إنَّ اللّهَ أَوْحَىٰ إِلَيَّ أَنْ تَوَاضَعُوا حَتَّىٰ لاَ يَفْخَرَ أَحَدٌ علىٰ أَحَدٍ، وَلاَ يَبْغِيَ أَحَدٌ عَلَىٰ أَحَدٍ

"Sesungguhnya Allah telah mewahyukan kepadaku untuk menyuruh kalian bersikap rendah hati, sehingga tidak ada seorang pun yang membanggakan dirinya di hadapan orang lain, dan tidak seorang pun yang berbuat aniaya terhadap orang lain." [HR Muslim]

أَرْفَعُ النَّاسِ قَدْرًا : مَنْ لاَ يَرَى قَدْرَهُ ، وَأَكْبَرُ النَّاسِ فَضْلاً : مَنْ لَا يَرَى فَضْلَهُ

“Orang yang paling tinggi kedudukannya adalah orang yang tidak pernah melihat kedudukannya. Dan orang yang paling mulia adalah orang yang tidak pernah melihat kemuliannya (merasa mulia).” [Syu’abul Iman]

الإخلاص فقد رؤية الإخلاص، فإن من شاهد في إخلاصه الإخلاص فقد احتاج إخلاصه إلى إخلاص

"Ikhlas itu tidak merasa ikhlas. Orang yang menetapkan keikhlasan dalam amal perbuatannya maka keihklasannya tersebut masih butuh keikhlasan (karena kurang ikhlas)." [Ihya’ Ulumuddin]

عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِى إِلَى الْبِرِّ وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِى إِلَى الْجَنَّةِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ صِدِّيقًا

"Hendaklah kalian senantiasa berlaku jujur, karena sesungguhnya kejujuran akan megantarkan pada kebaikan dan sesungguhnya kebaikan akan mengantarkan pada surga. Jika seseorang senantiasa berlaku jujur dan berusaha untuk jujur, maka dia akan dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur." [HR Muslim]

يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوْبِ، ثَبِّتْ قَلْبِيْ عَلَى دِيْنِكَ.

“Ya Allah, Dzat yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku pada agamaMu.”[HR Ahmad]

Saturday, December 27, 2025

MANTRA LUNAS

 

ONE DAY ONE HADITH

 

Dari Sayyidah Aisyah RA, Rasul SAW bersabda :

إِنَّ الرَّجُلَ إِذَا غَرِمَ حَدَّثَ فَكَذَبَ وَوَعَدَ فَأَخْلَفَ

Sesungguhnya seseorang jika ia berhutang, maka ia berbicara lalu (biasanya) ia berdusta, dan ia berjanji lalu (biasanya) mengingkari.” [HR Bukhari]

 

Catatan Alvers

 

“Hutang Lunas Tidurpun Pulas Hatiku Ringan Napasku Lepas Semua Beban Selesai Tuntas Pikiran Tenang Rezeki Deras”. Ini adalah penggalan lirik viral di akhir desember 2025 ini. Lirik yang mewakili isi hati banyak orang yang selama ini terjerat hutang yang tak kunjung lunas. Maka lirik itu menjadi resolusi mereka di akhir tahun 2025 ini.

 

Ya demikianlah hutang. Ia akan menjadi beban dalam kehidupan. Dalam sebuah hadits disebutkan :

إيَّاكُمْ وَالدَّيْنَ، فَإِنَّهُ هَمٌّ بِاللَّيْلِ، وَمَذَلَّةٌ بِالنَّهَارِ

“Jauhilah oleh kalian hutang, karena sesungguhnya ia adalah kegelisahan di malam hari, dan kehinaan di siang hari.” [Al-Jami’ As-Shaghir]

 

Al-Munawi berkata : Hutang adalah kegelisahan di malam hari sebab orang yang berhutang sibuk memikirkan cara melunasinya dan mencari sebab-sebab untuk membayarnya, sehingga hilanglah kenikmatan tidurnya. Dan menjadi kehinaan di siang hari karena ia harus merendahkan diri di hadapan orang yang memberi hutang, memohon agar diberi tenggang waktu. Ini adalah peringatan keras agar tidak mudah-mudah berhutang, terutama bagi orang yang tidak memiliki harapan untuk bisa melunasinya. [Faidlul Qadir]

 

Dan Sayyidina Umar RA berkata :

إِيَّاكُمْ وَالدَّيْنِ فَإِنَّ أَوَّلَهُ هَمٌّ وَآخِرَهُ حَرَبٌ

“Jauhilah oleh kalian hutang, karena sesungguhnya awalnya adalah susah dan akhirnya adalah “harab”. [HR Malik] Kata “Harab” dengan Ra’ berharakat, artinya “salab” (penyitaan atau perampasan harta). [Al-Muntaqa]

 

