ONE DAY ONE HADITH
Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, Rasul SAW bersabda:
وَمَا زَادَ اللهُ عَبْدًا بِعَفْوٍ إِلاَّ عِزًّا وَمَا تَوَاضَعَ
أَحَدٌ لِلهِ إِلَّا رَفَعَهُ اللهُ
“dan tidaklah Allah menambah seorang hamba karena memaafkan kecuali
kemuliaan, dan tiada seorang yang rendah hati (tawadhu’) karena Allah melainkan
diangkat oleh Allah” [HR. Muslim]
Catatan Alvers
Terkadang kita harus memaafkan seseorang bukan karena kita lemah namun
karena kita menyadari bahwa semua orang melakukan kesalahan termasuk kita
sendiri. Memaafkan itu tidak harus melupakan kesalahannya, tapi ketahuilah kita
tidak akan bisa melupakan kelasahannya kalau kita tidak memaafkan. Betapa
indahnya memaafkan sehingga Allah dan Nabi memerintahkan kita untuk memaafkan. Allah
berfirman :
خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنِ الْجَاهِلِينَ
” Maafkanlah dan suruhlah orang mengerjakan yang ma’ruf, serta
berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh” [QS Al-A’raf : 199]
Janganlah ragu untuk memaafkan, karena memaafkan bukanlah pekerjaan
yang hina bahkan sebaliknya dengan memaafkan kita akan mulia, bahkan lebih
mulia, karena dimuliakan oleh Allah swt sebagaimana hadits di atas.
Terdapat sebuah kisah tentang dua orang sahabat karib yang sedang
berjalan melintasi gurun pasir. Di tengah perjalanan, mereka bertengkar, dan
salah seorang menampar temannya. Orang yang kena tampar, merasa sakit hati,
tapi dengan tanpa berkata-kata, dia menulis di atas pasir : “hari ini, sahabat
terbaik ku menampar pipiku”. Mereka terus berjalan, sampai menemukan sebuah
oasis, dimana mereka memutuskan untuk mandi. Orang yang pipinya kena tampar dan
terluka hatinya, mencoba berenang namun nyaris tenggelam namun sahabatnya
menolongnya hingga ia berhasil selamat. Ketika dia mulai siuman dan rasa
takutnya sudah hilang, dia mengukir di atas sebuah batu “hari ini, sahabat
terbaik ku menyelamatkan nyawaku”. Lalu orang yang menolong dan menampar tadi bertanya,
"Kenapa ketika aku melukai hatimu, kau menulisnya di atas pasir, sedangkan
ketika aku menolongmu kau menulis di batu ?" Temannya sambil tersenyum
menjawab, "Ketika seorang sahabat melukai kita, kita harus menulisnya di atas
pasir agar angin maaf datang berhembus dan menghapus tulisan tersebut. Dan bila
sesuatu yang luar biasa terjadi, kita harus memahatnya diatas batu hati kita,
agar tidak bisa hilang tertiup angin." Dalam hidup ini sering terjadi beda
pendapat dan konflik dengan teman atau saudara karena sudut pandang yang
berbeda maka biasakan untuk memaafkan dan melupakannya.Belajarlah untuk menulis
di atas pasir.
Harun Yahya mengemukakan bahwa menurut penelitian terakhir, para
ilmuwan Amerika membuktikan bahwa orang-orang yang mampu memaafkan itu lebih
sehat, serta baik jiwa maupun raga”. Orang-orang yang diteliti menyatakan bahwa
penderitaan mereka berkurang setelah memaafkan orang yang menyakiti mereka.
Penelitian tersebut menunjukkan, orang yang belajar memaafkan merasa lebih baik,
tidak hanya secara batiniah, namun juga jasmaniah. Sebagai contoh, telah
dibuktikan bahwa berdasarkan penelitian, gejala-gejala pada kejiwaan (gangguan
pada pikiran dan hati) dan tubuh seperti sakit punggung akibat stress (tekanan
jiwa), susah tidur, dan sakit perut sangatlah berkurang pada orang-orang yang
memaafkan ini.
Inilah bukti konkret bahwa ajaran Al-Qur’an dan tauladan yang dicontohkan
Rasulullah saw. tentang sikap memaafkan. Memaafkan akan menambah kemuliaan seseorang
bahkan kesehatannya baik dhahir maupun batinnya. Wallahu A’lam. Semoga Allah
al-Bari membuka hati dan fikiran kita untuk mudah memaafkan sehingga Allah menambah
kemuliaan kita di dunia maupun di akhirat.
0 komentar:
Post a Comment