ONE DAY ONE HADITH
Diriwayatkan dari Abi Hurairah RA, Rasul SAW bersabda:
لَا
تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يُقْبَضَ الْعِلْمُ وَتَكْثُرَ الزَّلَازِلُ
وَيَتَقَارَبَ الزَّمَانُ وَتَظْهَرَ الْفِتَنُ وَيَكْثُرَ الْهَرْجُ وَهُوَ
الْقَتْلُ الْقَتْلُ حَتَّى يَكْثُرَ فِيكُمْ الْمَالُ فَيَفِيضَ
Tidaklah datang hari kiamat sehingga
dihilangkannya ilmu, banyak gempa bumi, masa semakin berdekatan (terasa
singkat), banyak terjadi fitnah, dan banyak pembunuhan sehingga banyak harta
dan melimpah kepada kalian. [HR Bukhari]
Catatan Alvers
Gempa berkekuatan 6,2 Skala Richter (SR) berpusat
di 127 km tenggara mengguncang Kabupaten Malang. Tercatat dalam Info BMKG bahwa
Gempa tersebut tepatnya terjadi tanggal 16-Nov-16 22:10:11 WIB, Mag : 6.2 SR, Lok:9.32
LS,113.12 BT, Kedalaman:69 Km. Guncangan serupa juga terjadi di 136 km barat
daya Kabupaten Lumajang, 142 km barat daya Kabupaten Jember, 232 km tenggara
Kota Surabaya, dan 782 km tenggara Jakarta. [Situs BMKG]
Secara teoritis, Gempa
berkekuatan 5.0-5.9 SR Dapat menyebabkan kerusakan besar pada bangunan pada
area yang kecil. Umumya kerusakan kecil pada bangunan yang didesain dengan baik.
Dan Gempa berkekuatan 6.0-6.9 SR Dapat merusak area hingga jarak sekitar 160 km.
[Wikipedia]
Alhamdulillah, Gempa berkekuatan 6.2 SR tersebut
tidak mendatangkan bencana dan kerusakan dan gempa ini juga tidak berpotensi
tsunami. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperakirakan
penyebab terjadinya gempa karena adanya aktivitas subduksi (batas)
antara lempeng Indonesia dengan Australia yang menunjam lempeng Eurasia.
Sebelumnya, gempa juga terjadi di Pacitan Jatim dengan kekeuatan 5.1 dan 5.2 SR
pada tanggal 10 dan 11 – 11 – 2016 ini. Tercatat dalam situs BMKG, sedikitnya
ada 60 Kali gempa sejak bulan 7 2016 ini yang menimpa berbagai belahan bumi
pertiwi ini. [Situs BMKG]
Inilah analisis terjadinya gempa menurut ilmu
pengetahuan dan teknologi modern yang dianggap sebagai proses alamiah. Hal ini
berbeda jauh dengan mitos-mitos yang menjadi kepercayaan masa silam. Misalnya menurut
kepercayaan orang Sulawesi, Bumi ini berdiri di atas sebuah babi rusa raksasa.
Gempa bumi akan terjadi saat si babi rusa merasa gatal di tubuhnya dan
menggosokkannya ke pohon palm.
Orang India kuno percaya bila Bumi
diseimbangkan oleh beberapa hewan. Hewan-hewan itu adalah ular dengan tujuh
kepala, sapi dengan tanduknya, dan 8 ekor gajah yang berdiri di atas tempurung
kura-kura. Nah, gempa akan terjadi apabila satu atau lebih hewan tadi berganti
posisi.
Lain halnya menurut legenda bangsa Rumania,
Bumi bersandar di atas beberapa pilar yang terbangun dari harapan, kepercayaan,
dan amal manusia. Saat ketiga amalan baik manusia itu semakin berkurang, secara
otomatis pilar-pilar itu akan semakin lemah. Nah, apa bila ada pilar yang retak
atau patah, terjadilah goncangan yang menyebabkan gempa di bumi.
