ONE
DAY ONE HADITH
Anas
Bin Malik RA berkata:
جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا خَيْرَ الْبَرِيَّةِ فَقَالَ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاكَ إِبْرَاهِيمُ عَلَيْهِ السَّلَام
Ada
seseorang datang kepada Nabi SAW seraya berkata; Wahai sebaik-baik makhluk!
Rasulullah SAW lalu berkata (kepadanya); (sebaik-baik makhluk) Itu adalah Nabi Ibrahim
AS. [HR Muslim]
Catatan
Alvers
Mengomentari
hadits di atas, para ulama berkata bahwa sabda Nabi ﷺ “(sebaik-baik makhluk) Itu adalah Nabi Ibrahim AS” adalah wujud
ketawadlu’an (rendah hati) beliau karena sebaik-baik makhluk Itu adalah Nabi
Muhammad ﷺ sendiri dan wujud perilaku memuliakan kepada seniornya
(khullatihi wa ubuwatih). Atau sabda nabi merujuk kepada kenyataan bahwa Nabi Ibrahim adalah
sebaik-baik makhluk di zamannya. [Syarah An-Nawawi] dan memang demikian, Nabi
Ibrahim AS bahkan keluarganya adalah teladan baik bagi kita semua. Allah SWT berfirman:
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيهِمْ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ
لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآَخِرَ
“Sesungguhnya
pada mereka itu (Ibrahim dan umatnya) ada teladan yang baik bagimu; (yaitu)
bagi orang-orang yang mengharap (pahala) Allah dan (keselamatan pada) Hari
Kemudian.” [QS. Al-Mumtahanah: 6]
Pangkat
uswah (teladan) dalam Al-Qur’an hanya ditujukan pada dua nabi saja yaitu Nabi
Ibrahim AS [Mumtahanah: 4, 6] dan Nabi Muhammad ﷺ [QS Al-Ahzab: 21]. Demikian juga gelar khalilullah (kekasih
Allah) hanya disandang oleh kedua nabi tersebut. Begitu juga shalawat yang
diajarkan Rasulullah ﷺ. pada umatnya hanya bagi dua nabi dan keluarganya.
Nabi
Ibrahim AS mendapat derajat keistimewaan karena ia adalah sosok nabi menjalani perintah
(ujian) dengan paripurna (penuh, lengkap, sempurna). Allah SWT berfirman :
وَإِذِ ابْتَلَى إِبْرَاهِيمَ رَبُّهُ
بِكَلِمَاتٍ فَأَتَمَّهُنَّ قَالَ إِنِّي جَاعِلُكَ لِلنَّاسِ إِمَامًا
Dan
(ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan
larangan), lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman: "Sesungguhnya Aku
akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia"...[QS Al-Baqarah : 124]
Ada
beberapa tafsir mengenai Ujian apakah yang diberikan Allah kepada nabi ibrahim
AS, diantaranya adalah berupa beberapa kalimat yang berisi perintah dan
larangan. Ada pula yang mengatakan berupa manasik haji [Tafsir Jalalain] dan Ibnu
Abbas RA berkata : Kalimat tersebut berupa 10 perkara (thaharah) yang fardlu
hukumnya dalam syariat Nabi Ibrahim AS dan Sunnah hukumnya dalam syariat Nabi
Muhammad ﷺ .
Yaitu 5 perkara di kepala dan 5 perkara di badan. Adapun 5 perkara di kepala yaitu
(1) berkumur-kumur, (2) menghirup air ke hidung, (3) menggosok gigi, (4) memotong
kumis, (5) membelah rambut (sebagian ke kanan sebagian ke kiri). Adapun 5
perkara di badan yaitu (6) berkhitan, (7)
mencukur bulu kemaluan, (8) mencabut bulu ketiak, (9) memotong kuku, dan (10) istinja (cebok) dengan menggunakan air.
