ONE DAY ONE HADITH
Diriwayatkan dari Sayyidina
Ali RA, Rasul SAW bersabda :
خَيْرُ نِسَائِهَا مَرْيَمُ ابْنَةُ عِمْرَانَ
وَخَيْرُ نِسَائِهَا خَدِيجَةُ
“Wanita
terbaik (di zaman bani israil) adalah Maryam putri Imran dan Wanita terbaik (di
zaman ini, zaman Rasul SAW) adalah Khadijah.” [HR Bukhari]
Catatan Alvers
Setelah booming lagu “Aisyah
istri Rasulullah” maka bermunculan pula lagu-lagu yang mengisahkan tentang
kemuliaan Khadijah misalnya ada “Khadijah Istri Pertama Rasulullah” oleh
Nisa Hanifa, “Khadijah Istri Rasulullah” oleh Tami Aulia, “Siti
Khadijah” oleh Syahla, “Sayyidatuna Khadijah Istri Rasulullah” oleh
Halimah bahkan ada Vira Choliq melagukan judul “Khadijah Istri Rasulallah”
dengan Versi lain lagu Aisyah Istri Rasulullah. Namun lagu–lagu tersebut
tidaklah se-booming lagu aisyah. Entah karena liriknya kurang menarik, terasa
garing ataukah penyanyinya kurang tenar.
Pada kenyataannya, Khadijah
tidak kalah mulia dari A’isyah. Dalam hadits utama di atas Rasul SAW
menggelarinya sebagai wanita terbaik di zamannya. Bahkan di akhirat ia juga
menjadi wanita terbaik sebagaiman Rasulullah SAW bersabda :
أَفْضَلُ نِسَاءِ أَهْلِ الْجَنَّةِ خَدِيجَةُ
بِنْتُ خُوَيْلِدٍ وَفَاطِمَةُ بِنْتُ مُحَمَّدٍ وَآسِيَةُ بِنْتُ مُزَاحِمٍ امْرَأَةُ
فِرْعَوْنَ وَمَرْيَمُ ابْنَةُ عِمْرَانَ
Wanita-wanita yang paling
utama di kalangan penduduk surga adalah Khadijah binti Khuwailid, Fathimah
binti Muhammad, Asiyah binti Muzahim (istri Fir’aun) dan Maryam binti ‘Imran. [HR
Ahmad]
Begitu pula di sisi Nabi SAW,
Khadijah tidak kalah tenar karena ia merupakan cinta pertama beliau dan secara
teori, Abdul Muta’al as-sha’id menukil syair Abu Tammam :
نَقِّلْ فُؤَادَكَ حَيْثُ شِئْتَ مِنَ الْهَوَى
:: فَماَ الْحُبُّ إِلاَّ لِلْحَبِيْبِ الْأَوَّلِ
وَكَمْ مَنْزِلٍ فِي الْأَرْضِ يَأْلَفُهُ
الْفَتَى:: وَحَنِيْنُهُ أبَدًا لِأَوَّلِ مَنْزِلِ
Pindahkanlah hatimu kepada
siapapun yang engkau kehendaki :: Namun ketahuilah bahwa kecintaan itu hanyalah
untuk kekasih yang pertama. Betapa banyak rumah di muka bumi yang nyaman bagi
seseorang:: namun selamanya kerinduannya akan tertuju kepada rumah pertama.[Bughyatul
idlah]
Maka dari itu beliau sering
sekali menceritakan kebaikan khadijah. Aisyah berkata :
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ إِذَا ذَكَرَ خَدِيجَةَ أَثْنَى عَلَيْهَا فَأَحْسَنَ الثَّنَاءَ
Nabi SAW ketika menceritakan
Khadijah maka beliau memujinya dengan pujian yang indah. [HR Ahmad]
sampai-sampai Aisyah dibuat
cemburu karenanya. Aisyah berkata :
مَا غِرْتُ عَلَى أَحَدٍ مِنْ نِسَاءِ النَّبِيِّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا غِرْتُ عَلَى خَدِيجَةَ وَمَا رَأَيْتُهَا
Tidaklah aku cemburu kepada
istri-istri nabi SAW seperti aku cemburu kepada khadijah padahal aku tidak
pernah melihatnya [HR Bukhari]
Bahkan Aisyah pernah berkata
kepada Nabi SAW:
كَأَنَّهُ لَمْ يَكُنْ فِي الدُّنْيَا امْرَأَةٌ
إِلَّا خَدِيجَةُ
Seakan-akan di dunia ini tidak
ada wanita lain (bagimu) selain khadijah. [HR Bukhari]
Memang demikian, sosok
Khadijah tak tergantikan oleh siapapun. Suatu ketika Aisyah berkata kepada Nabi
SAW : “Betapa seringnya engkau menyebut-nyebutnya (khadijah) padahal ia seorang
