Diriwayatkan dari Tsabit Al-Bunani, Anas bin Malik RA berkata :
أَنَّ
رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أُتِيتُ بِالْبُرَاقِ
وَهُوَ دَابَّةٌ أَبْيَضُ طَوِيلٌ فَوْقَ الْحِمَارِ وَدُونَ الْبَغْلِ يَضَعُ
حَافِرَهُ عِنْدَ مُنْتَهَى طَرْفِهِ قَالَ فَرَكِبْتُهُ حَتَّى أَتَيْتُ بَيْتَ
الْمَقْدِسِ قَالَ فَرَبَطْتُهُ بِالْحَلْقَةِ الَّتِي يَرْبِطُ بِهِ
الْأَنْبِيَاءُ قَالَ ثُمَّ دَخَلْتُ الْمَسْجِدَ فَصَلَّيْتُ فِيهِ رَكْعَتَيْنِ
ثُمَّ خَرَجْتُ فَجَاءَنِي جِبْرِيلُ عَلَيْهِ السَّلَام بِإِنَاءٍ مِنْ خَمْرٍ
وَإِنَاءٍ مِنْ لَبَنٍ فَاخْتَرْتُ اللَّبَنَ فَقَالَ جِبْرِيلُ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اخْتَرْتَ الْفِطْرَةَ
bahwasanya Rasulullah SAW bersabda: “(Jibril) telah datang kepadaku
bersama Buraq, yaitu hewan putih yang tinggi, lebih tinggi dari keledai dan
lebih pendek dari baghal (keturunan silang antara kuda betina dan keledai jantan),
yang dapat meletakkan kakinya (melangkah) sejauh pandangannya.” Beliau bersabda:
“Maka aku menaikinya hingga sampailah aku di Baitul Maqdis, Beliau bersabda: lalu
aku mengikatnya dengan tali yang biasa dipakai oleh para Nabi.” Beliau bersabda:
“Kemudian aku masuk ke masjid al-Aqsha dan aku shalat dua raka’at di sana, lalu
aku keluar. Kemudian Jibril AS membawakan kepadaku satu gelas khamr dan satu
gelas susu, maka aku memilih susu, lalu Jibril berkata kepadaku: ‘Engkau telah
memilih fitrah (kesucian).”[HR Muslim]
Catatan Alvers
Hari ini, Tanggal 27 Rajab adalah hari yang sangat penting dan
bersejarah bagi umat Islam sebab 14 abad yang silam saat itu Rasulullah SAW
mendapatkan wahyu dari Allah SWT berupa risalah shalat dalam sebuah ritus
spiritual yang jamak dikenal dengan istilah Isra’ Mi’raj. Dijelaskan dalam Thabaqat al-Qubra, peristiwa ini
di bulan Rajab, 18 bulan sebelum hijrah. Menukil pendapat ibnu dihyah dalam
kitab as-sirah al-halabiyah, isra’ dan mi’raj terjadi pada hari senin, ini
semakin menguatkan nilai sejarah hari senin, karena pada hari senin itu Rasul
lahir, diangkat menjadi rasul, keluar dari makkah (hijrah), sampai di madinah,
bahkan wafat juga pada hari senin.
Isra’ adalah perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram (Makkah)
ke Masjidil Aqsha (Palestina) yang berjarak sekitar 1.200 KM. Sedangkan Mi’raj
adalah dinaikkannya Nabi Muhammad SAW ke langit hingga Sidratul Muntaha yang
mana jaraknya sangat jauh . sebagai gambaran saja bahwa jarak rata-rata bumi dan
matahari saja mencapai 149.600.000 KM.
Menariknya, Keduanya terjadi hanya dalam sekejap yang menurut perhitungan akal,
jelas peristiwa tersebut mustahil dilakukan. Peristiwa tersebut merupakan mu’jizat
terbesar bagi Nabi Muhammad SAW setelah Al-Qur’an. Ini semua menunjukkan betapa
besarnya kekuasaan Allah SWT Sebagaimana Firman-Nya:
سُبْحَانَ
الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى
الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ ءَايَاتِنَا
إِنَّه هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ
Maha Suci Allah Yang telah memper-jalankan hambaNya pada (sebagian)
malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi
sekelilingnya agar kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda
(kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha
Melihat". (QS. Al-Isra: 1)
Ayat tentang Isra ini, diawali dengan ''tasbih'' (Subhana / Maha Suci
Allah). Menurut Syeikh Usman bin Hasan bin Ahmad Syakir al-Khaubawi hal ini mengandung
hikmah; Pertama, bahwa kebiasaan bangsa Arab bertasbih di saat menjumpai
hal-hal yang menakjubkan, maka lewat firman-Nya itu seolah-olah Allah kagum
dengan rasul-Nya yang sempurna kemanusiaannya (al-insan al-kamil) sehingga di
perjalankan-Nya secara menakjubkan. Kedua, dengan bertasbih, Allah bermaksud
menepis sinisme masyarakat Arab yang menganggap rasul-Nya telah berdusta,
sehingga redaksi ayat tersebut berbunyi, ''Maha Suci Allah yang telah memperjalankan
hamba-Nya....''[Durratun Nasihin]
Maka Pendekatan yang paling tepat untuk memahami keagungan peristiwa
ini adalah pendekatan imaniy. Inilah yang ditempuh oleh Abu Bakar As-Shiddiq,
seperti terlukis dalam ucapannya:
لئن قال
ذلك لقد صدق
Apabila Muhammad yang memberitakannya, pasti benarlah adanya.
