ONE DAY ONE HADITH
Diriwayatkan
dari Ubaidillah bin Mihshan RA, Rasul SAW bersabda :
مَنْ أَصْبَحَ مِنْكُمْ آمِنًا فِى سِرْبِهِ
مُعَافًى فِى جَسَدِهِ عِنْدَهُ قُوتُ يَوْمِهِ فَكَأَنَّمَا حِيزَتْ لَهُ
الدُّنْيَا
Barangsiapa
di antara kalian mendapatkan rasa aman di lingkungannya (pada diri dan
keluarganya) diberikan kesehatan badan, dan memiliki makanan pokok pada hari
itu, maka seakan-akan dunia telah terkumpul pada dirinya.” [HR. Tirmidzi]
Catatan
Alvers
Setelah
merdeka, lalu apa? Setelah merdeka, suatu negara bisa menjalankan fungsinya
yang menurut Prof. Miriam Budiardjo ada empat, yaitu : 1) Melaksanakan
Ketertiban, 2) Mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya, 3)
Melaksanakan pertahanan, 4) Menegakkan keadilan. [fungsi co id] Menurut hemat
saya, empat fungsi tersebut bisa diringkas menjadi dua fungsi pokok yaitu pertama,
kesejahteraan dan kedua keamanan yang didalamnya termasuk sarana dan
prasarananya yaitu pertahanan, ketertiban dan keadilan.
Sebenarnya
dua fungsi negara tersebut sudah disinggung di dalam al-Qur’an yaitu dalam ayat
:
الَّذِي أَطْعَمَهُمْ مِنْ جُوعٍ وَآمَنَهُمْ مِنْ
خَوْفٍ
Yang
telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan
mereka dari ketakutan.[QS Quraisy : 4]
Terjaminnya
kebutuhan pangan warga negara dan terhindar dari kelaparan ini merupakan wujud
kesejahteraan yang mendasar. Sedangkan aman dari segala ketakutan merupakan
kebutuhan mendasar selanjutnya yang dengannya semua warga negara bisa
beraktifitas. Kedua hal ini bisa diraih dengan ayat sebelumnya yaitu :
فَلْيَعْبُدُوا رَبَّ هَٰذَا الْبَيْتِ
Maka
hendaklah mereka menyembah Allah, Tuhan Pemilik rumah ini (Ka´bah). [QS Quraisy
: 3]
Dan
hal ini seperti telah disinggung oleh sang proklamator, Bung Karno dalam
autobiografinya bahwa negara Indonesia didirikan untuk mengabdi kepada Tuhan.
[liputan6 com] Mengapa harus mengabdi kepada Allah? Karena semua pendiri bangsa
sepakat bahwa kemerdekaan yang diraih ini bukan hanya karena perjuangan semata
namun berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa, sebagaimana tertuang dalam Pembukaan
UUD 1945 yaitu “Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan
oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat
Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya”.
Jika
semua kita sadar akan hal ini lalu kita menjalankannya niscaya negeri ini akan
menjadi baldatun Thayyibatun wa Rabbun Ghafur sebagaimana dijanjikan oleh Allah
swt dalam firman-Nya :
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَىٰ آمَنُوا
وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِم بَرَكَاتٍ مِّنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ
وَلَٰكِن كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُم بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
Jikalau
sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan
melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka
mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan
perbuatannya.[QS Al-A’raf : 96]
Nikmat
kemerdekaan yang didalamnya mengandung kesejahteraan dan keamanan merupakan
nikmat yang sangat agung hingga Nabi SAW menyebutnya sebagai nikmat yang setara
dengan dunia. Dalam hadits utama, Rasul SAW
bersabda : Barangsiapa di antara kalian mendapatkan rasa aman di
lingkungannya (pada diri dan keluarganya) diberikan kesehatan badan, dan
memiliki makanan pokok pada hari itu, maka seakan-akan dunia telah terkumpul
pada dirinya.” [HR. Tirmidzi]
Mensyukuri
kemerdekaan juga pernah diperintahkan oleh Nabi Musa kepada Bani Israil. Allah
SWT mengabadikan perintah Nabi Musa ini, yaitu :
يَا قَوْمِ اذْكُرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ
إِذْ جَعَلَ فِيكُمْ أَنْبِيَاءَ وَجَعَلَكُمْ مُلُوكًا
“Dan
ingatlah, ketika Musa berkata kepada kaumnya, wahai kaumku, ingatlah ni’mat
Allah atas kalian kartena Dia telah menjadikan beberapa nabi untuk kalian dan
telah menjadikan kalian sebagai raja-raja. [QS al-Maidah : 20]
Perkataan
“menjadikan kalian sebagai raja-raja” maksudnya adalah Allah memberikan
kemerdekaan kepada mereka karena sebelumnya mereka menjadi bangsa yang
tertindas oleh perbudakan Fir’aun dan kaum Qibthy. Pasca merdeka, mereka
mendapatkan kebebasan layaknya seorang raja dan mereka hidup sejahtera dengan
memiliki rumah sendiri bahkan memiliki pembantu. Orang yang hidup dalam satu
rumah dimana di dalamnya terdapat anak istri dan pembantu maka ia layaknya
menjadi seorang raja, dimana rumah menjadi kawasan kekuasaannya, istri adalah
permaisurinya, anak-anak adalah rakyatnya dan pembantu adalah prajuritnya. Dan
Qatadah berkata : Orang Bani Israil adalah orang pertama yang memiliki pembantu
(dalam rumah tangga). [Tafsir Ibnu Katsir] Baginda Nabi SAW bersabda :
مَنْ كَانَ لَهُ بَيْتٌ وَخَادِمٌ فَهُوَ مَلِكٌ
Barang
siapa yang memiliki rumah dan pembantu maka ia adalah seorang raja. [Adabud
Dunya Waddin]
Wallahu
A’lam. Semoga Allah al-Bari membuka hati dan fikiran kita untuk mensyukuri
nikmat kemerdekaan dengan menghambakan diri kepada sang pemberi kemerdekaan
ini, Allah SWT sehingga bangsa ini menjadi bangsa yang penuh dengan keberkahan.
Salam
Satu Hadits
Dr.H.Fathul
Bari.,SS.,M.Ag
Pondok
Pesantren Wisata
AN-NUR
2 Malang Jatim
Ngaji
dan Belajar Berasa di tempat Wisata
Ayo
Mondok! Mondok Itu Keren!
NB.
“Ballighu
Anni Walau Ayah” Silahkan Share sebanyak-banyaknya kepada semua grup yang ada.
Al-Hafidz Ibnul Jawzi berkata : _Barang siapa yang ingin amalnya tidak terputus
setelah ia wafat maka sebarkanlah ilmu (agama)._ [At-Tadzkirah Wal Wa’dh]
0 komentar:
Post a Comment