ONE DAY ONE HADITH
Diriwayatkan dari Abu
Shirmah RA, Rasul SAW bersabda:
مَنْ ضَارَّ مُسْلِمًا ضَارَّهُ اَلله, وَمَنْ شَاقَّ مُسَلِّمًا
شَقَّ اَللَّهُ عَلَيْهِ
"Barangsiapa
yang menecelakai seorang muslim lainnya, maka Allahpun
akan menjadikannya celaka, barangsiapa yang
menyusahkan muslim lainnya
maka
Allahpun akan menyusahkannya."
[HR Abu Dawud]
Catatan Alvers
Syeikh Muhammad
Farid dalam bukunya yang berujudul “Fannu Idaratil Mawaqif” mengisahkan seorang
raja zaman dahulu memanggil tiga menterinya untuk menghadap. Raja memberikan
perintah agar setiap mereka mengambil karung besar yang disediakan lalu
mengisinya dengan berbagai buah-buahan yang terbaik dari kebun yang ada
dikawasan istana raja. Sang raja melarang mereka untuk meminta bantuan dari
orang lain untuk mengerjakan tugas tersebut.
Pada hari pertama
pasca menerima tugas yang mereka anggap aneh dan tak biasa itu, masing-masing menteri
tersebut memiliki persepsi yang berbeda-beda dalam melaksanakan tugasnya. Menteri
pertama dengan semangatnya ia melakukan tugas tersebut dengan baik. Ia memilih
buah-buahan yang baik dan segar dan memenuhi karungnya dengan harapan bisa menjadikan
rajanya senang kepada hasil kerjanya.
Mentri kedua, ia segera
memenuhi karungnya dengan buah-buahan seadanya yang sebagian besar buah-buahan
yang jelek, hanya bagian atas saja yang ia isi dengan buah-buahan yang baik. Ia
beranggapan bahwa sang raja tidak akan memeriksa semua isi karungnya. Adapun Mentri
ketiga maka ia tidak memilah dan memilih buah-buahan dengan anggapan yang penting
karungnya penuh dan ia segera selesai dari tugasnya yang ia anggap tidak penting
itu. Iapun mengisinya dengan rerumputan, dedaunan lalu ia tutup rapat-rapat
dengan anggapan raja tidak akan memeriksa isinya. Yang terpenting baginya ia telah
memenuhi karungnya dan terlihat sudah melaksanakan tugas dari sang raja.
Pada hari
berikutnya, raja memanggil ketiga mentri tadi dengan membawa karungnya. Setelah
mereka datang, benarlah raja tidak memeriksa satu persatu isi karungnya namun
raja memerintahkan ketiga mentri tadi beserta masing masing karungnya dimasukkan
ke sel secara terpisah dalam kurun waktu tiga bulan. Raja menyuruh pengawal
untuk menjaga masing masing sel agar dalam kurun waktu tersebut tidak ada yang
mengunjunginya dan tidak ada yang mengirimi mereka makanan apapun.
Mendengar perintah
tersebut, mentri pertama menanggapinya dengan tenang karena ia memiliki banyak
persediaan makanan berupa buah-buahan yang baik dalam karungnya. Mentri kedua
panik, karena sebagian besar isi dalam karungnya berupa buah-buahan yang rusak
dan tak layak dimakan sehingga harus menahan lapar berkepanjangan. Dan mentri
ketiga lebih panik lagi, bagaimana tidak, ia harus memakan rerumputan dan
dedaunan yang ia kumpulkan dalam karungnya selama waktu tersebut. [mawdoo3 com]
Kisah ini mengingatkan
kita bahwa setiap orang akan mendapatkan hasil yang setimpal dengan perbuatannya.
Jika perbuatannya baik maka ia akan mendapatkan kebaikannya dan sebaliknya jika
perbuatannya jelek maka ia akan mendapatkan kejelekannya sendiri. Demikianlah,
sehingga ada pepatah mengatakan :
مَنْ يَزْرَعْ يَحْصُدْ
Barang siapa yang
menanam maka ia akan menuainya.
Sebagaimana dalam
hadits utama di atas, Rasul SAW bersabda : "Barangsiapa yang memberi
kemudharatan kepada seorang muslim, maka Allah akan memberi kemudharatan
kepadanya, barangsiapa yang merepotkan (menyusahkan) seorang muslim maka Allah
akan menyusahkan dia." [HR Abu Dawud]
Dan sebaliknya,
Rasul SAW juga bersabda :
وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ اللَّهُ عَلَيْهِ فِى
الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ
Barangsiapa
memudahkan urusan seseorang yang dalam keadaan kesulitan maka Allah akan memudahkan
urusannya di dunia dan akhirat. [HR Muslim]
Senada dengan hal
itu di dalam Al-Quran disebutkan dalam QS An-Nisa : 123, QS Yunus : 27, QS Ar-Rahman
: 60 dan lainnya. Allah SWT juga berfirman :
وَلِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأَرْضِ لِيَجْزِيَ
الَّذِينَ أَسَاءُوا بِمَا عَمِلُوا وَيَجْزِيَ الَّذِينَ أَحْسَنُوا بِالْحُسْنَى
Dan hanya kepunyaan Allah-lah apa yang ada di langit
dan apa yang ada di bumi supaya Dia memberi balasan kepada orang-orang yang
berbuat jahat terhadap apa yang telah mereka kerjakan dan memberi balasan
kepada orang-orang yang berbuat baik dengan pahala yang lebih baik (surga). [QS
An-Najm : 31]
Ada juga peribahasa
lainnya, yaitu :
يَدَاكَ أَوْكَتَا وَفُوْكَ نَفَخَ
“Kedua tanganmu mengikatnya dengan kencang dan mulutmu
meniup”.
Peribahasa
ini berawal dari kisah seorang pemuda yang hendak menyeberang sungai. Karena tidak pandai berenang maka
orang-orang memberinya semacam balon yang terbuat dari kulit. Orang-orang
menyuruhnya agar meniup balon itu lalu mengikatnya rapat-rapat. Ternyata pemuda
itu meniup dengan asal-asalan dan mengikatnyapun
tidak dengan rapat. Ketika ia menyeberang sungai maka ia hampir tenggelam
karena balon yang dibawanya kempes
karena udaranya keluar semua akibat talinya longgar. Iapun berteriak
minta tolong dan orang-orang disekitar mengingatkan kembali nasehat yang telah
mereka sampaikan dan mereka hendak menyadarkan bahwa apa yang terjadi adalah
hasil perbuatannya sendiri. [al-sharq com]
Wallahu
A’lam Semoga Allah al-Bari membuka hati dan fikiran kita untuk beramal dengan sungguh-sungguh karena
semua amalan akan kembali kepada kita sendiri.
Salam
Satu Hadits
Dr.H.Fathul
Bari.,SS.,M.Ag
Pondok
Pesantren Wisata
AN-NUR
2 Malang Jatim
Ngaji
dan Belajar Berasa di tempat Wisata
Ayo
Mondok! Mondok Itu Keren!
NB.
“Ballighu
Anni Walau Ayah” Silahkan Share sebanyak-banyaknya kepada semua grup yang ada.
Al-Hafidz Ibnul Jawzi berkata : _Barang siapa yang ingin amalnya tidak terputus
setelah ia wafat maka sebarkanlah ilmu (agama)._ [At-Tadzkirah Wal Wa’dh]