ONE
DAY ONE HADITH
Diriwayatkan
Abu Hurairah RA, Rasul SAW bersabda:
الْمَرْءُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ فَلْيَنْظُرْ
أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ
Seseorang
akan (mengikuti) agama teman karibnya. Oleh karenanya, perhatikanlah siapa yang
akan menjadi teman karib kalian”. [HR Ahmad]
Catatan
Alvers
Berkembangnya
ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya media sosial membuat perubahan yang
signifikan terutama pada perkembangan mental manusia khusunya remaja. Dimana
usia remaja merupakan masa transisi ketika seseorang mulai memasuki masa puber
yang identik dengan perilaku mencari jati diri, mencoba sesuatu yang baru.
Jamak
ditemukan perilaku anak remaja berbeda drastis dengan perilaku sebelumnya yaitu
ketika ia masih anak-anak. Anak yang pendiam dan baik berubah menjadi liar
bahkan brutal hingga orang tuanya hampir tidak mengenalinya. Hal ini dikarenakan
pengaruh salah pergaulan, baik di dunia nyata maupun dunia maya (medsos).
Pada
dasarnya pergaulan merupakan sesuatu yang dibutuhkan dalam bersosialisasi dalam
kehidupan bermasyarakat. Namun jika salah bergaul maka akan berakibat fatal,
alih-alih kebaikan didapatkan malah keburukan dan derita yang menimpanya. Ada
kasus dimana anak baik ketika menginjak remaja ia menjadi teroris, korban penculikan,
sindikat narkoba, pencurian hingga pergaulan bebas.
Maka
sangatlah penting bagi orang tua untuk memperhatikan pergaulan anak-anaknya.
Pergaulan layaknya virus yang cepat menular dan merusak tatanan yang telah
dibangun selama ini. Jangankan perilaku keseharian bisa berubah, agamapun bisa
berubah sebab pergaulan sebagaimana sering kita dengar tokoh atau artis yang
mudah pindah agama karena calon pasangannya. Nabi mengingatkan kita pada hadits
di atas “Seseorang akan (mengikuti) agama teman karibnya. Oleh karenanya,
perhatikanlah siapa yang akan menjadi teman karib kalian”. [HR Ahmad]
Jagalah
pergaulan anak-anak kita di lingkungannya bahkan di medsos-nya. Demikian pula kita
sendiri harus memperhatikan perilaku teman-teman di medsos. Ada teman yang
sering menasehati namun ada juga yang menjadikan kita bermaksiat dengan sharing
kata-kata vulgar bahkan video pornonya. Jangan ragu untuk keluar dari
komunitas, lingkungan atau grup yang tidak memberikan manfaat. Jangan biarkan
anda dimurkai Allah swt. Imam Ghazali menyebut satu hadits dalam kitab Ayyuhal
Walad :
إن علامة إعراض الله تعالى عن العبد؛ هو
إشتغاله بما لا يعنيه
Sesungguhnya
tanda berpalingnya Allah swt dari seorang hamba yaitu sibuknya ia dengan
perkara yang tidak bermanfaat baginya. [Ayyuhal Walad, namun sebagian
keterangan menyebut sebagai maqalah Al-Hasan bashri]
Ingatlah
bahwa lingkup pergaulan sangatlah mempengaruhi kehidupan. Rasululah SAW memberikan
perumpamaan yang jelas dalam sabda beliau :
مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالسَّوْءِ
كَحَامِلِ الْمِسْكِ وَنَافِخِ الْكِيرِ ، فَحَامِلُ الْمِسْكِ إِمَّا أَنْ
يُحْذِيَكَ ، وَإِمَّا أَنْ تَبْتَاعَ مِنْهُ ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ
رِيحًا طَيِّبَةً ، وَنَافِخُ الْكِيرِ إِمَّا أَنْ يُحْرِقَ ثِيَابَكَ ، وَإِمَّا
أَنْ تَجِدَ رِيحًا خَبِيثَة
“Permisalan
teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan
seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi,
atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak, engkau tetap
dapat mencium aroma harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan
apinya) mengenai pakaianmu, dan kalaupun tidak, engkau akan mendapatkan bau
asapnya yang tak sedap.” [HR Bukhari]
Salah
dalam pergaulan akan menyebakan rusaknya agama seseorang. Jangan sampai kita
menyesal pada hari kiamat nanti karena salah pergaulan. Allah swt berfirman :
وَيَوْمَ يَعَضُّ الظَّالِمُ عَلَى
يَدَيْهِ يَقُولُ يَا لَيْتَنِي اتَّخَذْتُ مَعَ الرَّسُولِ سَبِيلاً يَا
وَيْلَتَى لَيْتَنِي لَمْ أَتَّخِذْ فُلَاناً خَلِيلاً لَقَدْ أَضَلَّنِي عَنِ
الذِّكْرِ بَعْدَ إِذْ جَاءنِي وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِلْإِنسَانِ خَذُولاً
“
Dan ingatlah ketika orang-orang dzalim menggigit kedua tanganya seraya berkata
: “Aduhai kiranya aku dulu mengambil jalan bersama Rasul. Kecelakaan besar
bagiku. Kiranya dulu aku tidak menjadikan fulan sebagai teman akrabku.
Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Al-Qur’an padahal Al-Qur’an itu telah
datang kepadaku. Dan setan itu tidak mau menolong manusia” [QS Al-Furqan:27-29]
Imam
Ghazali mengigatkan kita agar pilah pilih dalam bergaul. Bahkan bergaul dengan
orang yang alim sekalipun. Beliau menyebutkan hadits yang diriwayatkan dari
Jabir RA :
لا تَجْلِسُوا عند كُلِّ عَالِمٍ إِلا إلى
عَالِمٍ يَدْعُوكُمْ مِنْ خَمْسٍ إِلَى خَمْسٍ : مِنَ الشَّكِّ إِلَى الْيَقِينِ
وَمِنَ الرِّيَاءِ إِلَى الإِخْلاصِ وَمِنَ الرَّغْبَةِ إِلَى الرَّهْبَةِ وَمِنَ
الْكِبْرِ إِلَى التَّوَاضُعِ وَمِنَ الْعَدَاوَةِ إِلَى النَّصِيحَةِ
“Janganlah kamu duduk
(belajar) kepada sembarang orang alim, kecuali orang alim yang mengajak kalian
dari lima hal menuju lima hal yang lain: Pertama, dari keragu-raguan menuju
keyakinan. Kedua, dari riya menuju ikhlas . Ketiga, dari ketamakan menuju zuhud.
Keempat, dari kesombongan menuju ketawadhu’an. dan kelima, dari permusuhan
menuju nasehat (perdamaian). [Ihya Ulumuddin]
Memang
demikian, Berteman apalagi berguru akan dapat merubah watak seseorang sesuai
dengan watak teman atau gurunya. Bahkan imam Ghazali menyatakan bahwa
mendengarkan sesuatu yang buruk saja bisa merubah watak seseorang menjadi
buruk, apalagi menyaksikannya. Beliau berkata :
ويكفي في تغيير الطبع مجرد سماع
الخير و الشر فضلا عن مشاهدته
Cukuplah sesuatu bisa merubah watak seseorang adalah ia mendengar
kebaikan dan kejelekan, apalagi menyaksikannya [Ihya Ulumuddin]
Di
dalam pemaparannya, beliau menyebutkan bahwa pergaulan yang jelek merupakan
penyakit yang tersembunyi (da’ dafin) sehingga hal ini jarang sekali disadari
oleh orang berakal sekalipun terlebih lagi orang awam. Bergaul dengan orang
yang fasik (pelaku dosa besar) dalam suatu saat saja sekalipun dengan hati yang
tidak suka akan maksiatnya, hal ini akan dapat merubah keadaan seseorang. Coba
anda bandingkan kondisi sebelum dan sesudah bergaul dengannya. Pastilah
ditemukan perbedaannya dimana sesudah bergaul anda akan lebih memandang ringan (lumrah)
pada dosa besarnya dan menurun ke-ingkar-an anda pada maksiat yang dilakukannya.
Dengan demikian, di sisi yang lain anda menganggap remeh dosa kecil yang anda
lakukan. [Ihya Ulumuddin]
Selanjutnya
Imam ghazali memberikan analoginya, Bergaul dengan kalangan orang miskin akan
membuat anda merasa kaya sehingga anda mudah bersyukur namun sebaliknya bergaul
dengan komunitas orang kaya akan membuat anda merasa miskin meskipun anda
dianggap terkaya di lingkungan anda semula. Hal ini menjadikan perasaaan kurang
dan kurang akan nikmat Allah yang selanjutnya menjadikan anda tidak ber-syukur
bahkan cenderung kufur nikmat. Wal Iyadzu Billah. [Ihya Ulumuddin] Maka tidak
berlebihan jika ada pepatah singkat yang mengatakan : “Ash-Sahibu Sahibun”. Sahabat
itu bisa menarik (mempengaruhi)”. Wallahu A’lam. Semoga Allah Al-Bari
menjadikan kita dan anak-anak kita dalam pergaulan yang benar dan lingkungan baik
serta menjuahkan kiya semua dari salah pergaulan.
Salam
Satu Hadits,
DR.H.Fathul
Bari. SS., M.Ag
Pondok
Pesantren Wisata
AN-NUR
2 Malang Jawa Timur Indonesia
0 komentar:
Post a Comment