ONE DAY ONE HADITH
Diriwayatkan dari Sayyidah Aisyah RA, bahwasannya Rasul
SAW bersabda :
بَلْ أَرْجُو أَنْ يُخْرِجَ
اللَّهُ مِنْ أَصْلَابِهِمْ مَنْ يَعْبُدُ اللَّهَ وَحْدَهُ لَا يُشْرِكُ بِهِ
شَيْئًا
"(Tidak), Bahkan aku berharap semoga Allah
mengeluarkan dari tulang-tulang sulbi mereka (penduduk Thaif), orang yang
menyembah Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatupun." [HR Bukhari
- Muslim]
Catatan Alvers
Thaif, merupakan destinasi wisata religi bagi para jamaah
haji dan umrah yang berjarak sekitar 90 kilometer dari Masjidil Haram dan
ditempuh sekitar 1,5 jam perjalanan dengan kontur jalan menanjak karena Thaif
berada di ketinggian 1.800 meter di atas permukaan laut. Udaranya jauh lebih
dingin dari Makkah. [Kumparan com] Di kota ini Rasul SAW pernah diusir oleh
penduduknya dan di kota ini pula kita menyaksikan penduduknya yang muslim
berkah doa beliau sebagaimana hadits utama di atas.
Salah satu objek wisata yang dikunjungi di sana adalah
masjid Addas. Nama masjid ini diambil dari nama seorang budak yang masuk Islam
setelah bertemu dengan beliau di sela-sela kedatangan beliau di thaif. Menurut
Az-Zarkaly, Di tempat tersebut Addas masuk Islam dan di sana pula addas
dimakamkan. [ar wikipedia org] Masjid sederhana itu berukuran kurang lebih
12x12 Meter. Lantai dibalut karpet tebal namun tak ada lampu mewah, atau
ornamen yang mencolok. Yang ada hanya sejumlah rak berisi Al-Quran. [Kumparan
com]
Al-Qurtuby dalam Tafsirnya meriwayatkan dari Ibnu Abbas,
Said bin Jubair, Mujahid dll Mereka berkata : Ketika Abu Thalib wafat, Nabi
keluar menuju Thaif untuk mencari pertolongan dari (pemuka Kabilah) Tsaqif.
Beliau mencari AbduYalil, Mas’ud dan Habib. Mereka adalah saudara-saudara dari
Banu Amr bin Umar di mana diantara mereka ada yang menikah dengan wanita Quraisy
dari bani Jumah. Rasul mengajak mereka masuk Islam dan meminta pertolongan
untuk menghadapi kaum kuffar Mekkah.
(Jauh dari harapan, bukannya diterima beliau malah
ditolak mentah mentah). Orang pertama berkata bahwa dia akan meruntuhkan kiswah
ka’bah, jika benar-benar Allah telah mengutusmu (Nabi Muhammad SAW). Orang
kedua berkata : “Apakah Allah tidak menemukan orang lain sehingga dia memilihmu
untuk menjadi utusan-Nya?”. Orang ketiga berkata : “Demi Allah, aku tidak akan
berbicara denganmu selamanya. Sebab jika benar engkau seorang utusan Allah maka
bahaya jika aku menolak ucapanmu dan jika kau berbohong maka sudah sepantasnya
aku tidak berbicara denganmu”.
Lalu mereka memerintahkan orang rendahan dan para budak
untuk mengumpat dan menertawakan beliau sehingga orang-orang berkumpul dan
mengusir beliau sampai ke kebun milik Utbah dan Syaibah bin Rabi’ah. Salah
seorang diantara mereka menegur kepada wanita Quraisy dari Kabilah Jumah, ia
berkata : “Apakah yang diperbuat oleh keluarga besarmu kepada kami?”
Di situlah (di lokasi Kebun Anggur) Nabi (mengadukan
masalahnya kepada Allah SWT). Beliau berdoa :
اللهم إِنِّي أَشْكُو إِلَيْكَ
ضُعْفَ قُوَّتِي وَقِلَّةَ حِيْلَتِي وَهَوَانِي عَلَى النَّاسِ يَا أَرْحَمَ
الرَّاحِمِيْنَ
"Ya Allah!, sesungguhnya aku mengadukan kepadaMu
akan lemahnya kekuatanku dan sedikitnya upayaku serta hinanya diriku di hadapan
manusia, wahai Yang dzat Maha Pengasih di antara para pengasih! Dst.
Menyaksikan hal tesebut, rasa belah kasih Uthbah dan
Syaibah bin Rabi'ah tergerak. Keduanya memanggil budak Nasrani yang bernama
Addas seraya berkata : "Ambilkan setangkai anggur lalu taruh di nampan ini
kemudian suguhkan kepada orang tersebut (Nabi)," Tatkala Addas menyuguhkan
anggur maka beliau mengulurkan tangan sambil membaca 'bismillah", lalu
memakannya.
