
oleh gereja. Dalam Jurnal Landasan Konseptual PPR Retret Pemuda Kristen,
rangkaian kegiatan retret bisa seperti berdoa dan beribadah, refleksi diri,
bimbingan rohani, diskusi kasus, pemberian motivasi, permainan, maupun
jalan-jalan. Maka tak heran jika lokasi kegiatan retret sering berada di
pedesaan yang tenang atau di pegunungan yang sejuk dengan waktu pelaksanaan
sekitar 2-3 hari. [Kompas com]
Retret juga diambil dari bahasa Prancis "La
retraite" dengan makna yang sama, yaitu pengunduran diri, menyepi, dan
menjauhkan diri dari kesibukan sehari-hari. Dengan kata lain retret adalah
kegiatan penggemblengan dan pembekalan calon-calon pemimpin sehingga mereka
nantinya siap menjalankan tugas dengan baik. Pak Prabowo berkata :
"Mudah-mudahan Saudara akan kuat digembleng. Yang ragu-ragu boleh
mundur." [detik com]
Berbicara tentang retret dalam artian menyepi, dan menjauhkan
diri dari kesibukan sehari-hari, maka dalam islam ada istilah “uzlah” (menjauh
dari keramaian), “khalwat” (menyepi), dan “tahannuts” (beribadah). Rasul SAW
sendiri juga pernah melakukan tahannuts di gua hira yaitu gua yang terdapat di
puncak gunung yang dikenal dengan jabal nur sebagaimana dalam hadits utama
disebutkan : Nabi SAW pergi ke Gua Hira’ kemudian beliau melakukan tahannuts,
yaitu ibadah selama beberapa malam.[HR Bukhari] Menurut Ibnu Ishaq, Beliau
melakukannya selama satu bulan yaitu pada bulan Ramadhan. [Fathul Bari]
Sayyed Qutub berkata : Rasul SAW ber”tahannuts” di gua hira
tiga tahun sebelum beliau dilantik menjadi nabi. Beliau melakukannya selama
sebulan setiap tahunnya, yaitu pada bulan ramadhan... Uzlah atau retret yang
dilakukan Nabi merupakan pengaturan Allah Ta’ala supaya Nabi beribadah untuk
menunggu urusan besar (dilantik menjadi nabi). Dan setiap orang yang terpilih seharusnya
memiliki kepekaan sosial sehingga ia bisa melihat satu peristiwa dari sudut
pandang yang lain. [Fi Dzilalil Qur’an]
Retret dari sudut pandang mempersiapkan calon pemimpin dengan
membekali ilmu-ilmu yang dibutuhkan termasuk juklaknya (petunjuk pelaksanaan)
merupakan hal yang dibutuhkan. Dalam hal ini terdapat contoh dalam islam yaitu
ketika Muadz bin Jabal hendak dijadikan wali (penguasa) dan qadli (hakim) di
daerah Yaman. [Aunul Ma’bud] Sebelum itu, Nabi SAW hendak mengetesnya. Nabi SAW
bertanya : “Bagaimana kamu jika dihadapkan dengan permasalahan hukum? Muadz
menjawab : “Saya berhukum dengan kitab Allah”. Nabi bertanya : “Jika tidak
terdapat dalam kitab Allah” ?, Muadz menjawab : “Saya berhukum dengan sunnah
Rasul SAW”. Nabi bertanya : “Jika tidak terdapat dalam sunnah Rasul SAW” ?
