ONE DAY ONE HADITH
Diriwayatkan
dari Abu Hurairah RA, Rasul SAW bersabda:
اَلْهِرَّةُ مِنْ مَتَاعِ الْبَيْتِ
Kucing
itu adalah sebagian dari perbendaharaan rumah. [HR Ibnu Khuzaimah]
Catatan
Alvers
Bobby
Kertanegara, berhasil menyabet penghargaan kategori "Siapa" dari
Google Indonesia pada 2024 (12/12). Dalam acara Top Trending Searches Google di
Jakarta, Bobby dinobatkan sebagai salah satu nama paling banyak dicari di mesin
pencarian Google Indonesia. Ia juga hadir di Istana Negara selepas pelantikan
Bapak Prabowo Subianto sebagai Presiden. Siapakah dia? Ia adalah nama dari
kucing peliharaan Presiden Prabowo. Kucing itu awalnya merupakan kucing liar
yang singgah di rumah Prabowo di Jalan Kertanegara Jakarta yang sedang
direnovasi. Namun, kehadirannya yang konsisten membuat Prabowo memutuskan untuk
mengadopsinya. Ia adalah ras kucing domestik yang memiliki warna bulu putih
dengan corak belang abu hitam. [liputan6 com]
Masyhur
dalam berbagai cerita bahwa Nabi SAW memiliki kucing yang bernama Muezza. Namun
ternyata hal ini tidak ditemukan keterangannya dalam kitab hadits baik mengenai
Rasul memiliki hewan peliharaan kucing maupun penamaan Muezza. Yang jelas Rasul
SAW menyayangi binatang termasuk kucing. Dalam hadits utama diatas, Kucing
dinyatakan oleh Nabi SAW sebagai bagian dari perbendaharaan rumah. [HR Ibnu
Khuzaimah] Kucing adalah hewan yang mudah kita temukan bersliweran di
sekeliling rumah kita, sehingga Nabi SAW bersabda :
إِنَّهَا لَيْسَتْ بِنَجَسٍ إِنَّهَا مِنْ
الطَّوَّافِينَ عَلَيْكُمْ وَالطَّوَّافَاتِ
"Sesungguhnya
kucing itu tidak najis. Ia merupakan hewan yang biasa berkeliaran di
sekelilingmu." [HR Abu Dawud]
Syeikh
Syamsul Haq Abady mengomentari hadits ini dan berkata :
وَفِيهِ التَّنْبِيه عَلَى الرِّفْق بِهَا وَاحْتِسَاب
الْأَجْر فِي مُوَاسَاتهَا
Dalam
hadits tersebut terdapat peringatan untuk berbuat lembut kepada kucing dan
mengharapkan pahala dengan berbuat baik kepadanya. [Aunul Ma’bud]
Di
zaman Nabi, ada sahabat yang menyayangi kucing, hingga ia dikenal dengan
kucingnya dan namanya sendiri tidak begitu dikenal, siapakah dia? Ya, Abu
Hurairah, bapaknya kucing. Abu Hurairah RA berkata : Pada zaman jahiliyah
namaku adalah Abdu Syams bin Shakhr kemudian setelah islam aku (bernama Abdurrahman)
dan dijuluki dengan Abu Hurairah… Aku dijuluki demikian karena aku menemukan
beberapa anak kucing liar lalu aku gendong di dalam lengan bajuku. Ada orang
yang bertanya “Apa itu?” Maka aku menjawab “kucing” maka orang itu berkata
“berarti engkau adalah Abu hurairah (Bapaknya kucing)”. [Tadribur Rawy]
Syekh
Nawawi al-Bantani menceritakan bahwa seorang sufi besar bernama Abu Bakar
al-Syibli setelah wafatnya hadir dalam mimpi temannya, berdialog dengan Allah
SWT. “Apa yang menyebabkan dosamu diampuni?” Tanya Allah SWT pada Syibli.