Jika Hutang itu sudah lunas maka “Tidurpun Pulas Hatiku Ringan Napasku Lepas”. Dengan demikian hendaknya seseorang berfokus untuk melunasi hutang sesuai dengan temponya dan tidak dipalingkan dengan kebutuhan lain yang tidak mendesak apalagi dalam hal kemewahan atau bahkan untuk keperluan ibadah semisal sedekah. Imam Nawawi berkata :

الْأَصَحُّ تَحْرِيمُ صَدَقَتِهِ بِمَا يَحْتَاجُ إلَيْهِ ... لِدَيْنٍ لَا يَرْجُو لَهُ وَفَاءً

“Pendapat yang lebih shahih adalah haram hukumnya seseorang bersedekah dengan harta yang ia butuhkan ... untuk membayar hutang yang ia tidak memiliki harapan untuk melunasinya (sebab uangnya dibuat sedekah).” [Minhajut Thalibin]

 

Dengan demikian, sedekah itu hukumnya haram jika diambilkan dari harta yang semestinya dipakai untuk kewajiban melunasi hutang yang jatuh tempo dan tidak mampu dibayar. Ini semua untuk menjadikan melunasi hutang sebagai prioritas saat sudah jatuh tempo. Bahkan sebelum jatuh tempo hendaknya seseorang berusaha sesegera mungkin untuk melunasi agar terbebas dari efek berhutang.

 

Suatu ketika ada orang bertanya kepada Rasul SAW. Ia berkata : “Betapa seringnya Engkau berdoa meminta perlindungan dari hutang, (mengapa) ?” Beliau pun menjawab sebagaimana hadits utama, yaitu : “Sesungguhnya seseorang yang berhutang, jika dia berbicara lalu (biasanya) ia berdusta, dan ia berjanji lalu (biasanya) mengingkari.” [HR Bukhari]

 

“Semua Beban Selesai Tuntas Pikiran Tenang” Jika hutang sudah lunas. Sebab hutang itu tidak hanya urusan duniawi namun juga menjadi urusan akhirat. Muhammad bin Jahsy berkata : Kami pernah duduk bersama Rasul SAW, lalu beliau mengangkat kepalanya ke langit, kemudian meletakkan telapak tangannya di atas keningnya, lalu bersabda: “Subhanallah, betapa beratnya ancaman (yang baru saja) diturunkan !”. Kami diam dan kami takut (ada apa-apa). Keesokan harinya aku bertanya kepada beliau : ‘Wahai Rasulullah! Ancaman berat apakah yang turun (yang Anda sampaikan kemarin itu)? Lalu beliau bersabda :

وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَوْ أَنَّ رَجُلًا قُتِلَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ ثُمَّ أُحْيِيَ ثُمَّ قُتِلَ ثُمَّ أُحْيِيَ ثُمَّ قُتِلَ وَعَلَيْهِ دَيْنٌ مَا دَخَلَ الْجَنَّةَ حَتَّى يُقْضَى عَنْهُ دَيْنُهُ

“Demi Dzat yang jiwaku ada dalam kekuasaanNya, seandainya seorang laki-laki mati syahid, lalu dihidupkan kembali, lalu dia mati syahid lagi, lalu dihidupkan kembali, lalu dia mati syahid lagi, lalu dihidupkan kembali, namun dia memiliki hutang, maka dia tidak akan masuk surga sampai hutangnya itu dilunasi.” [HR. Ahmad]

 

“Mantra Lunas” itu bukanlah syair atau lagu akan tetapi doa memohon pertolongan kepada Allah agar di mudahkan untuk melunasi hutang. Imam Nawawi dalam Al-Adzkar menceritakan bahwa pada suatu hari, Rasul SAW masuk ke masjid. Ternyata beliau menemukan seorang laki-laki Anshar yang bernama Abu Umamah. Beliau bertanya :  “Hai Abu Umamah, kenapa engkau duduk di masjid di luar waktu shalat?” Abu Umamah menjawab, “(itu karena) Kesumpekan dan hutang-hutangku, ya Rasul.” Beliau bersabda : “Maukah aku ajarkan suatu bacaan yang jika kamu membacanya, Allah akan menghapuskan kesumpekanmu dan engkau mampu melunasi utang?” Umamah menjawab, “Tentu, ya Rasul.” Beliau melanjutkan, “Jika memasuki waktu pagi dan sore hari, maka bacalah:

    اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ الْجُبْنِ وَالْبُخْلِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّيْنِ، وَقَهْرِ الرِّجَالِ

“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kebingungan dan kesedihan, aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan dan kemalasan, aku berlindung kepada-Mu dari ketakutan dan kekikiran, aku berlindung kepada-Mu dari lilitan utang dan tekanan debt collector. [HR Abu Dawud]

Abu Umamah berkata : Lalu aku melakukan hal itu dan Allah Ta’ala menghilangkan kesumpekan dan kesusahanku serta melunasi hutangku. . [HR Abu Dawud]

 

Wallahu A’lam. Semoga Allah Al-bari membuka hati dan pikiran kita untuk tidak berhutang guna gaya hidup dan jika kita berhutang maka kita dapat memprioritaskan pelunasan hutang dari kebutuhan lainnya sehingga “Hutang Lunas Tidurpun Pulas Hatiku Ringan Napasku Lepas Semua Beban Selesai Tuntas Pikiran Tenang Rezeki Deras”.

