ONE DAY ONE HADITH
Diriwayatkan dari Abdullah bin Amr bin al-Ash
RA, Rasul SAW
bersabda :
كَتَبَ اللَّهُ مَقَادِيرَ الْخَلَائِقِ
قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ بِخَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ
Allah telah mencatat
takdir semua makhluk pada masa 50 tahun sebelum ia menciptakan langit dan bumi [HR
Muslim]
Catatan Alvers
Misteri di bukit Gunung Japura, Bandung,
akhirnya tersibak. Ssoal jasad wanita yang ditemukan membusuk. Ternyata itu
adalah Jasad wanita yang bernama AYK (47) pada 5 Oktober 2023. AYK tewas
ditangan kekasihnya HS (32). Motifnya adalah ajakan nikah yang ditolak korban
setelah berpacaran selama 4 bulan. Dengan alasan anak dari pada korban masih
belum bisa menerima ayah baru. [detik com] Di Jakarta Pusat pada tahun 2022
silam juga terjadi pembunuhan oleh A (22) yang membunuh korban AW (20) dengan
motif yang sama yaaitu sakit Hati karena Cinta Ditolak.[KOMPAS com] Di surabaya
juga. Karena Cinta Ditolak Pisaupun Bertindak. Remaja 18 tahun nekat membunuh
SM karena cintanya bertepuk sebelah tangan. [detik com]
Allah SWT menjadikan Rasul SAW sebagai teladan
yang baik untuk kita, ummatnya. Allah SWT berfirman :
لَّقَد كَانَ
لَكُم فِى رَسُولِ ٱللَّهِ أُسوَةٌ حَسَنَةٌ
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah
itu suri teladan yang baik bagi kalian.... [QS Al-Ahzab : 21].
Selaku contoh, maka seharusnya beliau adalah
sejenis dengan kita, yang mencontohnya sehingga kita lebih mudah dalam meneladani
uswahnya. Kita adalah manusia dan beliaupun juga manusia. Allah berfirman :
قُلْ إِنَّمَا
أَنَا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ يُوحَى إِلَيَّ أَنَّمَا إِلَهُكُمْ إِلَهٌ وَاحِدٌ
Katakanlah: sesungguhnya aku (Muhammad) ini
hanyalah seorang manusia seperti kamu, hanya saja aku medapatkan wahyu bahwa
sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan Yang Esa... [QS Al-Kahfi: 110]
Beliau menjadi contoh dalam semua urusan tak
terkecuali dalam urusan ketika cinta ditolak. Memang pernah manusia mulia
seperti beliau ditolak cintanya? Ya benar, tidak hanya Anda yang pernah ditolak
cintanya, beliau juga pernah mengalaminya bahkan pernah lamaran beliau ditolak
dua kali dari wanita yang sama.
Suatu ketika Abu Usaiyd As-Sa’idi mendatangkan
seorang wanita atas perintah beliau lalu wanita itu singgah di “Ujum” (sebuah rumah
indah) milik Bani Sa'idah. Lalu Rasul masuk ke rumah tersebut untuk menemuinya
dan beliau menemukannya senantiasa menundukkan kepalanya. Ketika beliau
menyapanya maka tak disangka-sangka wanita itu berkata :
أَعُوذُ بِاللَّهِ
مِنْكَ
"Aku berlindung kepada Allah
darimu."
Lalu Beliau menjawab:
قَدْ أَعَذْتُكِ
مِنِّي
"Sungguh Aku melindungimu dariku."
Mendengar hal ini para sahabat berkata kepada
wanita itu;
هَذَا رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ جَاءَ لِيَخْطُبَكِ
"Tahukah kamu siapakah orang ini?"
Wanita itu menjawab; "Tidak." Para
sahabat berkata; "Beliau adalah Rasulullah SAW, beliau hendak melamarmu."
Wanita itu berkata :
كُنْتُ أَنَا
أَشْقَى مِنْ ذَلِكَ
"Aduhai celakanya Aku kalau demikian."
