ONE DAY ONE HADITH
Diriwayatkan dari Anas bin
Malik RA, Rasul SAW bersabda:
حُفَّتِ
الْجَنَّةُ بِالْمَكَارِهِ وَحُفَّتِ النَّارُ بِالشَّهَوَاتِ
Surga itu dikelilingi oleh
perkara-perkara yang dibenci sementara neraka itu dikelilingi oleh
perkara-perkara yang disenangi. [HR Muslim]
Catatan Alvers
Ternyata ada kesabaran yang
lebih berat dari pada bersabar menerima musibah dan cobaan hidup. Apa itu?
Bersabar dalam menjauhi maksiat. Mengapa demikian?
Musibah
merupakan suatu yang menimpa dan seseorang tidak punya pilihan lain kecuali ia
bersabar. Hal ini berbeda dengan meninggalkan maksiat, seseorang punya pilihan
apakah ia mau melakukan maksiat atau meninggalkannya. Dan Dikatakan oleh para
ulama bahwa amal kebaikan itu bisa dilakukan oleh siapa saja, orang baik dan
orang buruk. Adapun meninggalkan maksiat maka tidak bisa dilakukan kecuali oleh
orang yang sungguh-sungguh baik. Menjauhi maksiat itu bertentangan dengan hawa
nafsu dan ini berat sekali. [Uddatus Shabirin]
Dari kisah Nabi Yusuf, kita
mengetahui dua jenis kesabaran. Kesabaran pertama yaitu sabar dari maksiat dan
kedua yaitu sabar dalam menerima musibah. Sabar pertama yaitu sabarnya Nabi
Yusuf dengan menolak ajakan zina dari wanita cantik istri Al-Aziz itu merupakan
sabar yang tingkatannya lebih berat daripada sabar kedua, yaitu sabarnya Nabi Yusuf saat ia dibuang ke dasar sumur,
dijual sebagai budak, dijauhkan dari sang ayah tercinta. Mengapa demikian? Pada
sabar kedua, Nabi Yusuf tidak punya pilihan lain selain sabar itu sendiri.
Adapun sabar pertama maka Nabi yusuf itu memiliki pilihan antara menerima
ajakan berzina atau menolak ajakan tersebut namun dengan risiko ia dipenjara.
Menolak ajakan berzina dan
memilih bersabar menjauhi maksiat zina merupakan pilihan berat bagi Yusuf,
bagaimana tidak? Yusuf saat itu memerangi nafsunya yang besar dimana saat itu
ia masih muda dengan syahwat menggelora, ia juga masih bujangan dimana ia belum
memiliki sarana untuk menyalurkan syahwatnya. Ia juga orang asing, dimana orang
asing lebih bebas melakukan apa yang diinginkan tanpa harus malu dan sungkan
kepada orang lain. Ia juga sebagai seorang budak saat itu, dimana perilakunya
tentu tidak dibatasi oleh nama baik (Jaim) sebagaimana orang merdeka. Dan sisi
lain, wanita yang menggodanya adalah wanita yang cantik, punya kedudukan yang
tinggi sehingga jika seorang budak menuruti kemauan majikannya maka orang tidak
akan mencelanya, dan saat itu keadaan aman tanpa ada saksi mata karena semua
pintu telah terkunci rapat-rapat. Ditambah lagi keadaan dimana wanita itulah
yang sangat menggebu-gebu birahi kepadanya serta adanya ancaman penjara dari
wanita itu jika Yusuf tidak menurutinya. Dalam kondisi ini sangat mudah dan
menguntungkan bagi Yusuf untuk menuruti wanita tersebut dan sebaliknya, menolak
ajakannya akan mendatangkan berbagai macam risiko. Namun demikian Nabi Yusuf
bersabar menolak ajakan maksiat tersebut dan iapun mengadu kepada Allah SWT :
رَبِّ
السِّجْنُ أَحَبُّ إِلَيَّ مِمَّا يَدْعُونَنِي إِلَيْهِ وَإِلَّا تَصْرِفْ عَنِّي
كَيْدَهُنَّ أَصْبُ إِلَيْهِنَّ
"Wahai Tuhanku, penjara
lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka (untuk berzina) . Dan jika
tidak Engkau hindarkan aku dari tipu daya mereka, tentulah aku akan cenderung
untuk (memenuhi keinginan mereka)..." [QS Yusuf : 33]
Dalam kisah lainnya, Nabi
SAW menyebutkan bahwa ada seorang lelaki berkata : Aku sangat-sangat menyukai
putri pamanku. Suatu hari aku menginginkannya namun dia menolakku. Kemudian
berlalu masa beberapa tahun hingga kemudian dia datang kepadaku (karena
membutuhkan uang) lalu aku memberikan 120 dinar agar aku bisa bersenang-senang
dengannya lalu dia setuju hiingga ketika aku sudah menguasainya tiba-tiba dia
berkata;
لَا
أُحِلُّ لَكَ أَنْ تَفُضَّ الْخَاتَمَ إِلَّا بِحَقِّهِ
Aku tidak mengalalkanmu
untuk merusak keperawanan kecuali dengan cara yang benar (nikah).
