ONE DAY ONE HADITH
Amr
bin Murrah Al-Juhani berkata kepada Mu’awiyah, Rasul SAW bersabda :
مَا مِنْ إِمَامٍ يُغْلِقُ بَابَهُ دُونَ ذَوِي
الْحَاجَةِ وَالْخَلَّةِ وَالْمَسْكَنَةِ إِلَّا أَغْلَقَ اللَّهُ أَبْوَابَ
السَّمَاءِ دُونَ خَلَّتِهِ وَحَاجَتِهِ وَمَسْكَنَتِهِ
Tidaklah
seorang pemimpin menutup pintu dari orang-orang yang membutuhkan pertolongannya
melainkan Allah akan menutup pintu langit (tidak mengabulkan) dari segala doanya
(pemimpin tersebut). [HR Turmudzi] Lalu mu’awiyah mengangkat seseorang untuk
melayani segala kebutuhan rakyatnya. [Tufhatul Ahwadzi]
Catatan Alvers
Sepatu biru tidak
bisa apa-apa, “Blue shoe can’t” menjadi satu istilah viral belakangan ini
setelah di sampaikan oleh Pimpinan Pondok Moderen Gontor K.H. Hasan
Abdullah Sahal dalam pidatonya yang penuh semangat meskipun usia yang sudah
tidak muda lagi pada acara milad salah satu pesantren beberapa hari lalu.
“Blue shoe can’t”
adalah bahasa yang bersayap, karena istilah tersebut adalah bahasa inggris yang
bacanya menjadi bahasa jawa atau indonesia yaitu blusukan. Sedangkan makna “Sepatu
biru tidak bisa apa-apa” menyiratkan maksudnya, blusukan tidak ada manfaatnya.
Sejak dipopulerkan
oleh bapak jokowi yang saat itu menjadi wali kota solo, blusukan kemudian
menjadi suatu metode calon pejabat dalam menarik simpati rakyat yang menjadi konstituennya.
Namun karena belakangan blusukan hanya menjadi make up saja maka istilah “Blue
shoe can’t” mengingatkan bahwa gaya blusukan yang marak dipertontonkan oleh calon
pejabat guna mendulang popularitas dan elektabilitas tidaklah ada manfaatnya
jika cuman sekedar pencitraan belaka. Gaya blusukan semacan itu hanya merupakan
pembohongan publik karena tidak muncul dari niat yang tulus membantu rakyat. Rasul
SAW bersabda :
مَا مِنْ عَبْدٍ يَسْتَرْعِيهِ اللَّهُ رَعِيَّةً يَمُوتُ يَوْمَ
يَمُوتُ وَهُوَ غَاشٌّ لِرَعِيَّتِهِ إِلاَّ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ
Tidak
ada seorang hamba yang Allah memberikan kekuasaan kepadanya mengurusi rakyat,
pada hari dia mati itu dia menipu rakyatnya, kecuali Allah haramkan surga baginya.
[HR. Muslim]
Blusukan
akan bermakna positif jika dilakukan atas dasar amanat dan tanggung jawab
sebagai pejabat. Blusukan secara bahasa bermakna masuk ke mana-mana, kegiatan
memasuki suatu tempat asing, tak lazim atau tidak biasa untuk menemukan atau
mencari sesuatu. Blusukan akan memberikan manfaat yang besar bagi rakyat dengan
melihat langsung kondisi kekinian rakyat yang sesungguhnya sehingga dapat
membangun pola dan hubungan anatar pejabat dan rakyat yang identik kedekatan
emosional dan personal. Pejabat yang seperti itulah yang mendapatkan doa dari Nabi
SAW :
اللَّهُمَّ مَنْ وَلِيَ مِنْ أَمْرِ أُمَّتِي
شَيْئًا فَشَقَّ عَلَيْهِمْ فَاشْقُقْ عَلَيْهِ وَمَنْ وَلِيَ مِنْ أَمْرِ أُمَّتِي
شَيْئًا فَرَفَقَ بِهِمْ فَارْفُقْ بِهِ
"Ya Allah, barang siapa
yang menjabat suatu jabatan dalam pemerintahan ummatku lalu dia mempersulit
urusan mereka, maka persulitlah urusan dia. Dan siapa yang menjabat suatu
jabatan dalam pemerintahan ummatku lalu dia berusaha menolong mereka, maka
tolong pulalah dia." [HR Muslim]
Salah
satu tokoh muslim yang terkenal dengan blusukannya adalah Sayyidina Umar bin
Khattab RA. Beliau adalah sosok pemimpin
yang sangat perhatian terhadap rakyatnya. Hal ini terbukti dengan blusukan yang
dilakukan malam hari tanpa protokoler dan tanpa wartawan yang siap mengunggah
ke media sosial. Kebijakannya pun merupakan hasil mendengar langsung dari
rakyatnya. Salah satu contoh adalah menetapkan batas maksimal pasukan bertugas
jauh dari keluarganya.
