ONE DAY ONE HADITH
Diriwayatkan dari Sa’d bin Abi Waqqash RA, Rasul SAW
bersabda:
إِذَا
سَمِعْتُمْ بِالطَّاعُونِ بِأَرْضٍ فَلاَ تَدْخُلُوهَا، وَإِذَا وَقَعَ بِأَرْضٍ
وَأَنْتُمْ بِهَا فَلاَ تَخْرُجُوا مِنْهَا
Jika kamu
mendengar wabah di suatu wilayah, maka janganlah kalian memasukinya. Tapi jika
terjadi wabah di tempat kamu berada, maka jangan tinggalkan tempat itu."
[HR Bukhari]
Catatan Alvers
“ Hanya
bilik bambu tempat tinggal kita tanpa hiasan tanpa lukisan. Beratap jerami
beralaskan tanah namun semua ini punya kita. Memang semua ini milik kita
sendiri... Lebih baik di sini, rumah kita sendiri. Segala nikmat dan anugerah
yang kuasa semuanya ada di sini, Rumah kita..."
Ini adalah lirik lagu berjudul rumah kita yang
dipopulerkan oleh god bless. Lirik ini sangat cocok untuk renungan untuk saat
ini dimana kita dianjurkan untuk menetap di dalam rumah dan tidak bepergian
kecuali untuk urusan yang sangat mendesak. Belajar bahkan bekerja diharuskan di
dalam rumah untuk memutus mata rantai penularan covid-19.
Telah terdapat arahan presiden dan gubernur jatim
yang diperjelas dengan Surat edaran dari bupati, dinas kesehatan, camat bahkan
kepala desa yang intinya “Menghimbau masyarakat untuk tetap di rumah kecuali
ada hal yang sangat penting. Dan Menunda kegiatan yang bersifat pengumpulan
massa seperti rapat, pertemuan, pelatihan, diklat, haul, selamatan, dll. yang
melibatkan lebih dari 20 orang.”[Teks ini diambil dari edaran camat bululawang]
Demi menjamin terlaksananya amanat tersebut maka
Kapolri memberikan maklumat tertanggal 19 maret 2020 tentang kepatuhan terhadap
kebijakan pemerintah dalam penanganan penyebaran covid-19 yang menegaskan bahwa
“apabila ditemukan perbuatan yang bertentangan dengan maklumat maka setiap
anggota polri wajib melakukan tindakan kepolisian yang diperlukan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku”.
Maka lirik di atas menganjurkan kita untuk betah di
rumah. Minimal supaya selama masa isolasi ini kita menahan keinginan untuk
keluar rumah karena bagaimanapun keadaan di dalam rumah itu adalah lebih baik
daripada di luar sana. Kita harus pandai-pandai mensyukuri nikmat Allah
sehingga bisa merasakan kenikmatan dan kebahagiaan berada di dalam rumah
bersama keluarga.
Jangan tertipu dengan ajakan keluar rumah untuk
mendatangi perkumpulan apapun bahkan dalam acara doa bersama menolak wabah
corona karena hal itu dapat membahayakan diri sendiri dan orang lainnya. Virus
bukannya lari akan tetapi malah menyebar kemana-mana terlebih lagi acara
seperti itu tidak pernah di contohkan oleh para ulama salaf di tengah
mewabahnya penyaki menular.
Syeikh Abu Ubaidah Masyhur bin hasan Ali sulaiman
dalam bukunya Hukmut tada’i li fi’lith tha’ati fin nawazili was syada’ibi wa
mulimmat (Amman Jordania, cet.2009 hal.17-21) berkata : Al-hafidz Ibn Hajar
al-‘Asqalani dalam kitabnya “Badzlul Ma’un” berkata :
فَلَيْسَ الدُّعَاءُ بِرَفْعِ الْوَبَاءِ
مَمْنُوْعًا وَلَا مُصَادِمًا لِلْمَقْدُوْرِ مِنْ حَيْثُ هُوَ أَصْلًا، وَإِنَّمَا
الْاِجْتِمَاعُ لَهُ كَمَا فِي اْلِاسْتِسْقَاءِ فَبِدْعَةٌ
Berdo’a untuk menolak wabah bukanlah hal yang
terlarang dan tidaklah bertentangan dengan takdir ditinjau dari sisi asalnya
namun berkumpul untuk doa tersebut sebagaimana (dengan diqiyaskan berkumpulnya
orang-orang untuk shalat) istisqa adalah bid’ah.