Mereka bertanya keheranan : Apakah kau percaya bahwa ia (Rasul) pergi
malam hari ke baitul Maqdis dan ia tiba sebelum subuh? Maka Abu Bakar kembali
menjawab :
نعم، إني
أصدقه فيما هو أبعد من ذلك
" Ya, sungguh aku akan mempercayainya bahkan terhadap hal yang
lebih jauh dari perjalanan masjidil Haram- Masjidil Aqsa [HR Al-Hakim]
Dari peristiwa inilah kemudian beliau deberi gelar as-shiddiq yang
artinya adalah orang yang mempercayai apa yang datang dari Rasul SAW dengan
sungguh-sungguh.
Adapun perintah shalat 5 waktu maka didapatkan Nabi SAW saat itu yang
pada awalnya berjumlah 50 waktu. Ketika Nabi Muhammad SAW hendak turun beliau
bertemu dengan Nabi Musa AS, Atas saran Nabi Musa AS, Nabi Muhammad SAW berulangkali
menghadap Allah SWT untuk memberikan keringanan, yang akhirnya Allah memberikan
keringanan hingga menjadi 5 waktu untuk setiap harinya. Rasul SAW bersabda:
“Aku terus bolak-balik antara Rabb-ku dengan Musa AS sehingga Rabb-ku
mengatakan:
يَا مُحَمَّدُ، إِنَّهُنَّ خَمْسُ صَلَوَاتٍ كُلَّ يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ،
لِكُلِّ صَلاَةٍ عَشْرٌ فَذَلِكَ خَمْسُوْنَ صَلاَةً، وَمَنْ هَمَّ بِحَسَنَةٍ
فَلَمْ يَعْمَلْهَا كُتِبَتْ لَهُ حَسَنَةً، فَإِنْ عَمِلَهَا كُتِبَتْ لَهُ
عَشْرًا، وَمَنْ هَمَّ بِسَيِّئَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا لَمْ تُكْتَبْ شَيْئًا،
فَإِنْ عَمِلَهَا كُتِبَتْ سَيِّئَةً وَاحِدَةً.
Wahai Muhammad, sesungguhnya kewajiban shalat itu lima kali dalam
sehari semalam, setiap shalat mendapat pahala sepuluh kali lipat, maka lima
kali shalat sama dengan lima puluh kali shalat. Barangsiapa berniat melakukan
satu kebaikan, lalu ia tidak melaksanakannya, maka dicatat untuknya satu
kebaikan, dan jika ia melaksanakannya, maka dicatat untuknya sepuluh kebaikan.
Barangsiapa berniat melakukan satu kejelekan namun ia tidak melaksanakannya,
maka kejelekan tersebut tidak dicatat sama sekali, dan jika ia melakukannya
maka hanya dicatat sebagai satu kejelekan. [HR Muslim]
Rasulullah SAW melanjutkan kisahnya: “Kemudian aku turun aku bertemu
Musa AS (kembali), lalu aku beritahukan kepadanya, maka ia mengatakan:
ارْجِعْ
إِلَى رَبِّكَ فَاسْأَلْهُ التَّخْفِيفَ
‘Kembalilah kepada Rabb-mu dan mintalah keringanan lagi.
Rasulullah SAW berkata: “Lalu aku menjawab:
قَدْ
رَجَعْتُ إِلَى رَبِّي حَتَّى اسْتَحْيَيْتُ مِنْهُ
‘Aku telah berulang kali kembali kepada Rabb-ku hingga aku merasa malu
kepada-Nya. [HR Muslim] Wallahu A’lam. Semoga dengan memperingati peristiwa Isra’
Mi’raj ini kita semua menjadi hamba-hamba yang beriman kepada Allah swt dan
semakin percaya akan kemahakuasaaNya serta lebih semangat untuk mengerjakan
sholat lima waktu.
0 komentar:
Post a Comment