Tatkala
Amirul Mukminin, Umar bin Khatab RA blusukan keliling madinah pada malam hari beliau
mendengar ada seorang wanita mendendangkan syairnya :
تَطَاوَلَ
هَذَا اللَّيْلُ وَاسْوَدَّ جَانِبُهْ :: وَأَرَّقَنِي أَنْ لَا حَبِيبَ
أُلَاعِبُهْ
فلولا
حذار الله لا شىء مثله :: لزعزع من هذا السرير جوانبه
Malam
ini terasa lama sekali dan kelam semua sisinya :: Aku sedih karena tak ada
kekasih yang biasa aku bermanja-manja dengannya.
Demi
Allah, andai aku tidak takut kepada Allah :: Niscaya dipan-dipan ini akan
bergoyang ujung-ujungnya (karena berzina).
Umar penasaran, lalu ia menanyakan hal itu kepadanya: Ada apa denganmu? Wanita tersebut menjawab : Engkau telah menjauhkanku dari suamiku (prajurit) semenjak empat bulan yang lalu dan aku sekarang sangat rindu padanya. Umar berkata: Apakah kamu hendak melakukan kejelekan (zina?)? Wanita menjawab : aku memohon perlindungan kepada Allah dari hal itu. Umar berkata : “kendalikanlah dirimu, aku akan mengirimkan surat kepadanya”.
Setelah
itu, Umar langsung mendatangi Hafshah, ummul mukminin, putri beliau dan berkata
: Aku ingin menanyakan sesuatu kepadamu, maka bantulah aku. Berapa lama seorang
istri sabar ditinggal suaminya? . mendengar
pertanyaan ini, Hafshah merunduk karena malu untuk menjawabnya. Maka Umar
berkata : Sesungguhnya Allah tidak malu dalam urusan kebenaran. Lalu Hafshah
menjawab dengan isyarat jari tangannya, tiga atau empat bulan. Lalu Umar
menulis aturan bahwa seorang prajurit tidak boleh ditahan (bertugas jauh dari
istrinya) lebih dari empat bulan. [Hayatus Shahabat, Syeikh Kandahlawi]
Begitu
pula beliau mengambil menantu hasil dari blusukan beliau. Diriwayatkan bahwa di
malam hari tatkala Umar blusukan bersama Aslam, Beliau merasa capek lalu beliau
bersandar ke sebuah tembok ditengah malam, tiba-tiba terdengar seorang
perempuan berkata kepada anak putrinya,
يا ابتناه قومي إلى ذلك اللبن
فامذقيه بالماء
“Wahai
putriku sayang, bangunlah dan campurlah susu itu dengan air”.
Sang
putri menjawab, “Wahai ibuku sayang, tidakkah ibu tahu apa yang ditekankan oleh
Amirul Mukminin hari ini?” Sang ibu bertanya, “Memangnya apa itu wahai putriku?
Sang putri menjawab, “Dia menyuruh seseorang untuk mengumumkan larangan
mencampur susu dengan air,” Ibu tersebut berkata, “Wahai putriku bangun dan campurlah
susu itu dengan air, karena kau berada di tempat yang terlihat oleh Umar atau
orang yang diperintahkannya.” Sang putri
berkata,
يا أمتاه ما كنت لأطيعه في الملأ
واعصيه في الخلاء
“Aku
tidak akan menjadi orang yang menaatinya (umar) saat di hadapan umum namun
melanggar perintahnya saat sendirian.”