wanita yang sudah tua dan Allah telah menggantikannya dengan wanita yang lebih
baik darinya.” Maka Nabi SAW bersabda :
مَا أَبْدَلَنِى اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ
خَيْراً مِنْهَا قَدْ آمَنَتْ بِى إِذْ كَفَرَ بِى النَّاسُ وَصَدَّقَتْنِى إِذْ كَذَّبَنِى
النَّاسُ وَوَاسَتْنِى بِمَالِهَا إِذْ حَرَمَنِى النَّاسُ وَرَزَقَنِى اللَّهُ عَزَّ
وَجَلَّ وَلَدَهَا إِذْ حَرَمَنِى أَوْلاَدَ النِّسَاءِ
Allah tidak menggantikannya
dengan seorang wanita pun yang lebih baik darinya. Ia telah beriman kepadaku
tatkala orang-orang kufur kepadaku, ia telah mempercayaiku di saat orang-orang
mendustakanku, ia telah membantuku dengan hartanya tatkala orang-orang menahan
hartanya, dan Allah telah menganugerahkan darinya anak-anak tatkala Allah tidak
menganugerahkan kepadaku anak-anak dari wanita-wanita yang lain. [HR Ahmad]
Seperti itulah kecintaan
beliau kepada khadijah yang tak terlupakan sehingga beliau mengalami kesedihan
berkepanjangan tatkala ditinggal wafat olehnya sampai-sampai tahun itu kita
kenal dengan “amul huzni” (tahun kesedihan). Tidak hanya mengingatnya namun
beliau juga terus mengingat teman-temannya.Aisyah berkata :
وَرُبَّمَا ذَبَحَ الشَّاةَ ثُمَّ يُقَطِّعُهَا
أَعْضَاءً ثُمَّ يَبْعَثُهَا فِي صَدَائِقِ خَدِيجَةَ
Terkadang ketika Rasul SAW
menyembelih kambing lalu memotong-motongnya menjadi beberapa bagian dan beliau
mengirimkannya kepada teman-teman khadijah sebagai hadiah. [HR Bukhari]
Sebagai istri, Khadijah
memiliki jasa besar dalam kehidupan dan perjuangan Nabi SAW. Ketika beliau
menghadapi kesulitan dan kegelisahan maka ia pun bersegera menenangkan hati
beliau sebagaimana kejadian dimana Nabi SAW mengalami ketakukan ketika pertama
kali menerima wahyu. Beliau turun dari gua Hira menuju rumah Khadijah, lantas beliau
berkata : “Sungguh Aku mengkhawatirkan diriku”, maka Khadijah menghibur beliau
seraya berkata :
كَلاَّ أَبْشِرْ فَوَاللهِ لاَ يُخْزِيْكَ
اللهُ أَبَدًا فَوَاللهِ إِنَّكَ لَتَصِلُ الرَّحِمِ وَتَصْدُقُ الْحَدِيْثَ وَتَحْمِلُ
الْكَلَّ وَتَكْسِبُ الْمَعْدُوْمَ وَتَقْرِي الضَّيْفَ وَتُعِيْنُ عَلَى نَوَائِبِ
الْحَقِّ
Sekali-kali tidak (ada
yang perlu dikhawatirkan), bergembiralah. Demi Allah sesungguhnya Allah
selamanya tidak akan pernah menghinakanmu. Demi Allah sungguh engkau telah
menyambung tali silaturahmi, jujur dalam berkata, menanggung beban orang lain,
engkau menolong orang miskin, menjamu tamu, dan menolong orang-orang yang
tertimpa musibah. [HR Bukhari]
Sebagai istri, Khadijah
melayani langsung suaminya, Nabi SAW dengan layanan yang terbaik. Abu Hurairah
RA berkata: Malaikat Jibril mendatangi Nabi SAW lalu berkata :
يَا رَسُولَ اللَّهِ هَذِهِ خَدِيجَةُ قَدْ
أَتَتْ مَعَهَا إِنَاءٌ فِيهِ إِدَامٌ أَوْ طَعَامٌ أَوْ شَرَابٌ فَإِذَا هِيَ أَتَتْكَ
فَاقْرَأْ عَلَيْهَا السَّلَامَ مِنْ رَبِّهَا وَمِنِّي وَبَشِّرْهَا بِبَيْتٍ فِي
الْجَنَّةِ مِنْ قَصَبٍ لَا صَخَبَ فِيهِ وَلَا نَصَبَ
Ya Rasulullah, ini dia
Khadijah telah datang membawa tempayan berisi lauk atau makanan atau minuman,
jika ia telah sampai kepadamu maka sampaikanlah kepadanya salam dari tuhannya
dan salam dariku, serta sampaikanlah kabar gembira kepadanya (bahwa ia akan mendapatkan)
