ONE DAY ONE HADITH
Abdullah Bin Amr RA
berkata:
جَاءَ رَجُلٌ إِلَى
النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَاسْتَأْذَنَهُ فِي الْجِهَادِ
فَقَالَ أَحَيٌّ وَالِدَاكَ قَالَ نَعَمْ قَالَ فَفِيهِمَا فَجَاهِدْ
Ada seorang laki-laki
datang kepada Nabi SAW meminta ijin untuk ikut berjihad. Maka Rasulullah
SAW bertanya : "Apakah kedua orang tuamu masih hidup?"
Dia menjawab : "Ya". Maka Rasulullah SAW bersabda : “"Berjihadlah
(dengan berbakti) pada keduanya." [HR Bukhari]
Catatan Alvers
Di masa karantina covid
19 ini yang mengharuskan kita lebih banyak berada di dalam rumah dan tak jarang
di antara kita yang hidup berdekatan bahkan serumah dengan orang tua. Tetaplah
berbakti kepada keduanya, jangan pernah kita menolak perintahnya dan sakit hati
karena ucapannya. Jadikanlah kebaktian kepadanya sebagai jalan meraih pahala
jihad fisabilillah sebagaimana hadits di atas bahkan sarana menggapai surga
yang mahal harganya.
Terdapat redaksi yang
berbeda dalam hadits yang sama-sama bersumber dari 'Abdullah bin 'Amr ibnil 'Ash RA sebagaimana
hadits diatas. Diantaranya adalah : Terdapat seorang laki-laki datang menghadap
Rasulullah SAW lalu dia berkata: Aku bai'at (berjanji setia) dengan Anda untuk
ikut hijrah dan jihad, karena aku menginginkan pahala dari Allah." Nabi
SAW bertanya: "Apakah kedua orang tuamu masih hidup?" Jawab orang
itu; "Bahkan keduanya masih hidup." Nabi SAW bertanya lagi:
"Apakah kamu mengharapkan pahala dari Allah?" Jawabnya;
"Ya!" Lantas Nabi SAW bersabda :
َ فَارْجِعْ إِلَى
وَالِدَيْكَ فَأَحْسِنْ صُحْبَتَهُمَا
"Pulanglah kamu kepada kedua orang tuamu, lalu berbaktilah pada
keduanya dengan sebaik-baiknya." [HR Muslim]
Dan redaksi lainnya
adalah seorang laki-laki
datang menghadap Rasulullah SAW lalu dia berkata: Aku bai'at (berjanji setia)
dengan Anda untuk ikut hijrah dan aku meninggalkan kedua orang tuaku menangis
maka Rasul SAW bersabda :
ارْجِعْ عَلَيْهِمَا
فَأَضْحِكْهُمَا كَمَا أَبْكَيْتَهُمَا
Kembalilah kepada orang tuamu dan jadikanlah keduanya tertawa
(tersenyum) sebagaimana engkau telah membuatnya menangis. [HR Abu Dawud]
Begitu mulianya perilaku berbakti kepada kedua orang tua hingga Rasul
SAW menyuruh seseorang yang ingin berjihad dan berhijrah karena Allah untuk
kembali ke rumahnya guna berbakti kepada kedua orang tuanya. Ya memang
demikian, berbakti kepada orang tua tidak kalah pahalanya dengan pahala jihad
fi sabilillah. Dalam riwayat yang lain diceritakan ada seorang laki-laki datang
menghadap Rasulullah SAW lalu dia berkata: Aku ingin ikut jihad namun aku tidak
memiliki kemampuan untuk melaksanannya. Rasul SAW bertanya : "Apakah dari
kedua orang tuamu ada yang masih hidup?" Lelaki itu menjawab : Ibuku.