 

Salam Satu Hadits

Dr.H.Fathul Bari.,SS.,M.Ag

 

Pondok Pesantren Wisata

AN-NUR 2 Malang Jatim

Ngaji dan Belajar Berasa di tempat Wisata

Ayo Mondok! Mondok Itu Keren!

 

NB.

Jangan pelit berbagi ilmu. Sufyan Ats-sauri berkata : “Barang siapa pelit berbagi ilmu maka ia akan ditimpa satu dari tiga perkata : (1) lupa, (2) wafat tanpa manfaat dan (3) catatan ilmunya hilang”. [Al-Majmu’]

Friday, December 12, 2025

TARIK TAMBANG

 

ONE DAY ONE HADITH

 

Diriwayatkan dari Ka’b bin Iyadl RA, Rasul SAW bersabda :

إِنَّ لِكُلِّ أُمَّةٍ فِتْنَةً وَإِنَّ فِتْنَةَ أُمَّتِي الْمَالُ

Sesungguhnya setiap umat memiliki ujian, dan ujian bagi umatku adalah harta. [HR Ahmad]

 

Catatan Alvers

 

Apa penyebab perpecahan di tubuh PBNU? Dalam satu podcast, Mantan Ketum PBNU Kiai Said mengakui bahwa dulu ia menilai konsesi tambang sebagai penghargaan kepada NU namun kemudian beliau menyimpulkan bahwa munculnya perpecahan yang sekarang terjadi di PBNU berawal darinya maka dengan demikian tambang itu mudaratnya jauh lebih besar. Bahkan, jika melihat pengalaman di negara lain seperti Bolivia, Venezuela, dan Nigeria, situasinya tidak kalah mengerikan. Negara-negara yang semula bersatu dan kompak justru terpukul oleh konflik internal hingga berujung perang saudara akibat persoalan tambang. [islami co] Stop sampai di sini ya. Disclaimer : Uraian selanjutnya sama sekali tidak berkaitan dengan prolog ini.  

 

Benar kata orang bijak, yang bahaya itu bukan beda pendapat tapi beda pendapatan. Tatkala beda pendapatan maka akan terjadi tarik menarik layaknya lomba tarik tambang. Yang kalah akan iri kepada yang menang dan selanjutnya akan terjadi permusuhan. Jika terjadi demikian, maka pelakunya disebut dengan hamba harta. Rasul SAW bersabda :

 تَعِسَ عَبْدُ الدِّينَارِ وَالدِّرْهَمِ وَالْقَطِيفَةِ وَالْخَمِيصَةِ إِنْ أُعْطِيَ رَضِيَ وَإِنْ لَمْ يُعْطَ لَمْ يَرْضَ

"Celakalah hamba dinar, dirham, kain halus, dan pakaian mewah. Jika diberi, ia ridha; dan jika tidak diberi, ia tidak ridha." [HR Bukhari]

 

Harta menjadi ujian bagi manusia. Dalam hadits utama dinyatakan : “Sesungguhnya setiap umat memiliki ujian, dan ujian bagi umatku adalah harta”. [HR Ahmad] Betapa banyak orang yang lulus ketika diuji dengan kemiskinan namun tidak banyak orang yang lolos ketika diuji dengan kekayaan. Abdurrahman bin Auf RA berkata :

اِبْتُلِينَا بِالضَّرَّاءِ فَصَبَرْنَا، وَابْتُلِينَا بِالسَّرَّاءِ فَلَمْ نَصْبِرْ

"Kita diuji dengan kesusahan, lalu kita bersabar; dan kita diuji dengan kesenangan, namun kita tidak bersabar." [Uddatus Shabirin]

Itulah mengapa orang miskin banyak yang berada di surga. Rasul SAW bersabda :

قُمْتُ عَلَى بَابِ الْجَنَّةِ فَكَانَ عَامَّةَ مَنْ دَخَلَهَا الْمَسَاكِينُ

"Aku berdiri di pintu surga, maka kebanyakan orang yang memasukinya adalah orang-orang miskin”[HR Bukhari]

 

Ujian harta merupakan ujian berat karena manusia sangat-sangat mencintai harta. Allah SWT berfirman :

وَتُحِبُّونَ ٱلْمَالَ حُبًّا جَمًّا

Dan kalian sangatlah mencintai harta. [QS Al-Fajr : 20]

Kalau seseorang sudah berambisi kepada harta maka ia tidak akan lagi memperdulikan dari mana harta berasal. Inilah yang disabdakan oleh Rasul SAW :