[HR Bukhari]
Dalam satu riwayat disebutkan bahwa wanita
itu tertipu oleh rekayasa para wanita yang ingin menggagalkannya menjadi istri
Nabi SAW. Para wanita berbisik “Jika kamu ingin beruntung hidup di sisi Nabi
maka bacalah taawwudz ketika Nabi masuk ke kamarmu”. Dan setelah Nabi mendengar
fitnah mereka maka Nabi bersabda :
إِنَّهُنَّ صَوَاحِبُ يُوْسُفَ
وَكَيْدُهُنَّ عَظِيْمٌ
Mereka itu seperti Wanita-wanita yang
memfitnah nabi yusuf. sungguh tipu muslihat para wanita itu besar. [Thabaqat Al-Kubra]
Dan setelah kejadian itu rasul SAW berkumpul bersama
para sahabat di Saqifah Bani Sai’dah (dekat Masjid Nabawi) seperti biasa,
mengobrol dan meminum minuman. Rasul SAW tidak marah-marah karena habis ditolak
cintanya, tidak merasa terhina, beliau biasa-biasa saja.
Pada kesempatan lain disebutkan bahwa suatu
ketika Rasul SAW mendatangi rumah yang terdapat di kebun kurma. Disana terdapat
Wanita dari kabilah Al-Jawniyyah yaitu Umaimah (nama panggilan dari Asma’)
binti An-Nu'man bin Syarahil yang saat itu ditemani pembantunya. Lalu Nabi SAW
melamar dan menikahinya namun wanita itu menjawab :
وَهَلْ تَهَبُ
الْمَلِكَةُ نَفْسَهَا لِلسُّوقَةِ
"Apakah seorang ratu akan menyerahkan
dirinya kepada seorang rakyat jelata?"
Karena wanita itu menolak beliau maka beliau keluar
dari rumah tersebut dan berkata kepada seorang sahabat yang mengikuti beliau :
يَا أَبَا
أُسَيْدٍ اكْسُهَا رَازِقِيَّتَيْنِ وَأَلْحِقْهَا بِأَهْلِهَا
"Wahai Abu Usaid, pakaikanlah dua helai
pakaian dari bahan katun dan kembalikanlah ia kepada keluarganya." [HR
Bukhari]
Pada kejadian ini, Rasul SAW tidak marah-marah
bahkan memaksa wanita itu untuk menerima lamarannya. Beliau legawa, berbesar
hati atas kejadian tersebut bahkan belaiu memberikan hadiah berupa dua helai baju
kepada wanita tersebut dan meminta sahabat untuk mengantar pulang ke rumah
orang tuanya.
Dalam riwayat Al-Husain ibnu Walid
An-Naisaburi bahwasannya Rasul SAW telah menikahi wanita bernama Umaimah di
atas namun ketika Beliau mengulurkan tangan untuk menyentuhnya maka wanita itu menunjukkan
ekspresi tidak suka kepada Nabi sehingga Nabi keluar dan menyuruh Abu Usayd mengembalikan
ke rumah orangtuanya sebagaimana hadits di atas. [HR Bukhari]
Nabi SAW juga pernah meminang puteri Abu
Thalib yaitu (Fakhitah) Ummu Hani’ pada zaman jahiliyah, disaat itu Ummu hani
juga dipinang oleh Hubayrah bin Abi Wahab. Abu Thalib memilih Hubayrah sebagai
menantu. Nabi Saw saat itu mempertanyakan alasan menerima Hubairah dan menolak
beliau. Abu Thalib menjawab :
يا ابن أَخِي
إِنَّا قَدْ صَاهَرْنَا إِلَيْهِمْ، وَالْكَرِيمُ يُكَافِئُ الْكَرِيمَ
Wahai keponakanku, Sesungguhnya kami menyambung
hubungan dengan mereka. Dan orang yang mulia setara dengan orang yang mulia. [Al-Ishabah
Fi Ma’rifatis Shahabat]
Selang beberapa lama, keduanya bercerai
karena Islam memisahkan di antara mereka. (karena Ummu Hani’ masuk islam saat
Fathu Makkah sementara Hubairah tidak dan suaminya itu pun melarikan diri ke
Najran). Lalu pada kesempatan ini, Nabi meminang untuk yang kedua kalinya.
