ONE DAY ONE HADITH
Diriwayatkan dari Mundzir bin Jarir dari Ayahnya, Rasulullah SAW bersabda :
مَنْ سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً حَسَنَةً فَلَهُ أَجْرُهَا وَأَجْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا بَعْدَهُ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْءٌ وَمَنْ سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً سَيِّئَةً كَانَ عَلَيْهِ وِزْرُهَا وَوِزْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا مِنْ بَعْدِهِ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أَوْزَارِهِمْ شَيْءٌ
“Barang siapa yang membuat contoh yang baik dalam Islam, maka ia akan mendapatkan pahalanya dan pahala orang yang mengamalkannya setelahnya tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun. Barang siapa yang memberikan contoh jelek dalam islam maka ia akan mendapat dosanya dan dosa orang yang mengamalkannya setelahnya tanpa mengurangi dosa-dosa mereka”.[HR Muslim]
Catatan Alvers
Ketika mendengar kata “MLM” (Multi Level Marketing), apa yang ada di pikiran anda? Pastilah yang terbayang adalah profit yang akan berlipat ganda untuk up-line yang berhasil merekrut down-line sebanyak-banyaknya. Bisnis MLM memang sangat menggiurkan karena dengan modal yang relatif kecil seseorang bisa mendapatkan profit dan bonus yang sangat-sangat besar. Profit dan bonus yang didapat dari MLM adalah uang dan fasilitas duniawi. Ternyata, Bila dilihat secara konsep dan strategi, Multi level juga terdapat dalam ajaran islam. Namun bukan untuk mendapat profit dan bonus duniawi, profit dalam Multi level islam ini berupa profit pahala dan bonus ukhrawi.
Dalam islam, Perilaku pertama yang menjadi contoh (Up-Line) akan mendapatkan balasan sejumlah perilaku- perilaku yang timbul termotivasi karenanya (Up-Line) bukan hanya senilai komisi 5 % seperti lazimnya belaku pada Bisnis MLM, tetapi utuh 100% seperti profit yang diterima downline bahkan lebih. Hal ini sebagaimana keterangan dalam hadits di atas.
Sabda Nabi tersebut dilatar belakangi keadaan di mana saat itu pagi menjelang siang hari, para sahabat bersama Rasulullah SAW dikagetkan dengan kedatangan sekelompok orang yang telanjang kaki dan dada berpakaian kulit domba yang sobek-sobek atau hanya mengenakan pakaian luar dengan menyandang pedang. Ternyata mereka berasal dari kabilah Mudlar. Siapakah Mudlar itu? Ia adalah Mudlar bin Nizar bin Ma’d bin Adnan. Sedang adnan adalah salah seorang nenek moyang bangsa Arab, yaitu Bani Adnan atau dikenal dengan nama `Adnaniyyun. Secara silsilah, Adnan merupakan keturunan Nabi Ismail, dan kakek moyang keduapuluh dari Nabi Muhammad SAW. Sedangkan Mudlar sendiri adalah empat bersaudara yang kemudian menjadi empat kabilah besar, yaitu Iyadh, Anmar, Rabi’ah dan Mudhar. Dua kabilah terakhir inilah yang paling banyak marga dan sukunya.
Melihat keadaan mereka yang memprihatinkan seperti itu, Rasulullah SAW sangatlah sedih yang tampak dari raut wajah beliau yang berubah. Beliau masuk rumah kemudian keluar dan memerintahkan Bilal untuk adzan, lalu Bilal mengumandangkan adzan dan iqamat, kemudian beliau shalat. Setelah shalat, beliau berkhutbah seraya membaca ayat berikut :
يَاأَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
“Hai sekalian manusia, bertaqwalah kepada Rabb-mu yang telah menciptakan kamu dari yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan isterinya; dan daripada keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertaqwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu”. [QS An Nisa: 1]
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. [QS. Al Hasyr:18]
Hendaklah seseorang bersedekah dari dinar dan dirhamnya, pakaiannya, satu sha’ (2,176 Kg) gandum dan kurmanya bahkan walaupun separuh kurma.
Mendengar hal ini, seseorang dari kalangan Anshar datang membawa satu karung yang hampir-hampir tangannya tidak mampu membawanya. Melihat hal ini, kemudian berduyun-duyunlah orang yang memberi sedekah sampai makanan dan pakaian itu menumpuk seperti dua bukit karena banyaknya. Melihat orang pertama yang bersedekah dan kemudian diikuti oleh banyak orang setelahnya maka Rasul sangatlah senang dan raut wajah Rasulullah SAW berbinar-binar, bersinar seperti emas, lalu Rasulullah mengemukakan sabda sabda di atas yang menunjukkan betapa besar pahala bagi sang penggagas kebaikan tersebut.
Sebagaimana Multi level Perilaku tersebut berlaku untuk kebaikan maka Multi level Perilaku berlaku juga untuk keburukan sebagaimana keterangan dalam hadits di atas. Multi level Perilaku keburukan disinggung oleh Rasul SAW dalam sabda beliau:
لَا تُقْتَلُ نَفْسٌ ظُلْمًا إِلَّا كَانَ عَلَى ابْنِ آدَمَ كِفْلٌ مِنْ دَمِهَا ذَاكَ أَنَّهُ أَوَّلُ مَنْ سَنَّ الْقَتْلَ
“Tidaklah seseorang dibunuh secara zalim, melainkan anak Adam (yang pertama membunuh yaitu Qabil) mendapatkan bagian darahnya. Karena ia adalah orang yang pertama kali mencontohkan pembunuhan.” [HR Ahmad] Wallahu A’lam. Semoga kita semua bisa menjadi up-line kebaikan.
0 komentar:
Post a Comment