Tidak kalah unik dari legenda-legenda
sebelumnya, orang Mozambik mempunyai kepercayaan bila Bumi ini sama seperti
manusia, sama makhluk hidupnya. Oleh sebab itu, Bumi pun bisa sakit. Gempa bumi
sendiri siap mengguncang manakala Bumi demam. Saat dia merasa riang dan
gemetar, Bumi pun bergoncang. [Situs anehdidunia]
Lantas benarkah demikian? Islam memandang gempa
dan bencana alam yang lain sebagai tanda-tanda kekuasaan Allah untuk memberikan
peringatan kepada para hamba-Nya. Allah SWT berfirman,
وَمَا
نُرْسِلُ بِالآيَاتِ إِلاَّ تَخْوِيفاً
“Dan Kami tidak memberi tanda-tanda itu
melainkan untuk menakuti-manukti (kalian).” (Qs. Al Israa’: 59)
Selanjutnya, dengan peringatan gempa ini kita
harusnya semakin tunduk dengan merendahkan diri kepada Allah
yang maha kuasa sebab kendati ilmu pengetahuan dan teknologi di puncak
kemajuannya namun saat ini hanya ilmuwan hanya bisa mengukur kekuatan gempa dan
belum berhasil menemukan alam peredam gempa. Allah SWT berfirman :
وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا إِلَى أُمَمٍ مِنْ قَبْلِكَ
فَأَخَذْنَاهُمْ بِالْبَأْسَاءِ وَالضَّرَّاءِ لَعَلَّهُمْ يَتَضَرَّعُونَ . فَلَوْلَا
إِذْ جَاءَهُمْ بَأْسُنَا تَضَرَّعُوا وَلَكِنْ قَسَتْ قُلُوبُهُمْ وَزَيَّنَ
لَهُمُ الشَّيْطَانُ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ . فَلَمَّا نَسُوا مَا ذُكِّرُوا
بِهِ فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ أَبْوَابَ كُلِّ شَيْءٍ حَتَّى إِذَا فَرِحُوا بِمَا
أُوتُوا أَخَذْنَاهُمْ بَغْتَةً فَإِذَا هُمْ مُبْلِسُونَ
Dan sesungguhnya
Kami telah mengutus (rasul-rasul) kepada umat-umat yang sebelum kamu, kemudian
Kami siksa mereka dengan (menimpakan) kesengsaraan dan kemelaratan, supaya
mereka memohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri. Maka mengapa
mereka tidak memohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri ketika
datang siksaan Kami kepada mereka, bahkan hati mereka telah menjadi keras, dan
syaitanpun menampakkan kepada mereka kebagusan apa yang selalu mereka kerjakan. Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang
telah diberikan kepada mereka, Kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan
untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah
diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka
ketika itu mereka terdiam berputus asa. [QS Al-An’am : 42-44]
Oleh karena itu tatkala turun ayat :
قُلْ
هُوَ الْقَادِرُ عَلَى أَن يَبْعَثَ عَلَيْكُمْ عَذَاباً مِّن فَوْقِكُمْ
Katakanlah (Wahai Muhammad), Dialah yang
berkuasa untuk mengirimkan azab kepadamu, dari arah atas kamu, (seperti petir,
hujan batu, badai dll) [QS Al-An’am : 65]
Nabi SAW memanjatkan doa :
أَعُوذُ
بِوَجْهِكَ
‘Aku
berlindung dengan dzat-Mu’.
Lalu pada ayat berikutnya :
أَوْ
مِنْ تَحْتِ أَرْجُلِكُمْ
Atau dari arah bawah kakimu (seperti banjir, gempa,
tanah longsor dll) [QS Al-An’am : 65]
Nabi SAW memanjatkan doa yang sama : ‘Aku
berlindung dengan dzat-Mu’. [HR Bukhari]
Lihatlah, Betapa Nabi SAW begitu khawatir
terhadap adzab tersebut sampai-sampai beliau memohon perlindungan pada Allah! Janganlah
kita menjadi orang-orang yang dikisahkan Allah dalam QS Al-An’am
di atas “bahkan hati mereka telah menjadi keras, dan
syaitanpun menampakkan kepada mereka kebagusan apa yang selalu mereka kerjakan. Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada
mereka.
Marilah kita mengambil pelajaran dari gempa ini
dan berbagai bencana alam lain yang menimpa negeri ini bahkan di belahan dunia
yang lain dengan kembali kepada Allah dan merendahkan diri di hadapannya.
Syeikh Zakaria Al-Anshari dalam Tuhfatul
Muhtaj berkata : “Ketika terjadi gempa dan bencana lainnya seperti petir yang
menyambar, angin topan, disunnahkan bagi seseorang untuk merendahkan diri
dengan berdoa dan semacamnya (istighfar, sedekah), dan hendaknya ia melakukan
sholat secara munfarid (sendirian) supaya ia tidak lalai akan peringatan Allah
ini karena tatkala dilanda angin kencang Nabi SAW berdoa :
للَّهُمَّ
إِنِّي أَسْأَلُكَ خَيْرَهَا وَخَيْرَ مَا فِيهَا وَخَيْرَ مَا أُرْسِلَتْ بِهِ
وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّهَا وَشَرِّ مَا فِيهَا وَشَرِّ مَا أُرْسِلَتْ بِهِ
“Ya Alloh,
sesungguhnya aku memohon kehadirat-Mu kebaikan atas apa yang terjadi, dan
kebaikan apa yang didalamnya, dan kebaikan atas apa yang Engkau kirimkan
dengan kejadian ini. Dan aku memohon perlindungan kepada-Mu dari keburukan atas
apa yang terjadi, dan keburukan atas apa yang terjadi didalamnya, dan aku juga
memohon perlindungan kepada-Mu atas apa-apa yang Engkau kirimkan .”[HR Muslim]
Wallahu A’lam. Semoga Allah al-Bari membuka
hati dan fikiran kita untuk selalu kembali ke jalan yang benar dengan doa,
istighfar dan meningglakan perbuatan yang mendatangkan murka-Nya.
Salam Satu Hadith,
DR.H.Fathul Bari, Malang, Ind
ONE DAY ONE HADITH
Kajian Hadits Sistem SPA (Singkat, Padat, Akurat)
INDEN BUKU ONE DAY#2, Ust. Muadz : 081216742626
*UMRAH ALVERS 14 Hari Bulan Januari 2017*
$2.100, Pesawat Garuda, Hotel Dekat, Call. Ust Muji :082331865292
Grup Baru ALVERS#3 Klik disini 👇
https://chat.whatsapp.com/FCI46KrZ3Pb4uOlJLyqtu5
0 komentar:
Post a Comment