ONE DAY ONE HADITH
Diriwayatkan dari
Ibnu Abbas RA, Rasul SAW bersabda :
نَزَلَ
الْحَجَرُ الْأَسْوَدُ مِنَ الْجَنَّةِ وَهُوَ أَشَدُّ بَيَاضًا مِنَ اللَّبَنِ
فَسَوَّدَتْهُ خَطَايَا بَنِي آدَمَ
“Hajar aswad turun
dari surga dalam keadaan batu tersebut berwarna putih lebih putih daripada susu
lalu ia menjadi hitam sebab dosa manusia”. [HR Tirmidzi]
Catatan Alvers
Di dunia ini, ada
satu benda yang menjadi magnet luar biasa. Semua benda secara imaginer
mengelilinginya. Apa itu? Ka’bah. Ya benda kotak hitam itu dikelilingi ribuan
manusia setiap harinya bahkan seandainya kita terbang ke atas dan melihat
kebawah, kita akan menemukan semua kaum muslimin membentuk lingkaran -lingkaran
dari kecil hingga besar. Bukankah semua ummat muslim sholat menghadap ka’bah
dari segala penjuru.
Di ka’bah sendiri,
ada satu magnet yang memiliki daya tarik luar biasa, yang menjadikan ribuan
orang berebut untuk mendekat untuk menyentuhnya. Apa itu? Hajar Aswad. Ia
adalah batu dari surga. Rasul SAW bersabda :
لَوْلَا
مَا مَسَّهُ مِنْ أَنْجَاسِ الْجَاهِلِيَّةِ مَا مَسَّهُ ذُو عَاهَةٍ إِلَّا
شُفِيَ وَمَا عَلَى الْأَرْضِ شَيْءٌ مِنَ الْجَنَّةِ غَيْرُهُ
Seandainya hajar
aswad tidak disentuh oleh najisnya jahiliyah niscaya tidaklah orang sakit
mengusapnya melainkan ia akan sembuh dan tidak ada barang dari surga dimuka
bumi selainnya. [HR Baihaqi]
Hajar Aswad, Hajar
artinya batu dan aswad artinya hitam. Batu hitam ini dulunya putih sebagaimana
dijelaskan dalam hadits utama di atas “Hajar aswad turun dari surga dalam
keadaan batu tersebut berwarna putih lebih putih daripada susu lalu ia menjadi
hitam sebab dosa manusia”. [HR Tirmidzi]
Sebagian orang atheis
menentang hadits ini, mereka berkata: bagaimana bisa batu menjadi hitam karena
dosa orang musyrik namun tidak bisa diputihkan kembali dengan ketaatan dari
ahli tauhid? Maka Ibnu Quthaibah menjawab : “jika saja Allah berkehendak
demikian maka bisa saja akan tetapi Allah menetapkan adat bahwa warna hitam itu
memberikan warna bukan terwarnai. Ini kebalikannya warna putih” [Fathul Bari]
Al-Muhibb At-Thabari
memiliki jawaban lain : “Keberadaan hajar aswad yang tetap berwarna hitam itu
memberikan pelajaran Yaitu:
إِنَّ
الْخَطَايَا إِذَا أَثْرَتْ فِي الْحَجَرِ الصَّلْدِ فَتَأْثِيْرُهَا فِي
الْقَلْبِ أَشَدُّ
“Kesalahan itu bisa
berefek pada batu yang keras maka tentunya kesalahan akan lebih besar efenya
pada hati.” [Fathul Bari]
Magnet hajar aswad
begitu kuat sehingga banyak orang berdesak-desakan untuk menciumnya sehingga
mereka lupa bahwa hal yang demikian bisa menyakiti orang lain. Rasul SAW
berpesan kepada Umar RA. Beliau bersabda :
يَا
