ONE
DAY ONE HADITH
Diriwayatkan
dari Abdullah bin Mas’ud RA bahwasannya Rasulullah bersabda:
هَلَكَ الْمُتَنَطِّعُونَ هَلَكَ
الْمُتَنَطِّعُونَ هَلَكَ الْمُتَنَطِّعُونَ
“Celakalah
orang-orang yang lebay (berlebih-lebihan)!” Beliau mengucapkannya tiga kali. [HR
Muslim]
Catatan
Alvers
Kata
“LEBAY” menurut kitab gaul didefinisikan sebagai perbuatan melebih-lebihkan
sesuatu, diambil dari kata 'lebih' dengan logat keinggris-inggrisan pada huruf
'i' (dibaca 'ai') [kitabgaul com]. Gelar biasanya disematkan untuk orang yang
berpenampilan norak dalam pakaian,
perkataan dan gaya hidup.
Jauh
sebelum muncul istilah lebay dan larangan berperilaku lebay, dalam bahasa jawa
terkenal sebuah adagium (peribahasa yang berisi nasihat atau ajaran dari orang
tua-tua) yaitu “Ngono Yo Ngono Ning Ojo Ngono”. Secara harfiah dalam bahasa Indonesia berarti
“Begitu ya begitu tapi jangan begitu”. Ya
agak membingungkan memang maksudnya, meskipun pepatah tersebut cukup populer di
kalangan orang jawa. Dalam terjemah bebasnya “Meskipun boleh melakukan begitu,
tapi jangan terlalu begitu”. Meskipun berasal dari adat jawa namun saya kira maknanya
universal, tidak hanya cocok untuk kultur Jawa karena di dalam pepatah tersebut
mengandung pentingnya ber-etika dan memperhatikan norma-norma dalam setiap amal
pekerjaan mencapai tujuan.
Tidak
hanya dalam perilaku keseharian, lebay juga tidak baik dalam urusan ibadah. Didalam
riawayat Imam Bukhari diseritakan pernah suatu ketika ada tiga orang yang ingin
mengetahui aktifitas ibadah Nabi di rumah (sirriyah, yang tidak banyak
diketahui khalayak ramai). Tiga orang tersebut sangat gemar melakukan ibadah
dan kebaikan, mereka adalah Ali bin Abi Thalib RA, Abdullah bin Amr bin Ash RA,
Utsman bin Madz’un RA [Fathul Bari]. Mereka mendatangi rumah isteri- isteri Nabi
SAW untuk menanyakan hal tersebut. Maka setelah diberitahukan, mereka merasa
ibadah beliau itu sedikit (biasa-biasa saja karena Rasul SAW berpuasa juga
berbuka, beliau shalat juga tidur serta beliau menikahi wanita). Mereka
berkata: “Dimanakah kedudukan kami dibanding dengan Nabi!? Padahal telah
diampuni dosa-dosa beliau yang lalu maupun yang akan datang (maka sudah maklum
jika ibadahnya Nabi SAW hanya seperti itu).” Maka salah seorang dari mereka
berkata: “Aku akan shalat malam terus menerus tidak akan tidur.” Yang lain
berkata: “Aku akan puasa terus menerus tanpa berbuka.”
Dan yang lain berkata: “Aku tidak akan menikah selama-lamanya.”
Dan yang lain berkata: “Aku tidak akan menikah selama-lamanya.”
Dalam
riwayat Muslim, disebutkan sebagian mereka “aku tidak akan makan daging”, sebagian
lainnya berkata “aku tidak akan tidur di atas kasur” [Fathul Bari]
Maka
setelah Rasulullah SAW mengetahui hal ini, beliau mendatangi mereka seraya
mengatakan:
أَنْتُمُ الَّذِيْنَ قُلْتُمْ كَذَا وَكَذَا؟
أَمَا وَاللهِ إِنِّي لأَخْشَاكُمْ للهِ وَأَتْقَاكُمْ لَهُ، لَكِنِّي أَصُوْمُ
وَأُفْطِرُ، وَأُصَلِّي وَأَرْقُدُ، وَأَتَزَوَّجُ النِّسَاءَ؛ فَمَنْ رَغِبَ عَنْ
سُنَّتِي فَلَيْسَ مِنِّي
“Kaliankah
yang mengatakan begini dan begini?! Adapun diriku, demi Allah, aku adalah orang
yang paling takut dan paling takwa kepada-Nya, tetapi aku berpuasa aku juga
berbuka, aku shalat dan aku juga tidur serta aku menikahi wanita! Barangsiapa
membenci sunnah (kebiasaan)ku maka ia bukan termasuk golonganku.”[HR Bukhari]
Kejadian
yang mirip dengan di atas adalah ketika terdapat seorang laki-laki berkata
kepada Rasulullah SAW sementara beliau berdiri di depan pintu; “wahai Rasulullah
sesungguhnya saya pada suatu pagi dalam keadaan junub dan saya ingin berpuasa.
