ONE DAY ONE HADITH
Diriwayatkan dari Sa’d bin Abi Waqqash RA, Rasul
SAW bersabda :
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْبُخْلِ
وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ الْجُبْنِ وَأَعُوذُ بِكَ أَنْ أُرَدَّ إِلَى أَرْذَلِ
الْعُمُرِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الدُّنْيَا وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ
الْقَبْرِ
“Ya Allah, Sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari
dari sifat kikir, dari sifat pengecut, dari kepikunan, dari fitnah dunia dan
siksa kubur." [HR Bukhari]
Catatan Alvers
Amr bin Maymun Al-Awdy berkata : Sa’d bin Abi
Waqqash RA mengajarkan doa di atas kepada anak-anaknya sebagaimana seorang guru
mengajarkan baca tulis kepada anak-anak kecil. Dan iapun berkata :
إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ كَانَ يَتَعَوَّذُ مِنْهُنَّ دُبُرَ الصَّلَاةِ
Sesungguhnya Rasul SAW memohon perlindungan dari
beberapa perkara (yang disebut dalam doa di atas) selepas shalat. [Shahih
Bukhari]
Beberapa perkara tersebut maksudnya adalah sifat
kikir, sifat pengecut, kepikunan, fitnah dunia dan siksa kubur. Beberapa
perkara tersebut sangatlah penting untuk diwaspadai sampa-sampai Baginda Nabi
SAW berdoa agar dilindungi oleh Allah dari perkara-perkara tersebut. Salah
satunya di antaranya adalah fitnah Dunia.
Apakah Fitnah dunia itu? Al-Mulla Aly Al-Qary
menjelaskan :
بِأَنْ تَتَزَيَّنَ لِلسَّالِكِ وَتُغِرَّهُ
وَتُنْسِيَهُ الْآخِرَةَ وَيَأْخُذَ مِنْهَا زِيَادَةً عَلَى قَدْرِ الْحَاجَةِ
Dunia berhias kepada seorang hamba supaya menarik
perhatiannya, membujuknya dan menjadikannya lupa akan akhirat. Ia akan
mengambil dunia lebih banyak dari apa yang ia butuhkan. [Mirqatul Mafatih]
Dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman :
وَاعْلَمُوا أَنَّمَا أَمْوَالُكُمْ
وَأَوْلادُكُمْ فِتْنَةٌ
Ketahuilah bahwasannya harta dan anak-anak kalian
adalah fitnah. [QS Al-Anfal : 28]
Ibnu Katsir berkata :
أَيْ اِخْتِبَارٌ وَامْتِحَانٌ مِنْهُ لَكُمْ
Maksud fitnah disini adalah Ujian dari Allah bagi
kalian [Tafsir Ibnu Katsir]
Imam As-Suyuthi berkata :
لَكُمْ صَادَّةٌ عَنْ أُمُوْرِ الْآخِرَةِ فَلَا
تُفَوِّتُوْهُ بِمُرَاعَاةِ الْأَمْوَالِ وَالْأَوْلَادِ وَالْخِيَانَةِ لِأَجْلِهِمْ
Maksudnya adalah harta dan anak akan memalingkan
kalian dari urusan akhirat. Maka janganlah kalian kehilangan pahala akhirat
sebab kalian (sibuk) mengurusi harta dan anak serta berkhianat karena mereka.
[Tafsir Jalalain]
Ada sebuah kisah menarik mengai fitnah dunia yang
dikisahkan oleh Imam Ghazali dalam Ihya Ulumuddin yang bersumber dari Laits
bahwasannya suatu hari Nabi Isa AS dan seorang sahabatnya berjalan di tepi
sungai. Keduanya memiliki tiga potong roti. Satu potong untuk Nabi Isa, satu potong
untuk orang itu dan tersisa satu potong roti untuk disimpan. Namun, sesudah
Nabi Isa pergi minum ke sungai dan kembali, beliau mendapati sepotong roti yang
tersisa sudah tidak ada. Maka, beliau pun bertanya, “Siapakah yang mengambil
sepotong roti yang tersisa tadi?” Sahabatnya itu menjawab, “Aku tidak tahu.”
Keduanya meneruskan perjalanan dan tiba-tiba,
mereka melihat seekor rusa dan kedua anaknya. Lalu Nabi Isa AS menangkap salah
satu anak rusa untuk disembelih dan dimasak. Keduanyapun memakan sajian itu.