Rasul SAW bersabda :
فَاتَّقِ
اللهَ فِيهَا، فَإِذَا فَعَلْتَ ذَلِكَ فَأَنْتَ حَاجٌّ وَمُعْتَمِرٌ،
وَمُجَاهِدٌ، فَإِذَا دَعَتْكَ أُمُّكَ فَاتَّقِ اللهَ وَبِرَّهَا
Bertakwalah kepada Allah dalam perilaku berbakti kepada ibu, jika engkau
melakukannya maka engkau (mendapat pahala) haji, umrah dan jihad. Jika ibu
memanggilmu maka bertakwalah kepada Allah dan berbaktilah kepada ibumu. [HR
Baihaqi]
Bahkan birrul walidain (perilaku berbakti kepada kedua orang tua) akan
mengantarkan seseorang masuk surga. Dikisahkan oleh sayyidah Aisyah RA bahwa
Rasul SAW bersabda :
نِمْتُ
فَرَأَيْتُنِي فِي الْجَنَّةِ فَسَمِعْتُ صَوْتَ قَارِئٍ يَقْرَأُ فَقُلْتُ مَنْ
هَذَا قَالُوا هَذَا حَارِثَةُ بْنُ النُّعْمَانِ فَقَالَ لَهَا رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَذَاكَ الْبِرُّ كَذَاكَ الْبِرُّ وَكَانَ
أَبَرَّ النَّاسِ بِأُمِّهِ
“Aku pernah tidur, lalu aku bermimpi diriku berada di Surga, lalu aku
mendengar suara seorang yang sedang membaca (al-Qur’an), lalu kutanyakan,
‘Siapa ini?’ Mereka menjawab, ‘Ini adalah Haritsah bin an-Nu’man” Maka
Rasulullah SAW bersabda kepada Aisyah RA: “Demikianlah ganjaran dari
berbakti, demikianlah ganjaran dari berbakti”Beliau adalah orang yang paling
berbakti terhadap ibunya. [HR. Ahmad]
Itulah mimpi Nabi SAW. Ya, mimpi. Orang-orang bertanya (benarkah) Rasul
SAW itu tidur penglihatannya namun tidak tidur hatinya maka Amru berkata : aku
mendengar Ubaid bin Umair berkata :
رُؤْيَا الْأَنْبِيَاءِ وَحْيٌ
“Mimpinya para nabi itu merupakan wahyu”
Lalu ia membaca ayat (yang menerangkan bahwa Nabi ibrahim menyembelih
anaknya berdasarkan wahyu berupa mimpi) [QS As-Shaffat: 102] :
إِنِّي
أَرَى فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ
Aku bermimpi dalam tidurku bahwa aku menyembelihmu. [HR Bukhari]
Lalu kebaktian yang bagaimanakah yang dilakukan oleh Haritsah bin
an-Nu’man sehingga ia masuk surga dan siapakah haristah tersebut? Sayyidah Aisyah RA berkata :
كَانَ
رَجُلاَنِ مِنْ أَصْحَابِ رَسُولِ اللهِ صلى الله عليه وسلم أَبَرَّ مَنْ كَانَا
فِي هَذِهِ الْأُمَّةِ بِأُمِّهِمَا: عُثْمَانُ بْنُ عَفَّانَ، وَحَارِثَةُ بْنُ
النُّعْمَانِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا
Terdapat dua orang
sahabat Nabi SAW yang merupakan orang terbaik dalam ummat ini dalam hal
berbakti kepada ibunya yaitu ustman bin Affan dan haritsah bin Nu’man RA.
Lebih lanjut Aisyah
menerangkan : Utsman berkata “Sejak aku masuk islam, Aku tidak berani memandang
wajah ibuku” (secara langsung dan tidak berani mangangkat kepala di hadapan
ibu). Adapun Haritsah, ia membersihkan kutu dari kepala ibunya, ia juga
menyuapi ibunya dengan tangannya dan ia tidak berani bertanya atau meminta
untuk mengulangi setiap perkataan dari ibunya. Jika ia kurang jelas maka ketika
ibunya keluar barulah ia akan menanyakannya kepada orang yang bersamanya.
[Ibnul Jauzi, Birrul Walidain]
Lebih lanjut Abu
Nu’aim Al-Asfihani menjelaskan profilnya. Dia bernama Haritsah ibnu
Nu’man, berasal dari kota madinah,
Al-Anshari dari kabilah An-Najjari. Ia termasuk komunitas sahabat Ahlus Shuffah
(para sahabat yang menetap di emperan masjid untuk menuntut ilmu kepada Nabi
SAW). Ia termasuk veteran perang badar dimana Rasul SAW bersabda :
لَا يَدْخُلُ النَّارَ
أَحَدٌ شَهِدَ بَدْرًا
Tidaklah masuk
neraka; seseorang yang ikut dalam perang badar [HR Ahmad]
Ia juga termasuk
veteran perang Hunain, dimana saat para pajurit islam kocar kacir dan banyak
yang melarikan diri dari medan peperangan maka haritsah termasuk dari 80 orang
yang tetap berperang dan tidak surut langkah serta tidak gentar dengan musuh
Dan pada akhir hayatnya ia mengalami kebutaan. [Hilyatul Awliya’] Ya, Buta yang
disabdakan oleh Rasul SAW :
إِنَّ اللَّهَ قَالَ
إِذَا ابْتَلَيْتُ عَبْدِى بِحَبِيبَتَيْهِ فَصَبَرَ عَوَّضْتُهُ مِنْهُمَا الْجَنَّةَ
Allah SWT berfirman :
Jika aku menguji hambaku dengan (buta) kedua matanya lalu ia bersabar maka aku
akan gantikan dari keduanya dengan surga [HR Bukhari]
Wallahu A’lam.
Semoga Allah Al-Bari membuka hati kita untuk terus berbakti kepada kedua orang
tua bahkan setelah mereka wafat. Semoga Allah mengampuni dan memberikan kasih sayang-Nya
kepada kedua orang-tua kita.
Salam Satu Hadits,
Dr. H. Fathul Bari Alvers
Pondok Pesantren Wisata
AN-NUR 2 Malang Jatim
Sarana Santri ber-Wisata
Rohani Wisata Jasmani
Ayo Mondok! Mondok Itu Keren
Lho!
NB.
Hak cipta berupa karya ilmiyah
ini dilindungi oleh Allah SWT. Mengubah dan menjiplaknya akan terkena hisab di
akhirat kelak. *Silahkan Share tanpa mengedit artikel ini*. Sesungguhnya orang
yang copas perkataan orang lain tanpa
menisbatkan kepadanya maka ia adalah seorang pencuri atau peng-ghosob dan
keduanya adalah tercela [Imam Alhaddad]
0 komentar:
Post a Comment