Umar
menyimak semua percakapan mereka, kemudian berkata padaku, “Wahai Aslam,
tandailah pintu rumah ini, dan hafalkanlah tempatnya!” Kemudian beliau
melanjutkan blusukannya sampai pagi hari. Keesokan harinya umar berkata, “Wahai
Aslam pergilah ketempat yang tadi malam, dan lihatlah siapa berbicara,
dan siapa lawan bicaranya, dan lihatlah apakah mereka memiliki seorang lelaki?”
Maka Aslampun mendatanginya dan ternyata diketahui bahwa puteri tersebut belum
bersuami, dan ibunya janda sehingga mereka tidak memiliki orang lelaki di
rumahnya.
Kemudian
saya Aslam memberikan laoprannya, dan setelah itu Umar memanggil anak-anaknya
dan berkata,
هل فيكم من يحتاج إلى امرأة أزوجه ولو كان بابيكم حركة إلى النساء ما سبقه منكم أحد إلى
هذه المرأة
“Apakah
ada diantara kalian yang masih membutuhkan wanita untuk aku nikahkan dengannya,
seandainya ayah kalian ini masih memiliki keinginan kepada wanita niscaya tidak
seorangpun yang bisa mendahului untuk menikahinya”.
Abdullah
menjawab, “Aku sudah beristri,” Dan Abdurrahman juga menjawab, “Aku sudah
beristri” Lalu ‘Ashim menjawab, “Wahai Ayah , Aku belum memiliki istri, maka
nikahkanlah aku!”
Maka
kemudian beliaupun menikahkan putri tersebut dengan anaknya yang bernama
‘Ashim, kemudian ‘Ashim dikarunia seorang anak perempuan, dan anak perempuan
tersebut kemudian melahirkan Umar bin Abdul Aziz.” [Ibnul
Jawzi, Shifatus Shafwah]
Demikianlah
blusukan yang sesungguhnya, blusukan yang tibul dari rasa tanggung jawab dan
rasa belas kasih kepada rakyat yang jauh dari sekedar pencitraan. Wallahu A’lam. Semoga Allah Al-Bari
membuka hati para pejabat dan calon pejabat agar menjadikan blusukan sebagai wujud
kepedulian bukan sekedar pencitraan.
Salam Satu Hadits,
DR.H.Fathul
Bari. SS., M.Ag
Pondok
Pesantren Wisata
AN-NUR 2 Malang
Jawa Timur Indonesia
Artikel di atas bisa anda dapatkan versi
bukunya dalam
BUKU ONE DAY
ONE HADITH
sistem
SPAA (Singkat, Padat, Akurat). SINGKAT karena
Didesain sekali duduk bisa selesai baca satu judul ::PADAT karena Tidak bertele-tele :: AKURAT karena disertai
referensinya dan AKTUAL karena membahas fenomena yang sedang terjadi.
ONE DAY#1
*INDAHNYA HIDUP BERSAMA RASUL SAW* ISBN : 9786027404434
ONE DAY#2
*MOTIVASI BAHAGIA DARI RASUL SAW* ISBN : 9786026037909
ONE DAY#3
*TAMAN INDAH MUSTHAFA SAW* ISBN : 9786026037923
(Pre Order) ONE
DAY#4 *TAFAKKUR ZAMAN NOW*, ISBN: 978-602-60379-5-4
Bisa dapat
harga promo dan kirim via tiki/JNE silahkan hub. Ust. Muadz 08121674-2626
Umrah
Ramadhan 13 Hari bersama Pesantren Wisata An-Nur 2, Tanggal : 8 Mei 2018 Hotel
Mekkah : Al-Masa, Madinah : Al-Mukhtara Pesawat Saudia hanya 30 Jutaan. Seat
terbatas. SMS. 08121-686-1111
0 komentar:
Post a Comment