Sunday, June 16, 2024

ARAFAH DAN PELEBUR DOSA

 

ONE DAY ONE HADITH

 

Diriwayatkan dari Abu Qatadah, Nabi SAW bersabda,

صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِى بَعْدَهُ

“Puasa Arafah (9 Dzulhijjah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang.” [HR. Muslim]

 

Catatan Alvers

 

Ada pertanyaan kritis mengenai hadits di atas “Puasa Arafah (9 Dzulhijjah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang.” [HR. Muslim] Yaitu jika puasa arafah itu bisa melebur dosa dua tahun, yaitu tahun yang lalu dan tahun yang akan datang maka mestinya kita cukup berpuasa dua tahun sekali, namun mengapa pada prakteknya kita dianjurkan berpuasa setiap tahun?

 

Untuk menjawab pertanyaan tersebut perlu diketahui bahwa satu ibadah akan mendatangkan pahala seperti melebur dosa, itu jika ibadahnya dilakukan dengan sempurna. Jika dilakukan dengan tidak sempurna maka akan berkurang pula pahalanya atau peleburan dosanya tidak maksimal 100 persen. Sebagai contoh misalnya shalat, dimana Rasul SAW bersabda :

إِنَّ الرَّجُلَ لَيَنْصَرِفُ وَمَا كُتِبَ لَهُ إِلَّا عُشْرُ صَلَاتِهِ تُسْعُهَا ثُمْنُهَا سُبْعُهَا سُدْسُهَا خُمْسُهَا رُبْعُهَا ثُلُثُهَا نِصْفُهَا

Sesungguhnya seseorang selesai (dari shalat) dan tidaklah ditulis (pahala) baginya, kecuali sepersepuluh shalatnya, sepersembilannya, seperdelapannya, sepertujuhnya, seperenamnya, seperlimanya, seperempatnya, sepertiganya, setengahya. [HR Abu Dawud]

 

Hal ini dikarenakan pahal shalat seseorang tergantung kepada kadar khusu’ shalatnya. Hal ini seperti belaku pada ibadah puasa, dimana Rasul SAW bersabda :

رُبَّ صَائِمٍ حَظُّهُ مِنْ صِيَامِهِ الجُوْعُ وَالعَطَشُ

“Betapa banyak orang yang berpuasa namun ia hanya mendapatkan rasa lapar dan dahaga dari puasanya tersebut.” [HR Thabrani]

 

Jadi jika seseorang melakukan puasa arafah dengan tidak sempurna maka peleburan dosanya juga tidak sempurna sehingga puasa arafah ditahun depannya akan menyempurnakan peleburan dosa pada tahun sebelumnya.

 

Imam Nawawi berkata : Para ulama berkata bahwa dosa yang dilebur dengan puasa Arafah adalah dosa-dosa kecil. Selanjutnya beliau berkata :

إِنْ لَمْ تَكُنْ صَغَائِرُ يُرْجَى التَّخْفِيْفُ مِنَ الْكَباَئِرِ فَإِنْ لَمْ يَكُنْ رُفِعَتْ دَرَجَاتٌ

jika seseorang tidak memiliki dosa-dosa kecil maka pahala puasa arafah akan dapat meringankan dosa besar dan jika ternyata seseorang tidak punya dosa besar maka pahala puasanya bermanfaat untuk menambah ketinggian derajat orang tersebut. [Syarah Muslim]

 

Hal itu seperti fungsi pahala ibadah puasanya nabi, orang shalih dan anak-anak kecil. Dimana mereka tidak memiliki dosa besar sehingga amal ibadahnya akan mengangkat derajat mereka di sisi Allah SWT dan bukan lagi untuk melebur dosa mereka.

 

Sebenarnya dalam islam banyak sekali amal ibadah yang fungsinya untuk melebur dosa, diantaranya adalah puasa Asyura’. Abu Qatadah Al-Anshari berkata : Beliau ditanya mengenai keistimewaan puasa ’Asyura? Beliau menjawab :

يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ

”Puasa ’Asyura akan menghapus dosa setahun yang lalu.” [HR Muslim]

 

Demikian pula puasa ramadhan. Rasulullah saw bersabda :

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إيْمَا نًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Artinya: Barangsiapa berpuasa di bulan Ramadhan karena Iman dan mengharap pahala dari Allah maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu (HR Bukhari

 

Ibadalh lainnya adalah wudlu. Rasul SAW bersabda :

مَنْ تَوَضَّأَ نَحْوَ وُضُوئِي هَذَا ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ لَا يُحَدِّثُ فِيهِمَا نَفْسَهُ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