Sesudah itu, Nabi Isa AS berkata kepada anak rusa yang tersisa tulang belulang
karena habis dimakan : “Berdirilah, atas seizin Allah”. Maka anak rusa yang telah mati itu hidup lagi
dan lari menjauh. Nabi Isa berkata :
أَسْأَلُكَ بِالَّذِي أَرَاكَ هَذِهِ الْآيَةَ
مَنْ أَخَذَ الرَّغِيْفَ؟
“Aku
bertanya kepadamu Demi Dzat yang telah memperlihatkan kepadamu bukti
kekuasaan-Nya ini, siapakah yang telah mengambil sepotong roti itu?”
Sahabatnya menjawab : “Aku tidak tahu.”
Keduanya melanjutkan perjalanan sehingga sampailah
mereka di sebuah danau. Nabi Isa memegang tangan sahabatnya lalu keduanya
berjalan di atas air. Setelah itu Nabi Isa bertanya lagi “Aku bertanya kepadamu
Demi Dzat yang telah memperlihatkan kepadamu bukti kekuasaan-Nya ini, siapakah
yang telah mengambil sepotong roti itu?” Sahabatnya menjawab : “Aku tidak
tahu.”
Keduanya melanjutkan perjalanan lagi sehingga
sampailah mereka di sebuah padang pasir. Nabi Isa mengambil debu dan pasir lalu
beliau berkata : “Jadilah emas atas seizin Allah Ta’ala”. Lalu pasir itu
menjadi emas dan beliau membaginya menjadi tiga bagian. Beliau berkata:
“Sepertiga emas ini untukku. Sepertiga lainnya untukmu. Dan sepertiga sisanya
untuk orang yang mengambil roti tadi.” Sontak sahabatnya berseru, “Akulah yang
mengambil roti itu!” Nabi Isa berkata, “Ambillah semua bagian emas ini
untukmu.” Maka, Nabi Isa berpisah, melanjutkan perjalanan seorang diri.
Waktu terus berlalu. Orang yang tadinya sahabat
Nabi Isa itu kemudian didatangi dua orang perampok. Mereka hendak membunuhnya
untuk mengambil 3 potong emas yang dibawanya. Maka, orang itu bernegosiasi,
“Lebih baik kita bagi tiga saja emas-emas ini.” Kedua perampok itu setuju. Dan
di tengah hari, mereka mulai lapar. Seseorang menyuruh kawannya pergi ke pasar
untuk membeli makanan. Ketika tiba di pasar, orang yang sedang membeli itu
berpikir dalam hatinya , “Untuk apa aku membagi harta emas itu? Bukankah aku
bisa mengambil semuanya untukku? Aku akan membunuh mereka dengan menaruh racun
pada makanan yang dibelinya untuk mereka”. Dan iapun melaksanakan rencana
jahatnya itu.
Sementara itu, dua orang yang sedang menunggu juga
berpikir. "Untuk apa kita membagi tiga harta emas ini? Lebih baik jika ia
datang, kita bunuh saja. Lalu, harta ini kita bagi dua!" keduanyapun
sepakat akan hal itu. Lalu ketika orang yang membeli makan telah datang,
keduanya pun segera membunuhnya. Maka, harta yang ada dibagi dua bagian. Karena
lapar, keduanya lantas makan makanan yang telah dibeli korban. Keduanya tak
tahu makanan itu mengandung racun. Mereka pun mati sehingga nampak di sana,
tiga harta emas dan tiga mayat di sampingnya. Satu ketika, Nabi Isa SAW
berjalan bersama para sahabatnya dan menemukan pemandangan tersebut lalu beliau
berkata :
هَذِهِ الدُّنْيَا فَاحْذَرُوْهَا
“Inilah dunia. Maka berhati-hatilah kalian
darinya.” [Ihya Ulumuddin]
Wallahu A’lam. Semoga Allah al-Bari membuka
hati dan fikiran kita untuk senantiasa mewaspadai tipu daya dunia dan memohon
perlindaungan Allah SWT dari fitnah dunia.
Salam Satu Hadits
Dr.H.Fathul Bari.,SS.,M.Ag
Pondok Pesantren Wisata
AN-NUR 2 Malang Jatim
Ngaji dan Belajar Berasa di tempat Wisata
Ayo Mondok! Mondok Itu Keren!
NB.
“Ballighu Anni Walau Ayah” Silahkan Share
sebanyak-banyaknya kepada semua grup yang ada. Al-Hafidz Ibnul Jawzi berkata :
_Barang siapa yang ingin amalnya tidak terputus setelah ia wafat maka
sebarkanlah ilmu (agama)._ [At-Tadzkirah Wal Wa’dh]
0 komentar:
Post a Comment