Maka Rasulullah SAW bersabda: “Dan aku juga pernah pada suatu pagi dalam
keadaan junub dan ingin berpuasa, lalu aku mandi dan berpuasa.” Kemudian orang
tersebut berkata;
يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّكَ لَسْتَ مِثْلَنَا
قَدْ غَفَرَ اللَّهُ لَكَ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ
wahai
Rasulullah, sesungguhnya engkau tidak seperti kami, Allah telah mengampuni
dosamu yang telah lalu dan yang akan datang.
Kemudian
Rasulullah SAW marah dan berkata:
وَاللَّهِ إِنِّي لَأَرْجُو أَنْ أَكُونَ
أَخْشَاكُمْ لِلَّهِ وَأَعْلَمَكُمْ بِمَا أَتَّقِي
“Demi
Allah aku berharap menjadi orang yang paling takut di antara kalian kepada Allah,
dan orang yang paling mengerti akan apa yang aku takuti.”[HR Muslim]
Dengan
demikian perilaku lebay dalam ibadah adalah hal yang tidak baik. Imam Nawawi menjelaskan
yang dimaksud dengan berlebih-lebihan dalam hadits utama di atas adalah
المبالغين في الأمور
orang-orang
yang terlalu bersungguh-sungguh dalam semua urusan. [Al-Adzkar Lin Nawawi]
Sikap
berlebih-lebihan dalam urusan agama akan memberatkan diri seseorang dan merupakan
tindakan yang tidak baik bahkan terlarang. Suatu ketika Nabi SAW masuk ke dalam
masjid dan menemukan tali yang terpasang memanjang antara dua tiang, ternyata
diketahui bahwa tali tersebut milik seseorang yang dipergunakan sebagai
pegangan bila terasa lelah dalam shalat (malam)nya. Maka Nabi SAW bersabda:
“Lepaskanlah tali itu, hendaklah di antara kalian shalat dalam keadaan segar,
jika merasa lelah, lakukan dengan duduk.” [HR Bukhari] daln dalam riwayat yang
lain “jika merasa lelah, maka tidurlah” [HR Thabrani] Dalam kesempatan lainnya,
Rasulullah SAW bersabda:
لَا تُشَدِّدُوا عَلَى أَنْفُسِكُمْ
فَيُشَدَّدَ عَلَيْكُمْ فَإِنَّ قَوْمًا شَدَّدُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ فَشَدَّدَ
اللَّهُ عَلَيْهِمْ
“Janganlah
kamu memberat-beratkan dirimu sendiri, sehingga Allah akan memberatkan dirimu.
Sesungguhnya suatu kaum telah memberatkan diri mereka, lalu Allah memberatkan
mereka [Sunan Abi Dawud]
Kisah
lainnya diceritakan oleh Abu Juhaifah Wahab bin Abdullah RA. Suatu ketika Nabi SAW
mempersaudarakan Salman dan Abu Darda’. Tatkala Salman berkunjung ke rumah Abu
Darda’, ia mendapatkan Ummu Darda’ (istri Abu Darda’) sedang mengenakan pakaian
kerja, lantas Salman bertanya: “Mengapa engkau tidak berhias?” Ummu Darda’
menjawab: “Abu Darda’ sudah tidak lagi memperhatikan kepentingan duniawi.” Kemudian
Abu Darda’ datang dan dihidangkanlah makanan, berkata kepada Salman: “Silahkan
makan, saya sedang berpuasa.” Salman menjawab: “Saya tidak akan makan sebelum
engkau makan.” Maka Abu Darda’pun makan. Di malam harinya Abu Darda’ bangun
untuk mengerjakan shalat malam, namun Salman berkata kepadanya: “Tidurlah.”
Kemudian di akhir malam, Salman berkata: “Bangunlah. Kita shalat bersama-sama.”