لَيَأْتِيَنَّ عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ لَا يُبَالِي الْمَرْءُ بِمَا أَخَذَ الْمَالَ أَمِنْ حَلَالٍ أَمْ مِنْ حَرَامٍ

"Akan datang suatu masa pada manusia, di mana seseorang tidak lagi peduli dari mana ia mendapatkan harta: apakah dari yang halal atau dari yang haram." [HR Bukhari]

 

 

Cinta harta tidak hanya dialami oleh orang miskin, orang kayapun tetap akan berambisi memiliki harta yang lebih banyak. Rasul SAW bersabda :

لَوْ كَانَ لِابْنِ آدَمَ وَادِيَانِ مِنْ مَالٍ لَابْتَغَى ثَالِثًا

"Seandainya seseorang memiliki dua lembah penuh harta, niscaya ia akan mencari yang ketiga. [HR Bukhari]

 

Cinta harta juga tidak hanya dialami oleh pemuda, orang yang sudah tuapun tetap akan berambisi kepada harta. Rasul SAW bersabda :

يَكْبَرُ ابْنُ آدَمَ وَيَكْبَرُ مَعَهُ اثْنَانِ حُبُّ الْمَالِ وَطُولُ الْعُمُرِ

"Manusia itu menua namun ada dua perkara senantiasa menyertainya : yaitu cinta kepada harta dan keinginan untuk panjang umur." [HR Bukhari]

 

Maka ujian harta inilah yang dikhawatirkan oleh Nabi SAW. Rasul SAW bersabda :

فَوَاللَّهِ لَا الْفَقْرَ أَخْشَى عَلَيْكُمْ وَلَكِنْ أَخَشَى عَلَيْكُمْ أَنْ تُبْسَطَ عَلَيْكُمْ الدُّنْيَا

"Demi Allah, bukan kemiskinan yang aku khawatirkan menimpa kalian. Tetapi aku lebih mengkhawatirkan apabila dunia dibentangkan untuk kalian” [HR Bukhari]

 

(Lanjutan hadits) – “sebagaimana telah dibentangkan bagi orang-orang sebelum kalian, lalu kalian berlomba-lomba mengejarnya sebagaimana mereka berlomba-lomba, dan akhirnya dunia itu membinasakan kalian sebagaimana ia telah membinasakan mereka." [HR Bukhari]

 

Maka harta menjadi ujian berat karena ia adalah titik lemah manusia. al-Hasan berkata : Dahulu ada sebuah pohon yang disembah selain Allah. Lalu datang seorang lelaki dan berkata: ‘Aku akan menebang pohon ini.’ Ia pun datang untuk menebangnya karena marah demi Allah. Maka Iblis menemuinya dalam rupa manusia dan berkata: ‘Apa yang hendak kau lakukan?’ Ia menjawab: ‘Aku ingin menebang pohon ini yang disembah selain Allah.’ Setan berkata: ‘Jika engkau tidak menyembahnya, apa ruginya bagimu orang yang menyembahnya?’ Ia menjawab: ‘Aku tetap akan menebangnya.’ Setan berkata: ‘Maukah aku tawarkan yang lebih baik bagimu? Jangan kau tebang, dan engkau akan mendapat dua dinar setiap pagi di bawah bantalmu.’ Ia bertanya: ‘Dari mana aku mendapatkannya?’ Setan menjawab: ‘Aku yang memberimu.’

 

Ia pun kembali, dan esoknya ia mendapati dua dinar di bawah bantalnya. Namun pada hari berikutnya ia tidak mendapati apa-apa. Maka ia bangkit dengan marah untuk menebang pohon itu. Setan kembali menemuinya dalam rupa yang sama dan berkata: ‘Apa yang hendak kau lakukan?’ Ia menjawab: ‘Aku ingin menebang pohon ini yang disembah selain Allah.’ Setan berkata: ‘Engkau dusta, engkau tidak punya jalan untuk itu.’ Lalu ia berusaha menebangnya, tetapi Setan menjatuhkannya ke tanah dan mencekiknya hingga hampir membunuhnya. Setan berkata: ‘Tahukah engkau siapa aku? Aku adalah setan. Ketika pertama kali engkau datang marah demi Allah, aku tidak punya kuasa atasmu. Tetapi aku menipumu dengan dua dinar sehingga engkau meninggalkannya.

فَلَمَّا جِئْتَ غَضَبًا لِلدِّينَارَيْنِ سُلِّطْتُ عَلَيْكَ

Maka ketika engkau datang marah demi dinar, aku pun diberi kuasa atasmu.’ [Talbisu Iblis Libnil Jauzi]

 

Wallahu A’lam. Semoga Allah al-Bari membuka hati dan fikiran kita untuk mewaspadai harta karena harta merupakan ujian bagi ummat ini sehingga kita menjadi orang yang lulus pada ujian harta dan kekayaan.

