ONE
DAY ONE HADITH
Diriwayatkan
dari Zaid bin Arqam RA, Nabi SAW bersabda:
وَأَنَا تَارِكٌ فِيكُمْ ثَقَلَيْنِ أَوَّلُهُمَا
كِتَابُ اللَّهِ فِيهِ الْهُدَى وَالنُّورُ فَخُذُوا بِكِتَابِ اللَّهِ وَاسْتَمْسِكُوا
بِهِ ... وَأَهْلُ بَيْتِي. أُذَكِّرُكُمْ اللَّهَ فِي أَهْلِ بَيْتِي أُذَكِّرُكُمْ
اللَّهَ فِي أَهْلِ بَيْتِي أُذَكِّرُكُمْ اللَّهَ فِي أَهْلِ بَيْتِي
aku
telah meninggalkan bagi kalian dua hal yang amat berbobot, yang pertama adalah
Kitabullah yang didalamnya terdapat petunjuk dan cahaya, maka ambillah oleh
kalian Kitab Allah dan berpegang
teguhlah kalian dengannya... Dan keluargaku “aku mengingatkan kalian kepada
Allah perihal keluargaku 3 X. ”[HR Muslim]
Catatan
Alvers
Ummu
Salamah RA, Istri Nabi SAW berkata : Aku melihat Rasul SAW didatangi oleh
Fathimah pada suatu pagi dengan membawa bubur yang ia bawa di sebuah talam. Lalu
ia menghidangkannya di hadapan Nabi. Kemudian beliau berkata kepadanya :
“Dimanakah anak pamanmu (Ali)?”. Fathimah menjawab : “Ia ada di rumah”. Nabi
berkata :
فَاذْهَبِي فَادْعِيهِ وَائْتِنِي بِابْنَيْهِ
“Pergi
dan panggillah ia dan bawa kedua putranya”.
Maka
Fathimah datang sambil menuntun kedua putranya dan Ali berjalan di belakang
mereka. Lalu masuklah mereka ke ruang Rasulullah dan beliau pun mendudukkan keduanya
Al-Hasan dan Al-Husain di pangkuan beliau. Sedangkan Ali duduk di samping kanan
beliau dan Fathimah di samping kiri.
Kemudian
Nabi menarik dariku kain buatan desa Khaibar yang menjadi hamparan tempat tidur
kami di kota Madinah, lalu menutupkan ke atas mereka semua. Tangan kiri beliau
memegang kedua ujung kain tersebut sedang yang kanan menunjuk kearah atas
sambil berkata :
اللَّهُمَّ أَهْلِي أَذْهِبْ عَنْهُمْ الرِّجْسَ
وَطَهِّرْهُمْ تَطْهِيرًا اللَّهُمَّ أَهْلُ بَيْتِي أَذْهِبْ عَنْهُمْ الرِّجْسَ وَطَهِّرْهُمْ
تَطْهِيرًا اللَّهُمَّ أَهْلُ بَيْتِي أَذْهِبْ عَنْهُمْ الرِّجْسَ وَطَهِّرْهُمْ تَطْهِيرًا
‘Ya
Allah mereka adalah keluargaku maka hilangkanlah dosa dari mereka dan
bersihkanlah mereka sebersih-bersihnya.
Ya Allah mereka adalah Ahlul-Baitku maka hilangkanlah dosa dari mereka
dan bersihkanlah mereka sebersih-bersihnya. Ya Allah mereka adalah Ahlul Baitku
maka hilangkanlah dosa dari mereka dan bersihkanlah mereka sebersih-bersihnya’.
Aku
berkata :
يَا رَسُولَ اللَّهِ أَلَسْتُ مِنْ أَهْلِكَ
“Wahai
Rasulullah bukankah aku juga keluargamu?”.
Beliau
menjawab “Bala” (Iya benar). Masuklah ke balik kain ini”. Maka akupun masuk ke
balik kain itu setelah selesainya doa beliau untuk anak pamannya dan kedua putranya,
serta Fatimah putri beliau radliyallahu ‘anhum”. [HR Ahmad]
Inilah
yang familier disebut dengan hadits kisa’ (seledang) dimana dalam kisah
tersebut Nabi SAW memasukkan Hasan, Husain, Ali dan Fathimah dalam selendang
tersebut. Hadits kisa’ dinilai dla’if oleh para ulama karena dalam sanadnya
terdapat perawi yang lemah yaitu Syahr bin Hausyab Al-Asy’ari As-Syami. Ia dinilai “shaduq” (Jujur) namun banyak
meriwayatkan secara mursal (terputus antara tabi’in dan Nabi) dan banyak awham
(salah sangka; dalam periwayatannya semisal atsar mauquf dikira hadits marfu',
hadits munqathi' dikira muttashil). Ibnu Rajab menilai bahwa ia meriwayatkan
satu matan dengan sanad yang berbeda-beda. [Al-Muqtarib Fi Bayanil Mudltharib]
Namun
demikian terdapat hadits shahih yang menyatakan keutamaan dari mereka, Ummu
Salamah RA berkata : “Di rumahku turun ayat :
إِنَّمَا يُرِيدُ اللهُ لِيُذْهِبَ عَنْكُمُ الرِّجْسَ
أَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيرًا
Sesungguhnya
Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait dan membersihkan
kamu sebersih-bersihnya. [QS. Al-Ahzab : 33]”.
