ONE DAY ONE HADITH
Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, Rasul SAW Bersabda:
احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ
وَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ
“Semangatlah kalian terhadap hal-hal yang bermanfaat bagi kalian
dan mohonlah pertolongan kepada Allah “ [H.R Muslim]
Catatan Alvers
Pesawat Malaysia Airlines (MAS) jenis Airbus A380 yang membawa 378
penumpang mengalami turbulensi parah ketika mengudara dari London, Inggris menuju
Kuala Lumpur, Malaysia. Turbulensi ini menimpa pesawat dengan nomor penerbangan
MH1 ketika tengah mengudara di atas wilayah Teluk Benggala pada Minggu (5/6/2016)
waktu setempat Sedikitnya 34 penumpang mengalami luka-luka dalam insiden ini. Turbulensi
juga menimpa pesawat Etihad Airways rute Abu Dhabi-Jakarta pada Rabu
(4/5/2016), saat berada di wilayah udara pulau Sumatera selatan dengan
ketinggian 37.000 kaki (11.277 meter) sekitar 45 menit sebelum mendarat di
Bandara Soekarno Hatta.
Apakah Turbulensi itu? Menurut situs artikata, Turbulensi secara
bahasa berarti gerak bergolak tidak teratur yang merupakan ciri gerak zat alir.
Secara umum Turbulensi (turbulence) didefiniskan sebagai gerakan tidak
beraturan atau berputar tidak beraturan akibat perbedaan tekanan udara atau
perbedaan temperatur udara. Jika sebuah pesawat melewati turbulensi maka akan terjadi guncangan dahsyat
sesuai skala intensitas turbulensinya. Terdapat empat tingkatan skala
intensitas turbulensi . Sebagai gambaran turbulensi tingkat 3, (severe ; parah),
penumpang yang memasang sabuk pengaman akan merasakan sensasi terjepit parah,
sementara mereka yang tidak memakai seat belt atau sedang berjalan akan
terlempar.
Menurut catatan, Pesawat Malaysia Airlines yang mengalami
turbulensi itu berjenis Airbus A380 yang pertama kali terbang secara komersial pada
2007. Pesawat itu adalah pesawat terbesar yang pernah dibuat oleh manusia dan telah
dilengkapi dengan berbagai teknologi dan mesin yang canggih dengan versi
standart memiliki 854 kursi penumpang. Inilah yang menjadi perenungan kita.
Pesawat yang super besar dengan teknologi dan mesin super canggih belum bisa
terlepas dari turbulensi. Ketika berada pada posisi ini, seorang pilot
terlatihpun tidak akan mampu mengendalikan pesawatnya sehingga yang bisa
dilakukan cuma satu yaitu berdoa, memohon pertolongan kepada Allah sang
penguasa jagat raya karena Dialah satu-satunya yang mengusainya dalam keadaan
darurat seperti ini.
Itulah yang diteladankan
oleh Nabi ketika beliau menaiki kendaraan, Beliau membaca :
سُبْحَانَ الَّذِىْ سَخَّرَ لَنَا هَذَا وَمَا كُنَّا لَهُ
مُقْرِنِيْنَ وَاِنَّآ اِلَى رَبّنَا لَمُنْقَلِبُوْنَ
Maha suci Allah yang menundukkan (kendaraan) ini bagi kami padahal
kami sebelumnya tidak mampu menguasainya. Dan sesungguhnya kami akan kembali
kepada Tuhan kami. [HR Muslim]
Bahkan mulai keluar rumah, kita diajarkan doa oleh Beliau :
بِسْمِ اللَّهِ ، تَوَكَّلْتُ عَلَى اللَّهِ ، وَلا حَوْلَ وَلا
قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّه
Dengan menyebut nama Allah, aku pasrahkan diriku pada Allah dan
tidak ada daya dan kekuatan selain dengan (pertolongan) Allah. [HR Abu Dawud]
Sebagaimana pesawat, Manusia juga tidak bisa terlepas dari “turbulensi”
dalam kehidupannya sehari-hari. Setiap diri pasti mengalami “turbulensi” dengan
skala intensitas yang berbeda-beda. “turbulensi” itu bisa berupa dipecat dari
pekerjaan, anak meninggal, sakit yang berkepanjangan, dan lain-lain. Bahkan, saat
dipecat dari pekerjaan bersamaan mendadak anak sakit keras dan harus segera
dirawat di rumah sakit.
Lebih jelasnya Allah berfirman :
وَلَنَبْلُوَنَّكُم بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ
مِّنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنفُسِ وَالثَّمَرَاتِ ۗ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ
Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit
ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan berikanlah
berita gembira kepada orang-orang yang sabar [al-Baqarah :155]
Maka ketika melewati turbulensi kehidupan, tidak ada tindakan yang
lebih aman selain sabar dengan bersemangat melakukan hal-hal yang bermanfaat dan
memohon pertolongan kepada Allah Sebagaimana hadits di atas. Wallahu A’lam.
Semoga Allah Al-Bari membuka hati dan fikiran kita sehingga bisa menyadari
bahwa kehidupan dunia ini adalah tempat ujian dan musbibah. Maka hanya
pertolongon-Nya lah yang dapat menyelamatkan kita.
Subhanallah gus,sungguh sangat bermanfaat tausyiahnya,terima kasih
ReplyDelete