 

Salam Satu Hadits

Dr.H.Fathul Bari.,SS.,M.Ag

 

Pondok Pesantren Wisata

AN-NUR 2 Malang Jatim

Ngaji dan Belajar Berasa di tempat Wisata

Ayo Mondok! Mondok Itu Keren!

 

NB.

Jangan pelit berbagi ilmu. Sufyan Ats-sauri berkata : “Barang siapa pelit berbagi ilmu maka ia akan ditimpa satu dari tiga perkata : (1) lupa, (2) wafat tanpa manfaat dan (3) catatan ilmunya hilang”. [Al-Majmu’]

Saturday, December 6, 2025

TERBEBAS DARI HARIMAU

 

ONE DAY ONE HADITH

 

Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar RA, Rasul SAW bersabda :

يَا أَرْضُ رَبِّي وَرَبُّكِ اللَّهُ أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شَرِّكِ وَشَرِّ مَا فِيكِ وَشَرِّ مَا خُلِقَ فِيكِ وَمِنْ شَرِّ مَا يَدِبُّ عَلَيْكِ وَأَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ أَسَدٍ وَأَسْوَدَ وَمِنْ الْحَيَّةِ وَالْعَقْرَبِ وَمِنْ سَاكِنِ الْبَلَدِ وَمِنْ وَالِدٍ وَمَا وَلَدَ

“Wahai bumi, Tuhanku dan Tuhanmu adalah Allah, aku berlindung kepada Allah dari keburukanmu dan keburukan yang ada padamu, dan keburukan apa yang diciptakan padamu, dari keburukan apa yang merayap di atasmu. Dan aku berlindung kepada Allah dari singa, dan sesuatu yang hitam, yaitu  ular dan kalajengking, dan dari (jin atau manusia) penghuni negeri serta dari yang melahirkan serta apa yang ia lahirkan.”  [HR Abu Dawud].

 

Catatan Alvers

 

Di saat bencana banjir yang melanda, beredar beberapa video yang memperlihatkan harimau muncul di tengah bencana banjir di Sumatera pada akhir November 2025 ini. Namun setelah diteliti ternyata video-video tersebut adalah hasil buatan AI alias hoaks. [tempo co] Beredar juga video seorang lelaki yang sedang naik motor tiba-tiba diterkam harimau. Banyak orang menyangka bahwa itu adalah video hasil rekayasa AI. “Semenjak ada AI gak percaya yg kaya ginian” Ujar salah satu netizen. Namun ternyata, Pihak Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) buka suara. Seorang pria bernama Amir (41) Ia diterkam harimau saat pulang berkebun dengan mengendarai motor di Lampung Barat tepatnya di hutan kawasan tepatnya di register 46 B, Gunung Sekincau, Lampung Barat. Diketahui akibat kejadian itu, ia mengalami luka di kepala, leher hingga punggungnya. Sabtu (6/9/2025). [detik com]

 

Binatang buas seperti harimau memang ganas dan banyak menyerang manusia. Namun tidak dengan para nabi. Dikisahkan oleh Ibnu Katsir dalam kitabnya Qishashul Anbiya’ (Kisah-kisah para nabi) dengan sanad yang hasan, bahwa Abi al-Zinad (Lahir tahun 65 H, seorang ulama besar dari kalangan tabi‘in, ahli hadits dan faqih di Madinah) berkata : “Aku melihat sebuah cincin di tangan Abu Burdah (wafat sekitar tahun 103 H) bin Abi Musa al-Asy‘ari RA, pada batu permatanya terukir gambar dua ekor singa dan di antara keduanya ada seorang lelaki, dan kedua singa itu menjilati lelaki tersebut. Abu Burdah berkata : Ini adalah cincin milik lelaki yang telah meninggal, yang penduduk negeri ini mengklaim bahwa ia adalah Daniyal. Cincin itu diambil oleh (ayahku) Abu Musa pada hari ia dikuburkan.Lalu (ayahku) Abu Musa bertanya kepada para ulama desa itu tentang ukiran cincin tersebut. Mereka menjawab : Raja saat itu didatangi oleh para ahli nujum dan berkata kepada sang raja : “Pada tanggal sekian bulan sekian akan lahir seorang anak laki-laki yang akan merusak kerajaanmu.” Maka sang raja berkata:

وَاللهِ لَا يَبْقَى تِلْكَ اللَّيْلَةَ غُلَامٌ إِلَّا قَتَلْتُهُ

“Demi Allah, tidak akan ada seorang anak laki-laki pada malam tersebut kecuali aku akan membunuhnya.”

Lalu (saat tiba hari yang telah ditentukan itu) mereka mengambil (anak yang bernama) Daniyal dan melemparkannya ke dalam kandang singa (supaya ia menjadi santapan singa). Anak tersebut semalaman ada di dalam kandang singa namun singa jantan serta betina itu menjilatinya tanpa mencelakainya. (Keesokan harinya) Sang Ibu datang dan mendapati kedua singa itu sedang menjilatinya. Maka Allah menyelamatkannya dengan cara itu hingga ia tumbuh besar dan mencapai kedudukan yang ia capai (menjadi nabi).

