Diriwayatkan dari Anas bin Malik, ia berkata :
كَانَ النَّبِيُّ يُفْطِرُ قَبْلَ أَنْ يُصَلِّيَ عَلَى رُطَبَاتٍ
فَإِنْ لَمْ تَكُنْ رُطَبَاتٌ فَتُمَيْرَاتٌ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تُمَيْرَاتٌ حَسَا
حَسَوَاتٍ مِنْ مَاءٍ
Adalah Rasulullah berbuka dengan tiga butir Rutab (kurma basah segar) sebelum melaksanakan shalat
maghrib, jika tidak terdapat Rutab, maka beliau berbuka dengan tiga butir Tamr
(kurma kering), maka jika tidak ada kurma kering beliau meneguk air sebanyak tiga
kali. [HR Ahmad]
Catatan Alvers
Momen berbuka puasa adalah yang paling dinanti oleh setiap orang
yang berpuasa, disamping karena bersifat naluri fitri namun menyegerakan
berbuka merupakan tuntunan Syar’i. Menu berbuka puasa yang terbaik adalah
dengan memakan tiga butir kurma seperti kebiasaan Nabi pada hadits di atas dan
beliaupun menganjurkan kita demikian. Rasul Bersabda :
إِذَا أَفْطَرَ أَحَدُكُمْ فَلْيُفْطِرْ عَلَى تَمْرٍ فَإِنَّهُ
بَرَكَةٌ فَإِنْ لَمْ يَجِدْ تَمْرًا فَالْمَاءُ فَإِنَّهُ طَهُورٌ
Apabila salah satu dari kalian berbuka, maka hendaklah berbuka
dengan kurma. Jika kamu tidak memperolehnya, maka berbukalah dengan air, maka
sesungguhnya air itu suci. [HR Tirmidzi]
Kurma disamping memiliki varian yang banyak, juga memiliki
nama-nama yang berbeda sesuai dengan fasenya sehingga dalam hadits di atas di
sebut dengan Ruthab dan tamr yang mana keduanya adalah fase diantara fase
kurma. Buah kurma mengalami banyak fase sebagaimana disebutkan dalam “Tajul
Arusy”, “Taj Al-lughah Wa Shihah Al-Arabiyyah” dll. Namun Secara ringkas buah
kurma mengalami paling tidak lima fase, yaitu: 1. Ath-Thal’u (mayang). Inilah
fase pertama pertumbuhan buah kurma (4-5 minggu). 2. Al-Khalal (kurma muda).
Pada Warnanya hijau dan mulai tumbuh memanjang. Pada fase ini sudah bisa di
panen. 3. Al-Busr (Kurma Tua). Warna berubah menjadi kuning, merah atau pirang.
(3-5 minggu). 4. *Ar-Ruthab* (kurma Basah). tampak pada buntut kurma yang belum
matang dan berair dan manis. (2-4 minggu). 5.*At-Tamr* (Kurma Matang atau
kering). fase terakhir, buah menjadi
matang, warna merata, dan kulitnya mengeras.
Berbuka dengan kurma disamping karena alasan dogmatis, ada pula
alasan medis. Ketika seorang yang berpuasa mulai berbuka maka organ-organ
tubuhnya akan bersiap; dan organ pencernaan mulai berakivitas kembali,
khususnya lambung yang butuh untuk diberikan sesuatu yang lembut, dan memulai
mengakifkan kerjanya kembali dengan halus. Dan pada keadaan ini, sangat dibutuhkan
makanan yang mengandung gula yang mudah dicerna, yang bisa menghilangkan rasa
lapar, persis seperti ia butuh akan air. Dan nutrisi makanan yang tercepat bisa
dicerna dan sampai ke darah adalah zat gula, khususnya makanan yang mengandung
satu atau dua zat gula (glukosa atau sukrosa). Sebab tubuh mampu menyerap dengan
mudah dan cepat zat gula itu hanya dalam beberapa menit. Andai anda mencari
makanan yang bisa menyamai dua kandungan yang dituju ini secara bersama yakni menghilangkan
lapar dan dahaga secara bersamaan dengan satu makanan, maka anda tidak akan
pernah menemukan makanan itu lebih baik daripada kurma baik ruthab maupun tamar.
Berdasarkan penelitian kimiawi dan fisiologi yang dilakukan Dr.
Ahmad Abdul Ra'ouf Hisyam dan Dr. Ali Ahmad Syahhat yang saya kutip dari *Jurnal
phenomenon*, diperoleh data sebagai berikut: Mengkonsumsi ruthab atau tamar
(kurma matang yang tersebar di Indonesia) setiap kali mengawali buka akan
menambah persentase yang besar kandungan zat gula sehingga hilanglah penyakit
anemia (kurang darah), dan tubuh lebih menjadi bergairah. Kurma berserat tinggi, mengandung kalisum,
potassium, folat, vitamin A, B, B1, B2, B3 C dan E, bebas lemak dan bebas kolestrol
yang membantu dalam mencegah penyakit kronik seperti jantung dan kencing manis.
Kurma tidak bisa digantikan dengan manisan sebab Kurma, adalah karbohidrat
kompleks (complex carbohydrate) yang dibutuhkan tubuh yang untuk menjadi
glikogen, perlu diproses sehingga makan waktu. sedangkan manisan gula adalah
karbohidrat sederhana (simple carbohydrate) yang justru kurang baik untuk kesehatan
karena kadar gula darah akan melonjak naik dengan cepatnya. Wallahu A’lam. Semoga Allah Al-Bari
membuka hati dan fikiran kita agar lebih meyakini kebenaran ajaran Islam yang
rahmatan lil alamin.
0 komentar:
Post a Comment