[Marah Labid Li An-Nawawi Al-Jawi]
Demikianlah,
10 Perkara tersebut tercakup dalam perilaku fitrah yang disabdakan Nabi ﷺ :
عَشْرٌ مِنْ الْفِطْرَةِ قَصُّ الشَّارِبِ
وَإِعْفَاءُ اللِّحْيَةِ وَالسِّوَاكُ وَاسْتِنْشَاقُ الْمَاءِ وَقَصُّ
الْأَظْفَارِ وَغَسْلُ الْبَرَاجِمِ وَنَتْفُ الْإِبِطِ وَحَلْقُ الْعَانَةِ
وَانْتِقَاصُ الْمَاءِ قَالَ زَكَرِيَّاءُ قَالَ مُصْعَبٌ وَنَسِيتُ الْعَاشِرَةَ
إِلَّا أَنْ تَكُونَ الْمَضْمَضَةَ
“Ada
sepuluh macam fitrah, yaitu memotong kumis, memelihara jenggot, gosok gigi, menghirup
air ke dalam hidung, memotong kuku, membasuh persendian, mencabut bulu ketiak,
mencukur bulu kemaluan, istinja’ (cebok) dengan air.” Zakaria berkata bahwa
Mu’shob berkata, “Aku lupa yang kesepuluh, aku kira yang kesepuluh adalah
berkumur.” [HR. Muslim]
Sebenarnya,
Jumlah 10 bukanlah patokan karena perilaku fitrah tidaklah terbatas pada
kesepuluh perkara di atas, karena di dalam hadits yang lain disebutkan lima
perkara dengan berlainan perkaranya dan berdasarkan kaidah “Mahfumul ‘adad
laysa bil hujjatin” (pemahaman terhadap jumlah bilangan tidaklah bisa menjadi argumen)
[Fathul Bari]
Dalam
Hadits yang lain, Rasul ﷺ bersabda :
الْفِطْرَةُ خَمْسٌ الْخِتَانُ
وَالِاسْتِحْدَادُ وَقَصُّ الشَّارِبِ وَتَقْلِيمُ الْأَظْفَارِ وَنَتْفُ
الْآبَاطِ
“Ada
lima macam fitrah , yaitu : khitan, mencukur bulu kemaluan, memotong kumis,
memotong kuku, dan mencabut bulu ketiak.” [HR. Bukhari]
Dari
10 perkara di atas tinggallah nomor 5 yaitu “farqur ra’s” (membelah rambut). Ibnu
Abbas RA berkata :
كَانَ أَهْلُ الْكِتَابِ يَسْدِلُونَ
أَشْعَارَهُمْ ، وَكَانَ الْمُشْرِكُونَ يَفْرُقُونَ رُءُوسَهُمْ ، وَكَانَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُحِبُّ مُوَافَقَةَ أَهْلِ
الْكِتَابِ فِيمَا لَمْ يُؤْمَرْ فِيهِ بِشَيْءٍ ، فَسَدَلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَاصِيَتَهُ ، ثُمَّ فَرَقَ بَعْدُ
Para
Ahli kitab biasanya menguraikan rambut mereka, sedangkan orang-orang musyrik
biasa membelah dua rambut mereka. Rasulullah ﷺ lebih suka meniru para Ahli
kitab dalam perkara yang belum ada perintah tertentu mengenai urusan itu.
Karena itu Rasulullah ﷺ menguraikan
rambut kepalanya, tetapi kemudian beliau berubah dengan membelahnya menjadi
dua. [HR Muslim]
Ibnu Hajar al-Asqalani berkata : membelah rambut
adalah sunnah hukumnya karena kondisi itulah yang nampak jelas dan tetap pada
diri Nabi ﷺ dan yang jelas ini
berdasarkan wahyu karena perawi berkata bahwa nabi lebih suka meniru para Ahli
kitab selama belum ada perintah tertentu mengenai urusan itu.[Fathul Bari]
Terdapat pendapat lain mengenai isi kalimat yang
diujikan Allah SWT kepada Nabi Ibrahim AS, Ibnu Abbas mengatakan: ”Kalimat yang
dilaksanakan dengan sempurna yaitu meninggalkan kaumnya ketika mereka menyembah
berhala, membantah keyakinan raja Namrud, bersabar ketika dilemparkan ke dalam
api yang sangat panas, hijrah meninggalkan tanah airnya, menjamu tamunya dengan
baik, dan bersabar ketika diperintah menyembelih putranya. [Tafsir Ibnu Katsir]
Dan masih ada pendapat lain mengenai maksud “kalimat”
tersebut sehingga yang menjadi pokok pembahasan dalam odoh ini bukan pembatasan
apa saja isi kalimat itu namun bagaimana Nabi ibrahim AS menjalankan semuanya
dengan paripurna. Sebagaimana Allah senang kepada Nabi Ibrahim atas
kesempurnaan amalnya maka Allah juga suka jika kita melakukan amalan dengan sempurna.
Rasulullah bersabda:
إن الله عز وجل يحب إذا عمل أحدكم عملا أن يتقنه
Sesungguhnya
Allah suka apabila seseorang melakukan
amal dia melakukannya dengan penuh mahir [HR Thabrani dalam Al-Mu’jam
Al-Awsath] Wallahu
A’lam. Semoga Allah Al-Bari memberikan kekuatan kepada kita semua untuk dapat melakukan
semua kewajiban dengan sempurna dan paripurna.
Salam Satu
Hadith,
DR.H.Fathul Bari Bin Badruddin
Ayo Mondok di
Umrah Maulid
ZIARAH RASUL VIII
23 Nopember 2017 :: 13 Hari, Lebih Lama
Mekkah :: 2 X Jumatan :: Pesawat Saudia Langsung Madinah :: Fasilitas Lounge
Bandara :: Hotel bintang 4 jarak dekat :: Bersama Dr.H.Fathul Bari Badruddin
& Keluarga besar PP ANNUR 2 Malang
DAPATKAN DISKON
BUKU ONE DAY ONE HADITH
ONE DAY#1 Indahnya Hidup Bersama Rasul ﷺ ISBN : 9786027404434
ONE DAY#2 Motivasi Bahagia Dari Rasul ﷺ ISBN : 9786026037909
ONE DAY#3 Taman Indah Musthafa ﷺ ISBN : 9786026037923
OPEN BOOKING BUKU ONE DAY#4 Tadabbur Aktual
Distributor : Muadz 08121674-2626
0 komentar:
Post a Comment