Abu Burdah berkata : (Ayahku) ‘Abu Musa berkata : Para ulama desa itu mengatakan bahwa Daniyal kemudian mengukir gambar dirinya bersama dua singa yang menjilatinya pada batu cincin itu, agar ia tidak melupakan nikmat Allah kepadanya dalam peristiwa tersebut. [Qishashul Anbiya’]

Dalam satu versi, beliau dimakamkan di area Masjid Daniyal di Alexandria Mesir tepatnya berada di ruang bawah tanah. Menuju ke makamnya, peziarah turun melalui tangga ke bawah. Dan alhamdulillah penulis berziarah ke sana pada bulan November 2025.

 

Tidak hanya para nabi, keturunan Nabi SAW juga demikian. Mereka akan terjaga dari binatang buas. Ibnu Hajar Al-Asqalany meriwayatkan bahwa pada masa khalifah (Ja‘far bin al-Mu‘tashim bin Harun ar-Rasyid yang dikenal dengan sebutan) al-Mutawakkil (berkuasa pada 232–247 H) dari daulah Abbasiyah, terdapat seorang perempuan bernama Zainab. Ia mengaku sebagai putri Husain (wafat tahun 61 H) bin Ali bin Abi Thalib, dan bahwa ia berumur panjang hingga masih hidup sampai masa itu. Orang-orang saat itu menyarakan khalifah untuk mendatangkan keturunan Rasul guna menanyakan pendapatnya. Ia adalah - Ali bin Muhammad bin Ali bin Musa bin Ja‘far bin Muhammad bin Ali bin Husain bin Ali bin Abi Talib RA.

 

Khalifahpun bertanya mengenai cara menguji benar tidaknya pengakuan Zainab tersebut. Maka Ali berkata :

المِحْنَةُ فِي ذَلِكَ قَرِيبَةٌ، إِنَّ اللهَ حَرَّمَ لَحْمَ جَمِيعِ وَلَدِ فَاطِمَةَ عَلَى السِّبَاعِ

“Ujiannya mudah. Sesungguhnya Allah telah mengharamkan daging seluruh keturunan Fatimah atas binatang buas”.

“Maka lemparkan saja dia kepada binatang buas. Jika ia benar, binatang itu tidak akan mengganggunya. Jika ia dusta, binatang itu akan memakannya.”

 

Khalifahpun lalu memerintahkan kepada Zainab agar dimasukkan ke dalam kawanan singa namun Zainab segera mengaku bahwa ia telah berdusta. Sebagai hukumannya, ia dinaikkan di atas unta dan diarak di jalan-jalan kota, sambil diumumkan bahwa ia adalah “Zainab al-Kadzdhabah (pendusta)” dan bahwa ia sama sekali tidak memiliki hubungan nasab dengan Rasul SAW. Dan beberapa hari setelahnya, al-Mutawakkil ingin membuktikan kebenaran dari statement tersebut. Ia menyuruh Ali agar dilemparkan ke tempat yang banyak binatang buasnya, ternyata memang binatang-binatang buas itu tidak mengganggunya. [Lisanul Mizan]

 

Salah satu ikhtiyar supaya kita selamat dari gangguan binatang buas adalah dengan cara berdoa yaitu dengan doa yang diajarkan oleh Rasul SAW pada hadits utama di atas. Abdullah bin Umar RA berkata :

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا سَافَرَ فَأَقْبَلَ اللَّيْلُ قَالَ  يَا أَرْضُ رَبِّي وَرَبُّكِ اللَّهُ...

“Rasul SAW saat bepergian dan malam mulai tiba maka beliau membaca doa “Ya Ardlu Rabby Wa Rabbukillah...dst”

 

Wallahu A’lam. Semoga Allah al-Bari membuka hati dan fikiran kita untuk mengetahui kebesaran Allah pada para Nabi dan Kekasih-Nya serta berdoa dengan doa yang diajarkan Nabi SAW supaya kita selamat di dunia dan akhirat.

 

Salam Satu Hadits

Dr.H.Fathul Bari.,SS.,M.Ag

 

Pondok Pesantren Wisata

AN-NUR 2 Malang Jatim

Ngaji dan Belajar Berasa di tempat Wisata

Ayo Mondok! Mondok Itu Keren!

 

NB.

Jangan pelit berbagi ilmu. Sufyan Ats-sauri berkata : “Barang siapa pelit berbagi ilmu maka ia akan ditimpa satu dari tiga perkata : (1) lupa, (2) wafat tanpa manfaat dan (3) catatan ilmunya hilang”. [Al-Majmu’]

NB Catatan Alvers

Sufyan Ats-sauri berkata :

مَنْ بَخِلَ بِالْعِلْمِ ابْتُلِيَ بِإِحْدَى ثَلَاثٍ: أَنْ يَنْسَاهُ، أَوْ يَمُوتَ وَلَا يَنْتَفِعَ بِهِ، أَوْ تَذْهَبَ كُتُبُهُ.

