ONE DAY ONE HADITH
Diriwayatkan dari Anas RA, Ia berkata :
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَرَّ بِقَوْمٍ يُلَقِّحُونَ
فَقَالَ لَوْ لَمْ تَفْعَلُوا لَصَلُحَ قَالَ فَخَرَجَ شِيصًا فَمَرَّ بِهِمْ
فَقَالَ مَا لِنَخْلِكُمْ قَالُوا قُلْتَ كَذَا وَكَذَا قَالَ أَنْتُمْ أَعْلَمُ
بِأَمْرِ دُنْيَاكُمْ
bahwa Nabi SAW melewati suatu kaum (di madinah) yang sedang
mengawinkan pohon kurma lalu beliau bersabda: "Sekiranya kalian tidak
melakukannya, niscaya kurma itu akan menjadi bagus." Tapi setelah itu,
ternyata kurma tersebut tumbuh dalam keadaan jelek. Hingga suatu saat Nabi SAW melewati
mereka lagi dan melihat hal itu beliau bertanya: 'Ada apa dengan pohon kurma
kalian? Mereka menjawab; Bukankah anda telah mengatakan bla bla bla...? (menyuruh
tidak mengawinkan pohon kurma tapi hasilnya jelek) Beliau lalu bersabda:
'Kalian lebih mengetahui urusan dunia kalian. [HR Muslim].
Catatan Alvers
Kata inovasi atau innovation berasal dari bahasa latin innovatio
yang berarti renewal atau renovation, berdasar pada novus (new). Dalam situs
Wikipedia diartikan sebagai “proses” dan/atau “hasil” pengembangan dan/atau
pemanfaatan/mobilisasi pengetahuan, keterampilan (termasuk keterampilan
teknologis) dan pengalaman untuk menciptakan atau memperbaiki produk (barang
dan/atau jasa), proses, dan/atau sistem yang baru, yang memberikan nilai yang
berarti atau secara signifikan (terutama ekonomi dan sosial).
Dengan pengertian di atas, maka “inovasi” dalam islam adalah satu
hal di “restui” untuk urusan duniawi seperti rekayasa penyerbukan pada kejadian
hadits di atas. Inovasi merupakan suatu keniscayaan dalam kehidupan duniawi karena
manusia bersifat bosan dan selalu menginginkan hal baru. Dalam sebuah maqalah
disebutkan :
الطباع مجبولة على حب المتجدد
Tabiat manusia itu senang terhadap hal yang baru.
Bahkan ada pendapat menilai bahwa Rasulpun juga mencontohkan inovasi
dalam dakwah beliau dengan konsep hijrahnya. Secara tekstual (harfiah) hijrah
adalah berpindah, sedangkan secara kontekstual makna hijrah adalah ‘membaharui
hidup dalam segala aspek pada kondisi hasil karya hari ini lebih baik dari
kemarin dan esok harus lebih baik dari hari ini’. Jadi, hakikat makna hijrah
secara kontekstual adalah inovasi.
Dalam kehidupan duniawi, inovasi adalah sebuah keniscayaan yang
mana siapa meninggalkan inovasi maka ia akan diitinggalkan. Nama besar hanya
tinggal nama jika tanpa adanya inovasi. Sebut satu contoh adalah apa yang
menimpa pada perusahaan besar selular kelas dunia yaitu nokia yang resmi tumbang
pada september 2013 dengan dijual ke lawan bisnisnya, Microsoft seharga Rp. 78
trilliun. Sejak saat itulah Nokia tinggal sebuah nama perusahaan dalam sejarah.
Apa kesalahan yang diperbuat oleh Nokia? Nyaris tidak ada, cuma karena lamban
dalam inovasi. CEO Nokia Jorma Ollila dalam sambutannya saat akuisisi Microsoft
terhadap Nokia mengatakan “Kami tidak melakukan sesuatu kesalahan, tapi saya
tidak tahu mengapa kami kalah“.
Dulu Nokia menyebut Android sebagai semut kecil merah yang mudah
digencet dan mati. Arogansi dan rasa percaya diri yang berlebihan membuat Nokia
tidak mau ber-inovasi. Begitu pula Kodak, Ia menyebut kamera digital hanyalah
tren sesaat, dan kamera produksi mereka akan terus bertahan. Intel dan
Micorosoft juga demikian (duo Wintel ) terlalu menikmati kekuasannya dalam
dunia PC dan Laptop dan kini era PC/Laptop sudah hampir punah, diganti era
mobile smartphone. Dan hegemoni Microsoft serta Intel kian menjadi tidak
relevan dalam era smartphone. Bahkan boleh jadi Televisi seperti Indosiar, RCTI,
Trans dan dll. kelak akan kolaps bukan karena persaingan sesama pemain di
industri yang sama, tapi dari makhluk lain bernama Youtube. Di Amerika, jumlah
pemirsa televisi dikalangan anak muda dan remaja, menurun drastis karena semua
lari ke Youtube. Menyadari hal inilah Blue Bird taksi segera berinovasi dengan
memberikan layanan aplikasi reservasi untuk berbagai perangkat selular untuk
mempertahankan eksistensinya menghadapi taksi independen berbasis aplikasi
seperti Uber, Grab dll.
Manusia yang dapat segera beradaptasi dengan perubahan keadaan
lingkungannya maka dia akan survive. Jika tidak dapat beradaptasi dengan perubahan
maka mereka akan tersingkir dan punah dari lingkungannya. Ide perubahan dan
kreatif adalah salah satu wujud inovasi yang di”restui” oleh agama islam selama
tidak bertentangan dengan nilai-nilai ajaran islam. Maka senada dengan inovasi
duniawi, sebuah postulat yang popular:
المحافظة
على القديم الصالح، والأخذ بالجديد الأصلح.
“Melestarikan nilai-nilai lama yang positif dan mengambil
nilai-nilai yang baru yang lebih positif”.
Bahkan mungkin lebih tepatnya lagi sekali lagi dalam urusan duniawi,
al-Ikhtira’ alal Jadid al-ashlah. Sudahkah anda berinovasi dalam usaha anda? Jangan
stagnan, berhijrahlah untuk eksis dan maju. Jangan lambat belajar, apalagi
tidak mau belajar! Wallahu A’lam. Semoga Allah Al-Bari membukakan matahati kita
untuk senantiasa berinovasi dan kreasi demi menggapan kejayaan duniawi dalam
keluhuran ajaran islam.
0 komentar:
Post a Comment