Lalu
Rasul SAW mengutus (seseorang) kepada Fathimah, Ali, Al-Hasan, dan Al-Husain.
Beliau bersabda :
هَؤُلَاءِ أَهْلُ بَيْتِي
“Mereka itu adalah ahlu bait-ku”.
Ummu
Salamah berkata : “Wahai Rasulullah, apakah aku termasuk ahlul-bait ?”. Beliau
bersabda : “Ya benar, insyaAllah ta’ala”. [HR Baihaqi].
Abu
‘Abdillah berkata :
هَذَا حَدِيثٌ صَحِيحٌ سَنَدُهُ ثِقَاتٌ رُوَاتُهُ
Hadits
ini shahih sanadnya dan tsiqah para perawinya. [As-Sunan Al-Kubra]
Dalam hadits ini, Ummu salamah yang merupakan istri
Nabi diakui sebagai ahlul-bait. Begitu
pula Sayyidah Aisyah RA diakui ahlul-bait sebagai dalam hadits berikut. Dari
atas mimbar, Rasul SAW bersabda dalam haditsul ifki (Berita bohong yang menuduh
Aisyah berselingkuh) :
يَا مَعْشَرَ الْمُسْلِمِينَ مَنْ يَعْذِرُنِي مِنْ
رَجُلٍ قَدْ بَلَغَنِي أَذَاهُ فِي أَهْلِ بَيْتِي فَوَاللَّهِ مَا عَلِمْتُ عَلَى
أَهْلِي إِلَّا خَيْرًا
Wahai
kaum muslimin, siapakah yang akan membela-ku dari seorang laki-laki yang telah
menyakiti Ahli Bait-ku (Aisyah). Demi
Allah, aku tidak mengetahui sesuatupun dari keluargaku kecuali kebaikan. [HR
Bukhari].
Dengan
demikian mengartikan “ahlul-bait” hanya terbatas pada lima orang (Ahlul kisa’ ;
Rasul, Hasan, Husain, Ali dan Fathimah) di atas seperti yang diklaim oleh sekte
syi’ah adalah tidak benar. Namun demikian, Ahlu Kisa’ yang berjumlah lima orang
tersebut memiliki keutamaan tersendiri sehingga dalam syair doa yang
diijazahkan oleh muassis (pendiri) jam'iyyah Nahdlatul Ulama, Hadratus syeikh
KH M Hasyim Asy'ari yang viral ini, ahlul kisa’ yang berjumlah lima orang
tersebut dibuat tawassul untuk
menghadapi
wabah (pagebluk) penyakit termasuk corona yang disebabkan oleh virus covid-19
yang sedang menjadi pandemi dunia ini. Sya’irnya yaitu :
لِي خَمْسَةٌ أُطْفِي بِهَا حَرَّ الوَبَاءِ الْحَاطِمَةْ
:: اَلْمُصْطَفَى وَالمُرتَضَى وَابْنَاهُمَا وَفَاطِمَةْ
Aku
memiliki lima orang yang mna aku bertawasul dengan mereka untuk memadamkan
ganasnya wabah yang menghancurkan :: yaitu Nabi Muhammad Al-Mushthafa SAW,
Sayyidina Ali Al-Murtadla RA, kedua anaknya (al-Hasan dan al-Husain RA), dan
Sayyidah Fathimah RA.”
Dalam
situs nu or id, disebutkan bahwa syair doa tersebut bersumber dari kitab
Malahiq fi Fiqhid Da’watin Nur karya Syaikh Badi'uzzaman Sa'id al-Nursi. Dalam
kitab itu disebutkan bahwa syair itu dikatakan oleh “Ahadul Fadlilin” (Salah
seorang ulama besar) untuk obat maupun mencari syafa’at. Dan dalam footnotenya
disebutkan bahwa syair tersebut terdapat dalam kitab “Majmu’atul Ahzab
As-Syadziliyyah” (sekumpulan hizb yang disusun oleh al-Quthb Abul Hasan
as-Syadzili) yang ditulis oleh al-Syaikh Dliya'ud Din Ahmad bin Musthafa bin
Abdurrahman al-Kamsyakhanawi al-Naqsyabandi al-Mujaddidi al-Khalidi (W 1311 H).
Wallahu
A’lam. Semoga Allah Al-Bari membuka hati kita untuk mengerti akan keutamaan
ahli bait Rasul SAW sebagaimana dipesankan oleh beliau pada hadits utama di
atas dan kita memuliakan mereka semua tanpa merendahkan yang lainnya. Semoga
berkah dari mereka menjadikan corona segera lenyap dari muka bumi ini.
Salam
Satu Hadits,
Dr.
H. Fathul Bari Alvers
Pondok
Pesantren Wisata
AN-NUR
2 Malang Jatim
Sarana
Santri ber-Wisata Rohani Wisata Jasmani
Ayo
Mondok! Mondok Itu Keren Lho!
NB.
Hak
Cipta berupa Karya Ilmiyah ini dilindungi oleh Allah SWT. Mengubah dan
menjiplaknya akan terkena hisab di akhirat kelak. *Silahkan Share tanpa
mengedit artikel ini*. Sesungguhnya orang yang copas perkataan orang lain tanpa menisbatkan kepadanya maka ia
adalah seorang pencuri atau peng-ghosob dan keduanya adalah tercela [Imam
Alhaddad]
0 komentar:
Post a Comment