Namun lagi-lagi ia menolak dan berkata :
يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنِّي قَدْ كَبِرْتُ وَلِي عِيَالٌ
Wahai Utusan Allah, Aku ini
sudah tua dan memiliki banyak anak. [HR Muslim]
Dan dalam riwayat lain ia berkata :
وَاللهِ إِنِّي كُنْتُ لَأُحِبُّكَ فِي الجْاَهِلِيَّةِ
فَكَيْفَ فِي الْإِسْلَامِ! وَلَكِنِّي اِمْرَأَةٌ مُصْبِيَّةٌ فَأَكْرَهُ أَنْ يُؤْذُوْكَ
Demi Allah, Aku mencintaimu pada masa
jahiliyyah maka bagaimana (bertambahnya cintaku padamu) setelah aku masuk Islam?
Namun Aku adalah wanita yang memiliki banyak anak kecil karenanya aku khawatir mereka
akan membebanimu. [Al-Ishabah Fi Ma’rifatis Shahabat]
Dalam riwayat lain, Ummu
hani berkata : “Ya Rasulullah, Sungguh engkau adalah orang yang lebih aku
cintai melebihi dari pendengaranku, penglihatanku sementara kewajiban istri kepada
suami itu amatlah besar. Dan aku khawatir aku menyia-nyiakan kewajiban itu”. [Al-Ishabah
Fi Ma’rifatis Shahabat]
Cinta yang ditolak tidak menjadikan beliau
benci dan mencaci-maki bahkan sebaliknya beliau malah memujinya. Rasul Saw bersabda
:
خَيْرُ نِسَاءٍ
رَكِبْنَ الْمَطَايَا نِسَاءُ قُرَيْشٍ. أَحْنَاهُ عَلَى وَلَدٍ فِي صِغَرِهِ
وَأَرْعَاهُ عَلَى زَوْجٍ فِي ذَاتِ يَدِهِ
Ummu Hani adalah wanita terbaik yang
mengendarai kendaraan, Dia adalah wanita bagsawan quraiys, wanita yang sangat
menyayangi anak di masa kecilnya dan wanita yang sangat memperhatikan hak-hak
suaminya. [At-Thabaqat Al-Kubra]
Subhanallah, betapa mulia akhlak beliau, Mari
kita teladani respon beliau ketika cinta ditolak. Hendaknya kita yakin bahwa jodoh
itu di tangan Allah sehingga kita tidak bisa memaksakan kehendak. Karena semua itu
telah ditentukan Allah yang maha Kuasa sebagaimana dalam haddits utama di atas.
Hal ini dipertegas dalam khutbah nikah antara Sayyidah fatimah dan Sayyidina
Ali, Nabi SAW bersabda :
وَلَا
يَجْتَمِعُ اثْنَانِ وَلَا يَفْتَرِقَانِ إِلَّا بِقَضَاءٍ وَقَدَرٍ وَكِتَابٍ مِنَ
اللهِ قَدْ سَبَقَ
Tidaklah dua orang berkumpul (dalam tali
pernikahan) dan bercerai melainkan itu semua karena ketetapan, takdir dan
kepastian dari Allah yang telah terdahulu. [I’anatut Thalibin]
Apalagi kita tidak mengetahui apakah ia baik atau
buruk untuk kita. Allah SWT berfirman : “Boleh jadi kamu membenci sesuatu,
padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu,
padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.
[QS Al-Baqarah : 216]
Wallahu A’lam. Semoga Allah al-Bari membuka
hati dan fikiran kita untuk senantiasa belajar dan meniru dari sikap beliau. Allah
menjauhkan kita dari pikiran “cinta ditolak dukun bertindak, bahkan piasu
bertindak” sebagaimana berita yang marak terjadi.
Salam Satu Hadits
Dr.H.Fathul Bari.,SS.,M.Ag
Pondok Pesantren Wisata
AN-NUR 2 Malang Jatim
Ngaji dan Belajar Berasa di tempat Wisata
Ayo Mondok! Mondok Itu Keren!
NB.
“Ballighu Anni Walau Ayah” Silahkan Share
sebanyak-banyaknya kepada semua grup yang ada. Al-Hafidz Ibnul Jawzi berkata :
_Barang siapa yang ingin amalnya tidak terputus setelah ia wafat maka
sebarkanlah ilmu (agama)._ [At-Tadzkirah Wal Wa’dh]
0 komentar:
Post a Comment