ONE
DAY ONE HADITH
Diriwayatkan
dari Abdullah bin Abbas RA bahwa pada suatu hari ia naik kendaraan di belakang
Rasulullah SAW, lalu beliau bersabda kepadanya:
يَا غُلَامُ إِنِّي مُحَدِّثُكَ حَدِيثًا
احْفَظْ اللَّهَ يَحْفَظْكَ احْفَظْ اللَّهَ تَجِدْهُ تُجَاهَكَ إِذَا سَأَلْتَ
فَاسْأَلْ اللَّهَ وَإِذَا اسْتَعَنْتَ فَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ
"Wahai
anak, aku akan mengajarkan kepadamu beberapa kalimat; Jagalah Allah niscaya Dia
akan menjagamu, Jagalah Allah niscaya engkau mendapatiNya di hadapanmu. Jika
engkau meminta maka mintalah kepada Allah, dan jika engkau memohon pertolongan
maka mohonlah pertolongan kepada Allah. [HR Ahmad]
Catatan
Alvers
Al-Quran
dan hadits sebagai wahyu Allah diturunkan dalam bentuk bahasa Arab (Qur’anan
Arabiyyan) yang sarat dengan gaya bahasa yang tinggi dan indah. Saat itu, bangsa
Arab sangat menyukai gaya bahasa yang tinggi dan indah, maka wahyupun di
turunkan oleh-Nya dengan gaya bahasa yang lebih indah dari gaya bahasa yang berkembang
pada saat itu bahkan tidak ada tandingannya agar menjadi perhatian mereka
sekaligus melemahkan (mukjizat) gaya bahasa mereka dihadapan gaya bahasa Allah
(kalamullah).
Diantara
ketinggian dan keindahan gaya bahasa al-Qur'an tersebut terletak pada
ungkapan-ungkapan metaforik-simboliknya dan kiasan-kiasannya atau
sindiran-sindirannya. Orang yang tidak mempelajari gaya bahasa seperti ini
rentan akan salah paham dalam menafsirkan al-Qur’an ataupun kebingungan dalam menjelaskan
hadits. Seperti perintah nabi dalam hadits di atas, “Jagalah Allah” dalam
memahami hadits ini bukan berarti Allah butuh penjagaan, maha suci Allah dari
kebutuhan pada makhluknya, Allah tidah butuh dijaga karena Dia “Al-Hafidz” Maha
Menjaga dan Maha sempurna penjagaan-Nya, Allah yang menjaga makhluk-Nya, Allah
berfirman :
وَرَبُّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ حَفِيظٌ
“Dan
Tuhanmu Maha Menjaga segala sesuatu”.[QS Saba` 21]
Maka
yang dimaksud dengan menjaga Allah adalah menjaga bertauhid kita kepada-Nya,
tidak menyekutukan-Nya dengan selainnya, menjaga perintah-Nya, menjaga diri
dari yang tidak disukai-Nya.
Di
sisi lain, Gaya bahasa seperti ini rentan dimanipulasi orang-orang yang tidak senang
kepada islam untuk mengelabui orang-orang islam sendiri. Mereka menjadikan
wahyu sebagai bahan olok-olokan mereka.
Dalam
Syarh Musykil al-Atsar, Abu Ja’far At-Thahawi meriwayatkan dari Ibnu Abbas RA
bahwa suatu ketika Abu bakar menasehati seorang ulama yahudi yang bernama
finhash. Bertaqwalah kepada Allah, Masuklah agama islam. Demi Allah kaupun tahu
bahwa Rasul SAW adalah utusan-Nya yang membawa kebenaran dariNya dan kau
menemukan keterangannya dalam kitrab taurat dan injil yang ada disisimu.
Finhash berkata:
يا أبا بكر , والله ما بنا إلى الله عز وجل من
فقر , وإنه إلينا ليفتقر , وما نتضرع إليه كما يتضرع إلينا , وإنا عنه لأغنياء ,
ولو كان عنا غنيا لما استقرضنا أموالنا كما يزعم صاحبكم , ينهاكم عن الربا
ويعطيناه , ولو كان عنا غنيا ما أعطانا الربا
“Wahai
Abu Bakar, bukan kita yang membutuhkan Tuhan, tapi Dia yang butuh kepada kita.
