ONE
DAY ONE HADITH
Diriwayatkan
dari Ummul Mukminin ’Aisyah RA :
إِنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- كَانَ
إِذَا رَأَى الْمَطَرَ قَالَ اللَّهُمَّ صَيِّباً نَافِعاً
Nabi
saw ketika melihat hujan turun, beliau berdoa dengan mengucapkan, ”Allahumma
shoyyiban nafi’an” (Ya Allah jadikanlah hujan yang turun ini sebagai hujan yang
mendatangkan manfaat) [HR Bukhari]
Catatan
Alvers
Hampir
setiap hari hujan mengguyur bumi kita pada bulan-bulan ini namun hal yang
mungkin dianggap remeh namun perlu diperhatikan adalah keyakinan kita bahwa
hujan turun bukan karena musim, bukankah hujan sering turun meski bukan pada
musimnya. Orang yang beriman akan berkeyakinan bahwa hujan turun karena
dikehendaki oleh Allah SWT. Suatu ketika Rasulullah SAW melaksanakan shalat
shubuh bersama para sahabat di Hudaibiyah, selepas hujan turun pada malam
tersebut. Seusai shalat, beliau menghadap kepada kaum muslimin seraya bersabda:
"Tahukah kalian apa yang telah difirmankan oleh Rabbmu?" Para sahabat
menjawab, "Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui." Lalu beliau
bersabda: "Allah berfirman:
أَصْبَحَ مِنْ عِبَادِي مُؤْمِنٌ بِي وَكَافِرٌ فَأَمَّا مَنْ قَالَ مُطِرْنَا بِفَضْلِ اللَّهِ وَرَحْمَتِهِ
فَذَلِكَ مُؤْمِنٌ بِي وَكَافِرٌ بِالْكَوْكَبِ وَأَمَّا مَنْ قَالَ بِنَوْءِ
كَذَا وَكَذَا فَذَلِكَ كَافِرٌ بِي وَمُؤْمِنٌ بِالْكَوْكَبِ
'Di antara hamba-hamba-Ku, ada
yang menjadi orang yang beriman dan ada yang kafir. Maka barangsiapa yang
menyatakan, Kita diberi hujan berkat keutamaan dan rahmat Allah, maka orang itu
beriman kepada-Ku dan kufur terhadap bintang-bintang. Sebaliknya, orang yang
berkata, Kita diberi hujan oleh bintang ini atau bintang itu, maka orang
tersebut kufur terhadap-Ku dan beriman kepada bintang-bintang. [HR Bukhari]
Maka
bagi orang yang beriman, hujan akan mengingatkan mereka kepada sang pencipta
hujan itu sendiri bahkan dzat yang mengatur musim yaitu Allah swt. Allah swt menegaskan
hal ini dalam firman-Nya:
وَهُوَ الَّذِي يُنَزِّلُ الْغَيْثَ مِن بَعْدِ
مَا قَنَطُوا وَيَنشُرُ رَحْمَتَهُ وَهُوَ الْوَلِيُّ الْحَمِيدُ
Dialah
Yang menurunkan hujan sesudah mereka berputus asa dan menyebarkan rahmat-Nya.
Dan Dialah Yang Maha Pelindung lagi Maha Terpuji [QS as-Syura: 28]
Lalu
Allah swt menantang orang yang mengingkarinya dengan firmanNya :
أَفَرَأَيْتُمُ الْمَاءَ الَّذِي تَشْرَبُونَ
(68) أَأَنْتُمْ أَنْزَلْتُمُوهُ مِنَ الْمُزْنِ أَمْ نَحْنُ الْمُنْزِلُونَ (69)
”Maka
terangkanlah kepadaku tentang air yang kamu minum. Apakah kalian yang
menurunkannya atau Kami yang menurunkannya?” [QS. Al Waqi’ah: 68-69]
Lantas
Allah swt mengajak kita berfikir tentang hakikat hujan, dalam firman-Nya :
لَوْ نَشَاءُ جَعَلْنَاهُ أُجَاجًا
فَلَوْلَا تَشْكُرُونَ
Kalau
Kami kehendaki, niscaya Kami jadikan dia (air hujan itu) asin, maka mengapakah
kamu tidak bersyukur? [QS. Al Waqi’ah: 70]
Dalam
buku IPA (ilmu pengetahuan alam) yang diajarkan di smp atau sma dijelaskan
proses terjadinya hujan Secara Singkat (1) Panas matahari membuat air yang
ada di muka bumi menguap. Dan ingatlah bahwa air yang paling banyak adalah air
laut. (2) Terbentuklah awan dari uap uap tersebut (3) Angin membuat awan kecil
berkumpul menjadi besar (4) Karena kandungan air di awan yang sudah
besar dan tidak bisa di tampung lagi maka turunlah hujan
[Ilmugeografi.com]
Dari
penjelasan ini kita ketahui bahwa bahwa air yang paling banyak menguap karena
panas matahari adalah air laut yang asin. Itu artinya semestinya air hujan itu
asin, namun keadaannya air hujan itu tawar. Dalam ilmu pengetahuan dijelaskan
bahwa energi
matahari yang terbatas 1 kilowatt itu hanya mampu menguapkan air laut, dan tidak
mampu menguapkan ion-ion (ion klorida dan sodium) di dalamnya padahal ion-ion
itulah yang menyebabkan air laut asin. Dengan demikian, awan hujan tetap berupa
air murni yang rasanya tawar. [merdeka.com] ini semua bukanlah kebetulan, namun
ini dijadikan demikian Oleh Allah supaya manusia bersyukur.
