ONE DAY ONE HADITH
Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, Rasul SAW bersabda :
الشُّهَدَاءُ خَمْسَةٌ : المَطْعُوْنُ، وَالمَبْطُوْنُ، وَالغَرِيْقُ، وَصَاحِبُ الهَدْمِ وَالشَّهِيْدُ فِي سَبِيْلِ اللَّه
Orang yang mati syahid itu ada lima macam, yaitu orang yang mati karena 1. wabah penyakit, 2. penyakit perut, 3. tenggelam, 4. tertimpa reruntuhan atau benturan, dan 5. syahid dalam peperangan fi-sabilillah. [HR Bukhari Muslim]
Catatan Alvers
Hari ini, sabtu tanggal 11 Januari 2025 Pesantren Wisata berduka cita atas wafatnya Ust Irvan Izzul Haqq, santri pengurus yang wafat akibat kecelakaan di jalan raya. Semoga beliau Husnul Khatimah, diterima amal ibadahnya serta mendapat ampunan dan rahmat dari Allah SWT.
Almarhum masih berstatus sebagai seorang santri, penuntut ilmu dan penuntut ilmu itu seperti orang jihad fi sabilillah. Rasulullah SAW bersabda:
مَنْ خَرَجَ فِي طَلَبِ الْعِلْمِ كَانَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ حَتَّى يَرْجِعَ
“Barang siapa yang keluar untuk mencari ilmu (syar’i) maka ia berada di jalan Allah hingga ia pulang (kembali ke rumahnya)”. [HR Turmudzi]
Karena santri terbilang berjihad, maka ketika meninggal di pesantren maka ia berpredikat mati syahid (akhirat) sebagaimana dalam hadits disebutkan :
إِذَا جَاءَ الْمَوْتُ لِطَالِبِ الْعِلْمِ وَهُوَ عَلىَ هَذِهِ الْحَالَةِ مَاتَ وَهُوَ شَهِيْدٌ
Ketika kematian menghampiri penuntut ilmu ketika sedang menuntut ilmu maka ia mati syahid. [HR Al-Bazzar]
Bahkan Ibnu Abbas RA meriwayatkan bahwa Rasul SAW bersabda :
مَنْ جَاءَ أَجَلُهُ وَهُوَ يَطْلُبُ الْعِلْمَ لَقِيَ اللهَ وَلَمْ يَكُنْ بَيْنَهُ وَبَيْنَ النَّبِيِّيْنَ إِلَّا دَرَجَةُ النُّبُوَّةِ
Barang siapa ajalnya datang ketika ia sedang menuntut ilmu maka ia akan bertemu dengan Allah dalam keadaan tiada jarak diantara derajat dia dan para Nabi melainkan pangkat kenabian saja. [HR Thabrani]
Jenazah almarhum di shalati di masjid pesantren yang diikuti oleh ribuan santri. Dan Rasul SAW bersabda :
مَنْ صَلَّى عَلَيْهِ ثَلاَثَةُ صُفُوفٍ فَقَدْ أَوْجَبَ
“Barangsiapa jenazahnya dishalati oleh tiga barisan shaf, maka ia telah wajib (mendapatkan surga)”. [HR Ibnu Majah]
Di sisi yang lain, almarhum meninggal karena benturan keras di kepala saat kecelakaan. Meninggal karena kecelakaan juga berpredikat syahid (akhirat). Suatu ketika Rasul SAW bertanya : Siapakah Syahid menurut kalian? Para sahabat menjawab : Orang yang tewas ketika berperang di jalan Allah. Maka Rasul SAW bersabda :
إِنَّ شُهَدَاءَ أُمَّتِي إِذًا لَقَلِيلٌ
Kalau demikian, maka orang mati syahid di kalangan ummatku berjumlah sedikit. [HR Muslim]
Dan Rasul SAW bersabda:
الشُّهَدَاءُ خَمْسَةٌ : المَطْعُوْنُ، وَالمَبْطُوْنُ، وَالغَرِيْقُ، وَصَاحِبُ الهَدْمِ وَالشَّهِيْدُ فِي سَبِيْلِ اللَّه
Orang yang mati syahid itu ada lima macam, yaitu orang yang mati karena 1. wabah penyakit, 2. penyakit perut, 3. tenggelam, 4. tertimpa reruntuhan atau benturan, dan 5. syahid dalam peperangan fi-sabilillah. [HR Bukhari Muslim]
Mengapa lima orang tersebut masuk kategori syahid? Abul Walid Al-Baji berkata :
هَذِهِ كُلّهَا مِيتَات فِيهَا شِدَّة الالم فتَفَضَّلَ اللَّه عَلَى أُمَّة مُحَمَّد صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ جَعَلَهَا تَمْحِيصًا لِذُنُوبِهِمْ وَزِيَادَة فِي أُجُورهمْ يُبَلِّغهُمْ بِهَا مَرَاتِب الشُّهَدَاء
Ini semua merupakan kematian yang didalamnya terdapat rasa sakit yang keras, maka Allah karuniakan itu kepada ummat Nabi Muhammad SAW sebagai penghapus dosa-dosa dan tambahan pahala bagi mereka yang mengantarkan mereka mencapai derajat para syuhada’ [Tanwirul Hawalik]