Bukan kita yang meminta-minta kepada-Nya, tapi Dialah yang meminta-minta kepada
kita. Sesungguhnya Kita tidak memerlukan-Nya. Kalau Dia kaya, tentu Ia tidak
akan minta dipinjami harta kita, seperti yang didakwakan oleh temanmu itu (Nabi
SAW). Ia melarang kalian menjalankan riba, tapi Ia memberikan riba. Kalau Ia
kaya, tentu Ia tidak akan memberikan riba (dengan menghutangiNya).”
Maksud
Finhash ini ditujukan kepada firman Allah:
مَنْ ذَا الَّذِي يُقْرِضُ اللَّهَ قَرْضًا
حَسَنًا فَيُضَاعِفَهُ لَهُ أَضْعَافًا كَثِيرَةً
“Siapa
yang mau meminjamkan kepada Allah suatu pinjaman yang baik, Allah akan selalu
membalasnya dengan berlipat ganda.“ [QS Al-Baqarah: 245]
Mendengar
jawaban finhash yang melecehkan firman Allah itu maka Abu Bakar marah.
Ditamparnya muka Finhash itu keras-keras. Lalu Finhash mengadukan penganiaayaan
ini kepada Rasul SAW dan Rasul bertanya apa yang telah terjadi kepada Abu Bakar.
Abu Bakar memberi tahukan pelecehan yang dilakukan finhash tadi namun finhash
mengingkarinya. Lalu turunlah Ayat mengenai finhash :
لَقَدْ سَمِعَ اللَّهُ قَوْلَ الَّذِينَ
قَالُوا إِنَّ اللَّهَ فَقِيرٌ وَنَحْنُ أَغْنِيَاءُ سَنَكْتُبُ مَا قَالُوا
وَقَتْلَهُمُ الْأَنْبِيَاءَ بِغَيْرِ حَقٍّ وَنَقُولُ ذُوقُوا عَذَابَ الْحَرِيقِ
Sesungguhnya Allah telah
mendengar perkatan orang-orang yang mengatakan: "Sesunguhnya Allah miskin
dan kami kaya." Kami akan mencatat perkataan mereka itu dan perbuatan
mereka membunuh nabi-nabi tanpa alasan yang benar, dan Kami akan mengatakan
(kepada mereka): "Rasakanlah olehmu azab yang mem bakar” [QS
Ali Imran : 181]
Dan
turunlah Ayat mengenai Abu Bakar :
وَلَتَسْمَعُنَّ مِنَ الَّذِينَ أُوتُوا
الْكِتَابَ مِنْ قَبْلِكُمْ وَمِنَ الَّذِينَ أَشْرَكُوا أَذًى كَثِيرًا وَإِنْ
تَصْبِرُوا وَتَتَّقُوا فَإِنَّ ذَلِكَ مِنْ عَزْمِ الْأُمُورِ
Dan
kalian sungguh-sungguh akan mendengar dari orang-orang yang diberi kitab
sebelum kamu dan dari orang-orang yang mempersekutukan Allah, gangguan yang
banyak yang menyakitkan hati. Jika kamu bersabar dan bertakwa, maka
sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan. [QS Ali
Imran : 186] [Syarh Musykil al-Atsar]
Kesalah
pahaman sebagaimana di atas terlepas disengaja atau tidak, telah terjadi pada
masa dahulu, sekarang bahkan di hari kiamat sekalipun namun Allah yang maha pengasih
lagi maha penyayang menjelaskan kesalah pahaman ini. Simak hadits yang
diriwayatkan dari Abu Hurairah, dari Rasulullah SAW, Allah SWT berfirman dalam
hadits qudsy:
« يَا ابْنَ
آدَمَ مَرِضْتُ فَلَمْ تَعُدْنِي . قَالَ : يَارَبِّ ،كَيْفَ أَعُودُكَ وَأَنْتَ
رَبُّ الْعِزَّةِ ؟ فَيَقُولُ : أَمَاعَلِمْتَ أَنَّ عَبْدِي فُلانًا مَرِضَ
فَلَمْ تَعُدْهُ ، وَلَوْ عُدْتَهُ لَوَجَدْتَنِي عِنْدَهُ ؟
Hai
anak Adam, Aku telah sakit, tetapi engkau tidak menjenguk-Ku. Orang itu
bertanya: Wahai Tuhan, bagaimana cara saya menjenguk-Mu, sedangkan Engkau Tuhan
penguasa alam semesta? Allah menjawab: Apakah engkau tidak mengetahui bahwa
seorang hamba-Ku bernama Fulan sedang sakit tetapi engkau tidak mau
menjenguknya. Sekiranya engkau mau menjenguknya, pasti engkau dapati Aku di
sisinya.