sebuah istana di surga dari mutiara yang tidak ada suara keras (hiruk pikuk) di
dalamnya dan juga tidak ada keletihan. [HR Bukhari]
Inilah yang dikatakan oleh
As-Suhaili sebagai “Ma’na Lathif” (rahasia) dimana Allah memberikan rumah
(istana) di surga kepada Khadijah karena khadijah megurusi rumahnya dengan
baik. As-suhaili berkata: Khadijah mendapatkan Rumah di surga karena ia adalah
satu-satunya pengurus rumah dalam (masa awal)islam. Maka Tidak ada rumah islam
di atas muka bumi pada awal diutusnya Nabi SAW melainkan rumahnya Khadijah dan
ini adalah kelebihan yang tidak dimiliki oleh siapapun. [Fathul Bari]
Dan As-suhaili juga berkata :
وَكَذَا كَانَ لِخَدِيْجَةَ مِنَ اْلِاسْتِوَاءِ
مَا لَيْسَ لِغَيْرِهَا إِذْ كاَنَتْ حَرِيْصَةً عَىَص رِضَاهُ بِكُلِّ مُمْكِنٍ وَلَمْ
يَصْدُرْ مِنْهَا مَا يُغْضِبُهُ قَطُّ كَمَا وَقَعَ لِغَيْرِهَا
Seperti inilah
keistimewaan yang didapatkan khadijah
dan tidak dimiliki wanita lainnya. Ia adalah istri yang sangat serius untuk
mencari ridla suaminya sebisa mungkin dan tidak pernah keluar dari (ucapan dan
perbuatan) nya; sesuatu yang membikin Nabi SAW marah sebagaimana dilakukan oleh
wanita lainnya. [Fathul Bari]
Dan beberapa keistimewaan
inilah yang menjadikan aisyah cemburu kepada Khadijah sebagaimana sampaikan
langsung oleh sayyidah Aisyah : “Aku tidak cemburu pada seorang wanita pun
melebihi kecemburuanku pada Khadijah. Sungguh dia telah wafat tiga tahun
sebelum Rasulullah SAW menikahiku. Kecemburuanku disebabkan aku pernah
mendengar Nabi SAW menyebut-nyebut dia (Khadijah). Tuhannya pun menyuruh Nabi
SAW untuk memberikan kabar gembira kepadanya (Khadijah) bahwa ia mendapatkan
istana di surga yang terbuat dari perhiasan. Ditambah lagi apabila beliau SAW
menyembelih kambing lalu beliau akan menghadiahkan sahabat-sahabat Khadijah.”
[HR Muslim]
Ibnu Hajar Al-Asqalani menukil
pendapat As-Suhaili dimana ia berkata : Kisah ini dijadikan dasar oleh Abu
Bakar bin dawud dalam memutuskan bahwa
أنَّ خَدِيْجَةَ أَفْضَلُ مِنْ عَائِشَةَ
“Khadijah lebih afdhal (utama) dari Aisyah”.
Karena Aisyah pernah mendapat
salam dari Jibril sedangkan Khadijah mendapat salam dari Allah melalui
perantara jibril. Ibnul Arabi menyangka bahwa dalam hal ini tidak ada khilaf
bahwa Khadijah lebih Afdhal dari Aisyah. [Fathul Bari]
Dan tentunya perbandingan
tersebut sebagaimana kita membandingkan kemuliaan Nabi SAW atas para nabi
lainnya dengan tanpa adanya unsur merendahkan yang lain. Wallahu A’lam. Semoga
Allah Al-Bari membuka hati kita untuk berusaha membangun keluarga harmonis
seperti keluarga Nabi SAW dan Khadijah dengan niatan mencari ridla Allah SWT.
Salam Satu Hadits,
Dr. H. Fathul Bari Alvers
Pondok Pesantren Wisata
AN-NUR 2 Malang Jatim
Sarana Santri ber-Wisata
Rohani Wisata Jasmani
Ayo Mondok! Mondok Itu Keren
Lho!
NB.
Hak cipta berupa karya ilmiyah
ini dilindungi oleh Allah SWT. Mengubah dan menjiplaknya akan terkena hisab di
akhirat kelak. *Silahkan Share tanpa mengedit artikel ini*. Sesungguhnya orang
yang copas perkataan orang lain tanpa
menisbatkan kepadanya maka ia adalah seorang pencuri atau peng-ghosob dan
keduanya adalah tercela [Imam Alhaddad]
0 komentar:
Post a Comment