Friday, September 20, 2024

WAL YATALATTHAF

 

ONE DAY ONE HADITH

 

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas RA, Rasul SAW bersabda :

إِنَّ فِيكَ خَصْلَتَيْنِ يُحِبُّهُمَا اللَّهُ الْحِلْمُ وَالْأَنَاةُ

“Sesungguhnya pada dirimu (Asajji Abdil Qays) terdapat dua pekerti yang disukai oleh Allah yaitu sabar dan berhati-hati.” [HR Tirmidzi]

 

Catatan Alvers

Ketika membaca Mushaf kita akan menemukan tulisan lafadz “walyatalatthaf” pada surat Al-Kahfi ayat 19 dengan cetak tebal dan terkadang dengan tinta merah. Ada yang berkata bahwa itu merupakan tanda untuk mengenang darah Usman bin Affan yang dibunuh saat memegang mushaf Al-Qur’an. Benarkah demikian?

 

Memang benar bahwa Utsman RA wafat dengan terbunuh. An-Nawawi berkata : Utsman RA dibunuh dengan dianiaya oleh orang-orang fasik. [Syarah Muslim] Dan kejadian tersebut sudah dikabarkan oleh Nabi SAW jauh sebelumnya. Yaitu ketika beliau bersama Abu Musa di suatu kebun di antara kebun-kebun yang ada di Madinah. Kemudian datang lagi seorang laki-laki meminta dibukakan pintu, ketika itu beliau tengah berbaring, kemudian beliau duduk dan bersabda:

افْتَحْ لَهُ وَبَشِّرْهُ بِالْجَنَّةِ عَلَى بَلْوَى تُصِيبُهُ 

"Bukakanlah pintu dan sampaikan kabar gembira kepadanya dengan surga atas ujian yang akan menimpanya." [HR Bukhari]

Lalu Abu Musa membukakan pintu dan ternyata laki-laki itu adalah 'Utsman. Abu Musa menyampaikan pesan Nabi tadi lalu 'Utsman berkata; "Allah sajalah dzat yang dimintai pertolongan-Nya." [HR Bukhari]

 

Benarlah apa yang dikabarkan Nabi SAW jauh-jauh hari itu menjadi kenyataan.

Diriwayatkan dari Ibnu Umar bahwa di satu pagi Utsman berkata : “tadi malam Aku bermimpi Rasul SAW dan beliau bersabda :

يَا عُثْمَانُ ، أَفْطِرْ عِنْدَنَا

“Wahai Utsman, berbuka puasalah di sisiku”

Maka pagi itu ia berpuasa lalu ia terbunuh hari itu juga.[HR Al-Hakim]

 

Utsman RA terbunuh ketika membaca Qur’an dan tetesan darahnya mengenai mushafnya. Nafi’ bin Abi Nuaim berkata : Aku pernah menerima mushaf Ustman yang dikirimkan sebagian khalifah kepadaku. Aku berkata : orang-orang berkata bahwa mushaf ini ada dipangkuan utsman ketika ia tewas terbunuh lalu darahnya mengenai ayat “Fasayakfikahumullah...”. Nafi berkata :

بَصرَتْ عَيْنِي بِالدَّمِ عَلَى هَذِهِ الْآيَةِ

“Aku melihat darah tersebut dengan mata kepala sendiri terdapat pada ayat tadi”. [Tafsir Ad-durrul Mantsur]

 

Secara lengkap, Ayat tersebut berbunyi :

فَإِنْ آمَنُوا بِمِثْلِ مَا آمَنْتُمْ بِهِ فَقَدِ اهْتَدَوْا وَإِنْ تَوَلَّوْا فَإِنَّمَا هُمْ فِي شِقَاقٍ فَسَيَكْفِيكَهُمُ اللَّهُ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ

Maka jika mereka telah beriman sebagaimana yang kamu imani, sungguh, mereka telah mendapat petunjuk. Tetapi jika mereka berpaling, sesungguhnya mereka berada dalam permusuhan (denganmu), maka Allah mencukupkan engkau terhadap mereka (dengan pertolongan-Nya). Dan Dia Maha Mendengar, Maha Mengetahui. [QS Al-Baqarah : 137]

 

 

Hingga kini mushaf sebagai saksi syahidnya Ustman tersebut masih ada. Pada tahun 2015 lalu reportase detikcom mengunjungi sebuah museum di Tashkent, Uzbekistan di mana di sana terdapat Mushaf Alquran tertua yang disimpan dalam sebuah lemari kaca yang menempel ke dinding. Menurut sang pemandu, mushaf tersebut adalah mushaf yang disusun oleh Khalifah Utsman bin Affan pada tahun 651 masehi. Pada mushaf tersebut tepatnya pada surat Al-Baqarah masih ada bekas darah sang Khalifah saat ditusuk oleh pembunuhnya ketika tengah membaca Quran. tes DNA (deoxyribonucleic acid ) menunjukkan bahwa tetesan darah tersebut adalah darah manusia abad ketujuh. UNESCO (United Nation Education Scientific and Cultural Organization) juga sudah mengakui bahwa mushaf tersebut adalah peninggalan bersejarah umat Islam. [detik com]

 

Dengan demikian tidak benar bahwa warna merah pada ayat “walyatalatthaf” pada surat kahfi sebagai tanda darahnya utsman, karena darahnya ustman terdapat pada surat Al-Baqarah. Lantas apakah arti cetak tebal atau warna merah pada ayat “walyatalatthaf”?