Maka aku tidak jadi berzina
dengannya. Lalu aku pergi meninggalkannya padahal dia adalah wanita yang paling
aku cintai dan aku tinggalkan pula emas perhiasan yang aku berikan kepadanya.
[HR Bukhari]
Maksiat itu identik dengan
melampiaskan hawa nafsu, sedangkan dalam hadits utama di atas disebutkan : “Surga
itu dikelilingi oleh perkara-perkara yang dibenci sementara neraka itu
dikelilingi oleh perkara-perkara yang disenangi”. [HR Muslim] Imam Nawawi
berkata : Syahwat (perkara yang disenangi) yang mengelilingi neraka itu adalah
syahwat yang diharamkan seperti Khamr, zina, melihat hal yang haram, Ghibah,
dll. Adapun syahwat yang mubah maka tidak termasuk bagian tersebut akan tetapi
dimakruhkan untuk memperbanyak karena ia akan menyeret seseorang kepada hal
yang diharamkan atau menjadikan hatinya keras atau menyibukkannya dari ketaatan
atau hal itu akan menjadikannya fokus untuk menghasilkan harta dunia demi
mendapatkan syahwat mubah tersebut dll. [Syarah Muslim]
Dari beratnya sabar meninggalkan
maksiat maka wajarlah pahalanya sangatlah besar. Sabar yang demikian akan
mendapat balasan berupa naungan di hari kiamat. Nabi SAW bersabda ada tujuh golongan
yang mendapatkan naungan di hari tidak ada naungan melainkan naungan dari Nya.
Salah satunya adalah :
وَرَجُلٌ
دَعَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ، وَجَمَالٍ فَقَالَ: إِنِّي أَخافُ اللَّه
Dan seseorang yang diajak
(berzina) oleh wanita yang terpandang lagi cantik rupawan, namun ia berkata :
Sungguh, Aku takut kepada Allah. [HR Bukhari]
Adapun hadits yang diriwayatkan dari sayyidina Ali KW yaitu “Sabar itu ada tiga macam, sabar atas musibah (300 derajat), sabar dalam menjalani ketaatan (600 derajat ) dan sabar dari (godaan) maksiat 900 derajat.” [HR Ibn Abid Dunya] dinilai oleh Ibnul Jawzy sebagai hadits maudlu’. [Faidlul Qadir]
Wallahu A’lam. Semoga Allah
Al-Bari membuka fikiran kita untuk bersabar dalam menjauhi maksiat sehingga
kita mendapatkan naungan di hari kiamat kelak.
Salam Satu Hadits
Dr.H.Fathul Bari.,SS.,M.Ag
Pondok Pesantren Wisata
AN-NUR 2 Malang Jatim
Ngaji dan Belajar Berasa di
tempat Wisata
Ayo Mondok! Mondok Itu
Keren!
NB.
“Ballighu Anni Walau Ayah”
Silahkan Share sebanyak-banyaknya kepada semua grup yang ada. Al-Hafidz Ibnul
Jawzi berkata : _Barang siapa yang ingin amalnya tidak terputus setelah ia
wafat maka sebarkanlah ilmu (agama)._ [At-Tadzkirah Wal Wa’dh]
0 komentar:
Post a Comment