Kenapa mereka di sebut “syahid” yang artinya dipersaksikan?. An-Nadlr bin Syumail : Dinamakan syahid (dari kata syahadah artinya persaksian) karena ruh mereka menyaksikan surga darus salam sementara ruh orang lainya baru menyaksikan surga kelak di ahri kiamat. Ibnul Ambari berkata : dinamakan syahid karena karena Allah ta’ala dan malaikatnya ‘alaihimus salam memberikan kesaksian bahwa orang tersebut mendapatkan surga. Dan ada pula pendapat yang menyatakan bahwa orang yang mati syahid, mereka itu dipersaksikan dengan iman dan husnul khatimah. [Syarah An-Nawawi]
Mati Syahid adalah satu kemuliaan yang mendatangkan berbagai keistimewaan. Rasul SAW bersabda:
لِلشَّهِيدِ عِنْدَ اللَّهِ سِتُّ خِصَالٍ يَغْفِرُ لَهُ فِي أَوَّلِ دُفْعَةٍ مِنْ دَمِهِ وَيُرَى مَقْعَدَهُ مِنْ الْجَنَّةِ وَيُجَارُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَيَأْمَنُ مِنْ الْفَزَعِ الْأَكْبَرِ وَيُحَلَّى حُلَّةَ الْإِيمَانِ وَيُزَوَّجُ مِنْ الْحُورِ الْعِينِ وَيُشَفَّعُ فِي سَبْعِينَ إِنْسَانًا مِنْ أَقَارِبِهِ
"Orang yang mati syahid mendapatkan enam hal di sisi Allah: Diampuni dosa-dosanya sejak pertama kali darahnya mengalir, diperlihatkan kedudukannya di surga, diselamatkan dari siksa kubur, dibebaskan dari ketakutan yang besar, dihiasi dengan perhiasan iman, dikawinkan dengan bidadari dan dapat memberikan syafaat kepada tujuh puluh orang kerabatnya. [HR Ibnu Majah].
Selanjutnya kemuliaan bisa juga didapatkan oleh keluarga almarhum, yaitu dengan bersabar atas musibah yang menimpa. Allah SWT berfirman :
وَبَشِّرِ الصّٰبِرِيْنَ . اَلَّذِيْنَ اِذَآ اَصَابَتْهُمْ مُّصِيْبَةٌ قَالُوْٓا اِنَّا لِلّٰهِ وَاِنَّآ اِلَيْهِ رٰجِعُوْنَ
Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata “Inna lillahi wa inna ilaihi raji‘un” (sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali). [QS Al-Baqarah 155-156]
Selanjutnya dengan meng-ikhlaskan musibah yang terjadi. Dalam hadits qudsy, Allah SWT berfirman :
مَا لِعَبْدِي الْمُؤْمِنِ عِنْدِي جَزَاءٌ إِذَا قَبَضْتُ صَفِيَّهُ مِنْ أَهْلِ الدُّنْيَا ثُمَّ احْتَسَبَهُ إِلَّا الْجَنَّةُ
Tidak ada balasan bagi hamba-Ku yang mu'min di sisi-Ku, di waktu Aku mengambil (mewafatkan) kekasihnya dari ahli dunia, kemudian ia meng-ikhlaskannya (dengan mengharapkan ridlo Allah), melainkan ia akan mendapatkan surga.[HR Bukhari]
Dan dalam hadits lain diriwayatkan : Jika anak dari seorang hamba meninggal dunia maka Allah berfirman kepada para malaikatNya: Kalian telah mencabut anak dari hamba-Ku. Mereka menjawab; Ya. Allah berfirman; Kalian telah mencabut buah hatinya. Mereka menjawab; Ya. Allah bertanya: Apa yang dikatakan hambaKu?. Mereka menjawab; Dia memujiMu dan mengucapkan istirja (Innalillah). Allah berfirman:
ابْنُوا لِعَبْدِي بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ وَسَمُّوهُ بَيْتَ الْحَمْدِ
Bangunlah untuk hambaKu satu rumah di surga, dan berilah nama dengan Baitulhamdi. [HR Tirmidzi]
Tulisan ini bukanlah tazkiyah (sanjungan untuk mensucikan diri), namun takziyah (menghibur) kepada keluarga yang tertimpa musibah agar sabar dan menerima ketentuan Allah dengan lapang dada sehingga akan mendatangkan kebaikan dunia dan akhirat serta merupakan doa semoga Almarhum termasuk orang-orang yang mendapat kemuliaan sebagaimana keterangan di atas.
Wallahu A’lam. Semoga Allah Al-Bari menjadikan kita semua sebagai orang yang bersabar tatkala tertimpa musibah dan mengharap balasan kebaikan dari Allah SWT.
Salam Satu Hadits
Dr.H.Fathul Bari.,SS.,M.Ag
Pondok Pesantren Wisata
AN-NUR 2 Malang Jatim
Ngaji dan Belajar Berasa di tempat Wisata
Ayo Mondok! Mondok Itu Keren!
NB.
“Ballighu Anni Walau Ayah” Silahkan Share sebanyak-banyaknya kepada semua grup yang ada. Al-Hafidz Ibnul Jawzi berkata : _Barang siapa yang ingin amalnya tidak terputus setelah ia wafat maka sebarkanlah ilmu._ [At-Tadzkirah Wal Wa’dh]
0 komentar:
Post a Comment