 

Ternyata cetak tebal atau warna merah tersebut tidak berkaitan dengan satu peristiwa, baik tewasnya Utsman RA atau peristiwa lainnya. Cetak tebal atau warna merah tersebut hanya merupakan pertanda bahwa ayat tersebut merupakan posisi tengah dari mushaf Al-Qur’an dan hal ini dikuatkan dengan keterangan pada bagian pinggir mushaf pada halaman tersebut biasanya terdapat tulisan ”Nishful Qur’an” (Separuh Qur’an).

 

Mushaf Qur’an sangat terjaga keotentikannya, hal ini terbukti dengan perhatian para ulama terdahulu terhadap bagian demi bagian qur’an. Tidak hanya separo quran, sepertiga atau seperempatnya bahkan berapa jumlah kalimatnya, berapa hurufnya bahkan berapa titik dalam seluruh quran telah dihitung guna upaya menjaga keotentikan Qur’an.

 

Salam Abu Muhammad Al-Hammany berkata : Al-Hajjaj pernah mengumpulkan Ahli Qiraat, Para penghafal dan ahli menulis untuk diperintahkan menghitung jumlah huruf dalam keseluruhan Al-Qur’an. Setelah mereka mengadakan penelitian sekitar empat bulan maka mereka menemukan bahwa jumlah huruf dalam keseluruhan Al-Qur’an adalah :

ثلاثُمائة ألفِ حَرْف وأربعون ألفًا وسبعمائة وأربعون حرفًا

“340.740 huruf”

dan huruf yang ada di pertengahan Al-Qur’an adalah huruf fa’ yang ada pada lafadz “Walyatalatthaf” yang ada pada Surat Al-Kahfi : 19 [Tafsir Ibnu Katsir]

 

Ulama sepakat bahwa jumlah ayat al-Qur’an adalah 6.000 ayat dan mereka berselisih pendapat mengenai selebihnya. Ada yang mengatakan tidak lebih, ada yang mengatakan 6.204 ayat, 6.014 ayat, 6.019 ayat, 6.025 ayat dan 6.036 ayat. [Al-Itqan Fi Ulumil Qur’an]

 

Al-Fairuzabadi dalam kitabnya “Bashair Dzawit Tamyiz Fi Lathaifil Kitab Al-Aziz” menyebutkan bahwa Abdul wahid Ad-dlarir berkata : Jumlah titik dalam Al-Qur’an sebanyak 156.081 Titik. Bahkan disebutkan juga mengenai jumlah masing-masing huruf mulai dari alif, ba’, ta’ dst di dalam keseluruhan Al-Qur’an. Subhanallah, Ini menunjukkan betapa tingginya perhatian para ulama kepada Al-Qur’an.

 

Kata “walyatalatthaf” yang terdapat pada tengah-tengah Qur’an, yang artinya dan berhati-hatilah mengingatkan kepada kita agar senantiasa berhati-hati dalam setiap urusan. Ayat tersebut berkenaan dengan para pemuda Ashabul Kahfi yang bersembunyi di dalam gua untuk menghindari kedzaliman raja Romawi penyembah berhala saat itu yang bernama dikyanus. Seorang pemuda diantara mereka bernama Tamlikha ditugaskan untuk pergi ke kota untuk membeli makanan dan untuk mengintai keadaan sekitarnya. Dan dialah yang dipesani dengan perintah “walyatalatthaf” (hendaklah berhati-hati). [Tafsir As-Shawy]

 

Sikap berhati-hati merupakan pengejawantahan dari takwa. Suatu ketika Umar bin Khattab RA bertanya kepada Ubay bin Ka’ab mengenai takwa. Ubay bertanya “Pernahkah kamu berjalan di jalan yang penuh dengan duri?” Umar menjawab, “Ya.” Ubay bertanya lagi, “Apa yang engkau lakukan?” Umar menjawab,

شَمَّرْتُ وَاجْتَهَدْتُ

“Aku bersiap-siap (melangkahkan kaki) dan aku bersungguh-sungguh (berhati-hati ketika melintasi jalan tersebut).”

Ubay berkata, “Itulah (makna) takwa. [Tafsir Ibni Katsir]

 

Dengan pertanyaan yang sama, seseorang menjawab kepada Abu Hurairah RA :

إِذَا رَأَيْتُ الشَّوْكَ عَدَلْتُ عَنْهُ أَوْ جَاوَزْتُهُ أَوْ قَصُرْتُ عَنْهُ

“Jika aku melihat duri maka aku akan menyimpang darinya atau aku melewatinya atau aku berhenti”.

Abu Hurairah RA berkata, “Itulah (makna) takwa. [Tafsir Addurul Mantsur]

 

Dan kehati-hatian inilah yang disebut didalam hadits utama sebagai “Al-Anaat” yang merupakan pekerti yang disukai oleh Allah. “Al-Anaat” didefinisikan sebagai :

اَلتَّثْبِيْتُ وَتَرْكُ الْعَجَلَةِ

“Menetapkan dan tidak tergesa-gesa”. [Fathul Bari]

Wallahu A’lam. Semoga Allah al-Bari membuka hati dan fikiran kita untuk melakukan segala sesuatu dengan penuh kehati-hatian dan pertimbangan serta tidak sembrono dengan harapan kita nantinya dicintai oleh Allah SWT

 

Salam Satu Hadits

Dr.H.Fathul Bari.,SS.,M.Ag

 

Pondok Pesantren Wisata

AN-NUR 2 Malang Jatim

Ngaji dan Belajar Berasa di tempat Wisata

Ayo Mondok! Mondok Itu Keren!

 

NB.

“Ballighu Anni Walau Ayah” Silahkan Share sebanyak-banyaknya kepada semua grup yang ada supaya sabda Nabi SAW  menghiasi dunia maya dan menjadi amal jariyah kita semua.

 

 

 

0 komentar:

Post a Comment