“Sebab Amal Shalehku” jawab Syibli.
“Bukan,” Allah SWT menimpali. “Karena keikhlasan ibadahku” jawab
Syibli. “Bukan,” Allah SWT menimpali.
“Haji, puasa, dan shalatku” jawab Syibli.
“Bukan,” Allah SWT menimpali.
“Hijrahku menuju orang-orang sholeh dan mencari ilmu” jawab Syibli. “Bukan,” Allah SWT menimpali. Lantas karena apakah wahai tuhanku? Tanya
Syibli. Kemudian Allah memberitahukannya : “Ingatkah kau ketika berjalan di
jalanan baghdad, kau menemukan anak kucing yang kedinginan dan lemah maka kau
mengambilnya karena rasa sayangmu kepadanya dan kau memasukkannya ke jubah bulu
untuk menghangatkannya”.
بِرَحْمَتِكَ لِتِلْكَ الْهِرَّةِ رَحِمْتُكَ
“Maka
karena kasih sayangmu kepada kucing itu, Aku memberikan kasih sayangku kepadamu!”.
[Nasha’ih al- Ibad]
Adapun
memberi nama pada kucing adalah merupakan hal yang diperbolehkan. Rasul SAW
sendiri memberi nama pada hewan-hewan peliharaan beliau. Diriwayatkan dari Sahl
Ibn Sa’d RA, Ia berkata :
كَانَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
فِي حَائِطِنَا فَرَسٌ يُقَالُ لَهُ اللُّحَيْفُ
Nabi
SAW memiliki seekor kuda yang ada di pekarangan kami yang bernama “Luhayf”. [HR
Bukhari]
Ali
bin Abi Thalib KW berkata :
كاَنَ لِرَسُوْلِ اللهِ صلى الله عليه وسلم فَرَسٌ
يُقَالُ لَهُ الْمُرْتَجِزُ ، وَنَاقَتُهُ الْقَصْوَى ، وَبَغْلَتُهُ دُلْدُلٌ ،
وَحِمَارُهُ عُفَيْرٌ ، وَدِرْعُهُ الْفُصُوْلُ ، وَسَيْفُهُ ذُو الْفقَارِ
Rasul
SAW memiliki kuda yang dinamai “Al-Murtajiz”, Unta yang bernama “Al-Qashwa”,
Bighal yang bernama “Duldul”, Himar bernama “Ufair”, Baju besi yang dinamai
dengan “Al-Fushul” dan pedang yang dinamai dengan “Dzul Fiqar”. [HR Al-Hakim]
Lebih
detail lagi, banyak hewan bahkan benda-benda yang dimiliki beliau yang dikasih
nama. Ibnu Abbas RA berkata : Rasul SAW memiliki Busur yang bernama
“As-Sadaad”, Kinanah (Wadah yang terbuat dari kulit untuk menyimpan busur) yang
bernama “Al-Jum’a”, Harbah (tombak kecil) yang bernama “An-Nab’a’ ”, Perisai
yang bernama “Ad-Dzaqan” dan yang berwarna putih bernama “Al-Mujaz”, Kuda hitam
yang bernama “As-Sakba”, Pelana yang bernama “Ad-Daaj”, Bighal berwarna abu-abu
yang bernama “Duldul”, Unta yang bernama “Qashwa”, Himar yang bernama Ya’fur,
karpet alas yang bernama “Al-Kurr”, Anazah (tombak) yang bernama “An-Namir”,
Gelas dari kulit yang bernama “As-Shadir”, cermin yang bernama “Al-Mudillah”,
Gunting yang bernama “Al-Jami’ “, dan tongkat kayu yang bernama “Musyawwiq”.