“Barang siapa pelit berbagi ilmu maka ia akan ditimpa satu dari tiga perkata : (1) lupa ilmunya, (2) wafat sementara ia tidak mengambil manfaat dari ilmunya dan (3) catatan ilmunya hilang”. [Al-Majmu’]


Al-Hafidz Ibnul Jawzi berkata : _Barang siapa yang ingin amalnya tidak terputus setelah ia wafat maka sebarkanlah ilmu (agama)._ [At-Tadzkirah Wal Wa’dh].

Sesungguhnya orang yang copas perkataan orang lain tanpa menisbatkan kepadanya maka ia adalah seorang pencuri atau peng-ghosob dan keduanya adalah tercela [Imam Alhaddad]

Friday, December 5, 2025

SI ANAK BATU

 

ONE DAY ONE HADITH

 

Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, Rasul SAW bersabda :

الدُّنْيَا سِجْنُ الْمُؤْمِنِ وَجَنَّةُ الْكَافِرِ

“Dunia adalah penjara bagi orang mukmin dan surga bagi orang kafir.” [HR Muslim]

 

Catatan Alvers

 

Ketika ia masih muda, ia mencoba menghafal hadis. Ia mencoba, mencoba, dan mencoba lagi, tetapi ia gagal menjadi seperti anak-anak lain yang telah menghafal banyak hadis. Hampir saja rasa putus asa, dan kegagalan seakan akan membayangi seluruh hidupnya. Suatu hari ia memutuskan berjalan di antara kebun-kebun desa. Ia mendekati sebuah sumur di tengah kebun, lalu duduk di dekatnya dan mulai merenung. Saat duduk di dekat sumur itu, ia memperhatikan tali yang menggantung pada ember sumur telah mengikis batu di sekeliling bibir sumur, hingga batu itu retak karena gesekan yang terus-menerus naik dan turun. Ia pun menyadari: kuncinya adalah pengulangan dan waktu. Maka ia bertekad mencoba lagi menghafal hadis, dan berjanji pada dirinya sendiri untuk mengulanginya meski sampai 500 kali. Ia terus berusaha, berusaha, dan berusaha, menepati janjinya, hingga ibunya merasa lelah mendengar ulangannya dan iba melihat keadaannya. Dengan berjalannya waktu, ia akhirnya mampu menghafal Al-Qur’an, dan menjadi mufti (ulama pemberi fatwa). Ia juga menulis banyak karya dan kitab yang dipelajari hingga kini.

 

Versi lain menyebutkan ia melihat air yang menetes di batu terus menerus hingga air yang lembut itu bisa melubangi batu yang keras. Lalu Ia mengambil pelajaran darinya sehingga ia meningkatkan belajarnya sehingga ia di kemudian hari menjadi cerdas dan ulama besar. Hal ini sebagaimana pepatah populer yang dinisbatkan sebagai perkataan Abu Hazm Al-Andalusi, yaitu : “Air dapat melubangi batu bukan karena kerasnya air, tetapi karena air itu jatuh terus menerus”.

 

Kisah tersebut dengan berbagai versinya sering dinisbatkan kepada ulama yang benama Ibnu Hajar (Anaknya batu) baik Ibnu Hajar Al-Haitamy, sang ahli fikih atau Ibnu Hajar Al-Asqalany, sang ahli hadits. Nisbat tersebut tidaklah benar, karena keduanya memiliki kecerdasan sejak kecil. Dan maaf saya pribadi belum menemukan referensi kitab dari kisah di atas. Kisah tersebut sering kita dengar sebagai motivasi dan acapkali ditemukan dalam tulisan-tulisan tanpa menyertakan sumbernya.

 

Boleh jadi kisah tersebut dihubung-hubungkan karena adanya relevansi antara kisah batu dan arti dari nama dari ibnu hajar sendiri yaitu anaknya batu. Menurut Imam Nawawi, Ibnu Hajar mendapatkan panggilan demikian karena :

إِنَّ أَحَدَ أَجْدَادِهِ كَانَ مُلَازِمًا لِلصَّمْتِ، لَا يَتَكَلَّمُ إِلَّا عِندَ ضَرُورَةٍ أَوْ حَاجَةٍ، فَشَبَّهُوهُ بِحَجَرٍ مُلْقًى لَا يَنْطِقُ.

“Sesungguhnya salah seorang dari kakeknya senantiasa diam, tidak berbicara kecuali terpaksa atau ada kebutuhan. Maka orang-orang saat itu menyerupakannya dengan batu yang tergeletak, yang tidak berbicara.” [Al-Idlah Fi manasikil Hajj]

 

Imam Ibnu Hajar Al-Asqalany dikebumikan di di Kairo, Mesir, tepatnya di kawasan Al-Muqattam pada tahun 852 H dan Alhamdulillah penulis telah berziarah ke makam beliau bersama keluarga besar. Adapun Imam Ibnu Hajar Al-Haytami dikebumikan di pekuburan Ma’la, Mekkah pada tahun 974 H. Pekuburan Ma’la berada di dekat masjidil haram sehingga sering dikunjungi oleh para jamaah haji dan umrah dan di sana pula dikebumikan ulama besar Indonesia seperti Syeikh Nawawi Al-Bantani, Mbah Kyai Maimun Zubeir.