Dan Salman berkata pula kepadanya:
إِنَّ لِرَبِّكَ عَلَيْكَ حَقًّا وَلِنَفْسِكَ
عَلَيْكَ حَقًّا وَلِأَهْلِكَ عَلَيْكَ حَقًّا فَأَعْطِ كُلَّ ذِي حَقٍّ حَقَّهُ
“Sesungguhnya
bagi Rabb-mu ada hak, bagi dirimu ada hak, dan bagi keluargamu juga ada hak,
maka penuhilah hak masing-masing.” Kemudian Nabi saw. datang dan Salman
menceritakan apa yang baru saja terjadi, maka beliau memutuskan: “Salman
benar.” [HR Bukhari].
Maka
dari itu alvers, agama itu sudah mudah tapi jangan di mudah-mudahkan (diremehkan).
Nabi SAW bersabda,
إِنَّ الدِّينَ يُسْرٌ وَلَنْ يُشَادَّ
الدِّينَ أَحَدٌ إِلَّا غَلَبَهُ
Sesungguhnya
agama ini mudah. Tidaklah seorang memberat-beratkan diri dalam agama ini melainkan
pasti ia akan kalah (karena tidak kuat melakukannya). [HR Bukhari]
Bersikaplah
sederhana dalam ibadah dan istiqamah. Jangan berlebih-lebihan sehingga agama
menjadi berat kita lakukan. Ibnul Munir berkata : “Pembahasan (larangan
berlebih-lebihan) ini merupakan tanda kenabian karena telah kita saksikan orang-orang
sebelum kita yang berlebih-lebihan mereka itu binasa. Namun demikian Hal ini
bukan berarti kita dilarang untuk melakukan kesempurnaan dalam ibadah karena
itu adalah perilaku yang terpuji. Hanya saja kita dilarang berlebih-lebihan
hingga menyebabkan kita bosan melakukannya...” [Fathul Bari] maka, “ngono yo
ngono tapi ojo ngono”. Wallahu A’lam.
Semoga Allah al-Bari membuka hati dan fikiran kita untuk meneladani uswah
beliau dalam ibadah dan tidak lebay dalam semua urusan.
Salam
Satu Hadith,
DR.H.Fathul
Bari Alvers
PP
Annur2.net Malang, Ind
Temukan
Artikel ini dalam
BUKU
ONE DAY ONE HADITH
Kajian
Hadits Sistem SPA
(Singkat,
Padat, Akurat)
Buku
Serial #1 Indahnya Hidup Bersama Rasul SAW
Buku
Serial #2 Motivasi Bahagia dari Rasul SAW
Harga
Promo, hub.: 081216742626
Assalamualaikum maaf jika lewat tempat ini saya publikasikan kisah sukses saya.. senang sekali saya bisa menulis dan berbagi kepada teman-teman disini. barangkali ada teman-teman yang sedang kesulitan masalah keuangan. Beberapa waktu yang lalu perusaan percetakan saya dirundung hutang yang cukup besar. Hal itu di akibatkan melonjaknya harga kertas dan tenaga upah yang harus saya bayar kepada para karyawan saya. Sementara itu beberapa tender yang nilainya cukup besar gagal saya menangkan. Akibatnya saya harus menjaminkan mobil saya untuk meminjam hutang dari bank. Namun hal itu belum cukup menutup devisit perusaan. Bahkan pada akhirnya rumah beserta isinya sempat saya jaminkan pula untuk menutup semua beban hutang yang sedang dilanda perusaan. Masalah yang begitu berat bukan mendapat support dari istri justru malah membuat saya bersedih bahkan sikapnya sesekali menunjukan rasa kecewa. Hal itu di sebabkan semua perhiasan yang sempat saya hadiahkan padanya turut saya gadaikan. Disaat itulah saya sempat membaca beberapa situs yang bercerita tentang solusi pesugihan Danah Gaib tanpa tumbal dari MBAH SUROPALA dan akhirnya saya menghubungi beliau. Kata MBAH SUROPALA pesugihan yang cocok untuk saya adalah pesugihan Danah Gaib. Tanpa pikir panjang semua petunjuk MBAH saya ikuti dan hanya 3 hari. Alhamdulilah akhirnya danah gaib yang saya minta benar benar ada di rekening saya. Perlahan hutang-hutang saya mulai saya lunasi. Perhiasan istri saya yang sempat saya gadaikan kini saya ganti dengan yang lebih bagus dan lebih mahal harganya. Dan yang paling penting bisnis keluarga yang saya warisi tidak jadi koleps. Jika ingin seperti saya silahkan minta bantuan kpd beliau karna cuma beliau yg behasil membantu saya telpon MBAH SUROPALA di nomer +6285~319~483~234 ...
ReplyDelete