[HR Thabrani]
Penamaan
pada binatang itu merupakan bentuk memperlakukan mereka sesuai dengan haknya. Allah SWT berfirman :
وَمَا مِن دَآبَّةٍ فِى ٱلْأَرْضِ وَلَا طَٰٓئِرٍ يَطِيرُ
بِجَنَاحَيْهِ إِلَّآ أُمَمٌ أَمْثَالُكُم
Dan
tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang
dengan kedua sayapnya, melainkan umat (juga) seperti kalian. [QS Al-An’am : 38]
Menafsiri
ayat ini “melainkan umat (juga) seperti kalian” Mujahid berkata :
أَصْنَافٌ لَهُنَّ أَسْمَاءٌ تُعْرَفُ بِهَا كَمَا
تُعْرَفُونَ
(binatang-binatang
yang ada di bumi dan burung-burung) itu adalah segolongan (dari makhluk Allah) yang
memiliki nama-nama yang dikenal dengan nama itu sebagaimana kalian dikenali
(dengan nama). [Tafsir Al-Qurtubi]
Anas
RA berkata: "Di Madinah pernah terjadi kegaduhan (kabar kedatangan musuh
menyerang), lalu Nabi SAW meminjam kuda milik Abu Thalhah yang bernama
Al-Mandub, lalu Beliau pacu kudanya (menuju suara itu). Ketika kembali, beliau
bersabda :
مَا رَأَيْنَا مِنْ شَيْءٍ وَإِنْ وَجَدْنَاهُ
لَبَحْرًا
"Kami
tidak melihat sesuatupun, dan sungguh aku dapatkan kuda ini sedemikian cepat
larinya”. [HR Bukhari]
Al-Baghawy
berkata :
وَفِيهِ إِبَاحَةُ تَسْمِيَةِ الدَّوَابِّ، وَكَانَ
مِنْ عَادَةِ الْعَرَبِ تَسْمِيَةِ الدَّوَابِّ، وَأَدَاةُ الْحَرْبِ، بِاسْمٍ يُعْرَفُ
بِهِ إِذَا طُلِبَ سِوَى الاسْمِ الْجَامِعِ.
Dalam
hadits tersebut terdapat pemahaman akan bolehnya memberi nama hewan tunggangan.
Termasuk kebiasaan orang arab adalah menamai hewan tunggangan dan alat perang
dengan nama tertentu yang dikenali ketika ia dicari. [Syarhus Sunnah]
Maka
penamaan yang demikian adalah hal yang lumrah dan bukan suatu kesunnahan. al-Mardawi
al-Hanbali memberikan penjelasan : “Perbuatan Nabi SAW yang bersifat tabiat
manusia seperti berdiri, duduk, pergi, kembali, makan, minum, tidur bangun dan
lainnya maka itu adalah perkara mubah. Karena hal itu tidak dimaksudkan untuk
syariat dan ibadah. Akan tetapi jika hal itu dijadikan teladan maka tidaklah
mengapa, sebagaimana dilakukan oleh Ibnu Umar. Dan jika hal itu tidak dilakukan bukan karena benci
atau kesombongan maka juga tidak apa-apa”. [At-Tahbir Syarah At-Tahrir]
Wallahu A’lam. Semoga Allah Al-Bari membuka hati dan
pikiran kita agar berusaha memperdalam ilmu agama sehingga dapat mengetahui mana
yang syarat mana yang adat, mana yang sunnah dan mana yang mubah.
Salam Satu Hadits,
Dr. H. Fathul Bari, SS., M.Ag
Pondok Pesantren Wisata
AN-NUR 2 Malang Jatim
Sarana Santri ber-Wisata Rohani Wisata Jasmani
Ayo Mondok! Mondok itu Keren!
WhatsApp Center : 0858-2222-1979
NB.
“Ballighu Anni Walau Ayah” Silahkan Share
sebanyak-banyaknya kepada semua grup yang ada. Al-Hafidz Ibnul Jawzi berkata :
_Barang siapa yang ingin amalnya tidak terputus setelah ia wafat maka
sebarkanlah ilmu._ [At-Tadzkirah Wal Wa’dh]
0 komentar:
Post a Comment