ONE DAY ONE HADITH
Diriwayatkan dari Anas
bin Malik RA, Nabi SAW bersabda :
مَنْ عَالَ
جَارِيَتَيْنِ حَتَّى تَبْلُغَا جَاءَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَنَا وَهُوَ
“Barangsiapa yang menanggung dua anak perempuan hingga dewasa
maka ia akan datang pada hari kiamat, Aku dan dia (seperti keadaan jari-jari
jemari yang dirapatkan)” [HR Muslim]
Catatan Alvers
Membenci kelahiran
anak perempuan merupakan tradisi jahiliyah. Dalam Islam, justru sebaliknya. Anak
perempuan merupakan sarana bagi orang tuanya untuk mendapatkan kemuliaan bahkan
ada orang shalih berkata : “Orang terbaik adalah yang memiliki anak pertama berupa
anak perempuan”. Ada yang bertanya : “Mengapa demikian, Apa dalilnya?” Ia menjawab
: “Bacalah firman Allah SWT” :
لِلَّهِ مُلْكُ
السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ يَهَبُ لِمَنْ يَشَاءُ إِنَاثًا وَيَهَبُ
لِمَنْ يَشَاءُ الذُّكُورَ
Milik Allah-lah kerajaan langit dan
bumi; Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki, memberikan anak perempuan kepada
siapa yang Dia kehendaki dan memberikan anak laki-laki kepada siapa yang Dia
kehendaki, [QS Asy-Syura: 49]
“Pada Ayat ini,
Allah mendahulukan (dalam penyebutan) anugerah anak perempuan dari pada anugerah
anak laki-laki maka ini menjadi dalil bahwa orang yang dikedepankan oleh Allah
dalam Al-Qur’an maka ia akan dikedepankan di hari kiamat di hadapan semua
makhluk”. [Dalilus Sailin]
Watsilah ibnul
Asqa’ berkata :
مِنْ يُمْنِ
المَرْأَةِ تَبْكِيْرُهَا بِالْأُنْثَى قَبْلَ الذَّكَرِ لِأَنَّ اللَّهَ تَعَالىَ بَدَأَ بِذِكْرِ الْإِنَاثِ
Sebagian dari
keberkahan seorang wanita adalah melahirkan anak perempuan terlebih dahulu
sebelum anak laki-laki. Hal ini dikarenakan Allah SWT mendahulukan penyebutan
anak perempuan (dalam ayat di atas) [Tafsir As-Tsa’aliby]
Rasul SAW sendiri dikaruniai empat anak
perempuan terlebih dahulu (Zainab, Ruqayyah, Ummu Kultsum dan Fatimah) sebelum
memiliki anak laki-laki. Ketika lahir anak ke empat maka ada yang berkata : “Ya
Rasulallah, bayinya perempuan (lagi)” Maka
Rasul SAW menjawab dengan penuh keyakinan :
هِيَ رَيْحَانَةٌ
أَشُمُّهَا
“Dia (anak perempuan) itu wangi, aku mencium baunya”. [Dalilus
Sailin]
Dan dalam riwayat lain, Rasul SAW
menambahkan perkataan : “Dan rizkinya menjadi tanggungan Allah” [Al-Iqdul farid]
Memiliki anak perempuan
merupakan sarana bagi orang tuanya untuk mendapatkan kemuliaan sebagaimana
ditegaskan dalam hadits utama di atas “Barangsiapa yang menanggung dua anak perempuan hingga
dewasa maka ia akan datang pada hari kiamat Aku dan dia (seperti keadaan jari-jari
jemari yang dirapatkan)” [HR Muslim]
Kata “Ala” dalam hadits tersebut yang diartikan
dengan menanggung. Secara bahasa kata “Ala” artinya dekat. Sedangkan maksudnya dijelaskan
oleh Imam Nawawi adalah :
قَامَ عَلَيْهِمَا
بِالْمُؤْنَةِ وَالتَّرْبِيَةِ وَنَحْوِهِمَا
Memberikan kecukupan bagi mereka dalam
urusan biaya hidup, pendidikan dan keperluan lainnya. [Al-Minhaj Syarah Muslim]
Tidak hanya
kemuliaan pada hari kiamat, orang tua yang memiliki anak perempuan berpotensi
besar masuk surga. Jabir bin Abdillah
RA meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda :
مَنْ
كَانَ لَهُ ثَلاَثُ بَنَاتٍ يُؤْوِيْهِنَّ وَيَكْفِيْهِنَّ وَيَرْحَمُهُنَّ فَقَدْ
وَجَبَتْ لَهُ الْجَنَّةَ الْبَتَّةَ
“Barangsiapa
yang memiliki tiga anak perempuan, ia mengayomi mereka, mencukupi mereka,
dan menyayangi mereka maka wajib baginya surga”. [HR Bukhari dalam Al-Adabul
Mufrad]
Dalam riwayat at-Thabrani disebutkan : Kami bertanya : “Kalau dua
anak perempuan Ya Rasulullah?”. Nabi bersabda : “Watsintaini”
(Dua anak perempuan juga). Kami bertanya lagi : “Kalau satu anak
perempuan Ya Rasulullah?”. Nabi bersabda : “Wa Wahidatan” (Satu anak perempuan
juga). [HR
Thabrani dalam Al-Mu’jam Al-Kabir]
Mengasuh anak perempuan itu beban dan tanggung
jawabnya akan lebih berat dari pada mengasuh anak laki-laki. Boleh jadi dari sifatnya
yang lebih manja, biaya keperluan seperti baju dan lainnya bisa lebih mahal serta
pengawasannya harus lebih ekstra. Boleh jadi karena inilah pahala mengasuh anak
peempuan lebih besar pahalanya sesuai dengan kaidah “Al-Ajru Biqadrit Ta’ab”
yang artinya (Besar kecilnya) Pahala itu sesuai dengan kepayahan amalnya.