Addas-pun keheranan. Ia berkata, "Sesungguhnya
ucapan ini tidak biasa diucapkan oleh penduduk negeri ini." Lantas Nabi
bertanya tentang identitas Addas. Ia menjawab, "Aku seorang Nasrani dari
penduduk Ninawa (Nineveh)." Nabi berkata lagi, "Apakah engkau berasal
dari negeri seorang pria shalih bernama Yunus bin Matta?" Addas berkata,
"Apa yang kamu ketahui tentang Yunus bin Matta?" Nabi menjawab,
"Dia adalah saudaraku, dia seorang Nabi, demikian pula dengan
diriku." Addas langsung merengkuh Nabi dan menciumi kepala, kedua tangan
dan kedua kaki beliau. Melihat hal itu, Uthbah dan Syaibah bin Rabi'ah bertanya:
"Kenapa engkau melakukan demikian?” Addas menjawab :
يَا سَيِّدِي مَا فِي الْأَرْضِ
خَيْرٌ مِنْ هَذَا أَخْبَرَنِي بِأَمْرٍ مَا يَعْلَمُهُ إِلَّا نَبِيٌّ
"Wahai tuanku! Tidak ada sesuatu pun di muka bumi
ini yang lebih baik dari orang ini! Dia telah memberitahukan kepadaku sesuatu
hal yang tidak diketahui kecuali oleh seorang Nabi." [Al-Jami’ Li Ahkamil
Qur’an]
Peristiwa penolakan Nabi dari kota thaif itu sungguh hari
yang sangat berat.
Siti Aisyah pernah bertanya :
يَا رَسُولَ اللَّهِ هَلْ أَتَى
عَلَيْكَ يَوْمٌ كَانَ أَشَدَّ مِنْ يَوْمِ أُحُدٍ
Wahai Rasulullah, adakah hari yang lebih berat (ujiannya)
daripada hari (kekalahan dalam perang) Uhud?
Menjawab hal ini, Beliau menyebutkan hari dimana beliau
diusir dari kota Thaif. Hari itu merupakan ujian terberat dalam dakwah beliau
bahkan lebih berat daripada kekalahan pada perang Uhud. Hal itu membuat Nabi
sedih dan gundah gulana hingga beliau berkata :
فَانْطَلَقْتُ وَأَنَا مَهْمُومٌ
عَلَى وَجْهِي فَلَمْ أَسْتَفِقْ إِلَّا بِقَرْنِ الثَّعَالِبِ
Akupun pergi (meninggalkan thaif) dengan penuh kesedihan
diwajahku, dan aku baru tersadar ketika aku sampai di daerah Qarnits Tsa'alib
(Daerah Miqat Qarnul Manazil). [HR Bukhari]
Imam Nawawi berkata : saking dari susahnya Nabi saat itu,
Nabi tidak tahu harus pergi kemana. Beliau baru tersadar kalau langkah kakinya
telah sampai di daerah Qarnul Manazil. [Al-Minhaj, Syarah Nawawi]
Di tempat tersebut beliau melihat ada awan yang menaungi
dan beliau melihat Malaikat Jibril, ia berkata : “Sesungguhnya Allah 'azza
wajalla telah mendengar perkataan kaummu terhadapmu dan penolakan mereka
terhadap ajakanmu. Dan Dia telah mengutus malakul jibal (malaikat penjaga
gunung) agar engkau menyuruhnya untuk menghancurkan mereka sekehendak
hatimu'."
Malakul Jibal berkata :
إِنْ شِئْتَ أَنْ أُطْبِقَ
عَلَيْهِمْ الْأَخْشَبَيْنِ
Jika engkau menghendaki, maka aku akan menutupkan dua
gunung ini kepada mereka.
Rasulullah SAW bersabda kepadanya:
بَلْ أَرْجُو أَنْ يُخْرِجَ
اللَّهُ مِنْ أَصْلَابِهِمْ مَنْ يَعْبُدُ اللَّهَ وَحْدَهُ لَا يُشْرِكُ بِهِ
شَيْئًا
"(Tidak), Bahkan aku berharap semoga Allah
mengeluarkan dari tulang-tulang sulbi mereka orang yang menyembah Allah dan
tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatupun." [HR Muslim]
Mulla Al-Qari berkata : Diriwayatkan bahwa peristiwa yang
tersebut terjadi pada bulan syawal tahun 10 kenabian tepatnya tiga bulan
setelah wafatnya Siti Khadijah, Beliau ditemani oleh Zaid bin Haritsah (Seorang
budak dan pernah menjadi anak angkat beliau) dan beliau berada di sana selama
satu bulan. [Mirqatul Mafatih Syarah Misykatul Mashabih]
Wallahu A’lam Semoga Allah al-Bari membuka hati dan
fikiran kita untuk senantiasa meneladani kesabaran beliau, baik dalam berdakwah
maupun dalam kehidupan sehari-hari.
Salam Satu Hadits
Dr.H.Fathul Bari.,SS.,M.Ag
Pondok Pesantren Wisata
AN-NUR 2 Malang Jatim
Ngaji dan Belajar Berasa di tempat Wisata
Ayo Mondok! Mondok Itu Keren!
NB.
“Ballighu Anni Walau Ayah” Silahkan Share
sebanyak-banyaknya kepada semua grup yang ada. Al-Hafidz Ibnul Jawzi berkata :
_Barang siapa yang ingin amalnya tidak terputus setelah ia wafat maka
sebarkanlah ilmu (agama)._ [At-Tadzkirah Wal Wa’dh]
0 komentar:
Post a Comment