وَيَقُولُ : يَا ابْنَ آدَمَ ، اسْتَطْعَمْتُكَ
فَلَمْ تُطْعِمْنِي . فَيَقُولُ : كَيْفَ أُطْعِمُكَ وَأَنْتَ رَبُّ الْعِزَّةِ ؟
فَيَقُولُ : أَمَا عَلِمْتَ أَنَّ عَبْدِي فُلانًا اسْتَطْعَمَكَ فَلَمْ
تُطْعِمْهُ ، أَمَاعَلِمْتَ أَنَّكَ لَوْ أَطْعَمْتَهُ لَوَجَدْتَ ذَلِكَ عِنْدِي
؟
Wahai
anak Adam, Aku minta makan kepadamu, tetapi engkau tidak mau memberikan makan
kepada-Ku. Orang itu bertanya: Wahai Tuhan, bagaimana caranya saya memberi
makan kepada-Mu, sedang Engkau Tuhan penguasa alam semesta? Allah berfirman:
Ketahuilah, apakah engkau tidak peduli adanya seorang hamba-Ku, si Fulan, telah
datang meminta makan kepadamu, tetapi engkau tidak memberinya makan.
Ketahuilah, sekiranya engkau mau memberinya makan, pasti engkau akan menemukan
balasannya di sisi-Ku.
وَيَقُولُ : يَا ابْنَ آدَمَ اسْتَسْقَيْتُكَ
فَلَمْ تَسْقِنِي . فَيَقُولُ : أَيْ رَبِّ ، وَكَيْفَ أَسْقِيكَ وَأَنْتَ رَبُّ
الْعِزَّةِ ؟ فَيَقُولُ : أَمَاعَلِمْتَ أَنَّ عَبْدِي فُلانًا اسْتَسْقَاكَ
فَلَمْ تَسْقِهِ ، وَلَوْ سَقَيْتَهُ لَوَجَدْتَ ذَلِكَ عِنْدِي ؟ » .
Wahai
anak Adam, Aku minta minum kepadamu, tetapi engkau tidak mau memberi-Ku minum.
Orang itu bertanya: Wahai Tuhan, bagaimana caranya aku memberi-Mu minum,
padahal Engkau Tuhan penguasa semesta alam? Allah berfirman: hamba-Ku, si
Fulan, minta minum kepadamu tetapi engkau tidak mau memberinya minum.
Ketahuilah, sekiranya engkau memberinya minum, pasti engkau akan menemui balasannya
di sisi-Ku. [HR. Muslim]
Maka sesungguhnya Allah tidaklah membutuhkan
pertolongan sedikitpun dari hamba maupun makhluk-Nya karena Dia adalah Yang
maha Kuat lagi Maha Perkasa. Namun Allah swt hanya ingin menguji diantara
hamba-hamba-Nya mana yang memang layak untuk mendapatkan pertolongan dari-Nya. Wallahu A’lam. Semoga Allah al-Bari membuka
hati dan fikiran kita untuk memahami wahyu-Nya dengan pemahaman yang benar.
Salam Satu Hadith,
DR.H.Fathul Bari,
Malang, Ind
ONE DAY ONE HADITH
On WhatsApp Group
Klik
https://chat.whatsapp.com/9xzo0EXdkAtGzUlvuOjHIi
0 komentar:
Post a Comment