Disamping
dinyatakan hujan sebagai rahmat-Nya, dalam ayat lain disebutkan bahwa hujan sebagai
barokah. Allah swt berfirman :
وَنَزَّلْنَا مِنَ السَّمَاءِ مَاءً مُبَارَكًا
فَأَنْبَتْنَا بِهِ جَنَّاتٍ وَحَبَّ الْحَصِيدِ
Kami
turunkan dari langit air yang barokah lalu Kami tumbuhkan dengan air itu
pohon-pohon dan biji-biji tanaman yang diketam. [QS Qaf: 9]
Hujan
juga sebagai sarana berdoa sebagaimana kita diajarkan dalam hadits utama di atas.
Maka jangan sia-siakan waktu kita saat turun hujan dengan mengeluh bahkan
mencaci maki angin kencang yang menyertainya. Rasul SAW bersabda :
لَا تَسُبُّوْا الرِّيْحَ فَإِذَا رَأَيْتُمْ مَا
تَكْرَهُوْنَ فَقُوْلُوْا اللَهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ مِنْ خَيْرِ هَذِهِ
الرِّيْحِ وَخَيْرِ مَا فِيْهَا وَخَيْرِ مَا أُمِرَتْ بِهِ وَنَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ
هَذِهِ الرِّيْحِ وَشَرِّ مَا فِيْهَا وَشَرِّ مَا أُمِرَتْ بِهِ
Janganlah kalian mencela angin! Jika kalian melihat apa yang kamu
tidak suka dari angin itu maka berkatalah: wahai Allah, kami mohon kepadamu
kebaikan angin ini, dan berlindung kepada-Mu dari keburukan angin ini, dan dari
keburukan yang ada pada angin ini, dan dari keburukan yang angin ini dikirim”.
[HR. At-Tirmidzy]
Begitu
pula ketika kita dikagetkan dengan suara guntur dan cahaya kilat, Maka bacalah
doa yang diajarkan beliau :
اللَّهُمَّ لَا تَقْتُلْنَا بِغَضَبِكَ وَلَا
تُهْلِكْنَا بِعَذَابِكَ وَعَافِنَا قَبْلَ ذَلِكَ
"Ya
Allah, janganlah engkau membunuh kami dengan kemurkaan-Mu, jangan hancurkan
kami dengan siksa-Mu, dan berilah kami kesehatan sebelum itu." [HR.
Al-Tirmidzi]
Amir
bin Abdullah bin al-Zubair ketika mendengar guntur, maka ia berhenti berbicara,
lalu membaca:
سُبْحَانَ الَّذِي يُسَبِّحُ الرَّعْدُ بِحَمْدِهِ
وَالْمَلَائِكَةُ مِنْ خِيفَتِهِ
"Mahasuci
Allah yang guntur itu bertasbih dengan memuji-Nya, demikian malaikat karena
takut kepada-Nya." [HR. Malik]
Ini
adalah pelajaran buat kita agar berhenti berbicara saat turun hujan dan tidak
banyak berbicara dan gantilah dengan perbanyak berdzikir dan berdoa karena saat
turun hujan itu adalah waktu mustajabah. Nabi saw bersabda :
اُطْلُبُوا اسْتِجَابَةَ الدُّعَاءِ عِنْدَ
ثَلَاثٍ : عِنْدَ الْتِقَاءِ الْجُيُوشِ ، وَإِقَامَةِ الصَّلَاةِ ، وَنُزُولِ
الْغَيْثِ
Carilah
do’a yang mustajab pada tiga keadaan : Bertemunya dua pasukan, Menjelang shalat
dilaksanakan, dan saat hujan turun.[HR As-Syafii dalam Al-Bayan]
Ketika anda naik sepeda motor atau berjalan kaki lalu turun hujan maka anda tentu mencari tempat berteduh namun terkadang anda keburu basah kuyup terguyur air hujan maka saat itu janganlah anda mengeluh. Ibarat pepatah terlanjur basah mandi sekali. Sesekali nikmatilah air hujan yang mengguyur anda sebab Rasul saw sendiri secara sengaja pernah melakukannya. Diriwayatkan dari sahabat Anas RA, ia berkata : Hujan turun membasahi kami (para Sahabat) dan Rasulullah SAW. Maka beliau membuka bajunya sehingga hujan mengguyur beliau, maka kami bertanya, “Wahai Rasulullah untuk apa engkau berbuat seperti ini?”, beliau menjawab:
لأنَّه حديثُ عهدٍ بِربِّه تعالى
“Karena sesungguhnya hujan ini
baru saja Allah ta’ala ciptakan. [HR Muslim].
So..mulai
sekarang, jangan mengeluh saat kehujanan, nikmatilah rahmat Allah yang barusan
diciptakanNya dan perbanyaklah doa. Namun jika hujan dirasa tidak lagi berupa
rahmat, namun mendatangkan mafsadat maka berdoalah sebagaimana apa yang
diajarkan Nabi SAW. Seorang sahabat berkata : “Wahai Rasulullah, berdoalah
kepada Allah agar hujan segera memalingkan hujan dari kami. Maka Rasulullah SAW
berdoa :
اللَّهُمَّ حَوَالَيْنَا وَلَا عَلَيْنَا
ya
Allah turunkanlah hujan di sekitar kami saja dan jangan turunkan huja di atas kami
[HR Bukhari]. Wallahu A’lam. Semoga Allah Al-Bari senantiasa memberikan rahmat
kepada kita semua baik dikala musim hujan maupun musim kemarau dan menjadikan
kita sebagai hamba-hamba yang mensyukuri nikmat-Nya.
Salam Satu
Hadith,
DR.H.Fathul Bari Bin Badruddin
PESANTREN WISATA
PP AN-NUR 2 Malang
0 komentar:
Post a Comment