Muadz menjawab : “Saya akan berijtihad dan tidak akan mundur”. Maka Rasul
menepuk dada Muadz dan bersabda : “Segala puji bagi Allah yang telah memberikan
petunjuk kepada utusan dari Rasulullah terhadap apa yang diridhai oleh
Rasulullah SAW”. [HR Abu Dawud]
Retret sebagai upaya membekali calon pemimpin untuk
memperkuat mental mereka dan membekali publik speaking yang baik adalah
sangatlah diperlukan. Nabi Musa AS ketika berada di “Wadil Muqaddasi Thuwa” (lembah
suci, Thuwa) ia diperintahkan oleh Allah untuk berdakwah kepada Fir’aun maka
Nabi Musa meminta kepada Allah SWT agar dilapangkan hatinya (mental) dan
dilancarkan pembicaraannya supaya mudah untuk menyampaikan dakwah kepada Firaun
dan kaumnya. Dalam Al-Qur’an, dikisahkan bahwa Nabi Musa berkata :
رَبِّ اشْرَحْ لِي صَدْرِي. وَيَسِّرْ
لِي أَمْرِي. وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِنْ لِسَانِي. يَفْقَهُوا قَوْلِي.
"Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku. dan
mudahkanlah untukku urusanku. dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku. supaya
mereka mengerti perkataanku, [QS Thaha : 25-28]
Sebelum itu, Allah telah memberikan juknis (petunjuk teknis) kepada
Nabi Musa tentang penggunaan tongkat yang berubah menjadi ular dan tangan yang
bisa mengeluarkan cahaya yang berkilau sebagai piranti dan sarana untuk menghadapi
Firaun. Hal ini sebagaimana dikisahkan oleh Allah SW dalam Surat Thaha : 19-23.
Hal ini kalau diterjemahkan di era zaman sekarang bisa berupa pelatihan
calon-calon kepala daerah atau pemimpin mengenai penggunaan dan pemanfaatan internet,
medsos bahkan AI sebagai sarana untuk memaksimalkan tugas-tugas dan pekerjaan.
Dan ada yang tak kalah penting ketika retret menurut hemat
saya, hendaknya para calon-calon pemimpin daerah yang muslim khususnya diwajibkan
untuk melakukan shalat arbain, yaitu melaksanakan shalat wajib lima waktu
secara berjamaah selama 40 hari. Mengapa demikian? Karena shalat arbain bisa
menjadikan terapi agar seseorang terhidar dari sifat munafik, yaitu berbicara bohong,
mengingkari janji dan berkhianat atas amanat. Rasul SAW bersabda :
مَنْ صَلَّى لِلَّهِ أَرْبَعِينَ
يَوْمًا فِي جَمَاعَةٍ يُدْرِكُ التَّكْبِيرَةَ الأُولَى كُتِبَ لَهُ
بَرَاءَتَانِ: بَرَاءَةٌ مِنَ النَّارِ، وَبَرَاءَةٌ مِنَ النِّفَاقِ.
“Barang siapa yang shalat karena Allah selama empat puluh
hari secara berjamaah tanpa ketinggalan takbir yang pertama, maka dicatatkan
baginya dua kebebasan; kebebasan dari neraka dan kebebasan dari kemunafikan. [HR
Turmudzi]
Dengan demikian, pasca retret para pemimpin tersebut bisa menjadi
pemimpin yang jujur, menepati janji-janji yang telah disampaikan saat kampanye,
dan bisa amanah dengan jabatannya sehingga terhindar dari korupsi dan perilaku
tidak terpuji lainnya.
Wallahu A’lam. Semoga Allah Al-Bari membuka fikiran kita
untuk terus berusaha menjadi yang terbaik di bidangnya masing-masing. Terbaik menjadi
pemimpin daerah maupun pemimpin keluarga bahkan pemimpin untuk diri sendiri.
Salam Satu Hadits
Dr.H.Fathul Bari.,SS.,M.Ag
Pondok Pesantren Wisata
AN-NUR 2 Malang Jatim
Ngaji dan Belajar Berasa di tempat Wisata
Ayo Mondok! Mondok Itu Keren!
NB.
“Ballighu Anni Walau Ayah” Silahkan Share
sebanyak-banyaknya kepada semua grup yang ada. Al-Hafidz Ibnul Jawzi berkata :
_Barang siapa yang ingin amalnya tidak terputus setelah ia wafat maka
sebarkanlah ilmu._ [At-Tadzkirah Wal Wa’dh]