Monday, January 13, 2025

WASPADAI KEBAKARAN

 

ONE DAY ONE HADITH

 

Diriwayatkan dari Abu Musa RA, Rasulullah SAW bersabda :

إِنَّ هَذِهِ النَّارَ إِنَّمَا هِيَ عَدُوٌّ لَكُمْ فَإِذَا نِمْتُمْ فَأَطْفِئُوهَا عَنْكُمْ

“Sesungguhnya api itu adalah musuh kalian maka padamkanlah api jika kalian hendak tidur. [HR Bukhari]

 

Catatan Alvers

 

Kebakaran yang melanda Los Angeles yang dikenal sebagai tempat tinggal para artis papan atas dengan rumah yang menjulang tinggi pada (7/1/2025) menarik perhatian dunia karena luasnya lahan dan bangunan yang terbakar. Diduga dipicu oleh hembusan angin santa ana dan periode kering. Tercatat, ada belasan korban jiwa dan puluhan ribu orang yang terpaksa mengungsi. [detik com]

 

Terlepas dari kebakaran dahsyat tersebut, maka kebakaran bisa terjadi di negara manapun dan kapanpun dengan skala yang berbeda-beda. Bahkan kebakaran pernah terjadi menimpa satu rumah pada malam hari di Madinah di zaman Nabi SAW. Lalu orang-orang berbicara mengenai kebakaran tersebut dan Nabi bersabda dengan hadits utama di atas : “Sesungguhnya api itu adalah musuh kalian maka padamkanlah api jika kalian hendak tidur”. [HR Bukhari]

 

Setiap kita pasti tidak berharap mengalami kebakaran bahkan Rasul-pun demikian sehingga beliau berlindung kepada Allah dari kebakaran. Beliau berdoa  :

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ التَّرَدِّي وَالْهَدْمِ وَالْغَرَقِ وَالْحَرِيقِ

“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari jatuh dari tempat tinggi, tertimpa reruntuhan, tenggelam dan dari kebakaran. [HR An-Nasa’i]

 

Rasul SAW juga mengajarkan satu doa agar kita terhindar dari kebakaran. Imam Nawawi mengemukakan satu riwayat dimana ada seorang datang kepada Abud Darda dan berkata : “Sungguh rumahmu terbakar”. Abud Darda berkata : Rumahku tidak akan terbakar karena aku tahu Allah tidak akan meimpakan hal itu sebab beberapa kalimat doa yang aku dapat dari Rasul SAW. Barang siapa yang membacanya di pagi hari maka tidak akan tertimpa musibah sehingga sore hari dan Barang siapa yang membacanya di sore hari maka tidak akan tertimpa musibah sehingga pagi hari. Doa itu adalah :

اللهم أَنْتَ رَبِّي لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ عَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ وَأَنْتَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ  مَا شَاءَ اللهُ كَانَ ، وَمَا لَمْ يَشَأْ لَمْ يَكُنْ ، لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ ، أَعْلَمُ أَنَّ اللهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ ، وَأَنَّ اللهَ قَدْ أَحَاطَ بِكُلِّ شَيْءٍ عِلْمًا ، اَللهم إِنِّي أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ نَفْسِي ، وَمِنْ شَرِّ كُلِّ دَابَّةٍ أَنْتَ آخِذٌ بِنَاصِيَّتِهَا ، إِنَّ رَبِّي عَلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيْمٍ

Ya Allah Engkau adalah tuhanku, tiada Tuhan selain Engkau. Hanya kepada-Mu aku pasrah dan Engkau adalah pemilik Arasy yang agung. Apa yang kau kehendaki akan terwujud dan apa yang tidak Engkau kehendaki maka tidak akan terwujud. Tiada daya dan kekuatan melainkan atas pertolongan Allah yang maha tinggi dan agung. Aku yakin bahwa Allah maha kuasa atas segala sesuatu dan Allah maha mengetahui. Ya Allah Aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan nafsuku, dan kejelekan setiap hewan atau kendaraan yang mana semua ada pada kekuasaan-Mu. Sesungguhnya tuhanku berada pada jalan yang lurus. [Al-Adzkar]

 

Dan dalam riwayat lain disebutkan orang tadi memaksa dan berkata : “ayo berangkat bersamaku” (untuk melihat kondisi rumahmu). Maka mereka berangkat bersama-sama dan setelah sampai, mereka melihat terjadi kebakaran di sekeliling rumah namun rumahnya sendiri tidak terbakar. [Al-Adzkar]

 

Selamat dari kebakaran juga didapatkan oleh As-Sariy as-Saqathi (W 257 H). Saat itu terjadi kebakaran di satu pasar di baghdad. Saat itu ada orang tergopoh-gopoh mengabarkan bahwa pasar baghdad dilanda kebakaran namun toko As-Sariy selamat. Maka secara spontan As-Sariy mengucap “Alhamdulillah”. Namun setelah dipikir-pikir olehnya, ternyata ucapan “hamdalah” tersebut merupakan satu kesalahan karena bak pepatah “menari-nari diatas penderitaan orang lain” sehingga khawatir menyakitkan hati orang-orang yang tokonya terbakar. Maka As-Sary berkata :

حَمِدْتُ اللهَ مَرَّةً فَأَنَا أَسْتَغْفِرُ مِنْ ذَلِكَ الْحَمْدِ مُنْذُ ثَلَاثِيْنَ سَنَةً

“Aku pernah membaca “Alhamdulillah” satu kali namun aku beristighfar dari hamdalah tersebut sejak 30 tahun yang lalu”. [Siyar A’lamin Nubala’]