"Barangsiapa berwudhu' seperti wudhu'ku ini kemudian dia shalat dua raka'at dan ia tidak berbicara (urusan dunia) dalam hatinya, maka Allah mengampuni dosanya yang lalu". [HR Bukhari]

 

Begitu pula ibadah shalat lima waktu, Rasulullah SAW bersabda :

أَرَأَيْتُمْ لَوْ أَنَّ نَهَرًا بِبَابِ أَحَدِكُمْ ، يَغْتَسِلُ فِيهِ كُلَّ يَوْمٍ خَمْسًا ، مَا تَقُولُ ذَلِكَ يُبْقِى مِنْ دَرَنِهِ

“Tahukah kalian, seandainya ada sebuah sungai di dekat pintu salah seorang di antara kalian, lalu ia mandi dari air sungai itu setiap hari lima kali, apakah akan tersisa kotorannya walau sedikit?”

Para sahabat menjawab, “Tidak akan tersisa sedikit pun kotorannya.” Beliau bersabda :

فَذَلِكَ مِثْلُ الصَّلَوَاتِ الْخَمْسِ ، يَمْحُو اللَّهُ بِهِ الْخَطَايَا

 “Maka begitulah perumpamaan shalat lima waktu, dengannya Allah menghapuskan dosa.” [HR Bukhari]

 

Demikian pula shalat jum’at. Nabi SAW bersabda :

الصَّلَوَاتُ الخَمْسُ ، وَالجُمُعَةُ إِلَى الجُمُعَةِ ، وَرَمَضَانُ إِلَى رَمَضَانَ ، مُكَفِّراتٌ مَا بَيْنَهُنَّ إِذَا اجْتُنِبَتِ الكَبَائِرُ

“Shalat lima waktu, Jumat ke Jumat, dan Ramadhan ke Ramadhan adalah penghapus dosa-dosa yang di antara semua itu, jika dosa-dosa besar dijauhi.” [HR. Muslim]

 

Pelebur dosa bukan hanya terdapat dalam amalan saja, bahkan setiap musibah yang menimpa juga menjadi pelebur dosa. Nabi SAW bersabda :

مَا يُصِيبُ الْمُسْلِمَ مِنْ نَصَبٍ وَلَا وَصَبٍ وَلَا هَمٍّ وَلَا حُزْنٍ وَلَا أَذًى وَلَا غَمٍّ حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا إِلَّا كَفَّرَ اللَّهُ بِهَا مِنْ خَطَايَاه

Tidaklah seorang muslim itu ditimpa musibah baik berupa rasa lelah, rasa sakit, rasa khawatir, rasa sedih, gangguan atau rasa gelisah sampaipun duri yang melukainya melainkan dengannya Allah akan mengampuni dosa-dosanya. [HR Bukhari]

Dan dalam riwayat lain, disertakan tujuan akhirnya. Nabi SAW bersabda :

مَا يَزَال الْبَلاءُ بِالْمُؤْمِنِ وَالْمؤمِنَةِ في نَفْسِهِ وَولَدِهِ ومَالِهِ حَتَّى يَلْقَى اللَّه تَعَالَى وَمَا عَلَيْهِ خَطِيئَةٌ

"Bencana senantiasa menimpa orang mukmin dan mukminah pada dirinya, anaknya dan hartanya sehingga ia berjumpa dengan Allah dalam keadaan tidak ada dosa pada dirinya." [HR Tirmidzi]

 

Maka semua itu saling menyempurnakan satu sama lain dalam menghapuskan dosa seseorang sehingga sebagaimana dinyatakan dalam hadits terakhir “berjumpa dengan Allah dalam keadaan tidak ada dosa pada dirinya." [HR Tirmidzi]

 

Wallahu A’lam. Semoga Allah al-Bari membuka hati dan fikiran kita untuk terus termotivasi untuk beribadah dengan sebaik-baiknya dan terus melaksanakan ibadah dengan istiqamah sehingga berjumpa dengan Allah dalam keadaan tidak membawa dosa apapun.

 

Salam Satu Hadits

Dr.H.Fathul Bari.,SS.,M.Ag

 

Pondok Pesantren Wisata

AN-NUR 2 Malang Jatim

Ngaji dan Belajar Berasa di tempat Wisata

Ayo Mondok! Mondok Itu Keren!

 

NB.

“Ballighu Anni Walau Ayah” Silahkan Share sebanyak-banyaknya kepada semua grup yang ada supaya sabda Nabi SAW  menghiasi dunia maya dan menjadi amal jariyah kita semua.

0 komentar:

Post a Comment