 

Ahmad bin Aly yang dikenal dengan julukan Ibnu Hajar Al-Asqalany tumbuh sebagai anak yatim. Ayahnya meninggal ketika ia berusia empat tahun, sedangkan ibunya sebelum itu. Ia diasuh oleh al-Khurubi, seorang saudagar besar, yang sangat memperhatikannya. Ia memasukkannya ke sekolah (maktab) setelah usianya genap lima tahun. Ia menyelesaikan hafalan Al-Qur’an pada usia sembilan tahun. Ketika berusia sebelas tahun, ia menunaikan ibadah haji. Dua tahun kemudian, ia kembali ke Mesir dengan menghafal kitab ‘Umdat al-Ahkām, Mukhtaṣar Ibn al-Ḥājib, Alfiyyah al-‘Irāqī, Alfiyyah Ibn Mālik, dan kitab at-Tanbīh. [Tahdzibut Tahdzib]

 

Pasca wafatnya al-Khurubi tahun 787 H, Ibnu hajar berdagang untuk beberapa saat. Dan tahun 793 H ia fokus kepada ilmu hadits. Ia berguru kepada Syeikh Zainuddin Al-Iraqy selama sepuluh tahun. [Tahdzibut Tahdzib] dan akhirnya ia berhasil menulis karya monumentalnya yaitu Fathul Bari, Syarah shahih Bukhari selama seperempat abad. Imam as-Suyuti berkata:

لَمْ يُصَنِّفْ أَحَدٌ مِنَ الأَوَّلِينَ وَلَا مِنَ الآخِرِينَ مِثْلَهُ

‘Tidak ada seorang pun dari ulama terdahulu maupun kemudian yang menyusun karya semisalnya.’

Dan ketika Imam asy-Syaukani ditanya: ‘Apakah engkau tidak akan menulis syarah atas al-Jami‘ aSh-Shahih karya al-Bukhari?’ Beliau menjawab :

لَا هِجْرَةَ بَعْدَ الفَتْحِ

‘Tidak ada hijrah (berpindah) setelah adanya kitab Fathul Bari. [Majallatu Jami’ah Ummul Qura]

 

Ada kisah menarik mengenai al-Hafizh Ibnu Hajar. Al-Muanwi berkata : Ketika menjadi Qadlil Qudhat (hakim agung di Mesir), ia melewati pasar dengan iring-iringan besar dan penampilan yang indah. Tiba-tiba seorang Yahudi penjual minyak dengan pakaian gembel menghadangnya. Ia memegang tali kekang bighalnya dan berkata : ‘Wahai Syaikhal Islam, engkau mengklaim bahwa Nabi kalian bersabda: “Dunia adalah penjara bagi orang mukmin dan surga bagi orang kafir.” (sebagaimana hadits utama di atas). Lantas penjara apa yang engkau alami sekarang (karena engkau kaya), dan surga apa yang aku rasakan (karena aku miskin)?’ Ibnu Hajar menjawab :

أَنَا بِالنِّسْبَةِ لِمَا أَعَدَّ اللهُ لِي فِي الْآخِرَةِ مِنَ النَّعِيْمِ كَأَنِّي الْآنَ فِي السِّجْنِ

“Aku, dibandingkan dengan kenikmatan yang Allah siapkan untukku di akhirat, seakan-akan sekarang berada di dalam penjara”.

Sedangkan engkau, dibandingkan dengan adzab pedih yang Allah siapkan untukmu di akhirat, seakan-akan sekarang berada di dalam surga. Maka Yahudi itu pun masuk Islam.” [Faidlul Qadir]

 

Wallahu A’lam. Semoga Allah al-Bari membuka hati dan fikiran kita untuk menjadikan kisah para ulama sebagai motivasi dalam hidup ini sehingga tidak mudah berputus asa menghadapi kerasnya hidup ini.

 

Salam Satu Hadits

Dr.H.Fathul Bari.,SS.,M.Ag

 

Pondok Pesantren Wisata

AN-NUR 2 Malang Jatim

Ngaji dan Belajar Berasa di tempat Wisata

Ayo Mondok! Mondok Itu Keren!

 

NB.

Jangan pelit berbagi ilmu. Sufyan Ats-sauri berkata : “Barang siapa pelit berbagi ilmu maka ia akan ditimpa satu dari tiga perkata : (1) lupa, (2) wafat tanpa manfaat dan (3) catatan ilmunya hilang”. [Al-Majmu’]