 

Jika terjadi kebakaran maka hendaklah memperbanyak untuk membaca takbir sambil berusaha memadamkannya. Dalam hadits disebutkan :

إِذَا رَأيْتُمُ الحَرِيقَ فَكَبِّرُوا فَإِنَّ التَّكْبِيرَ يُطْفئُهُ

“Jika kalian melihat kebakaran maka bertakbirlah karena takbir akan memadamkannya”. [Al-Adzkar]

 

Al-Munawi berkata : Dalam Tafsir At-Thabari disebutkan bahwa Nama-nama Ashabul Kahfi jika ditulis di satu media lalu dilemparkan ke kobaran api maka bisa memadamkannya. Dan hendaknya seseorang membaca bacaan berikut supaya terhindar dari malapetaka. Yaitu :

بسم الله الرحمن الرحيم وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ

“Dengan nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang. Tiada daya dan kekuatan melainkan atas pertolongan Allah yang maha tinggi dan maha agung”. [Faidlul Qadir]

 

Dan ada baiknya pula ia membaca doa yang dibaca oleh Nabi Ibrahim ketika dilemparkan kedalam api, yaitu :

حَسْبُنَا اللهُ وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ

“Cukuplah bagi kami Allah sebagai penolong dan Dia adalah sebaik-baik pelindung”. [Faidlul Qadir]

 

Kebakaran juga dikisahkan di dalam Al-Quran. Allah SWT mengisahkan mengenai kisah“Ashabul Jannah” (beberapa pemilik kebun) dalam Surat Al-Qalam ayat 17-33. Ibnu Katsir berkata : Sebagian Ulama salaf menyebutkan bahwa mereka adalah penduduk Yaman. Said bin Jubair berkata : mereka berasal dari desa Dlarawan yang terletak 6 Mil dari kota shan’a. Mereka adalah Ahlu kitab. Ayah mereka itu kaya dan dermawan. Ia memiliki kebun yang luas. Setiap kali panen, ia mengambil sebagian untuk keperluan tanam berikutnya, dan sebagian ia menyimpannya untuk keperluan keluarganya selama setahun, dan selebihnya ia sedekahkan. Ketika sang ayah wafat maka anak-anaknya berkata :

لَقَدْ كَانَ أَبُونَا أحمقَ إِذْ كَانَ يَصْرِفُ مِنْ هَذِهِ شَيْئًا لِلْفُقَرَاءِ، وَلَوْ أنَّا مَنَعْنَاهُمْ لَتَوَفَّرَ ذَلِكَ عَلَيْنَا.

“Sungguh ayah kita itu bodoh karena memberikan hasil panen kepada fakir miskin. Jika kita tidak memberikannya niscaya kita akan mendapatkan hasil panen secara utuh tanpa dikurangi”.

Ketika mereka berniat demikian maka mereka diberi hukuman oleh Allah dengan kondisi sebaliknya (dengan kebakaran). Allah menghilangkan semua tanamannya, baik modal, keuntungan, dan sedekahnya sehingga tak tersisa apapun. [Tafsir Ibnu Katsir]

 

Mengenai apa yang menimpa kebun mereka, Allah SWT berfirman : 

فَطَافَ عَلَيْهَا طَائِفٌ مِنْ رَبِّكَ وَهُمْ نَائِمُونَ. فَأَصْبَحَتْ كَالصَّرِيمِ.

Lalu kebun itu ditimpa bencana dari Tuhanmu ketika mereka sedang tidur. Maka jadilah kebun itu hitam seperti malam yang gelap gulita. [QS Al-Qalam : 19-20]

 

Di dalam Tafsir Jalalain disebutkan bahwa bencana tersebut berupa api yang membakarnya pada malam hari. [Tafsir Jalalain] Dan “Nabi SAW melarang untuk memanen hasil kebun pada malam hari” (seperti rencana dan tujuan mereka). [HR Baihaqi]

 

Ketika menafsiri ayat tersebut, Ibnu Mas’ud berkata :

إِيَّاكُمْ وَالْمَعَاصِيَ، إِنَّ الْعَبْدَ لَيُذْنِبُ الذَّنْبَ فَيُحْرَمُ بِهِ رِزْقًا قَدْ كَانَ هُيِّئ لَهُ

“Jauhilah maksiat, karena seungguhnya seorang hamba yang melakukan dosa itu akan terhalang dari rizkinya yang telah siap sedia untuknya”.

Lalu ia membaca ayat tersebut dan berkata : “mereka (ashabul jannah) terhalang dari hasil kebunnya karena dosa yang mereka perbuat”.  [Tafsir Ibnu Katsir]

 

Wallahu A’lam. Semoga Allah Al-Bari membuka hati dan pikiran kita untuk selalu memohon pertolongan dan perlindungan kepada-Nya dari semua musibah sehingga kita semua bisa selamat baik di dunia maupun di akhirat.

 

Salam Satu Hadits

Dr.H.Fathul Bari.,SS.,M.Ag

 

Pondok Pesantren Wisata

AN-NUR 2 Malang Jatim

Ngaji dan Belajar Berasa di tempat Wisata

Ayo Mondok! Mondok Itu Keren!

 

 NB.

“Ballighu Anni Walau Ayah” Silahkan Share sebanyak-banyaknya kepada semua grup yang ada. Al-Hafidz Ibnul Jawzi berkata : _Barang siapa yang ingin amalnya tidak terputus setelah ia wafat maka sebarkanlah ilmu._ [At-Tadzkirah Wal Wa’dh]

0 komentar:

Post a Comment