Dahulu pernah terjadi wabah Tha'un besar-besaran
pada tahun 749 di damaskus. Masyarakat berkumpul dan berdoa dengan suara yang
keras, begitu pula mayoritas tokoh negeri, mereka berdoa dan ber-istighatsah
namun setelahnya justru wabahnya semakin banyak (menyebar) daripada sebelumnya.
Dan telah terjadi di zaman kami, tatkala wabah
tha'un untuk pertama kalinya melanda kairo pada tanggal 27 bulan rabi'ul akhir
di tahun 833, saat itu orang yang meninggal disebabkan oleh wabah tidak sampai
40 orang, kemudian orang-orang keluar
dan berkumpul di lapangan pada (seminggu setelahnya) tanggal 4 jumadil 'Ula
setelah dianjurkan terlebih dahulu untuk berpuasa 3 hari sebagaimana yang
dilakukan pada shalat Istisqa', lalu mereka berkumpul dan berdoa selama satu
jam kemudian mereka pulang ke rumah masing-masing (sebelum dzuhur). Dan Tidak
sampai satu bulan setelahnya, jumlah orang yang meninggal di kairo setiap
harinya mencapai seribu orang lebih kemudian semakin bertambah banyak. [Hukmut
tada’i]
Maka tetaplah stay di rumah. Ambillah pelajaran
dari semut tatkala mereka terancam, seekor semut berkata :
يَاأَيُّهَا النَّمْلُ ادْخُلُوا مَسَاكِنَكُمْ
Hai semut-semut, masuklah ke dalam tempat-tempat
tinggal kalian... [QS An-Naml : 18]
Jangan tinggalkan kampung halaman, baik kampung
halaman yang masuk zona merah ataupun masih zona aman dari wabah covid-19 ini
sebagaiaman perintah Nabi SAW dalam hadits utama di atas. Sang Mufasir bergelar “Turjumanul Qur’an” Ibnu
Abbas RA berkata: Mereka berjumlah 4.000 orang. Mereka semua keluar karena lari
dari tha’un (wabah penyakit menular). Mereka berkata:
نَأْتِي أَرْضًا لَيْسَ بِهَا مَوْتٌ
“Kami
akan mendatangi sebuah negeri yang tidak ada kematian (tha’un)”.
(Sesampainya di sana) Allah berfirman kepada mereka
: “Matilah kalian”. Maka mereka semua mati. (setelah berselang waktu yang lama)
Lalu seorang Nabi melintasi mereka dan nabi itu memohon kepada Allah agar
menghidupkan kembali.mereka itulah yang dimaksud dengan orang-orang yang
difirmankan oleh Allah SWT : “mereka beribu-ribu (jumlahnya) karena takut mati”
[HR Al-Hakim]
Yaitu firman Allah SWT :
أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ خَرَجُوا مِن
دِيَارِهِمْ وَهُمْ أُلُوفٌ حَذَرَ الْمَوْتِ فَقَالَ لَهُمُ اللَّهُ مُوتُوا ثُمَّ
أَحْيَاهُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ لَذُو فَضْلٍ عَلَى النَّاسِ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ
لَا يَشْكُرُونَ
“Apakah
kamu tidak memperhatikan orang-orang yang ke luar dari kampung halaman mereka,
sedang mereka beribu-ribu (jumlahnya) karena takut mati; maka Allah berfirman
kepada mereka: “Matilah kamu”, kemudian Allah menghidupkan mereka. Sesungguhnya
Allah mempunyai karunia terhadap manusia tetapi kebanyakan manusia tidak
bersyukur.” [QS Al-Baqarah: 243]
Ingat keuntungan yang hilang bisa dicari di lain
waktu, kerugian materi yang terjadi bisa ditutupi di lain hari namun nyawa yang
hilang kapanpun tidak akan kembali lagi. Wallahu A’lam. Semoga Allah
Al-Bari membuka hati kita berusaha dan terus berdoa agar wabah corona ini
segera enyah dari kita semua kaum muslimin.
Salam
Satu Hadits,
Dr.
H. Fathul Bari Alvers
Pondok
Pesantren Wisata
AN-NUR
2 Malang Jatim
Sarana
Santri ber-Wisata Rohani Wisata Jasmani
Ayo
Mondok! Mondok Itu Keren Lho!
NB.
Hak
Cipta berupa Karya Ilmiyah ini dilindungi oleh Allah SWT. Mengubah dan
menjiplaknya akan terkena hisab di akhirat kelak. *Silahkan Share tanpa mengedit
artikel ini*. Sesungguhnya orang yang copas perkataan orang lain tanpa menisbatkan kepadanya maka ia
adalah seorang pencuri atau peng-ghosob dan keduanya adalah tercela [Imam
Alhaddad]
0 komentar:
Post a Comment