عُمَرُ، إِنَّكَ رَجُلٌ قَوِيٌّ، لَا تُزَاحِمْ عَلَى الْحَجَرِ فَتُؤْذِيَ الضَّعِيفَ،
إِنْ وَجَدْتَ خَلْوَةً فَاسْتَلِمْهُ، وَإِلَّا فَاسْتَقْبِلْهُ فَهَلِّلْ
وَكَبِّرْ
Wahai umar, Engkau
berbadan kuat maka jangan engkau berdesakan untuk mencium hajar aswad sehingga
engkau menyakiti orang lain. Jika sepi maka ciumlah hajar aswad namun jika
tidak maka menghadaplah kepadanya bacalah “bismillah Allahu Akbar” [HR Ahmad]
Meskipun hajar aswad
adalah batu yang berasal dari surga, namun motivasi menciumnya bukan karena hal
itu. Diriwayatkan dari ‘Abis bin Rabi’ah, ia berkata, “Aku pernah melihat ‘Umar
bin Al-Khatthab RA mencium hajar Aswad. Lantas ‘Umar berkata :
إِنِّي
لَأُقَبِّلُكَ وَأَعْلَمُ أَنَّكَ حَجَرٌ لَا تَنْفَعُ وَلَا تَضُرُّ وَلَوْلَا
أَنِّي رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُقَبِّلُكَ
لَمْ أُقَبِّلْكَ
“Sesungguhnya aku
menciummu dan aku tahu bahwa engkau hanyalah batu yang tak memberi manfaat
ataupun bahaya. Seandainya aku tidak melihat Rasulullah SAW, maka tentu aku
tidak akan menciummu.” [HR Ahmad]
Di samping dengan
perbuatan, Nabi SAW memberikan motivasi dengan ucapan. Beliau bersabda :
وَاللَّهِ
لَيَبْعَثَنَّهُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ لَهُ عَيْنَانِ يُبْصِرُ بِهِمَا
وَلِسَانٌ يَنْطِقُ بِهِ يَشْهَدُ عَلَى مَنْ اسْتَلَمَهُ بِحَقٍّ
“Demi Allah, Allah
akan membangkitkan hajar aswad pada hari kiamat dan ia memiliki dua mata yang
bisa melihat, memiliki lisan yang bisa berbicara dan ia akan bersaksi bagi
siapa yang mengusapnya dengan benar.” [HR Turmudzi]
Disunnahkan untuk
mengusap hajar aswad, menciumnya dan meletakkan dahi di atasnya. Jika tidak
memungkinkan karena berdesakan maka dianjurkan mengusap saja, jika tidak bisa
maka berisyarah dengan tangan atau dengan sesuatu yang ada di tangan kemudian
menciumnya sambil membaca :
بِسْمِ
اللهِ واللهُ أْكْبَرُ اللهُمَّ إيمَاناً بِكَ وَتَصْدِيقاً بِكَتابِكَ ووفاءً
بعهدِك واتباعاً لسنةِ نَبِيك مُحَمدٍ - صلى الله عليه وسلم
Dengan nama Allah,
Allah maha besar, aku beriman kepada-Mu dan membenarkan kitab-Mu, memenuhi
janji-Mu dan mengikuti sunnah nabi-Mu Muhammad SAW. [Al-Idlah]
Wallahu A’lam, semoga Allah
Al-Bari membuka hati kita agar tidak berbuat sesuatu melainkan sesuai dengan tuntunan
Nabi SAW.
Salam Satu Hadits
Dr.H.Fathul Bari.,SS.,M.Ag
Pondok Pesantren Wisata
AN-NUR 2 Malang Jatim
Ngaji dan Belajar Berasa di
tempat Wisata
Ayo Mondok! Mondok Itu Keren!
NB.
“Ballighu Anni Walau Ayah”
Silahkan Share sebanyak-banyaknya kepada semua grup yang ada. Al-Hafidz Ibnul
Jawzi berkata : _Barang siapa yang ingin amalnya tidak terputus setelah ia wafat
maka sebarkanlah ilmu (agama)._ [At-Tadzkirah Wal Wa’dh].