[Hasyiyah As-Sindy]
Satu ketika Sayyidah Aisyah RA melihat ada seorang ibu yang hanya mendapati sebutir
kurma. Ia membelahnya menjadi dua bagian lalu memberikannya kepada kedua
putrinya sedangkan ia sendiri tidak makan dari kurma itu sedikitpun. Hal ini
lalu diceritakan kepada baginda Nabi SAW lalu beliau bersabda :
إنَّ اللَّهَ قَدْ أَوْجَبَ
لَهَا بِهَا الْجَنَّةَ أَوْ أَعْتَقَهَا بِهَا مِنْ النَّارِ
“Sesungguhnya
Allah mewajibkan surga bagi sang ibu atau Allah membebaskannya dari api neraka”
[HR Muslim]
Jadi anak perempuan
bisa menjadi sarana orang tua untuk masuk surga dan terbebas dari neraka. Poin
kedua dipertegas lagi dalam hadits berikut :
مَنْ ابْتُلِيَ
مِنْ هَذِهِ الْبَنَاتِ بِشَيْءٍ كُنَّ لَهُ سِتْرًا مِنْ النَّارِ
“Barangsiapa yang diuji dengan sesuatu (kesulitan) dari
anak-anak perempuan (lalu ia berbuat baik kepada mereka) maka anak-anak
perempuan itu akan menjadi penghalang baginya dari api neraka” [HR Bukhari]
Hadits ini juga menguatkan
pendapat bahwa mengasuh anak perempuan itu memiliki kesulitan tersendiri. Mengomentari
hadits tersebut, Imam Qurthubi berkata :
فَفِي هَذَا الْحَدِيثِ مَا يَدُلُّ عَلَى
أَنَّ الْبَنَاتِ بَلِيَّةٌ، ثُمَّ أَخْبَرَ أَنَّ فِي الصَّبْرِ عَلَيْهِنَّ
وَالْإِحْسَانِ إِلَيْهِنَّ مَا يَقِي مِنَ النَّارِ
“Dalam hadits ini terdapat dalil bahwa anak-anak
perempuan adalah ujian. Kemudian Nabi mengabarkan bahwa pada sikap sabar dan
berbuat baik kepada anak-anak perempuan terdapat pencegahan dari api neraka” [Tafsiir
Al-Qurthubi]
Tidak hanya bersabar dalam menghadapi wanita
kecil yang merupakan kebaikan, bersabar menghadapi wanita dewasa yaitu istri
juga merupakan kebaikan. Dalam hadits disebutkan :
إِنَّ الصَّبْرَ
عَلَى سُوْءِ خُلُقِ الزَّوْجَةِ عِبَادَةٌ
“Sesungguhnya bersabar atas jeleknya perangan
istri adalah Ibadah”. [At-tahrir Wat Tanwir]
Wallahu A’lam.
Semoga Allah al-Bari membuka hati dan fikiran kita untuk lebih bersabar
dalam membesarkan anak-anak perempuan dengan mengharap pahala dari Allah SWT.
Salam Satu Hadits
Dr.H.Fathul
Bari.,SS.,M.Ag
Pondok Pesantren
Wisata
AN-NUR 2 Malang
Jatim
Ngaji dan Belajar
Berasa di tempat Wisata
Ayo Mondok! Mondok
Itu Keren!
NB.
“Ballighu Anni
Walau Ayah” Silahkan Share sebanyak-banyaknya kepada semua grup yang ada.
Al-Hafidz Ibnul Jawzi berkata : _Barang siapa yang ingin amalnya tidak terputus
setelah ia wafat maka sebarkanlah ilmu (agama)._ [At-Tadzkirah Wal Wa’dh]
0 komentar:
Post a Comment